Di akhir part sebelumnya,, Dae Han dihubungi oleh anggota dewan yg memberinya infomasi soal Hojig.
Nah sekarang, Dae Han sedang dalam perjalanan, bersama anggota dewan itu.
Sepanjang perjalanan, sopir si anggota dewan terus mengoceh karena kesal Dae Han tidak masuk nominasi padahal Dae Han yg peringkatnya paling tinggi dari seluruh calon nominasi.
"Tidak ada yg lebih baik dari Ayah Nasional. Kenapa kau mengacau Hojig Construction?" sewotnya.
"Bisa kami bicara?" tanya si Anggota Dewan.
"Aku tidak bisa menahannya. Maaf, Pak." jawab sang sopir.
Dae Han lantas bertanya, mereka mau kemana?
Si anggota dewan berkata, mereka akan makan nasi mangkuk.
Mereka pun tiba di pasar yang menjual nasi mangkuk. Dae Han pun bingung sendiri dibawa kesana.
"Aku ingin makan nasi mangkuk dan menunjukkan kepadamu bahwa bukan hanya kau yang mengalami masa sulit. 400.000 orang belajar untuk ujian PNS. Berapa banyak anak muda yang menurutmu bermimpi menjadi PNS saat mereka masih kecil?" ucap si anggota dewan.
Dae Han pun melihat sekelilingnya. Di pasar itu, penuh dgn anak-anak muda yg berjuang untuk menjadi PNS.
Dae Han : Kurasa tidak banyak.
"Lalu kenapa menurutmu 400.000 anak muda itu belajar sangat keras tanpa sempat makan?" tanya si anggota dewan lagi.
"Kurasa itu karena masa depan mereka tidak stabil." jawab Dae Han.
"Tepat sekali. Mereka memilih pekerjaan stabil alih-alih uang karena hidup mereka tidak stabil. Dan kita, para politisi, yang membuat negara seperti ini." ucap si anggota dewan.
"Anda benar, Pak. Para politisi yang hanya peduli mempertahankan posisi mereka dan tidak berpikir dua kali tentang rakyat membuat negara ini menjadi tempat yang tidak stabil." jawab Dae Han.
"Kau bilang akan mengambil jalan yang benar, alih-alih hanya mengikuti teori." singgung si anggota dewan.
Dae Han pun berkata, ia harus dinominasikan terlebih dulu.
"Hanya karena bukan dari partai, bukan berarti tidak bisa mencalon. Orang mungkin tidak menunjukkannya karena takut, tapi semua orang tahu kau dikecualikan secara tidak adil. Kini kau punya alasan untuk pergi dari partai dan mencalonkan diri secara independen. Jika kau terpilih sebagai independen, itu akan menjadi aset yang sangat berharga untukmu."
"Anda ada benarnya, tapi mereka akan mencalonkan orang hebat agar tidak ada masalah dengan keputusan Pak Baek. Jika kucalonkan diri independen, suara partai progresif terbagi. Begitu pula dengan suara konservatif." jawab Dae Han.
"Kang Joon Ho juga mencalonkan diri sebagai independen. Mereka bilang orang-orang memilih partai dan bukan calonnya, tapi ada banyak pemilih yang benci partai yang ada. Jika kita bisa menarik suara itu untukmu, kau masih punya kesempatan." ucap si anggota dewan.
"Kalau begitu, kuncinya adalah mengunci masalah, bukan? Sesuatu yang akan mendapat suara mereka yang benci politik saat ini." tanya Dae Han.
"Itu dia." jawab anggota dewan.
Mendengar itu, semangat Dae Han membara lagi.
Dae Han : Terima kasih banyak, Pak. Mari makan nasi mangkuk lain kali. Setelah aku terpilih. Aku akan menelepon anda, Pak. Terima kasih.
Dae Han langsung pergi.
Si anggota dewan tersenyum melihatnya.
Semuanya terkejut saat Dae Han bilang akan mencalonkan diri sbg independen.
Dae Han : Kenapa sangat terkejut?
Bong Joo : Tentu saja, kami akan terkejut. Keluar dari partai bukan masalah sepele!
