The Great Show Ep 12 Part 3

Sebelumnya...


Walikota Jung sudah pergi. Bong Joo melampiaskan frustasinya dgn minum2.

Bong Joo : Waktuku dua tahun sebelum depositoku selesai. Aku membuat satu hubungan buruk dan melihat kekacauan ini.

Walikota Jung : Berhentilah mengulanginya. Kau sudah mengatakannya. Bertahanlah beberapa bulan.

Bong Joo nangis.

Dae Han : Hei. Kau pikir aku akan mengajak siapa ke Dewan? Siapa lagi selain kau bukan? Kau nomor satuku, ya?


Walikota Jung : Kau kehilangan semua koneksimu dan tidak akan mendapat nominasi. Bagaimana kau bisa masuk ke Dewan? Mungkin aku akan masuk Dewan sebelum kamu.

Dae Han langsung mengangkat sumpitnya dan berniat memukul Bong Joo.

Dae Han : Kurang ajar. Kenapa kau berkata begitu?

Bong Joo : Apa kau gila? Jika marah, masuklah ke Dewan. Jika kau kalah lagi, aku bersumpah... aku tidak peduli kita berteman dan kau lebih tua. Aku akan menghajarmu.

Dae Han : Astaga. Andai aku bisa memukulmu.

Bong Joo : Sial.


Paginya,, Dae Han yang sedang menyetir, dihubungi Bong Joo.

Bong Joo sendiri lagi menemani si kembar main. Song Yi asyik sendiri dgn mainannya, sedangkan Tae Poong duduk di bahu Bong Joo.

Bong Joo tanya, Dae Han kapan pulang?

Bong Joo : Aku masih pengar. Aku merasa akan mati.

Dae Han : Hei, aku baru saja pergi. Jangan cengeng.

Bong Joo : Aku tidak cengeng.


Tae Poong teriak : Hei, kuda! Cepat lari!

Bong Joo mengarahkan ponselnya ke Tae Poong.

Tae Poong : Cepat!

Bong Joo : Kau dengar itu, bukan?

Dae Han : Kedengarannya kau bersenang-senang. Aku akan membawakanmu wortel saat pulang.


Dae Han kemudian masuk ke kafe, menemui Joon Ho yang sudah menunggunya disana.

Dae Han mengaku terkejut saat Joon Ho tiba2 mengajaknya bertemu.

Joon Ho pun berkata bahwa ia akan mencoba mempercayai Dae Han.

Joon Ho : Kau tampak bersikap tulus pada para pedagang tadi.

Dae Han : Kau membuatku merasa ngeri. Bersikaplah seperti biasanya.


Joon Ho : Aku bertemu dengan Pak Lee kemarin. Aku membawakan proposalku, tapi dia bahkan tidak melihatnya. Kurasa Woods tidak pernah berniat bernegosiasi.

Dae Han : Kurasa juga begitu. Para bedebah itu berencana memakai 10 persen itu untuk hal lain.

Joon Ho : Itu sebabnya aku menyelidiki penjualan lahan penjara.

Dae Han kaget mendengarnya.

Joon Ho : Ada perusahaan yang mengejar 10 persen itu dengan agresif. Seolah-olah mereka tahu bahwa Woods akan menyerahkan tanah itu.

Dae Han : Siapa itu?

Joon Ho : Hojig Construction.

Dae Han : Hojig Construction?

Joon Ho : Perusahaan punya beberapa anak perusahaan berfokus di pembangunan. Balai Kota Inju berusaha menjual lahan itu kepada Hojig Construction.

Dae Han : Jadi, maksudmu Hojig Construction dan Balai Kota Inju terhubung, bukan?

Joon Ho : Benar.


Dae Han : Aku menghargai informasi bagus, tapi kenapa kau memberitahuku?

Joon Ho : Kau pasti sudah tahu.

Dae Han : Apa?

