Selection : The War Between Ep 16 Part 1 (Last Epi)

Sebelumnya...


Eun Bo mengecek kondisi Wal yang terkena sabetan pedang Jae Hwa.

Eun Bo : Wal-ah, kau tidak apa-apa? Biarku lihat!

Wal : Sekarang kita telah mengulur beberapa waktu, para penjaga pasti akan segera datang.


Eun Bo lalu menatap Jae Hwa penuh emosi.


Sementara itu, Han Mo masih bertarung melawan orang2nya Jae Hwa.

Usai mengalahkan orang2nya Jae Hwa, Han Mo pun bergegas melapor ke Kyung kalau Jae Hwa melarikan diri.

Kyung sadar Jae Hwa tidak akan mundur semudah itu.

Kyung : Dia pasti pergi ke Eun Bo. Dia dalam bahaya!


Kyung bergegas pergi, menyusul Eun Bo.

Han Mo dan Eunuch mengikutinya.


Jae Hwa langsung menjadikan Eun Bo sebagai sandera nya begitu Kyung datang bersama beberapa pasukan.

Jae Hwa meminta Kyung memberinya jalan.

Kyung marah, biarkan dia pergi! Targetmu adalah aku!

Jae Hwa : Jika kau ingin menyelamatkan wanita ini, kau harus memberi jalan.


Eun Bo : Yang Mulia, jangan dengarkan dia. Aku baik baik saja. Tolong jangan ragu.

Han Mo meminta Kyung memberi perintah untuk menangkap Jae Hwa dan para pemberontak.

Han Mo : Kita tidak bisa membiarkan pasukan pemberontak pergi seperti ini.


Tapi Kyung yang tidak mau Eun Bo terluka, menyuruh pasukannya menyingkir.

Jae Hwa menyuruh orang2nya membawa Wal juga.


Jae Hwa lalu memperingkatkan Kyung, kalau Eun Bo akan mati jika Kyung melakukan sesuatu yang bodoh.

Jae Hwa : Kau pasti akan segera menerima kabar dariku.

Jae Hwa dan orang-orangnya pergi, membawa Eun Bo dan Wal sebaga sandera mereka.


Kyung marah.

Kyung : Kirim penjaga diam-diam dan suruh mereka mengikutinya.


Heung Gyeon dan anak buah Jae Hwa yang lain masih menunggu di dekat istana.

"Tuan, sudah melewati waktu yang kita sepakati, tetapi gerbang istana belum terbuka. Kupikir rencananya gagal."

"Kita akan mundur untuk saat ini." jawab Heung Gyeon.


Kyung sudah berada di dalam istananya, bersama Eunuch dan beberapa pasukan.

Kyung tanya ke Eunuch, apa ada istana lain yang diserang?

Kyung : Bagaimana ibu dan nenekku?

Eunuch : Untungnya aku mendengar mereka baik-baik saja.

Kyung : Aku harus melihatnya sendiri. Mari kita pergi ke Istana Ratu Janda.


Tapi saat hendak pergi, Han Mo datang.

Kyung : Bagaimana hasilnya? Apakah kau menyuruh penjaga untuk mengikuti mereka?

Kyung : Ya, yang Mulia.


Tapi sayangnya, Jae Hwa tahu ada yang mengikuti mereka.

Jae Hwa pun menyuruh beberapa pasukannya pergi duluan bersama Eun Bo dan Wal, sementara ia akan mengurus orang-orang yang mengikuti mereka.

Tangan kanan Jae Hwa mengerti dan langsung membawa pergi Eun Bo dan Wal.


Sementara itu Jae Hwa dan beberapa pasukannya yang lain, mengurus orang2 istana kiriman Kyung.

Jae Hwa dan pasukannya berhasil membunuh mereka.


Setelah itu, Jae Hwa menyusup ke rumah Ki Ho.

Ki Ho sendiri mondar mandir di halamannya, memikirkan kemungkinan Jae Hwa bergabung dengan Heung Gyeon.


Tak lama kemudian, dia dikejutkan dengan kedatangan Jae Hwa yang langsung menodongnya dengan pedang.

Ki Ho : Pangeran, apa yang kau lakukan disini?

Jae Hwa : Aku di sini untuk membawamu bersamaku. Maukah kau ikut denganku sekarang atau.. terima pedangku di sini sekarang juga? Aku tidak ingin pergi sejauh ini jika rencana itu berhasil, tetapi kau tahu di mana letak markas besarnya. Aku tidak bisa meninggalkanmu di sisi Raja.