Pak Jung : Keluar dari partai? Apa itu artinya dia mencalonkan diri sebagai independen? Akan lebih sulit baginya untuk terpilih.
Bong Joo : Terpilih? Tidak akan mudah melewati 15 persen. Maka kita tidak akan mendapatkan uang kampanye kita kembali. Kau akan berutang!
Dae Han : Sama halnya dengan Joon Ho.
Bong Joo : Kalian tidak berada di posisi yang sama. Dia lajang dan dia bisa kembali ke firma hukum jika kalah, tapi kau bahkan mengalami gangguan panik saat kalah waktu itu.
Mendengar Bong Joo menyebutnya mengalami gangguan panic, sontak ia malu dan langsung membekap mulut Bong Joo.
Dae Han : Astaga, kau dan mulutmu.
Da Jung : Dia tidak mencalonkan diri sebagai independen. Dia bagian dari Keluarga Hebat.
Dae Han : Benar. Aku punya partai. Partai Hebat. Dan kalian anggotanya, bukan?
Jung Woo : Ayah. Aku juga akan membantu. Aku akan membuatkan lagu tema.
Dae Han : Itu dia. Aku suka antusiasmenya.
Tak : Ayah juga harus memulai acara. Widaehan TV. ^Baru ngeh sy kenapa judul drama ini Widaehan Sho. Kirain artinya pertunjukan Wi Dae Han, lah tau2nya widaehan itu artinya sempurna.
Dae Han : Apa? Widaehan TV? Itu juga terdengar bagus. Haruskah aku langsung membuka saluran? Tapi bukan itu saja. Kau akan membutuhkan konten.
Bong Joo : Kurasa kau butuh acara promosi yang akan membuat orang tahu kau akan mencalonkan diri.
Pak Jung : Kalau begitu, kenapa kau tidak mulai berpromosi di acara kami? Kau tahu ada berapa banyak pemirsa.
Dae Han : Terima kasih, tapi masa kampanye resminya belum dimulai, jadi, itu mungkin melanggar hukum pemilu.
Pak Jung : Benarkah? Kenapa sulit sekali?
Bong Joo : Atau kau bisa mengadakan konferensi pers.
Dae Han : Itu terlalu membosankan. Aku harus membedakan diri.
Tae Poong memberi saran.
Tae Poong : Kenapa paman tidak berpakaian lucu, seperti lobak?
Sontak semua tertawa, kecuali Soo Hyun yg mendukung ide Tae Poong.
Soo Hyun : Kurasa itu akan membantu orang mengingatmu. Benar. Orang-orang menyukai hal lucu dan aneh belakangan ini.
Dae Han : Tapi bagaimana aku bisa berdandan seperti lobak? Aku akan terlihat seperti orang bodoh.
Tapi Dae Han tetap melakukannya. Ia memakai kostum lobak dan mendatangi pasar yg menjual nasi mangkuk.
Bong Joo sibuk merekam Dae Han.
Dae Han : Halo. Aku Ayah Nasional, Wi Dae Han. Senang bertemu dengan kalian. Semuanya, kalian tahu kenapa aku berpakaian seperti lobak? Sayangnya, aku gagal lolos tahap seleksi untuk nominasi Partai Progresif. Semua usahaku selama empat tahun ini menjadi sia-sia dan aku sangat frustrasi serta bahkan putus asa. Namun, aku memutuskan untuk hanya mengandalkan dukungan rakyat dan mencalonkan diri independen tanpa partai! Ada alasan aku mencalonkan diri sebagai independen di sini.
Di restoran, Pak Jung, Bu Yang dan Jung Woo serius menyaksikan siaran langsung Dae Han.
Soo Hyun dan timnya juga.
Dae Han : Aku ingin meminta maaf dengan tulus karena merusak masa muda kalian yang cerah dengan kegelisahan masa depan, tes tidak berujung, dan apartemen studio kecil. Sebagai salah satu politikus yang mengubah negara ini menjadi tempat tanpa mimpi, aku ingin meminta maaf dengan tulus.
Sementara Pak Baek kesal menontonnya. ^Geli lihat Pak Baek.
