The Great Show Ep 14 Part 3

Sebelumnya...


Besoknya, Dae Han kembali membuat konten.

Dae Han : Wi Dae Han milik kalian, bukan milik partai mana pun!  Semuanya, jika ada sesuatu yang kalian inginkan dariku, yang kalian butuhkan dariku, atau masalah wilayah mana pun, tempel semuanya ke sini. Aku akan melakukan yang terbaik agar itu diwujudkan. Aku akan mendengarkan suara kalian.

Dae Han menunjukkan papan yg telah ia sediakan,, lalu menunjukkan meja di depannya yg diatasnya ada kertas kecil2. Dae Han berkata, mereka bisa menuliskan suara mereka di kertas kecil itu dan menempelkannya di papan tapi tak satu pun org yg melakukannya. Kebanyakan org hanya melewatinya saja.

"Dia berusaha terlalu keras." netizen berkomentar.

Tak lama, seorang pria datang menuliskan pesan.


Dae Han lalu keluar dari rumahnya dan kembali siaran.

Dae Han : Halo, semuanya, ini Wi Dae Han. Mari kita lihat berapa banyak suara. Aku akan mendengarkan suara kalian. Kalian lihat ini? Kalian mendengar suara orang-orang? Aku akan memilih acak dan membaca dengan lantang.

Surat pertama : Tolong tunda ujian masuk universitas.

Dae Han : Aku akan berusaha maksimal untuk menundanya.

Surat kedua : Tolong tampung anak bungsuku dan besarkan dia juga.

Dae Han : Tidak bisa begini. Maaf.


Surat ketiga : Tolong cari kucingku yang hilang. Kumohon.

Dae Han : Astaga, kucingmu kabur?

Surat keempat : Bosku tidak membayarku. Aku tidak bisa melaporkannya karena takut dia akan memecatku.

Dae Han : Bos yang kejam. Aku akan bicara dengan bosmu.

Surat kelima : Gang di depan rumahku terlalu gelap dan aku takut setiap kali pulang. Tolong pasang kamera pengawas di jalan masuk taman.


Dae Ha pun bergerak ke tengah jalan.

Dae Han : Berjalan di malam hari menakutkan. Semuanya, aku akan berusaha. Wi Dae Han bisa! Semuanya, setelah beberapa keluhan masyarakat ke Balai Kota Inju, lihat! Kamera pengawas sudah dipasang! Aku akan bertanggung jawab atas kepulangan kalian saat malam. Wi Dae Han bisa!

Netizen meninggalkan komentar.

"Kenapa mereka tidak melakukannya jika semudah itu?"
"Siapa yang tahu ini semua hanya rekayasa?"


Hari berikutnya, Dae Han kembali dgn konten lainnya.

Dae Han : Kudengar Pengawas akan segera keluar. Atas nama kalian, aku akan mengajukan beberapa pertanyaan.


Dae Han langsung mendekati seorang pria.

Dae Han : Ini taman bermain untuk anak-anak. Bagaimana mungkin ada jalur dengan uretana karsinogenik? Ada komentar? Ke mana lagi Anda akan menghabiskan uang? Ada komentar?


Dae Han lalu menemui pengawas lainnya di gym.

Dae Han : Pak Pengawas, bukankah anak-anak kita seharusnya bisa berlari dengan bebas tanpa harus khawatir soal materi karsinogenik?

Para pengawas itu pun kesal diganggu Dae Han.


Selanjutnya, Dae Han menemui pengawas ketiga yg lagi makan siang.

Dae Han : Pak Inspektur, maaf mengganggu saat Anda makan siang.

Dae Han menyorot makanan yg dimakan pria itu.

Dae Han : Bayangkan timah itu, merkuri, kadmium, ftalat, dan bahan kimia berbahaya lainnya memasuki mulut anda. Bagaimana perasaan anda, Pak?


Sekarang,, Dae Han berada di lapangan sebuah sekolah.

Dae Han : Halo, semuanya. Akhirnya aku berhasil! Para murid di Kota Inju kini bisa berlarian di jalur ramah lingkungan, seperti yang kalian lihat di sini! Kami akan mencoba berlari.

Netizen langsung meninggalkan komentar.

"Astaga, itu benar-benar ampuh?"
"Dia jauh lebih baik daripada anggota dewan saat ini."
"Dahulu aku membencinya, tapi aku suka perbuatannya."
"Aku juga. Aku akan menjadi penggemar."


Sekarang, mereka melakukan siaran di kamar Dae Han.