Ki Ho : Apakah kau memang memulai kudeta?

Jae Hwa : Tentukan pilihanmu. Apa yang akan kau lakukan? Apakah kau ingin kembali ke sisiku dan memulai dunia baru bersamaku?


Ki Ho : Bunuh saja aku. Aku tidak bisa mengkhianati Yang Mulia.

Jae Hwa kecewa mendengarnya.

Jae Hwa : Kau sudah mengkhianati aku, tetapi kau tidak bisa melakukannya lagi? Kalau begitu... kematianlah yang tersisa.

Jae Hwa menebas Ki Ho. Ki Ho tewas!


Di kamarnya, Wangdaebi resah.

Kyung kemudian datang.

Kyung : Apakah kau baik-baik saja, nenek?

Wangdaebi : Bagaimana denganmu, apakah kau baik-baik saja? Aku dengar itu adalah kudeta. Apa yang terjadi?

Kyung : Pangeran dan Jo Heung Gyeon menyebabkan kudeta. Kami masih membereskan situasinya. Untuk sementara tetaplah di kamar.


Kyung lalu menyuruh Nyonya Jung menjaga Wangdaebi.

Nyonya Jung : Baik, yang Mulia. Tidak perlu khawatir.


Wangdaebi : Pangeran dan Jo Heung Gyeon? Kalau Begitu... apakah kau akan menangkap mereka?

Kyung diam.


"Bawa sandera ke tempat penyimpanan kosong dan ikat mereka." suruh tangan kanan Jae Hwa pada yang lain, begitu mereka tiba di markas.

Byul melihat Eun Bo.


Byul langsung melapor ke Young Ji.

Byul : Wanita itu ditangkap dan dikurung di ruang penyimpanan.

Young Ji senang mendengarnya dan menyuruh Byul membawa Eun Bo padanya diam2.


Di gudang, Eun Bo berusaha melepaskan ikatan Wal.

Wal : Apakah itu sulit? Aku bertanya apakah itu menyulitkan.

Eun Bo : Diam!

Wal : Kau hanya perlu melakukan sebaliknya dari cara itu diikat. Mengapa itu begitu sulit?


Byul datang. Eun Bo kaget melihat Byul.

Eun Bo : Apa yang kau lakukan di sini?

Byul : Yang Mulia ingin bertemu denganmu.

Byul membawa pergi Eun Bo.


Wal panic,  tidak, kemana kau akan membawanya? Hei!

Byul membawa Eun Bo ke Young Ji.


Young Ji : Sepertinya kau kaget. Aku yakin kau tidak berpikir kau akan melihatku di sini.

Eun Bo : Apakah kau yang merencanakan kudeta dengan Pangeran? Apa itu keinginanmu sendiri untuk membunuh Yang Mulia?

Young Ji : Seperti yang dapat kau lihat. Bagaimana perasaanmu? Kau akan masuk neraka segera seperti halnya aku.

Eun Bo : Setidaknya kupikir kau memiliki hati yang tulus.

Young Ji : Apa?


Eun Bo : Aku kehilangan keluargaku karena keserakahan ayahmu. Aku tidak bisa memaafkanmu yang menutupi dosanya, tetapi kupikir itu karena cinta. Tapi ternyata tidak. Kau sama saja. Kau serakah. Keserakahanmu yang kotor hanya menginginkan tempat di sisi Yang Mulia.

Young Ji marah, kau mencoba menjadi Ratu dengan memalsukan identitasmu. Bagaimana mu bisa berbeda?

Eun Bo : Setidaknya aku!  tidak melihat ke arah lain dan melarikan diri. Saat ini, kau adalah pengecut dan menyedihkan. Itu membuatku kasihan padamu.


Young Ji yang marah mendengar kata2 Eun Bo, mencabut pisau saku peraknya dan mengancam Eun Bo.

Young Ji : Apakah kau berani mengoceh dengan mulutmu. Kau itu tidak tahu apa-apa! Apakah kau tidak tahu ini salah siapa! Apakah kau tidak tahu siapa yang merusak segalanya! Kalau saja kau tidak ada, aku tidak akan menjadi begitu sengsara. Jadi tutup saja mulutmu! Kalau tidak, aku akan membunuhmu!

Eun Bo tidak takut. Dia mencengkram tangan Young Ji dan menekankan pisau itu ke lehernya.