Dae Han : Tolong lampiaskan kemarahan kalian kepada politikus sepertiku dan membuat penilaian dengan memberikan suara. Dan impikan Korea yang lebih baik.
Di kantornya, Kyung Hoon juga menonton. ^Ini nih yg namanya fans yg tertunda.
Dae Han : Aku, Wi Dae Han, akan bekerja keras untuk mewujudkan impian itu menjadi kenyataan. Terima kasih!
Orang2 mulai mengelukan nama Dae Han.
Joon Ho yg nonton bersama Reporter Nam di apartemennya, tersenyum.
Joon Ho : Dia memang begitu.
Reporter Nam : Kita bisa diuntungkan dari Wi Dae Han yang mendapatkan popularitas sebagai independen.
Joon Ho : Kenapa?
Reporter Nam : Dengan kandidat Partai Progresif, Partai Nasionalis, dan dua kandidat kuat yang independen, kita bisa menjadikannya pertarungan empat orang.
Joon Ho : Kau benar. Kurasa pemilihan ini makin menarik.
Acara Debate dimulai.
Hye Jin : Anggota Dewan Wi telah menyiapkan RUU pekan ini. Ini akan menjadi RUU terakhir yang mereka ajukan, jadi, aku juga penasaran. Apa itu?
Dae Han : Ya. RUU terakhir yang akan kuajukan di acara ini adalah tindakan yang membolehkan publik untuk memecat anggota dewan selama masa jabatannya, Undang-Undang Penarikan Politisi Publik. Setelah seorang anggota dewan terpilih, dia mendapat berbagai hak istimewa. Di antara hak itu adalah fakta bahwa empat tahun itu dijamin tidak peduli betapa malas dan tidak tahu malu mereka.
Anak2 menonton di rumah.
Tak : Karena itulah mereka berbuat sesuka mereka.
Mendengar itu, Da Jung langsung menatap Tak ngeri.
Si kembar menatap Da Jung.
Da Jung : Sikapmu aneh belakangan ini.
Tak : Apa maksud kakak?
Da Jung : Maksud kakak, kau terus mengatakan hal benar dan itu membuat kakak tidak nyaman!
Tak : Terserah.
Si kembar menatap Tak. ^Ini kenapa sy gemes banget ya sama si Tae Poong. Pengen nyulik.
Joon Ho : Aku sangat setuju dengan RUU hari ini. Kekuatan yang tidak diawasi akan menjadi korup. Aku tahu hukum yang sama terus diajukan sejak Dewan Nasional ke-17, tapi tidak ada yang lolos.
Dae Han : Itu benar. Mereka tidak ingin menyerahkan hak istimewa mereka. Namun, beberapa politikus yang menentangnya mengatakan ini. "Sulit menemukan tempat di antara negara maju yang memiliki sistem penarikan."
Kyung Hoon menonton acara itu.
Kamera menyorot wajah Dae Han. Dae Han pun berkata seolah2 sedang menatap Kyung Hoon.
Dae Han : Aku ingin bilang jika kalian ingin mengatakan itu, setidaknya kalian harus datang rapat lebih dahulu.
"Dia mempromosikan dirinya di saluran siaran langsung dan dia bahkan membahas UU Penarikan Publik pada hari terakhirnya di acara ini. Dia benar-benar membedakan dirinya dari semua partai yang ada." ucap asisten Kyung Hoon.
"Sehebat apa pun rencananya, jika lawan tahu, tidak ada gunanya."
Kyung Hoon lalu tanya kabar ayah kandung anak2.
"Dia kehilangan semua uang yang dia ambil untuk berjudi, dan saat ini dia hidup dengan mengemis di sekitar kasino."
"Pastikan kau mengawasinya. Dia akan berguna."
Sekarang, tim Debate sedang makan-makan.
PD Koo : Ini akhir yang sukses. Kalian berdua mendapat suara terbanyak di acara ini.
Soo Hyun : Aku tahu. Aku tahu mereka akan mendapatkan itu, tapi aku tidak mengharapkan 91 persen.
Dae Han : Aku sangat persuasif.
Joon Ho : Kurasa bukan itu saja. Itu hanya menunjukkan orang tidak memercayai politisi.