Dae Han menunjukkan list yg ada di papan.

Dae Han : Akhirnya kita punya daftar untuk pemilihan umum. Dari Partai Progresif, ada Menteri Ha Beom Soo, yang merupakan Menteri Tanah, Infrastruktur, dan Transportasi. Menteri Ha punya sejarah hebat, dan memang benar dia lawan yang kuat, tapi tidak perlu khawatir.

Bong Joo : Begitukah?

Dae Han : Sepertinya ajudanku punya ide bagus. Mari kita dengar apa itu.


Bong Joo : Anggota Dewan Wi punya aku, Ko Bong Joo. Yang pintar.

Dae Han : Tentu.

Bong Joo : Tentu saja. Lalu?

Bong Joo tersenyum.

Dae Han : Dia pura-pura tersenyum. Lihatlah bibirnya gemetar.

Komentar netizen :

"Jika itu aku, aku akan mengutuknya."
"Wi Dae Han akan kalah karena dia."

Dae Han : Ya, ini cukup! Tentu! Wi Dae Han milik kalian, bukan partai mana pun!


Dae Han dan Bong Joo memeriksa perolehan suara terkini.

Dae Han : Kupikir akan lebih tinggi karena orang menyukai acara kita.

Bong Joo : Ini hanya permulaan.

Dae Han : Bisakah aku mencapai 16 persen dalam dua bulan?

Bong Joo : Jangan pikirkan perbedaan antara kau dan pemenang, tapi fokuslah pada 23 persen pemilih swing. 23 persen pemilih yang tidak memihak siapa pun saat ini. Jika bisa merebut hati mereka, kau punya peluang bagus untuk menang.

Dae Han : Terkadang, kau tampak pintar.

Bong Joo : Apa maksudmu? Penggalangan Dana Hebat juga ideku.


Hari berikutnya, Dae Han dan Bong Joo melakukan penggalangan dana.

Bong Joo : Akhirnya mencapai target sebesar 200.000 dolar. Dia berjanji kampanye pelukan gratis jika kita mencapai target. Sekarang kalian menyaksikan Wi Dae Han menepati janjinya.

Dae Han pun memeluk satu per satu para fansnya lalu foto2 dgn mereka.

Tapi tiba2, ponsel Dae Han berbunyi. Telepon dari ibunya Dan Bi yg mengabarkan keadaan Dan Bi. Dae Han kaget mendengarnya.


Dae Han pun pergi ke ruang duka bersama Soo Hyun.

Pak Cho sudah bebas.

Istri Pak Cho terus menangis.


Tim Soo Hyun membaca tulisan istri Pak Cho ttg Dae Han di internet.

"Berkat Anggota Dewan Wi dan keluarganya, putri kami bisa tersenyum sampai akhir. Untuk berterima kasih kepadanya, aku mengungkapkan surat yang dia tulis untuk Anggota Dewan Wi.


Joon Ho dan Reporter Nam membaca surat yg ditinggalkan Dan Bi untuk Dae Han yg diposting ibu Dan Bi.

Dan Bi :  Kepada Pak Independen, saat sudah dewasa dan bisa memilih, aku ingin memilih anda, tapi kurasa aku tidak akan bisa. Jangan menangis setelah membaca surat ini dan tersenyumlah lebar.


Reporter Nam kesal, orang-orang mengunggahnya ulang di mana-mana. Ratingnya akan melambung tinggi.

Joon Ho : Lalu kenapa? Kita bisa berusaha lebih keras!

Reporter Nam : Apa lagi yang bisa kita lakukan?

Joon Ho : Ayo. Senyum yang lebar!

Joon Ho tersenyum.

Reporter Nam tersenyum dgn kesal.

Reporter Nam : Kau ingin tersenyum sekarang?

Joon Ho tertawa.


Hari ke-24, menjelang pemilu.

Joon Ho dan timnya turun ke jalan, membagikan kartu namanya.

Joon Ho : Aku Nomor Tiga.

Reporter Nam : Halo, kami dari Tim Kang Joon Ho.


Di seberang jalan,  Hye Jin bersama orang tua Joon Ho juga turun ke jalan.

Hye Jin : Halo, ini Kim Hye Jin.

Mereka lalu bertemu seorang pejalan kaki.

Kyung Hoon : Halo, Pak. Ini Nomor Dua, Kim Hye Jin. Tolong dukung dia. Dia adalah masa depan Partai Nasionalis.

"Tapi aku melihat putra anda berkampanye di sana." jawab pria itu.


Joon Ho yg sedang kampanye, melihat orang tuanya.