Eun Bo : Bunuh saja aku. Tidak ada yang akan berubah untukmu bahkan jika aku pergi.


Young Ji melihat cincin di jari Eun Bo. Ia pun semakin kesal.


Heung Gyeon datang dan menyuruh Young Ji berhenti.

Heung Gyeon lalu duduk dan menatap sinis Eun Bo.

Heung Gyeon : Wanita ini hanyalah umpan untuk memancing Raja. Aku akan melemparkannya kepadamu ketika dia menjadi tidak berguna. Dengan begitu... janganlah terburu-buru.

Eun Bo : Memancing Raja? Apa maksud dari perkataan kalian?


Young Ji : Tunggu saja. Kau akan segera mengetahuinya. Aku akan pastikan untuk membunuhmu di hadapan Yang Mulia.

*Astaga, si Jae Hwa mau bunuh Kyung di depan Eun Bo. Young Ji mau bunuh Eun Bo di depan Kyung.


Kyung, Han Mo, Eunuch dan beberapa pengawal beranjak meninggalkan istana Wangdaebi.

Kyung : Seseorang di dalam istana membantu kudeta.

Eunuch kaget, apakah maksud anda ada mata-mata di dalam istana?

Kyung : Menyerang istana dan menculik Eun Bo semuanya telah direncanakan. Jadi seseorang harus menyembunyikannya dan membantu mereka menculik Eun Bo.

Kyung lalu menyuruh Han Mo mencari dayang istana yang bersama Eun Bo saat itu.


Eun Bo diantar kembali ke gudang.

Kondisi Wal memburuk. Melihat kondisi Wal memburuk, Eun Bo panic dan menggedor-gedor pintu, meminta bantuan.


Jae Hwa sedang menyiapkan surat untuk Kyung. Tangan kanannya datang.

"Wanita yang kita sandera ingin merawat orang yang terluka."

"Bawa ramuan obatnya dan kirimkan surat ini kepada Raja ketika hari libur."

Tangan kanan Jae Hwa mengerti dan bergegas pergi.


Heung Gyeon dan Young Ji datang, menemui Jae Hwa.

Young Ji : Rencana pertama telah gagal.

Heung Gyeon : Kita kehilangan kekuatan militer yang signifikan karena kegagalan.

Jae Hwa : Jadi kita harus memancing Raja keluar sendirian. Aku sudah menemukan lokasi yang baik. Mari kita tetap bersama militer kita yang berantakan dan memeriksa lokasinya. Setidaknya butuh satu hari.


Heung Gyeon : Tetapi tidak peduli seberapa banyak aku memikirkannya, aku tidak berpikir Raja akan keluar sendiri tanpa penjaga.

Jae Hwa : Dia tidak akan punya pilihan jika dia ingin menyelamatkan wanita itu.

Heung Gyeon : Apakah kau pikir dia akan pergi sejauh itu hanya untuk menyelamatkan seorang wanita?

Young Ji : Jika dia tidak berencana untuk menyelamatkan wanita itu, dia tidak akan membiarkan Pangeran meninggalkan istana sejak awal.


Jae Hwa : Kita tidak punya pilihan lain dalam situasi ini. Jika ada kemungkinan jarak jauh, kita harus mengejar itu apa pun yang terjadi.

Heung Gyeon : Apa yang akan kau lakukan jika kemungkinan Raja tidak muncul?

Jae Hwa terdiam.


Eun Bo mengobati luka Wal, dengan ramuan herbal yang dikirimkan Jae Hwa.

Eun Bo mengobati Wal diawasi penjaga.


Han Mo menanyai salah satu pelayannya Eun Bo.

Han Mo : Maksudmu Dayang istana yang mengawal Yang Mulia itu menghilang?

Pelayan mengangguk.

Han Mo : Apakah kau memperhatikan sesuatu yang mencurigakan tentang Dayang istana itu?

Pelayan : Soal itu... dia sering dipanggil oleh Dayang istana Selir Kim.

Han Mo : Selir Kim?


Daebi sewot karena Kyung tidak datang melihat keadaannya setelah kekacauan yang disebabkan pemberontak.

Nyonya pelayan Daebi pun berusaha menenangkannya.

"Kepala Kasim dari Istana Agung memang mampir."

"Bagaimana dengan Selir Kim? Aku sudah lama memanggilnya. Kenapa dia tidak menunjukkan wajahnya?"

"Selir Kim juga mengatakan dia tidak bisa datang karena masih terkejut."

Tambah sewot lah si Daebi.