Dae Han : Benar. Dan contoh besar politikus itu kebetulan seseorang yang amat dekat denganmu, Pak Kang.
Joon Ho langsung diam.
Soo Hyun pun menegur Dae Han.
Hye Jin : Mantan Anggota Dewan Wi, tidak sopan menghina keluarga.
Dae Han : Aku tidak pernah bilang bahwa seseorang itu keluarganya.
Hye Jin diam.
Dae Han lalu tanya bahwa ia mendengar Hye Jin dinominasikan oleh Partai Nasionalis.
Dae Han : Aku tidak pernah tahu kau tertarik dengan politik.
Hye Jin : Aku selalu begitu. Aku hanya tidak punya kesempatan.
Dae Han : Mungkin kau tidak punya kemampuan.
Hye Jin kesal dengan omongan Dae Han.
PD Koo : Kalian bertiga memiliki hubungan yang menarik. Kenapa kalian bertiga bersaing di distrik yang sama? Kita bisa membuat episode spesial dengan undang mereka saat pemilu. Kita akan menarik banyak perhatian jika mereka bertiga berdebat di TV.
Dae Han : Aku setuju. Aku akan datang dengan senang hati andai kalian mengundangku.
Joon Ho : Aku juga.
Hye Jin : Aku juga.
PD Koo : Bagus. Aku akan bicara dengan Direktur.
Dae Han, Soo Hyun dan Joon Ho pulang bersama. Mereka tiba di depan rumah Dae Han.
Soo Hyun : Terima kasih atas kerja kerasmu. Aku sangat menghargainya.
Dae Han : Seharusnya kami yang berterima kasih. Kami bisa bersinar karena kerja kerasmu.
Joon Ho : Menghentikan program yang sudah kukerjakan selama empat tahun seperti meninggalkan perusahaan yang sudah lama jadi tempatku kerja.
Soo Hyun : Meski meninggalkan perusahaan, kamu masih di distrik yang sama. Kau tahu pemilih memiliki kekuatan, bukan? Kalian berdua harus bersikap baik kepadaku.
Joon Ho : Benar. Untuk meraih hati pemilih kita.
Dae Han menatap Joon Ho :
Dae Han : Sepertinya kau dan aku memiliki hubungan yang menarik.
Joon Ho : Aku tahu. Kita berdua independen, mencalonkan di distrik yang sama.
Dae Han : Itu hal yang baik. Kita akan bisa bertarung dengan kondisi yang sama.
Soo Hyun mulai kikuk berada di tengah2 dua pria yg juga sama2 menyukainya.
Soo Hyun : Ini pertempuran antara Ayah dan Anak Nasional. Ini pertandingan besar di Jungang-gu, Kota Inju. Tapi siapa yang akan menjadi pemenang?
Dae Han : Sudah pasti aku. Pertanyaan bodoh macam apa itu?
Joon Ho : Mari kita dengarkan. Kenapa kau akan menjadi pemenang?
Dae Han : Karena aku punya sesuatu yang tidak kau miliki. Mengerti?
Paginya, Dae Han melakukan siaran langsung lagi. Kali ini kontennya adalah ttg anggota keluarganya.
Dae Han : Halo, semuanya. Ini Wi Dae Han. Hari ini, aku akan memperkenalkan kalian kepada keluargaku, seperti yang kujanjikan sebelumnya. Baiklah. Ini anak sulung keluarga Wi. Aku akan memperkenalkan kalian kepada Han Da Jung.
Dae Han membawa kameranya ke Da Jung.
Da Jung : Halo, ini Han Da Jung.
Dae Han : Bukankah dia cantik?
Jung Woo tiba2 nongol.
Jung Woo : Ini menantu Wi Dae Han, Choi Jung Woo.
Dae Han pun langsung membawa kameranya dari Jung Woo.
Dae Han : Sekarang saatnya anak kedua dari keluarga Wi. Di sini ada Han Tak. Han Tak, silakan menyapa.
Tak membaca komen org.
"Apa dia orang yang menyerang warga sipil dan bersekongkol dengan Wali Kota Inju?"
"Kurasa dia tidak independen. Dia hanya berusaha berlebihan."