Joon Ho : Wali Kota Jung bekerja sama dengan ayahku. Jika aku menyelidikinya, pada akhirnya hal itu akan berakhir di ayahku. Aku tidak bisa melakukan itu.

Dae Han : Kurasa kau benar-benar menyatakan dirimu mandiri dari ayahmu.

Joon Ho : Jangan salah paham. Aku tidak akan menyerah dalam pemilu. Aku juga tidak akan merelakan Soo Hyun.


Sekarang,, Joon Ho sudah kembali menyetir mobilnya. Joon Ho yg sedang menyetir, teringat percakapannya dgn Dae Han soal pemilu dan Soo Hyun.

Flashback...


Dae Han : Kau bilang ingin bermain adil, bukan? Baik. Mari kita coba. Mari bermain adil.

Flashback end...


Dae Han kembali ke rumah.

Dae Han : Hai, kau bersenang-senang?

Bong Joo sontak menyuruh Dae Han diam.

Si kembar sendiri tertidur di pangkuan Bong Joo.


Bong Joo berbisik, mengatakan, dirinya hampir tak bisa menidurkan si kembar.

Dae Han berbisik, menanyakan soal Hojig Construction.

Bong Joo : Mari bicara di sana.

Dae Han duluan ke kamarnya.

Bong Joo pelan2 memindahkan kepala si kembar dari pangkuannya.


Dae Han dan Bong Joo mulai memeriksa situs web Hojig.

Bong Joo : Aku hanya masuk ke situs mereka.

Muncul lah profil Kim Tae Hoon, sbg CEO Hojig.


Lalu Dae Han memasang foto CEO Kim di papan tulis.

Dae Han : Cari informasi mengenai Hojig Construction. Aku akan memikirkan rencana.

Bong Joo : Kau membuatku bekerja keras padahal tidak membayarku.

Dae Han : Bong Joo. Kita harus masuk ke Dewan Nasional. Bersama-sama.

Bong Joo : Ya, kita harus.


Bong Joo mulai menggali ttg CEO Kim.

Ia menyelidiki CEO Kim yg alumni Fakultas Ekonomi Universitas Yunjin.

Bong Joo mencari tahu soal asosiasi universitas itu dan menemukan artikel tentang Malam Amal Universitas Yunjin. Di artikel itu, mereka menemukan foto Pak Lee dan CEO Kim.


Dae Han memasang foto Pak Lee di papan dan membuat garis panah yg menghubungkan foto Pak Lee dan CEO Kim.

Di atas garis panah, Dae Han menulis 'teman kuliah'.


Bong Joo terus menggali. Giliran Pak Baek yang ia gali. Ia menemukan artikel bahwa CEO Kim adalah pendukung Pak Baek.

Dae Han memasang foto Pak Baek di papan dan menghubungkan foto Pak Baek dan CEO Kim dgn garis panah dan di atas garis panah ia menulis 'Penggemar Pak Baek'.


Dae Han lalu memasang foto Walikota Jung dan menghubungkan foto CEO Kim dan Walikota Jung dgn panah. Di atas garis, ia menulis 'Lobi'.

Sementara di garis panah yang menghubungkan foto Pak Lee dan Pak Baek, ia menulis 'berhubungan darah'.

Berhubungan darah"


Terakhir, ia memasang foto Kyung Hoon. Dan foto Kyung Hoon dan CEO Kim ia hubungkan dgn garis panah yg ia tulis 'lobi' juga.


Bong Joo masih menggali soal CEO Kim dan menemukan artikel menarik.

Bong Joo : Anggota Dewan Wi, lihat.

Dae Han pun langsung melihat artikel yg ditemukan Bong Joo.

Artikel yang ditemukan Bong Joo adalah artikel ttg perusahaan Hojig yg sebelumnya bernama Taehoon Elevators.


Dae Han pun ingat cerita Pak Jung ttg penyebab kematian Ji Hyun.

Dae Han : Taehoon Elevators? CEO Hojig Construction, Kim Tae Hoon. Dan pendahulunya, Taehoon Elevators, Kim Tae Hoon.