Song Yi sendiri sedang menghukum pelayan yang membantu Eun Bo kabur.

Para pelayan Song Yi membenamkan kepala pelayan yang membantu Eun Bo ke air.

Song Yi : Cukup.

Para pelayan Song Yi pun berhenti membenamkan kepala pelayan yang membantu Eun Bo.


Song Yi lalu mendekatinya.

Song Yi : Mengingat apa yang kau lakukan, ini hampir tidaklah cukup. Tetapi aku melepaskan hal ini karena aku tidak dapat menyebabkan terlalu banyak suara. Kunci gadis sial ini di sini.


Kyung bersama Eunuch, Han Mo dan dua pengawal lainnya mendatangi kamar Song Yi.

Tepat saat itu, Song Yi kembali. Song Yi senang melihat Kyung datang.

Song Yi : Apa yang membawa anda ke kamarku?

Kyung : Ada kudeta. Kemana kau pergi dalam situasi seperti ini?

Song Yi langsung gelagapan.

Song Yi : Ah, soal itu....


Kyung lalu melihat rok salah satu pelayan Song Yi yang basah.

Kyung : Bagaimana rokmu bisa menjadi sangat basah seperti itu? Aku ingin kau memberi tahu padaku. Dari mana saja kau?

Pelayan itu terdiam.

Eunuch marah, Yang Mulia mengajukan pertanyaan! Apakah kau akan menjawab hanya setelah dipukul?


Pelayan : Baiklah... kami datang dari ruang penyimpanan dekat Gerbang Yeochoon.

Song Yi panic pelayannya mengaku.


Kyung : Kepala Kasim Hwang, kirim seseorang ke ruang penyimpanan segera. Dayang istana Selir Hong pasti ada di sana. Mungkin saja dia ikut berpartisipasi dalam kudeta. Interogasi dia ketika kau menemukannya dan kau harus mengungkapkan siapa yang ada di belakangnya.

Mendengar itu, Song Yi panic dan langsung berlutut.

Song Yi : Yang Mulia, sejujurnya, aku mengatakan kepada Dayang istana untuk mengunci wanita itu.


Kyung : Apakah kau mengakuinya? Kau berpartisipasi dalam pengkhianatan?

Song Yi : Pengkhianatan? Itu tidak benar. Tidak mungkin! Aku hanya... Aku hanya marah karena dia menghancurkan keluargaku. Aku hanya ingin menakutinya sedikit. Aku hanya membiarkan kemarahanku keluar!

Kyung : Kepala Kasim Hwang. Cari di kamar Selir Kim bukti pengkhianatan dan penjarakan dia.

Kyung langsung pergi.

Song Yi syok.


Jae Hwa mengunjungi Eun Bo. Eun Bo menatap Jae Hwa dengan tatapan penuh rasa benci.


Jae Hwa lalu mengajak Eun Bo bicara diluar.

Jae Hwa : Apa kau terluka?

Eun Bo : Apa yang kau coba lakukan pada Yang Mulia?

Jae Hwa : Apakah kau penasaran? Aku akan membunuhnya ketika dia datang untuk menyelamatkanmu. Di depan matamu. Aku sedang berpikir untuk memberimu kesempatan. Jadilah wanitaku. Dengan begitu, kau bisa hidup. Wal juga  tidak akan terluka lagi.

Eun Bo : Apakah ini sebabnya kau juga membawa Wal ke sini? Untuk mengancamku seperti ini? Mengapa kau mengambil langkah sejauh ini? Apakah kau sangat menginginkan tahta? Apakah kau sangat menginginkan kekuatan itu?


Jae Hwa : Lee Kyung, aku benci pria itu. Aku tidak tahu apakah itu karena dia adalah Raja atau dia memilikimu, tapi aku tahu hal ini dengan pasti. Aku akan mengambil ini sepenuhnya dan menjadi Raja. Dan aku akan memilikimu.

Eun Bo : Itu tidak akan terjadi. Karena Surga tidak akan pernah membiarkan ketidakadilan seperti itu. Dan apa pun yang terjadi,kau tidak akan pernah memiliki ku. Aku sudah menjadi wanita Yang Mulia.


Jae Hwa kecewa berat ditolak Eun Bo. Jae Hwa yang kecewa pun berkata pada Eun Bo, ia akan mengambil hidup Eun Bo.

Jae Hwa lantas kembali ke dalam dan menyuruh orangnya mengunci Eun Bo.