Kyung Hoon : Pak, anda harus memilih partai, bukan keluarga. Pilih Nomor Dua saja.

Pria itu lalu pergi.

Ibu Joon Ho kesal, kenapa dia mengacaukan semuanya dengan mencalonkan diri independen?


Dae Han yg mendapat dukungan dari semua pedagang Pasar Inju juga sedang kampanye.

Dae Han : Semuanya, ini putra Pasar Inju. Aku nomor berapa?

"Nomor Empat!" teriak para pedagang.

Dae Han : Dan aku milik siapa?

"Rakyat!" seru mereka.

Dae Han : Aku, putra Pasar Inju dan Ayah Nasional, milik rakyat! Nomor Empat, Wi Dae Han! Percayalah kepadaku! Tolong pilih aku! Aku tidak akan mengecewakan kalian!


Dae Han dan para pendukungnya bertemu kandidat nomor 1, Ha Beom Soo bersama partai yg mencalonkannya dulu.

Dae Han : Senang melihat anda sepert ini.

Pak Baek : Aku juga. Bagaimana rasanya meninggalkan partai? Di luar dingin, bukan?

Dae Han : Tidak sama sekali. Kurasa anda belum melihat rating. Aku menyusul anda.

Pak Baek : Mudah datang, mudah pergi.


Dae Han : Itu sama sekali tidak mudah, Pak. Anda yang jalan dengan mudah dengan dukungan dari partai.

Pak Ha : Anggota Dewan Wi, obrolan begitu juga melanggar peraturan. Kau harus bermain jujur dan adil.

Dae Han : Kurasa besarnya partai membuat kalian percaya diri. Jika menjadi anda, aku akan amat malu karena ditunjuk.

Pak Baek dan Pak Ha kesal.

Pak Ha : Sampai jumpa di debat.

Dae Han : Ya, Pak. Anda juga harus bersiap. Acara itu adalah tempat kekuasaanku. Kalau begitu, semoga berhasil.

Pak Baek dan Pak Ha yg kesal pun pergi.


Dae Han dan Bong Joo sedang makan.

Bong Joo : Apa kau melihat wajah Pak Baek dan Ha Beom Soo?

Bong Joo tertawa.

Dae Han : Aku bersantai hari ini agar aku bisa membalas saat debat.


Ponsel Bong Joo berdering. Bong Joo melihat ponselnya lalu memberitahu Dae Han bahwa hasil pemungutan suara terkini sudah keluar.

Bong Joo langsung mengeceknya dan... ia terkejut.

Dae Han : Bagaimana?

Bong Joo : Kau dan Ha Beom Soo seri! 28 persen!

Dae Han : Bagus! Ini dia.

Bong Joo : Peringkat Kang Joon Ho juga naik.

Dae Han : Apa? Berapa persen?

Bong Joo : 20 persen. Kim Hye Jin mendapat 16 persen.

Dae Han : Dia mendapat 16?

Bong Joo : Tunggu. Kurasa kita belum bisa bersantai.

Dae Han : Kenapa?


Bong Joo : Jika Kang Joon Ho dan Kim Hye Jin memutuskan menjadi konservatif, totalnya 36 persen.

Dae Han : Tapi Joon Ho tidak mau. Tidak ada alasan.

Bong Joo : Menang adalah alasan dalam pemilu.

Dae Han : Kita belum bisa yakin. Lagi pula, kami masih akan berdebat. Kita sedang naik, jadi, ini hanya akan membaik. Mari makan saja. Bagus.


Ponsel Dae Han berbunyi. Telepon dari Da Jung. Da Jung bilang si kembar hilang!

Da Jung : Guru mereka bilang sudah pulang, tapi mereka belum tiba di rumah, dan aku tidak bisa menemukan mereka di mana pun.


Maka Dae Han pun langsung berlari pulang.

Disana, sudah menunggu Soo Hyun, Da Jung dan Tak.

Dae Han tanya apa yg terjadi?

Soo Hyun : Tenang. Aku menelepon polisi dan mereka dalam perjalanan kemari.

Da Jung : Bagaimana jika mereka diculik?

Dae Han : Aku yakin tidak. Jangan khawatir.

Dae Han lalu meminta Soo Hyun menjaga Da Jung sebentar dan mengajak Tak mencari si kembar. Tak mengangguk.

Tapi Da Jung ingin ikut mencari si kembar.

Dae Han melarang. Dae Han minta Da Jung memikirkan janin Da Jung.

Dae Han :  Kami akan segera kembali. Ayo.


