The Game : Towards Zero Ep 9 Part 1

Sebelumnya...


"Mi Jin-ah!" teriak Joon Young, membuat Tae Pyeong terkejut.

Mi Jin kemudian sadar.

Tae Pyeong terpana melihatnya.

Tae Pyeong : Untuk kali pertama, prediksiku berubah.


Tae Pyeong menatap Joon Young.

Tae Pyeong : Untuk kali pertama, aku bertemu seseorang yang  kematiannya tidak bisa kulihat. Untuk kali pertama, hatiku berdebar karena seseorang.


Teacher Baek menyebut hubungan Tae Pyeong dan Joon Young sebagai hubungan yang naas.

Tae Pyeong : Hubungan yang naas? Apa maksudmu?


Do Kyung menggendong tubuh Mi Jin ke dalam pabrik.


Joon Hee yang mampir ke rumahnya, dihubungi oleh Han Kyu.

Joon Hee : Aku tidak tahu bedebah macam apa dia, tapi semuanya berawal dari Jo Pil Doo, jadi, kita harus merilisnya.


Do Kyung membaca artikel rilisan Joon Hee. Ia marah.

Do Kyung mendatangi Mi Jin. Kamera menyorot sepatu ketsnya.


Tae Pyeong melihat Jo Pil Doo yang datang dengan dipapah dua petugas.

Tae Pyeong heran. Ia ingat saat melihat momen kematian Min Ah, bukan Jo Pil Doo pelakunya tapi orang lain.


Jo Pil Doo batuk darah.

Joon Young menunjukkan foto Mi Jin.

Joon Young : Jo Pil Doo-ssi, kau membunuhnya?

Jo Pil Doo dibawa pergi dua petugas.


Tae Pyeong memberitahu Joon Young Jo Pil Doo bukan pelakunya.

Tae Pyeong : Dia tidak membunuh gadis-gadis ini.


Tae Pyeong ingat saat melihat momen kematian Mi Jin, Do Kyung mencekik Mi Jin.

Tae Pyeong : Inilah yang dia inginkan. Melihat kebenaran dengan mataku sendiri.

Lalu Tae Pyeong melihat jam kematian Mi Jin.


Sementara itu, Do Kyung beranjak keluar dari kamar Mi Jin usai membunuh Mi Jin.

Tae Pyeong : Kematian Mi Jin berubah lagi. Waktu kematian berubah dari pukul 19.00 ke 16.00. Jika itu hari ini...

Tae Pyeong, Joon Young dan Kang Jae bergegas pergi.


Ji Won yang baru datang, melihat polisi yang harusnya menjaga putrinya malah sibuk mengurusi pasien lain.

Panic, Ji Won langsung ke kamar Mi Jin.


Joon Young menghubungi polisi itu.

Joon Young : Ini Detektif Seo Joon Young. Tolong periksa Mi Jin.


Ji Won masuk ke kamar Mi Jin dan menemukan Mi Jin sudah tak bernyawa di lantai.

Ji Won : Sonsaengnim!


Polisi itu masuk dan memeriksa Mi Jin.

Beberapa polisi yang mendengar teriakan Ji Won, langsung berlarian ke kamar Ji Won. Joon Hee yang baru datang, bergegas ke kamar putrinya saat melihat polisi berlarian menuju kamar putrinya.


Joon Young : Halo?

Polisi itu mencampakkan ponselnya dan bergegas meminta bantuan.


Tae Pyeong, Joon Young dan Kang Jae langsung berlari keluar penjara.


Di mobil, Joon Young menghubungi polisi itu lagi.

Joon Young : Bagaimana keadaan Mi Jin?

Polisi itu mengatakan, Mi Jin sudah tewas.

Joon Young pun langsung memerintahkan polisi itu menutup pintu rumah sakit.

Joon Young : Pelakunya mungkin masih di rumah sakit.


Joon Young mengarahkan ponselnya ke Tae Pyeong dan minta Tae Pyeong menjelaskan ciri2 pelaku.

Tae Pyeong : Pria berusia pertengahan 30-an, tingginya lebih dari 180 cm. Dia berpakaian sebagai staf medis dan mendatangi Mi Jin. Dia memakai sepatu putih, lalu pasti ada bekas luka tepat di atas lengan kirinya.


Joon Young kembali bicara dengan polisi itu.

Joon Young : Dia mungkin sudah berganti ke pakaian biasa. Pastikan kau menangkapnya sebelum dia keluar.