Eun Bo yang dibawa menuju gudang, teringat pisau yang diberikan Kyung.

Eun Bo pun langsung mengeluarkan pisau itu dari dalam bajunya dan menyembunyikannya di lengannya.


Han Mo dan Eunuch memberikan laporan ke Kyung, bahwa para pengawal menemukan pelayan Eun Bo di ruang penyimpanan dekat Gerbang Yeochoon.

Eunuch : Tetapi mereka tidak menemukan bukti pengkhianatan di kamar Selir Kim.

Kyung : Selir Kim dimanfaatkan hanya karena dia berada di dalam istana. Dia tidak mungkin terlibat dalam kudeta. Itu sebabnya tidak ada bukti.

Kyung lalu tanya apa yang terjadi pada pasukan yang mengikuti Jae Hwa.

Han Mo : Aku belum mendengar kabar dari mereka. Dan Yang Mulia...


Han Mo memberikan surat pada Kyung.

Han Mo : Selir Hong, maksudku... surat ini ditemukan di kamarnya. Sepertinya dia meninggalkan ini untuk Yang Mulia.

Eunuch lantas mengajak Han Mo pergi.


Kyung membaca surat Eun Bo.

Eun Bo : Yang Mulia, aku tidak berpikir aku akan melihatmu sebelum aku pergi. Jadi aku meninggalkan untukmu surat yang sepenuh hati ini. Aku benar-benar bahagia setiap saat aku berbagi denganmu. Aku telah mengatakan bahwa aku tidak berharap untuk hal lainnya, tetapi jika aku punya satu keinginan lagi, aku berharap kau dalam damai, Yang Mulia.  Kuharap kau tidak lagi sakit secara fisik dan mental dan menjadi kuat. Kapanpun dan dimanapun aku berada, aku akan selalu berdoa untuk itu. Aku akan selalu merindukanmu dengan cara itu.


Tangis Kyung pun menyeruak keluar membaca surat Eun Bo.

Eun Bo sendiri sedang memikirkan Kyung juga. Ia menatap pisau pemberian Kyung.


Paginya, Man Chan, Hyung Chan dan Hong Sik resak karena belum menerima kabar.

Hong Sik : Kenapa tidak ada berita? Baik Pangeran maupun Selir Kim. Kita belum pernah mendengar dari mereka sama sekali.

Hyung Chan : Apakah mereka telah gagal menyelesaikan misi?

Hong Sik : Apa maksudmu gagal? Nasib keluarga kita tergantung padanya!

Hyung Chan : Beraninya kau... ! Apakah aku yang gagal dalam misi? Apakah aku gagal? Beraninya kau menatapku seperti itu!


Pengawal mereka kemudian datang.

"Ini aku, Song Myun."

*Namanya Song Myun. Di episode terakhir baru tahu namanya*

Song Myun : Aku mendengar mereka telah gagal dalam misi. Aku juga tidak bisa menghubungi Selir Kim. Tapi anak buah Pangeran menculik Putri Kang Yi Soo dalam perjalanan mereka keluar.

Man Chan : Mungkinkah... mereka mencoba menggunakan wanita itu untuk memancing Raja untuk keluar? Misi belum gagal.

Man Chan senang.



Jae Hwa bersama tangan kanannya dan Heung Gyeon mengecek lokasi tempat mereka akan menghabisi Kyung.

Heung Gyeon : Karena sangat terbuka, kita akan bisa melihat Raja mendekati kita untuk mati.

Jae Hwa : Kau bertanya kepadaku apa yang akan aku lakukan jika Raja tidak datang, bukan? Dia akan datang. Sepertinya mereka saling mencintai lebih dari yang aku duga. Surat itu pasti sudah sampai sekarang.


Benar saja, surat itu sudah sampai ke tangan Kyung.

Jae Hwa : Semua penjaga yang mengikuti kami telah terbunuh.  Datanglah ke lapangan di pintu masuk Sogwigol. Jalan Samgak sendirian besok jam tujuh pagi. Jika kau berlaku ceroboh lagi, sandera akan terbunuh.

Kyung marah dan meletakkan surat itu di meja.

Eunuch membacanya.

Eunuch : Bagaimana dia bisa meminta anda datang sendirian? Omong kosong apa itu? Anda tidak bisa melakukannya, Yang Mulia. Yang Mulia, Anda tidak perlu pergi ke sana!


Han Mo datang.

Han Mo :  Yang Mulia, Tuan Hong Ki Ho dibunuh semalam.