"Aku merasa kasihan kepada anak-anak."
Tak pun sewot. Tidak terima Dae Han dihina.
Tak : Memangnya kau siapa? Kau mengenalku? Kau mengenal kami?
"Jangan main-main dengan murid SMP Mereka menakutkan" komen netizen.
Dae Han : Maafkan aku. Dia masih mengalami pubertas.
Dae Han pergi ke Song Yi.
Dae Han : Ini saatnya untuk anak bungsu dari Keluarga Wi. Dia manis sekali. Ini Han Song Yi!
Song Yi : Halo! Ini Han Song Yi.
Dae Han : Song Yi, berapa usiamu?
Song Yi : Usiaku delapan tahun.
Dae Han : Usianya delapan tahun! Bukankah dia menggemaskan? Song Yi, apa keahlianmu?
Song Yi : Aku pandai menggambar.
Dae Han : Dia pandai menggambar. Kau mau menjadi pelukis?
Song Yi : Ya.
Dae Han : Kalian baru bertemu dengan Song Yi yang ingin menjadi pelukis.
Orang2 memuji Song Yi manis.
Dae Han : Sekarang saatnya untuk bertemu dengan pria ceria. Di mana kau Han Tae Poong? Tae Poong?
Dae Han pun menemukan Tae Poong lagi naik kuda2an dan kudanya adalah Bong Joo. ^Kasihannya si Bong Joo.
Tae Poong : Halo, semuanya! Namaku Han Tae Poong.
Dae Han : Berapa usiamu, Tae Poong?
Tae Poong : Usiaku delapan tahun.
Dae Han : Delapan tahun! Apa keahlianmu?
Tae Poong : Aku pandai berguling depan.
Dae Han : Berguling ke depan? Kau mau menjadi pengguling profesional?
Dae Han : Ya.
Yg terakhir, Dae Han mengenalkan Bong Joo.
Bong Joo : Aku ajudan Pak Wi, aku yang pintar disini.
Dae Han : Dia benar. Jadi, ini akan menjadi akhir untuk hari ini. Ini Keluarga Wi. Terima kasih sudah menyaksikan.
Tiba2, anak bernama Dan Bi berkomentar. Dan Bi adalah putri Pak Cho.
Dan Bi : Halo Pak Wi, ini Dan Bi. Aku terbahak-bahak di acara lobakmu. Tae Poong dan Song Yi sangat manis! Aku sangat merindukan mereka.
Soo Hyun dan anak2 menjenguk Dan Bi.
"Terima kasih sudah membantu membayar biaya rumah sakit. Aku sangat berterima kasih." ucap ibu Dan Bi.
"Kami lebih bersyukur. Jika bukan karena Dan Bi, Pasar Inju tidak akan selamat." jawab Soo Hyun.
Tae Poong : Kak Dan Bi, kau harus cepat sembuh agar kita bisa bermain.
Dan Bi : Tae Poong, kau berjanji. Kau tidak boleh berubah pikiran nanti.
Tae Poong : Tidak akan.
Dan Bi : Song Yi, bisa beri aku kuis konyol?
Song Yi : Apa alamat untuk semut?
Dan Bi : Itu terlalu sulit. Apa itu?
Song Yi : Jalan Pinggang Kecil. Jalan yang bisa ditembus.
Dan Bi dan semua tertawa.
Ibu Dan Bi lantas menanyakan Dae Han yang tidak ikut bersama mereka.
Soo Hyun pun berkata, Dae Han sedang mempersiapkan sesuatu diluar.
Ibu Dan Bi : Sesuatu?
Tak lama, Bong Joo membuka pintu dan Dae Han masuk dgn kostum lobak. Dan Bi tertawa.
Dan Bi lalu mengajak mereka berfoto.
Dae Han berkata, ada yg mau ia tunjukkan sebelum mereka foto2.
Dae Han dan Bong Joo memunggungi Dan Bi. Di punggung mereka ada tulisan penyemangat untuk Dan Bi.
Dan Bi senang.
Mereka lalu mulai berfoto.
Bersambung ke part 3.....
0 Comments:
Post a Comment