Soo Hyun dan tim nya pulang. Soo Hyun masih menolak naik lift. Ia berdalih, itu caranya berolahraga.

Soo Hyun lalu pergi ke tangga. Saat menuruni tangga, ia di SMS Dae Han yg mengajaknya bertemu.


Dae Han dan Soo Hyun bertemu di sebuah kafe. Soo Hyun mengaku bahwa ia hampir saja menelpon Dae Han.

Dae Han : Kenapa?

Soo Hyun : Untuk meminta maaf. Kurasa aku melewati batas.

Dae Han : Kau tidak melewati batas. Kata-katamu membantuku sadar. Marahi aku lagi jika aku melakukan hal bodoh. Aku akan sadar.

Soo Hyun : Kau ingin menemuiku untuk ini?


Dae Han : Aku mendeteksi kemungkinan korupsi di Proyek Mal Woods.

Soo Hyun : Korupsi macam apa?

Dae Han : Sebuah perusahaan mencoba membangun kompleks perumahan di samping mal itu. Namanya Hojig Construction. Mereka tumbuh secara eksponensial dalam 10 tahun terakhir. Dari yang kuketahui, CEO-nya, Kim Tae Hoon, berteman dekat dengan Lee Kang Hun dari Woods. Dan dia adalah Ketua Asosiasi Pendukung untuk Baek Soo Chang dari Partai Progresif. Kurasa Wali Kota Jung bergabung dengan grup yang terdiri dari Anggota Dewan Baek, Kim Tae Hoon, dan Lee Kang Hun.

Soo Hyun : Tapi itu tidak cukup membuktikan adanya korupsi. Tidak ilegal membangun gedung di samping Mal Woods.

Dae Han : Benar. Tapi bagaimana jika Wali Kota Jung dan Lee Kang Hun memberikan perlakuan khusus kepada Hojig setelah menerima suap? Itu menjadi cerita yang berbeda.

Soo Hyun : Perlakuan khusus seperti apa?


Dae Han : Lee Kang Hun dan Wali Kota Jung mengatur agar Woods harus menyerahkan 10 persen lahan. Kota Inju berencana menjual lahan itu ke Hojig Construction dengan mengalihfungsikan lahan menjadi tempat tinggal. Dan itu akan menjadi tawaran yang bagus.

Soo Hyun : Apa mereka membuat sandiwara dengan para pedagang pasar untuk memberikan hak istimewa itu kepada Hojig Construction?

Dae Han : Kurasa begitu.

Soo Hyun : Bagaimana kita bisa menghukum mereka?

Dae Han : Tapi bukan itu saja.

Soo Hyun : Ada apa lagi?


Dae Han : Ingat Pasaraya Woods tempat Ji Hyun mengalami kecelakaan? Perusahaan yang memasang lift di sana adalah Taehoon Elevators, pendahulu Hojig Construction. Aku memeriksa artikel berita setelah bicara dengan ayahmu. Sangat mencurigakan karena penyebabnya tidak diketahui.

Soo Hyun : Maksudmu mereka sengaja melakukan penyelidikan buruk untuk menutupi kesalahan mereka?

Dae Han : Kurasa begitu. Untuk itu, mereka butuh kekuasaan seseorang dengan latar belakang jaksa seperti Baek Soo Chang.


Sontak Soo Hyun syok melihatnya. Soo Hyun yg syok, berusaha menenangkan dirinya dgn meneguk air putihnya, tapi tangannya gemetar saat memegang gelas.

Dae Han : Kau baik-baik saja?

Soo Hyun : Ayo.

Dae Han : Ke mana?

Soo Hyun : Jika mau membuang sampah di tempat sampah, kau harus keluar sendiri. Kau menggali korupsi di Mal Woods. Aku akan menyelidiki kecelakaan Ji Hyun.

Dae Han : Baiklah.