Kyung dan Eunuch kaget.

Eunuch : Dibunuh? Oleh siapa?

Kyung :  Itu adalah Pangeran.

Kyung lalu menyalahkan dirinya.

Kyung : Karena aku, setiap orang berada dalam bahaya.


Han Mo : Yang Mulia, itu bukan salah anda.

Eunuch : Dia benar. Jangan pernah anda berpikir seperti itu Yang Mulia. Tapi Mengapa... Mengapa harus Tuan Hong Ki Ho?


Kyung : Hong Ki Ho... Hong Ki Ho pasti tahu sesuatu. Tentara pemberontak pasti menuju... ke markas mereka! Dia menyingkirkannya karena takut aku akan mengetahuinya. Kita perlu mencari tahu di mana tempat itu.


Jae Hwa, tangan kanannya dan Heung Gyeon kembali ke markas. Mereka melihat Byul sedang membagikan makanan ke para tentara mereka.

Jae Hwa : Apakah kau juga memberikan makanan kepada para sandera?

Byul : Iya? Tidak.

Jae Hwa : Mereka sangat berguna untuk misi kita. Beri mereka makan.

Jae Hwa pergi.

Byul sebal disuruh membawakan makanan untuk Eun Bo.


Eun Bo masih memandangi pisau dari Kyung.


Byul datang, membawakan makanan. Eun Bo bergegas menyembunyikan pisaunya sebelum Byul masuk.

Byul : Pangeran menyuruhku untuk memberi makan padamu.

Byul pergi.


Wal sadar, Mama...

Eun Bo kaget dan bergegas mendekati Wal.

Eun Bo : Apakah kau sudah bangun sekarang? Apakah kau baik-baik saja?

Wal : Ini menyakitkan. Tapi... apakah kita akan sekarat di sini seperti ini? Kau pasti memperhatikan dalam perjalanan ke sini, kalau hanya ada beberapa pria yang menjaga tempat ini. Aku yakin aku dapat menemukan solusi. Jika kau pergi sebelum aku..

Eun Bo : Tidak! Bagaimana aku bisa meninggalkanmu ketika kau terluka? Aku akan membawamu bersamaku. Aku tidak akan pergi sendiri.

Wal :  Kalau begitu... akankah kita berdua mati di sini bersama? Dan itu bukan hanya kita. Mereka juga akan memanfaatkan kita... untuk menyakiti Yang Mulia. Itu sebabnya... kau harus pergi meninggalkan aku. Silakan pergilah ke Yang Mulia dan kembali untuk menyelamatkanku. Bisa kan?

Eun Bo menunjukkan pisaunya.

Eun Bo : Pertama-tama, mari kita memotong tali dengan ini.


Kyung menyuruh Eunuch memanggil si Kepala Cenayang.

Eunuch kaget, tapi untuk apa?

Tak lama, Eunuch sadar untuk apa Kyung memanggilnya.

Eunuch yang tahu Kyung tidak akan mendengarkan nasehatnya, menuruti Kyung dan pergi untuk memanggil Kepala Cenayang.


Eun Bo berhasil melepaskan ikatan Wal.

Setelah ikatan Wal lepas, Wal membantu melepaskan ikatan di tangan Eun Bo.

"Gadis pelayan itu akan datang untuk membawa makan siang secepatnya." ucap Eun Bo.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Wal.

Eun Bo lalu melepas binyeo nya.

Eun Bo : Aku punya rencana.


Byul dengan wajah malas mengantarkan makanan untuk Eun Bo dan Wal.

Wal dan Eun Bo berpura2 masih diikat.

Saat Byul meletakkan makanan di lantai, Wal langsung mengancam Byul dengan pisau Eun Bo. Byul kaget.

Wal : Jangan bergerak dan lakukan apa yang aku katakan.

Eun Bo kemudian melepas baju Byul.


Dan sekarang, mereka sudah mengikat Byul.


Wal dan Eun Bo saling bertatapan. Eun Bo sudah mengenakan pakaian Byul.


Eun Bo keluar sambil menutupi wajahnya dan pura2 batuk ketika lewat di depan salah satu penjaga.

Namun, si penjaga curiga dan menyuruh Eun Bo berbalik.

Wal yang mendengar itu, langsung membantu Eun Bo dengan menggedor pintu.

Wal teriak, halo! Wanita itu pingsan!

Sontak si penjaga masuk ke dalam.


Eun Bo pun tak menyiakan kesempatan itu. Ia langsung pergi.

