Skip to main content

The Great Show Ep 15 Part 1

Sebelumnya...


Dong Nam memberitahu Dae Han bahwa ia mengetahui ayah kandung Da Jung.

Dae Han : Siapa ayah kandungnya?

Dong Nam bilang,, ayah Da Jung meninggal sebelum Da Jung lahir. Ayah Da Jung jatuh dan kemudian tewas.

Dae Han bingung, jatuh dan tewas?

Dong Nam pun menceritakan kejadian yg terjadi 18 tahun lalu, sebelum Da Jung lahir.

Dong Nam : Kau tahu dulu aku detektif kekerasan. Aku mencari kemana-mana untuk menangkap pria ini....

Flashback....


Dong Nam dan tim nya mendatanginya rusun tempat ayah Da Jung tinggal.

Dong Nam : Oh Jin Taek! Buka pintunya!

Di dalam, pria bernama Jin Tae itu berusaha menahan pintu.

Tapi kemudian, Jin Taek dgn cepat berlari ke jendela.


Tepat saat itu, Dong Nam masuk dan melihat Jin Tae melompat ke bawah.

Dong Nam kaget dan melihat ke bawah. Jin Taek tewas!

Flashback end...


Dong Nam : Tepat sebelum aku menangkapnya, dia melompat ke jendela saat melarikan diri.

Dae Han : Kejahatan apa yang dia lakukan?

Dong Nam : Pemerkosaan. Sun Mi hamil Da Jung setelah diperkosa.

Dae Han syok bukan main. Setelah berhasil menguasai dirinya dari rasa syok,, Dae Han pun tanya kenapa Dong Nam membohonginya. Dong Nam bilang, Dae Han lah yg berbohong, bukan dirinya, kepada seluruh negeri.

Dong Nam : Siapa pun ayah kandung Da Jung, itu tidak penting lagi. Kau bilang dia putrimu, jadi, kau harus bertanggung jawab.


Dae Han yg marah,, menuangkan minum ke gelasnya, lalu meminum minumannya sampai habis dan membanting gelasnya ke meja sampai pecah dan tangannya terluka.

Dae Han : Terima kasih atas ceritanya. Itu tidak menyenangkan.


Dae Han berdiri dan beranjak ke pintu.

Dong Nam : Kudengar paman Da Jung berada di Incheon. Jika kau tidak memercayaiku, tanyakan kepadanya.


Dae Han lantas beranjak pergi.

Sementara tangannya terus mengucurkan darah.

-Episode 15, Kejujuran dan Kebohongan-


Da Jung menginap di rumah Soo Hyun. Mereka sudah bersiap untuk tidur. Soo Hyun memegang tangan Da Jung.

Soo Hyun : Jangan terlalu mengkhawatirkan adik-adikmu. Aku akan sering mengunjungi mereka.

Da Jung : Aku tahu tidak ada yang bisa kulakukan, tapi aku tetap tidak menyukainya.

Soo Hyun : Sudah sewajarnya tidak. Kau akan hidup terpisah dari adik-adikmu.

Da Jung : Tepat sekali.

Soo Hyun : Tapi Da Jung, Tak, Tae Poong, Song Yi, semuanya tangguh. Kau tahu itu. Mereka adikmu. Jadi, berhentilah mengkhawatirkan mereka. Dreamy akan cemburu kau terlalu memikirkan mereka.

Da Jung senyum mendengarnya.


Da Jung : Eonni, aku harus sukses sebagai seniman webtoon.

Soo Hyun : Tiba-tiba sekali. Kenapa?

Da Jung : Aku ingin memastikan aku berhasil dan membalas kebaikanmu dan Paman Wi.

Soo Hyun : Baik. Pastikan kau sukses dan membalas kami.


Tangan seorang pria tampak membanting sendok ke samping mangkuk sup.

Pria itu kemudian berkata, bahwa Dong Nam adalah sampah.

Dae Han : Apa yang dia katakan benar?

Pria itu, kakaknya Sun Mi, paman Da Jung.

"Apakah penting itu benar atau tidak? Meskipun itu terjadi kepada kakakku, kau ayah kandung Da Jung."

"Ya itu benar. Tapi aku merasa harus tahu apa yang terjadi kepada ibunya."


Pak Kim menenggak sojunya, lalu ia membenarkan cerita Dong Nam.