Sampai diluar, Dae Han mengajak Tak berpencar tapi belum lagi berpencar, si kembar pulang bersama Dong Nam.

Dae Han terkejut melihat Dong Nam, sementara Tak kesal.

Dong Nam : Bagaimana kabarmu?

Dae Han : Aku baik-baik saja. Apa yang kau...

Dong Nam : Aku baru saja kembali dari Vietnam.


Tae Poong : Ayah kami bilang dia menghasilkan banyak uang di Vietnam.

Song Yi : Dia bilang akan tinggal bersama kita mulai sekarang.

Dong Nam : Tentu saja.


Tak pun meminta Dong Nam jangan bahwa si kembar tanpa memberitahu mereka.

Tak : Kami sangat cemas.

Dong Nam : Haruskah aku meminta izin untuk membawa keluar anak-anakku?

Kesal, Tak masuk duluan ke rumah. Dae Han mengajak Dong Nam masuk.


Tanpa mereka sadari, Joon Ho dan Reporter Nam melihat mereka.


Da Jung kesal melihat Dong Nam. Dong Nam tanya, kapan Da Jung lahiran? Da Jung bilang, sebulan lagi. Da Jung lalu tanya, apa Dong Nam kembali untuk selamanya?

Dong Nam : Tentu saja. Uangku cukup.

Dae Han : Jadi, jika mau tinggal dengan anak-anak, kau akan butuh tempat tinggal.

Dong Nam : Aku akan membawa mereka kembali ke tempat kami di Chuncheon.

Dae Han : Apa masih ada?

Dong Nam : Tidak ada yang mau menyewanya, jadi, pemiliknya memakainya sebagai gudang. Mungkin lusuh, tapi dahulu kami tinggal dengan ibu mereka di sana. Kami harus memulai awal baru di sana.


Tae Poong : Tidak bisakah bersama Paman Wi?

Dong Nam : Tidak, kita tidak bisa melakukan itu.

Tae Poong : Kenapa tidak? Rumah ini lebih besar dan bagus dari rumah Chuncheon.

Dong Nam : Meski besar dan bagus, ini bukan rumah kita.

Dae Han : Begini... Terutama dengan kondisi Da Jung, kenapa tidak biarkan dia di sini?

Dong Nam : Itu sudah pasti. Dia akan segera melahirkan.


Da Jung : Aku tidak akan membiarkan mereka pergi ke Chuncheon tanpa aku.

Dong Nam : Mereka anak-anakku, bukan hanya adik-adikmu.

Dae Han : Biarkan mereka tinggal di sini. Anda bisa cari tempat di dekat sini.

Dong Nam : Kenapa aku membiarkan anak-anakku tinggal dengan orang asing!


Mendengar itu, Tak marah.

Tak : Kenapa anda berteriak di rumah orang lain?

Tak lantas menatap Da Jung dan berkata bahwa ia akan mengurus Tae Poong dan Song Yi, jadi Da Jung tak perlu khawatir dan meminta Da Jung tetap di rumah Dae Han.

Tak lalu beranjak ke kamarnya.


Joon Ho dan Reporter Nam melihat hasil suara sementara mereka di papan.

Reporter Nam : Rating kalian meningkat, tapi tidak banyak.

Joon Ho : Perbedaan delapan persen bisa dikejar.

Reporter Nam : Pemilihannya tinggal dua pekan lagi. Tidak akan mudah mengejar.

Joon Ho : Kita punya debat.

Reporter Nam : Kau mungkin bisa menutup celah, tapi akan sulit untuk menyalip mereka.

Joon Ho : Kenapa?

Reporter Nam : Ada dua target. Bahkan jika aku mengambil satu, yang satunya akan menjadi masalah. Bahkan jika berhasil, kau akan menjadi yang kedua. Kau tidak dapat apa pun jika menjadi juara kedua dalam pemilu.

Joon Ho : Aku tidak bisa menjadi yang kedua. Kita mempertaruhkan nyawa untuk ini. Kita harus menang dengan cara apa pun.


Reporter Nam : Tentang pria tadi.

Joon Ho : Siapa?

Reporter Nam : Pria dengan Wi Dae Han. Pria yang bersama anak-anak.

Joon Ho : Kau mengenalnya?

Reporter Nam : Aku yakin pernah melihatnya, tapi aku tidak ingat di mana.


Kyung Hoon yg sedang di jalan,, diberitahu asistennya ttg Dong Nam yg pergi ke rumah Dae Han.

Kyung Hoon : Dae Han seharusnya mulai merasa sesak saat ini.


Di rumah, Da Jung membahas adik2nya bersama Dae Han, Jung Woo dan Soo Hyun. Da Jung bilang tak bisa membiarkan adik2nya pergi.

Da Jung : Lagi pula, itu terlalu jauh.

Jung Woo : Aku mengerti perasaanmu, tapi pikirkan Dreamy.

Soo Hyun : Perubahan tiba-tiba di lingkungan tempat tinggal tidak baik bagi ibu dan janinnya.

Dae Han : Aku juga tidak mau mengirimnya ke Chuncheon. Aku tidak bisa memercayai ayah mereka.

Soo Hyun : Tapi apa pilihan kita? Dia ayah kandung mereka.

Jung Woo : Tapi menurutmu benar dia menghasilkan uang di Vietnam?

Da Jung : Aku tidak tahu karena dia selalu berbohong.


Ponsel Dae Han berdering, telepon dari Dong Nam.

Dae Han pun bergegas pergi. Dong Nam mengajaknya minum.


Da Jung dan Jung Woo bicara di taman.

Jung Woo : Anak-anak akan baik-baik saja. Tak juga sudah sadar.

Da Jung : Dia sudah dewasa, jadi, aku tidak mencemaskannya. Tapi Tae Poong dan Song Yi masih kecil.

Jung Woo : Dreamy kita bahkan lebih kecil.


Sontak, tawa Da Jung pecah mendengarnya. Da Jung lalu mengelus perutnya dan berkata, bahwa Dreamy punya ibu dan ayah yg baik.

Jung Woo : Tae Poong dan Song Yi memiliki ayah kita, Paman Wi. Aku memercayainya sepenuhnya. Aku yakin dia akan memikirkan rencana bagus.

Da Jung : Bagus sekali memiliki ayah di sisiku.


Dae Han akhirnya tiba di bar, dimana Dong Nam sudah menunggunya.

Dae Han : Tidak perlu minum di tempat seperti ini.

Dong Nam : Kau membayar minuman kali terakhir kita minum di sini. Aku akan membayar hari ini, jadi, minumlah dengan bebas dan nikmati.

Dae Han : Aku tidak bisa minum dengan bebas. Apa yang terjadi?

Dong Nam : Apa maksudmu?

Dae Han : Kau sudah membayar lintah darat?

Dong Nam : Aku membayar mereka sepenuhnya.

Dae Han : Kukira kau berutang lebih dari 30.000 dolar yang kuberikan.


Dong Nam : Hidup adalah tentang satu skor besar.

Dae Han : Apa maksudmu?

Dong Nam : Sebenarnya, aku menghabiskan uang yang kau berikan di kasino. Setelah menghabiskan semuanya, aku hampir tidak bisa bertahan hidup tanpa pemasukan, tapi aku mendapatkan durian runtuh baru-baru ini. Aku melunasi utangku sebesar 320.000 dolar dalam satu tegukan, dan itu menyisakanku 120.000 dolar. Aku akan memakainya untuk tinggal di Chuncheon dengan anak-anak dan mengelola restoran ayam.

Dae Han : Kau serius?

Dong Nam : Kenapa aku berbohong? Kau akan senang jika kubawa anak-anak dan menghilang.

Dae Han : Sejujurnya, aku sama sekali tidak bahagia. Aku sudah terbiasa tinggal dengan anak-anak, dan anak-anak juga menyukaiku. Jadi, kumohon, pertimbangkan kembali kepergianmu ke Chuncheon.


Dong Nam : Karena kau jujur, itu membuatku ingin jujur.

Dae Han : Baik. Katakan apa pun itu. Jujur saja.

Dong Nam : Baiklah, kenapa tidak? Akan kuberi tahu semuanya. Aku tahu siapa ayah kandung Da Jung.

Dae Han kaget, siapa ayah kandungnya?

Dong Nam : Dia meninggal sebelum Da Jung lahir. Dia jatuh sampai mati.

Dae Han : Dia tewas?

Dong Nam : Dia penjahat. Kau tahu dahulu aku detektif kekerasan. Aku mencari ke mana-mana untuk menangkap pria ini, dan tepat sebelum aku menangkapnya, dia melompat ke jendela saat melarikan diri.

Dae Han : Kejahatan apa yang dia lakukan?

Dong Nam : Pemerkosaan. Sun Mi hamil Da Jung setelah diperkosa.

Sontak lah, Dae Han syok mendengarnya.


Bersambung.....

0 Comments:

Post a Comment