Do Kyung hendak menyalakan mobilnya tapi kemudian ia memikirkan sesuatu dan memutuskan kembali ke atas.


Tae Pyeong memberikan sketsa Do Kyung pada Joon Young.

Joon Young : Dia pelakunya?

Tae Pyeong : Ya.

Melihat reaksi Joon Young, Tae Pyeong tanya apa Joon Young kenal si pelaku?

Joon Young : Ya tapi dia...

Tae Pyeong : Bagaimana au mengenalnya?

Joon Young : Dia petugas medis di Badan Forensik Nasional.


Do Kyung melihat Joon Hee mengamuk pada polisi itu.

Joon Hee : Kau bilang akan melindunginya. Kau bilang akan menjaganya! Apa yang kau lakukan saat dia dibunuh?

Do Kyung pun tersenyum.


Ponsel Do Kyung kemudian berdering.

Do Kyung menjawabnya, halo?

Joon Young : Ini Detektif Seo Joon Young.

Do Kyung : Ada apa? Tumben kau menelepon.

Joon Young : Di mana kau?

Do Kyung : Di rumah sakit.

Joon Young : Di rumah sakit? Kau di lantai tiga Rumah Sakit Joongang?

Do Kyung : Ya. Bagaimana kau tahu?

Joon Young tampak menahan emosinya.

Joon Young : Tunggu di sana. Aku akan naik.


Lalu Do Kyung kembali menatap Joon Hee yang terus menyalahkan polisi itu. Bong Soo berusaha menjauhkan Joon Hee dari polisi itu. Do Kyung senang.


Sambil menunggu lift terbuka, Tae Pyeong tanya sejak kapan Joon Young mengenal Do Kyung.

Joon Young : Kami belum lama berkenalan. Dia petugas medis yang melakukan autopsi Oh Sung Min.

Tae Pyeong : Kita akan tahu apa dia pelakunya saat bertemu dengannya nanti.

Tae Pyeong dan Joon Young masuk ke lift. Di lift, Tae Pyeong terdiam memikirkan Do Kyung.


Polisi memapah Ji Won yang lemas keluar dari kamar Mi Jin.

Diluar, Bong Soo memapah Joon Hee.

Ji Won dan Joon Hee dibawa ke ruangan lain.


Do Kyung menatap mereka. Lalu ia memikirkan sesuatu.


Tak lama, Joon Young datang bersama Tae Pyeong.

Do Kyung menghampiri Joon Young seolah tak terjadi apapun.

Do Kyung : Kau sudah datang.

Joon Young langsung menatap Do Kyung dengan wajah tegang. Joon Young kemudian memperhatikan sepatu Do Kyung.

Joon Young lalu mengenalkan Do Kyung pada Tae Pyeong. Ia mengatakan, Tae Pyeong adalah pria yang pernah ia ceritakan pada Do Kyung sebelumnya.


Do Kyung terdiam. Lalu tak lama, ia kembali senyum pada Joon Young dan menoleh ke belakang, menatap Tae Pyeong. Tae Pyeong menatap Do Kyung, mencoba melihat momen kematian Do Kyung.


Dalam penglihatannya, ia diancam Do Kyung dengan pisau.

Keduanya berdiri di tepi tebing. Do Kyung yang pipinya ada bekas luka bakar, meletakkan pisaunya ke leher Tae Pyeong.

Sementara itu, para polisi menodongkan senjata padanya. Mereka berusaha membujuk Do Kyung agar melepaskan Tae Pyeong.


Tangis Do Kyung mengalir.

Do Kyung : Kau pikir kau akan berbeda? Cobalah kehilangan seseorang yang kau anggap paling berharga. Maka kau akan tahu. Kau tidak akan pernah menemukan Seo Joon Young.

Tae Pyeong terperangah.


Do Kyung lalu menjatuhkan dirinya ke bawah.

Tae Pyeong menatap ke bawah dan terkejut.


Tae Pyeong langsung syok usai melihat momen kematian Do Kyung.

Tae Pyeong : Mana bisa aku lupa tentangmu.


Tae Pyeong lalu menatap Joon Young.

Tae Pyeong : Seo Joon Young, apa dia akan mati karena aku?


Tae Pyeong lantas kembali menatap Do Kyung.

Tae Pyeong : Setelah melihatnya,  akhirnya ingatanku kembali setelah hilang 20 tahun lalu.


Tae Pyeong kecil menatap dirinya sendiri di cermin. Ia melihat sosok dirinya saat tua.

Tae Pyeong : Saat menatap mata seseorang, aku bisa melihat momen sebelum kematian mereka. Karena itulah aku menyaksikan kematianku setiap hari.


Tae Pyeong tua berjalan tertatih di tepi pantai. Tangannya menggenggam sebuah kalung.

Tae Pyeong : Dimana aku?


Tae Pyeong lalu menatap kalung di genggamannya.


Kalung di tangan Tae Pyeong lalu terjatuh. Tae Pyeong yang berusaha mengambil kalung itu, terjatuh.

Tae Pyeong : Lalu kenapa aku akan mati di tempat yang tidak diketahui ini?


Air laut membasahi kalung Tae Pyeong.

Tae Pyeong menangis menatap kalungnya.

Tae Pyeong : Kenapa aku menangis? Aku ingin tahu alasanku menangis. Aku ingin tahu kenapa aku akan mati di sana.

Tae Pyeong pun meninggal.


Adegan lalu beralih pada dua bocah yang sedang bermain di tepi pantai.

Dua bocah itu, laki2 dan perempuan.

Lalu terdengar suara seorang pria.

"Joon Young-ah! Air akan segera pasang! Ayo, cepat!"


"Appa!"

Joon Young pun langsung berlari ke ayahnya. Ia berlari melewati Tae Pyeong tua yang sudah meninggal.


Dong Cheol menggendong Joon Young.

Dong Cheol : Joon Young-ah, kau mau kita membangun rumah di sini?

Joon Young : Benarkah?

Dong Cheol : Ya.

Joon Young : Tapi ayah selalu sibuk.

Dong Cheol : Saat ayah sudah tidak terlalu sibuk, mari membangun rumah di sini, tempat tidak ada orang jahat.

Joon Young : Kenapa? Kupikir pantai itu tempat favorit ibu.

Dong Cheol : Tiap kali di sini, rasanya ibu ada di sini bersama ayah. Baiklah, Joon Young. Ini dia!


Dong Cheol main2 dengan Joon Young.


Ponsel Dong Cheol kemudian berdering.

Dong Cheol : Apa? Baik, aku akan segera ke sana.

Dong Cheol lalu menatap Joon Young. Tak mau melukai hati Joon Young, Dong Cheol menggendong Joon Young dan membawanya pergi.


Tae Pyeong menemukan Teacher Baek bersimbah darah di bathup.

Tae Pyeong menangis.

Tae Pyeong : Paman, bangun!  Aku datang untuk bertanya. Paman!


Teacher Baek lantas dilarikan ke RS.

"Kami sudah hentikan pendarahannya."
"Kurasa dia butuh jahitan."
"Siapkan sekarang juga."

ucap petugas medis.


Di belakang, Tae Pyeong berjalan bersama seorang polisi.

Polisi lalu menanyai Tae Pyeong.

"Hei, nak. Kau terluka? Siapa namamu? Kau yang menelepon kami?" tanya petugas polisi.


Petugas ambulance datang, mendekati mereka.

"Setelah menerima telepon dan pergi ke sana, hanya ada anak ini." ucap petugas ambulance.

Polisi kaget.

"Bagaimana kau bisa masuk ke sana?" tanya polisi.

"Kurasa dia bukan orang Korea. Ini." ucap petugas ambulance, lalu memberikan paspor Tae Pyeong.

"Jason, kau bisa Bahasa Korea?" tanya polisi.

"Di mana orang tuamu? Kau tidak ke Korea sendiri, bukan?" tanya petugas ambulance.


Tae Pyeong melihat momen kematian dua petugas itu.


Tak lama kemudian, Tae Pyeong jatuh pingsan.

Kedua petugas itu panic.

"Hei, nak!"
"Dokter!"


Joon Young duduk sendirian sambil menikmati lolipopnya.

Kemudian, ia menatap Tae Pyeong yang masih belum siuman di kursi.

Ya, Joon Young di rumah sakit.

Tak lama, Dong Cheol pun datang menghampiri Joon Young.

Dong Cheol : Maaf. Kita sedang main tadi. Kau sudah lama menunggu? Bagaimana permennya? Mau tambah?

Joon Young : Ya. Appa, bagaimana dengan gadis yang kau selamatkan?

Dong Cheol : Ayo pulang dulu.


Dong Cheol membawa Joon Young.

Joon Young : Appa, sebentar.

Joon Young berbalik dan pergi mendekati Tae Pyeong. Ia mengambil lolipopnya dari dalam saku jaketnya dan meletakkan lolipopnya di tangan Tae Pyeong. Setelah itu, Joon Young pergi dengan ayahnya.


Tae Pyeong siuman dan samar2 melihat Joon Young pergi.


Tae Pyeong kini berada di sebuah rumah. Ia terlelap di sofa, masih dengan pakaian yang sama dan ditemani sebuah lagu.

Di depannya, Teacher Baek duduk sambil membaca huruf braile.


Tae Pyeong kemudian bangun.

Teacher Baek yang kehilangan penglihatannya pun tahu bahwa Tae Pyeong sudah bangun.

Teacher Baek : Apa kau  sudah sadar? Kau menyelamatkanku. Kudengar kau dari Amerika. Orang tuamu tidak tahu bahwa kau ada di sini. Kenapa kau datang jauh-jauh kemari untuk menemuiku?

Tae Pyeong : Kenapa kau mencoba bunuh diri? Kau tahu kau tidak akan mati. Kau bisa melihat kematianmu sendiri, jadi, kau sudah tahu, bukan?

Teacher Baek : Kau juga bisa melihat kematian orang-orang.

Tae Pyeong : Ya.

Teacher Baek : Omong-omong, apa yang ingin kau ketahui?

Tae Pyeong : Kupikir kau akan tahu. Aku melihat kematian setiap hari. Aku bisa melihat bagaimana ibuku, ayahku, dan teman-temanku akan mati. Tapi aku bingung harus beri tahu mereka atau tidak. Jika aku memberi tahu mereka, mereka mungkin sedih.

Teacher Baek : Seorang penyair pernah berkata mengetahui kapan kita akan mati adalah hal paling menyakitkan. Namun, tanpa mengetahui kematian tertentu, bisa membuat kita merasa lebih sedih.


Tae Pyeong lalu bangkit. Ia mendekati foto seorang wanita yang ada di meja dan mengambil lolipop dari Joon Young dari samping foto itu.

Tae Pyeong : Kurasa dia meninggal dalam kecelakaan.

Tae Pyeong melihat bagaimana wanita itu mati.


Wanita itu dilarikan ke RS dengan sekujur kepala penuh darah.

Wanita itu menggapaikan tangannya ke pria yang ada di depan, yang juga sama sepertinya.

Pria itu, Teacher Baek.

Teacher Baek : Yeobo...

Wanita itu kemudian meninggal.


Tae Pyeong berbalik menatap Teacher Baek.

Tae Pyeong : Kalian mengalami kecelakaan itu bersama?

Teacher Baek : Hari itu, aku melamarnya. Itu hari paling membahagiakan dalam hidupku.


Kita melihat detik2 sebelum Teacher Baek dan kekasihnya mengalami kecelakaan.

Tae Pyeong : Kau pasti sangat mencintainya.

Teacher Baek : Melihatnya saja membuatku bahagia.

Wanita itu tanya, apa yang Teacher Baek sukai darinya?

Teacher Baek : Saat aku bersamamu, itu membuatku merasa normal, jadi, aku suka itu. Kau satu-satunya orang yang kematiannya tidak bisa kulihat.


Wanita itu lantas tersenyum. Teacher Baek juga tersenyum menatap wanita itu, namun senyumnya hilang saat melihat mobil disamping wanitanya akan menabrak mereka.


Teacher Baek : Seharusnya aku tahu. Jika tahu, aku bisa menghentikannya. Dia meninggal karena aku.

Tae Pyeong : Apa artinya dia meninggal karenamu? Jika kau bisa menghentikannya, apa itu artinya kau bisa mengubah kematian orang?

Teacher Baek tak menjawab.


Adegan berpindah pada Hong Jung Ho yang mengamuk pada Woo Hyun atas kematian putrinya.

"Kau seharusnya menangkapnya! Seharusnya kau menghentikannya! Jika kalian bekerja dengan becus, anakku tidak akan mati!"

Diluar, Joon Hee dan kedua reporter lain melihat itu.

Kedua reporter tak mengerti bagaimana si pembunuh bisa tahu kamar Min Ah.


Dong Cheol kemudian datang dan berusaha menenangkan Hong Jung Ho.

Ternyata, gadis yang diselamatkan Dong Cheol. Gadis yang ditanyai Joon Young saat mereka di RS tadi adalah Min Ah yang baru saja dibunuh si pelaku.


Dong Cheol kemudian memberikan selembar kertas berisi identitas Jo Pil Doo.

Dong Cheol : Di TKP, kami menemukan identitas gadis itu. Sidik jari pria ini ada di sana. Jo Pil Doo, si bedebah ini, adalah pembunuhnya.

Woo Hyun : Hei, cari dia sekarang.


Diam2, Joon Hee menguping mereka.


Woo Hyun dan Dong Cheol langsung mengejar Jo Pil Doo. Mereka berdua mengejar Jo Pil Doo sampai ke lokasi bekas pabrik.

Woo Hyun berusaha meringkus Dong Cheol tapi Dong Cheol berhasil mendorongnya dan lari.

Gantian Dong Cheol mengejar Jo Pil Doo. Dong Cheol mengejar Jo Pil Doo sampai ke tangga.


Dong Cheol berhasil mendapatkan Jo Pil Doo.

"Aku tidak melakukannya! Aku mengambilnya agar bisa kuberikan kepada ibu gadis itu!" ucap Jo Pil Doo.

Dong Cheol tak percaya dan berusaha membawa Jo Pil Doo turun. Jo Pil Doo menghempaskan tangan Dong Cheol.

Dan saat itulah, Dong Cheol jatuh ke lantai bawah dan tewas seketika.


Woo Hyun melihat itu.

Woo Hyun : Dong Cheol!


Woo Hyun marah dan langsung mengejar Jo Pil Doo.

Woo Hyun memukuli Jo Pil Doo. Ia terus dan terus memukul Jo Pi Doo meski Jo Pil Doo mengatakan tidak mendorong Dong Cheol.


Di kantor polisi, Joon Young membaca artikel tentang ayahnya di koran.

"Seorang Detektif Jatuh dan Tewas Selagi Menangkap Jo Pil Doo. 'Korban Tewas Pendarahan akibat Patah Sembilan Tulang Rusuk. Korban mengalami sembilan fraktur pada tulang rusuknya. Pergelangan kaki dan panggulnya koyak hingga tidak bisa dikenali."


Woo Hyun datang bersama timnya. Mereka diikuti oleh Joon Hee.

Joon Hee : Kau belum temukan tempat penguburan untuk enam korban lainnya.

Woo Hyun : Hentikan.

Joon Hee : Kau sudah menetapkan tanggal untuk pemeriksaan TKP Jo Pil Doo? Ayolah. Beri tahu saja aku.

Woo Hyun : Sudah cukup.

Joon Hee : Detektif Nam, aku seorang reporter. Aku melakukan ini demi kebaikan publik.


Mendengarnya, Woo Hyun marah dan mencengkram Joon Hee.

Woo Hyun :  Sialan! Bagaimana menerbitkan foto seorang detektif yang tewas saat bertugas disebut sebagai kebaikan publik? Beri tahu aku menurutmu kebaikan publik itu apa! Kau keterlaluan! Yang benar saja!


Mereka lalu melihat Joon Young.

Woo Hyun kaget dan bergegas mendekati Joon Young.

Melihat Joon Young membaca koran ttg tewasnya Dong Cheol, Woo Hyun langsung mengambil koran itu.


Joon Hee melihat Joon Young.

Rekan2 Woo Hyun kemudian mengusir Joon Hee.

Joon Young melihat Joon Hee.


Woo Hyun yang tidak tahu harus mengatakan apa, akhirnya hanya bisa memeluk Joon Young.

Bersambung ke part 2....

Nah begitulah gaes..... Saat sedang bermain bersama Joon Young di pantai,,, Dong Cheol dihubungi rekannya dan diminta datang ke RS..... Saat itu,, di RS, Min Ah, gadis yang diselamatkan Dong Cheol, tewas dibunuh... Hari itu, sekaligus menjadi hari terakhir Joon Young bertemu ayahnya... Karena setelah mengantar Joon Young pulang,, Dong Cheol langsung kembali ke kantornya dan melihat Hong Jung Ho melabrak Woo Hyun atas kematian Min Ah. Dan setelah itu, Woo Hyun dan Dong Cheol pergi mengejar Jo Pil Doo.. Disinilah Dong Cheol tewas....

0 Comments:

Post a Comment