Soo Hyun yg sudah balik ke rumah, langsung menghubungi Penulis Ma dan Penulis Ahn.

Penulis Ma : Pasti sulit.

Soo Hyun : Aku tidak tahu.

Penulis Ahn : Katakan saja. Kami akan lakukan apa pun.

Soo Hyun : Setelah kecelakaan, ayahku melaporkan kasus itu ke acara "Gali Lebih Dalam". Dia meminta mereka menyelidiki kecelakaan lift.

Penulis Ahn : Lalu? Mereka menayangkannya?

Soo Hyun : Tidak. Mungkin manajemen atas menekan mereka.

Penulis Ahn : Aku juga curiga.

Soo Hyun : Aku akan menemui penulis yang bekerja di acara itu saat itu.

Penulis Ahn : Aku akan menyelidikinya. Temanku adalah penulis juniornya.


Besoknya, Soo Hyun langsung mencari penulis acara 'Gali Lebih Dalam'.

Berdasarkan informasi Penulis Ahn, penulis acara itu berhenti bekerja dan menghabisan waktunya dgn memanjat tebing.

Penulis : Maksudmu ayahmu yang melaporkan kasus itu?

Soo Hyun : Kau ingat?

Penulis : Tentu saja. Karena itu aku keluar. Apa pun yang terjadi, kami harus menayangkannya, tapi tekanan dari atas terlalu besar. Dan seperti pengecut, aku menyerah pada tekanan itu.


Soo Hyun : Ini bukan salahmu. Ini salah mereka.

Penulis : Kau benar.

Soo Hyun : Omong-omong, kau sudah menyelidikinya?

Penulis : Tentu saja. Aku bahkan bertemu dengan saksi pelapor dari Taehoon Elevators.

Soo Hyun : Apa yang kau temukan?

Penulis : Mereka memakai bahan yang tidak lazim untuk tali kabel lift guna menghemat biaya.


Bong Joo sedang menemani seorang bocah perempuan main ayunan di taman.

Ayah bocah itu sedang bicara dgn Dae Han.

Dae Han : Kau baik-baik saja?

"Yeouido bukan tempat untuk hidup yang baik. Aku mendengar kabarmu dari waktu ke waktu. Aku menghormatimu. Bagiku, seorang anak sudah menjadi beban. Tapi empat anak? Genrenya tampaknya horor."

"Horor? Ini lebih seperti drama manusia. Ini juga aksi patriotisme.

"Kau pembicara yang hebat. Semoga kau segera kembali ke Partai kami. Jika kau kembali, pasti akan menceriakan suasana hati."

"Karena itu aku butuh bantuanmu."

"Aku tidak punya kuasa. Ada yang bisa kubantu?"


"Kudengar kau tahu semua yang terjadi di Yeouido. Kau tahu Hojig Construction?"

Mendengar itu, wajah pria itu langsung berubah. Pria itu lalu pura2 tidak mendengar Hojig.

Dae Han : Begitu rupanya. Tapi kau pembohong yang buruk. Aku bisa tahu dari ekspresimu bahwa kau tahu sesuatu. Katakan kepadaku.

Pria itu tetap bungkam dan bergegas mengajak putrinya pergi karena tak ditanyai lagi.


Malamnya, Dae Han dan Soo Hyun bertemu di taman dekat rumah mereka.

Dae Han : Kau sudah bertemu dengan saksi pelapor?

Soo Hyun : Aku tidak bisa menghubunginya. Dia pindah ke Australia lima tahun lalu. Bagaimana denganmu?

Dae Han : Aku mendatangi ajudan yang tahu, tapi dia bergeming. Dia tahu sesuatu tentang Hojig Construction. Tapi dia tidak mau mengatakan apa pun. Kurasa kita berdua terjebak.

Soo Hyun : Mungkin di luar kuasa kita.

Dae Han : Jung Soo Hyun, saat satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Kita akan mencari cara.

Bersambung ke part 4...

0 Comments:

Post a Comment