Si penjaga bergegas mengejar Eun Bo, tapi Eun Bo berhasil kabur.

"Cepat dan laporkan kepadanya."


Jae Hwa, Heung Gyeon dan Young Ji kaget mendengar kabar Eun Bo kabur.

"Sepertinya dia mengambil pakaian pelayan ketika dia membawa makanan dan berlari." ucap tangan kanan Jae Hwa.

Jae Hwa bergegas keluar.


Jae Hwa :  Ke arah mana dia pergi?

"Dia menuju ke Moonsoobong."

Jae Hwa : Bawa tali dan ikuti aku. Dia tidak mungkin bisa pergi terlalu jauh. Kita harus menangkapnya.


Kyung minta Kepala Cenayang mengembalikan mimpinya.

Kyung : Aku selalu bermimpi ketika dia dalam bahaya. Mimpi menyelamatkannya berkali-kali. Tidak ada waktu. Dapatkah engkau melakukannya?

Kepala Cenayang : Itu... terlalu berbahaya, Yang Mulia! Jika anda membawa mimpi kembali setelah melakukan pengusiran setan, tubuh anda tidak akan mampu menangani kekuatan. Ini mungkin akan membahayakan hidup anda!

Kyung : Itu artinya mungkin bisa. Lakukanlah.

Kepala Cenayang : Yang Mulia!

Kyung : Ini adalah perintah.


Jae Hwa mengejar Eun Bo.

Mereka melihat Eun Bo naik ke puncak.

Jae Hwa : Matahari akan segera terbenam. Dia tidak akan bisa melanjutkan larinya karena jalannya berbahaya.

"Dia pasti kembali ketika hari sudah gelap." jawab tangan kanan Jae Hwa.

"Dia harus melalui Bukit Yookmojung untuk turun. Kita harus menunggu di jalan itu."" ucap Jae Hwa.


Kepala Cenayang memulai ritualnya.


Mimpi Kyung kembali.

Dalam mimpinya, Kyung melihat gunung.


Lalu Kyung melihat Eun Bo, Jae Hwa, Heung Gyeon dan Young Ji.

Dalam mimpi Kyung, Eun Bo tertangkap lagi.

Young Ji senang, Yang Mulia tidak pernah datang. Dia telah meninggalkanmu.


Heung Gyeon : Karena dia tidak berguna sekarang, bawa dia pergi dan bunuh dia. Serta kirim kepalanya ke Raja!


Tepat saat itu, Kyung bangun.

Kyung : Tidak!

Kepala Cenayang dan Eunuch kaget.

Eunuch : Yang Mulia, apakah anda baik-baik saja?

Kepala Cenayang : Yang Mulia...

Kyung : Puncak gunung itu. Aku pernah melihatnya di suatu tempat. Aku yakin sudah melihat itu. Gunung Samgak.

Eunuch : Gunung Samgak adalah di mana kita melakukan upacara peringatan untuk mendiang Raja

Kyung : Di situlah markas mereka. Kumpulkan para penjaga sekarang! Kita akan menyerang tempat itu malam ini.


Sesuai dugaan Jae Hwa, Eun Bo tidak bisa melanjutkan perjalanannya.


Malam pun tiba.

Kyung bersama para pengawal sudah siap menuju markas Jae Hwa.

Kyung : Kantor pusat mereka pasti ada di sana, di bawah puncak gunung itu. Kita akan menyergap mereka setelah hari semakin gelap. Ketika prajurit sebelumnya yang dipimpin oleh Petugas Han menyerbu, semua orang akan bergabung dan menangkap pengkhianat itu hidup-hidup. Dan kita harus menyelamatkan sandera dengan aman. Apakah kalian mengerti?

Pasukan : Mengerti, Yang Mulia!


Eun Bo kembali turun!


Young Ji resah karena Jae Hwa tak kunjung kembali.

Young Ji : Kenapa dia begitu lama? Mungkinkah dia kehilangan wanita itu?

Heung Gyeon : Aku yakin dia akan membawanya kembali.


Jae Hwa dan pasukannya bersembunyi menunggu Eun Bo.


Han Mo dan para pengawal istana tiba di markas mereka.

Setelah mendapat instruksi Han Mo, dua pengawal melempari dua penjaga yang menjaga pintu depan markas dengan pisau kecil.


Setelah itu, Han Mo dan pasukannya langsung masuk ke dalam dan menghabisi para pasukan Jae Hwa.