Pak Kim : Kami terlambat mengetahui bahwa dia hamil. Tentu saja, aku menyuruhnya melakukan aborsi. Tapi dia bilang ayahnya orang lain dan menolak. Kau kali pertama bertemu dengannya di pulau, bukan? Di Ong-do.

Dae Han : Ya.

Pak Kim : Itu terjadi kepadanya beberapa hari setelah dia kembali dari sana. Kakakku bilang dia bertemu dengan pria hebat di pulau, dan bayi itu adalah bayi pria itu.

Dae Han : Bagaimana kakakmu bisa begitu yakin?


Pak Kim : Aku yakin itu yang ingin dia percayai. Itu sebabnya dia melahirkan Da Jung.

Dae Han : Lalu kenapa dia tidak mencariku saat itu?

Pak Kim : Dia tidak ingin menjadi beban. Dia ingin tetap menjadi kenangan indah untuk orang baik.

Mata Dae Han pun langsung berkaca-kaca mendengar itu.


Usai bertemu Pak Kim,, Dae Han menyendiri di taman.

Dae Han lalu teringat kebersamaannya dgn Sun Mi di Pulau Ongdo.


Saat itu, mereka sedang makan.

Sun Mi : Ini enak.

Dae Han : Ya.

Sun Mi : Apa impianmu?

Dae Han : Menjadi anggota dewan.

Sun Mi tertawa, aku belum pernah menemui orang yang impiannya jadi anggota dewan.

Dae Han : Tidak butuh uang untuk bermimpi. Kau harus bermimpi besar.

Sun Mi : Kau ingin menjadi anggota dewan seperti apa?


Dae Han berpikir sejenak, lalu ia melihat gelas minumnya bergeser karena air embun.

Dae Han lantas meletakkan tisu dibawah gelasnya.

Dae Han : Kau lihat serbet tipis itu menstabilkan gelas yang bergoyang? Anggota Dewan semacam itu.

Sun Mi : Itu keren.


Dae Han kemudian mengambil tisu dan menuliskan sesuatu. Rupanya dia menuliskan nomornya, lalu memberikannya ke Sun Mi.

Dae Han : Jika kau masih berpikir aku keren beberapa hari kemudian, telepon aku. Kau harus melakukannya.

Flashback end...


Dae Han lalu ingat kata2 Pak Kim tadi.

Pak Kim : Kau bilang tes DNA membuktikan bahwa Da Jung adalah anakmu. Aku senang adikku tidak melakukan aborsi.


Lalu ia ingat kata2 Da Jung.

Da Jung : Ibuku memberitahuku ini sebelum dia meninggal. Kehadiranku adalah keputusan terbaik yang pernah dia buat.


Kemudian ia ingat kata2 Da Jung ke Soo Hyun di depannya.

Da Jung : Aku tahu dia ayah kandungku saat aku kelas delapan. Aku belum pernah bertemu dengannya, tapi aku sangat bangga mengetahui dia ayah kandungku.

Flashback end....


Tangis Dae Han pun seketika pecah.


Besoknya, para kandidat melakukan kampanye lagi.

Sudah hari ke-13 menjelang pemilu.


Bong Joo memberikan kartu nama Dae Han ke seorang pria tua pejalan kaki.

Pria itu membandingkan foto Dae Han di kartu nama dengan wajah Bong Joo.

"Kau tampak sangat lesu setelah membesarkan anak-anak."

"Aku bukan Wi Dae Han. Aku manajer kampanyenya."

"Kau pasti lelah." Pria itu berlalu begitu saja.


Bong Joo pun langsung membandingkan mukanya dgn muka Dae Han.

Bong Joo lantas menghubungi Dae Han.


Dae Han : Apa lagi? Aku sedang sarapan.

Bong Joo : Ini bukan saatnya sarapan. Kau tidak tahu jam sibuk adalah waktu kampanye puncak?

Dae Han : Aku tahu. Tapi anak-anak akan ke Chuncheon. Aku harus makan dengan mereka. Bekerjalah dengan keras. Kita bicara nanti. Baiklah.

Dae Han menyudahi pembicaraannya dgn Bong Joo.


Da Jung melirik tangan Dae Han yg diperban.

Da Jung : Tangan anda terluka?

Dae Han : Hanya sedikit.


Song Yi : Ayah, haruskah kita pergi ke Chuncheon?

Dong Nam : Sudah ayah bilang, bukan? Kalian harus ke Chuncheon.


Tae Poong merengek, aku juga tidak mau pergi. Mari kita semua tinggal di sini. Kumohon.

Dong Nam : Berapa kali harus ayah katakan? Kalian tidak memberi ayah pilihan. Jika terus tinggal di sini, kalian akan melupakan siapa ayah kandung kalian.


Da Jung lalu meletakkan daging ke mangkuk Song Yi.

Dae Han menatap Dong Nam.

Dae Han : Bisakah kita mengobrol setelah sarapan?


Dae Han dan Dong Nam bicara di taman.

Dae Han : Ibu Da Jung percaya aku ayahnya dan melahirkan Da Jung. Bagaimana kau tahu aku bukan ayah kandung Da Jung?

Dong Nam : Setelah menikahi Sun Mi, aku sadar Da Jung mungkin anak Oh Jin Taek. Itu membuatku kehilangan semua kasih sayang kepadanya. Jadi, aku melakukan tes DNA tanpa memberi tahu Sun Mi. Dan dia benar-benar anak Oh Jin Taek. Tapi aku tidak bisa memberi tahu Sun Mi.

Dae Han : Jadi, siapa lagi yang tahu soal ini?

Dong Nam : Ini tidak baik dibicarakan.

Dae Han : Seperti yang Sun Mi percayai, Da Jung adalah anakku. Da Jung mungkin bukan darahmu, tapi dia juga bukan orang asing.


Dong Nam : Apa maksudmu?

Dae Han : Tolong rahasiakan ini sampai mati demi Da Jung. Kumohon kepadamu. Ya? Aku meminta belas kasihanmu. Kumohon.

Dong Nam : Baiklah.

Dae Han : Terima kasih banyak.


Tae Poong, Song Yi dan Tak bersiap pergi.

Jung Woo berkata pada Dae Han kalau mereka akan mengikuti mereka pindah.

Jung Woo : Ayah harus fokus hanya pada kampanye pemilu.


Dae Han lalu menatap Tak.

Dae Han : Tak, kau sudah melewati masa pubertas?

Tak : Itu kisah lama. Jangan cemaskan kami. Menangi saja pemilu. Jika kalah lagi, anda akan mempermalukanku.


Dae Han kemudian beralih pada si kembar.

Dae Han : Maaf aku tidak bisa ikut dengan kalian.

Tae Poong : Tidak apa-apa. Kami 9 tahun.


Song Yi : Aku punya sesuatu untuk anda.

Song Yi memberi saputangan ibunya ke Sun Mi.

Song Yi : Jika anda menyimpannya, seolah-olah aku selalu bersama anda.

Dae Han : Terima kasih. Aku akan menyimpannya.


Song Yi kemudian menatap Soo Hyun.

Song Yi : Jika merindukanku, kalian bisa meminjam saputangan dari Paman Wi.


Da Jung yang tangisnya sudah keluar, lari ke kamar.

Di kamar, Da Jung menangis.

Bersambung ke part 2.....

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 23 Part 1

Sebelumnya.... Hae Gang masih belum siuman. Diluar, Jin Eon terus berteriak ingin kembali dengan Hae Gang. Di dalam, Hae Gang mulai sadar. Jin Eon terus berteriak, memohon agar Hae Gang mau memberinya satu kesempatan lagi. Baek Seok yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi pun langsung mencengkram kerah baju Jin Eon. “Bagaimana bisa begitu mudah bagimu? Bagaimana mungkin cinta sesederhana itu bagimu? Apa? Kau ingin kembali? Bagaimana caranya kau kembali? Dia ditikam setelah menemukan jalan pulangnya! Di depan mataku, dia hampir mati! Baik kau dan aku tidak memiliki tempat untuk kembali. Kau lah satu2nya orang yang mendorongnya ke jurang! Kau orang yang mendorongnya ke jurang sebanyak dua kali! Kau mencampakkannya! Setelah kau mencampakannya, kenapa? Kenapa sekarang, setelah semua yang terjadi? Tidak ada ingatan tentangmu selama 4 tahun ini! Kenapa? Kau membuatku mencintainya, lalu kenapa? Saat cintaku begitu sulit… saat aku mencintaimu, membuatku bahkan tidak bernapas…” ucap...