Heung Gyeon mendengar suara ribut2.

Heung Gyeon : Suara apa ini?


Byul : Aku akan pergi melihatnya.

Tapi saat hendak keluar, Byul terkejut dengan Han Mo dan sebagian pasukan istana yang menyeruak masuk.


Han Mo : Tangkap para pengkhianat! Dimana sandera?

Young Ji takut.

Heung Gyeon mengambil senjata dan melindungi Young Ji.

Heung Gyeon : Jangan khawatir, putriku. Kita akan keluar dari sini dengan aman. Tidak akan ada yang bisa menghentikan aku! Jangan menghalangi jalan! Menyingkir.

Heung Gyeon lalu menyuruh Young Ji berdiri di dekatnya.


Young Ji dan Byul berhasil keluar, tapi sampai diluar, Young Ji kaget melihat mereka sudah terkepung.

Heung Gyeon keluar dan kaget melihat mereka dikepung.


Heung Gyeon terus mengarahkan senjata pada pasukan istana tanpa berani menarik pelatuknya. Dia sibuk mengarahkan senjatanya kesana sini sambil teriak2 mengancam.

Ketika Heung Gyeon lengah, Han Mo menyuruh pasukannya menembak Heung Gyeon.

Heung Gyeon tertembak di lengannya.

Young Ji cemas, ayah! Ayah!


Eun Bo tertangkap. Dia kesal.


Han Mo dan pasukan istana berhasil menangkap para pemberontak.

Young Ji dan Byul memegangi Heung Gyeon.


Mereka lalu membebaskan Wal.

Han Mo : Dimana dia?

Wal : Dia pergi lebih awal dan Pangeran mengikutinya.


Han Mo lalu menyuruh pasukan membawa para pengkhianat pergi dan melapor pada Kyung.

Han Mo : Dan bawa dia ke dokter.

Han Mo kemudian pergi bersama sebagian pasukan.


Jae Hwa dan beberapa pasukannya membawa Eun Bo kembali ke markas.

Tepat saat itu, mereka melihat rombongan Han Mo.

"Apakah anda pikir mereka adalah prajurit kita?" tanya tangan kanan Jae Hwa.


Han Mo melihat mereka.

Han Mo : Di sana!

Han Mo mengejar mereka.

Han Mo melihat Eun Bo.

Han Mo : Mama...


Han Mo memberitahu Jae Hwa bahwa para pemberontak sudah ditangkap.

Han Mo : Aku memerintahkan pelakunya menjadi sukarelawan untuk diikat!

Jae Hwa : Sukarelawan? Itu tidak akan pernah terjadi. Serang!

Pertarungan terjadi.

Han Mo bertarung melawan Jae Hwa.

Han Mo berhasil melukai lengan Jae Hwa. Jae Hwa juga berhasil melukai Han Mo.


"Larilah Pangeran." ucap tangan kanan Jae Hwa.

Jae Hwa pun bergegas membawa Eun Bo lari.


Han Mo berhasil membunuh tangan kanan Jae Hwa, tapi ia marah karena kehilangan Eun Bo.

Han Mo pun menyuruh pasukannya mengejar Jae Hwa.


Han Mo melapor ke Kyung.

Kyung : Kau kehilangan dia?

Han Mo : Maafkan aku. Para penjaga mencarinya di gunung.


Kyung melihat luka Han Mo.

Kyung cemas, apakah kau terluka?

Han Mo : Aku baik baik saja. Pangeran juga terluka. Dia mungkin tidak bisa pergi terlalu jauh.

Kyung cemas.


Pagi pun tiba.

Jae Hwa membawa Eun Bo ke lokasi tempat ia akan membunuh Kyung.

Eun Bo sudah lelah, ia bahkan terjatuh, tapi Jae Hwa tidak peduli dan terus menyeretnya.


Kyung tanya ke Han Mo, berapa banyak lagi waktu mereka yang tersisa sampai siang.

Han Mo : Kita memiliki sekitar setengah jam lagi.

Kyung : Aku tidak ingin ada yang ikut denganku. Aku akan pergi ke lapangan sendirian.

Han Mo : Yang Mulia, anda tidak bisa melakukan itu. Apakah anda ingin melawan Pangeran sendirian?

Kyung : Aku ingin kau menunggu di sini selama sekitar 15 menit dan bergabung denganku. Jika dia hidup, dan bukan aku ketika kau sampai di sana, kau harus membunuhnya.

Kyung sangat marah.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment