Unknown Woman Ep 35 Part 1

Sebelumnya...


Tangis Yeo Ri langsung pecah saat dokter menyebutkan tanda lahir Bom.

Dokter Jung : Dia punya tanda lahir berbentuk semanggi daun empat di pinggangnya. Aku mengingatnya dengan baik karena itu seperti pertanda baik untuk awalku sebagai dokter.

Yeo Ri : Benar. Itu Bom. Itu bayiku.


Di kamarnya, Ma Ya sedang video call-an dengan Bom!

Ma Ya : Bom-ah, sungguh? Kau mau mengunjungi Korea? Baiklah. Akan kutanyakan ayah dan ibu. Aku berjanji.


Ae Nok sedang merayakan ulang tahunnya bersama Yeol Mae dan Oliver. Tiba2 saja, bel berbunyi. Yeol Mae dan Ae Nok saling berpandangan, kaget.

Yeol Mae bergegas memeriksa. Ia pun panic saat melihat layar intercom.

Yeol Mae : Itu Kak Moo Yeol dan Kak Hae Joo.

Ae Nok ikut panic. Takut Moo Yeol ngamuk melihat Oliver, ia lekas menyuruh Oliver sembunyi.

Oliver heran, kau kesal dia tidak datang dan sekarang kesal dia datang. Ada apa denganmu?

Ae Nok : Putraku itu mudah marah seperti landak. Jika kau tidak mau dipukulinya, diamlah dan masuk kamar.

Ae Nok menarik Oliver.

Oliver : Aduh punggungku.

Ae Nok membawa Oliver ke kamar.


Ae Nok mau keluar lagi setelah menyembunyikan Oliver tapi dia masuk lagi gara-gara Moo Yeol dan Hae Joo keburu masuk.

"Kalian datang." ucap Yeol Mae gugup.

"Kau di rumah sendirian? Di mana ibu?" tanya Moo Yeol.

"Dia di kamar mandi. Ada apa? Kalian kemari karena ini hari ulang tahun Ibu? Kalian seharusnya menghubungi dahulu." ucap Yeol Mae.

"Panas sekali, kakak mau ganti baju." jawab Moo Yeol, lalu berniat masuk ke kamarnya.


Sontak lah, Yeol Mae langsung menghalangi Moo Yeol.

Yeol Mae : Kakak mau ganti baju di kamarku?

Yeol Mae lalu merangkul Moo Yeol dan Hae Joo.

Yeol Mae : Aku menyukai selimut yang dikirimkan Kak Hae Joo.

Yeol Mae lantas memaksa Moo Yeol melihat selimut barunya.


Hae Joo melihat makanan di meja.

Hae Joo : Kau kedatangan tamu?


Curiga, Hae Joo menerobos masuk ke kamar Moo Yeol. Ia pun marah melihat ada laki-laki disana.

Hae Joo : Apa yang ibu lakukan! Bersembunyi di kamar putra ibu bersama seorang pria?

Moo Yeol dan Yeol Mae masuk.

Moo Yeol : Bukankah kau pemilik bar jazz?


Moo Yeol marah. Ia mencengkram kerah Oliver dan menuduh Oliver gigolo.

Ae Nok dan Yeol Mae berusaha menghentikan Moo Yeol.

Ae Nok bahkan menyebut Moo Yeol salah paham.


Hae Joo : Ini alasanku tidak mau kemari. Aku tidak mau memberikan uang kepada mereka. Tidak tahu malu. Bagaimana bisa ibu membawa seorang pria ke apartemenku?

Mendengar itu, Ae Nok sewot.

Ae Nok : Tidak tahu malu? Apartemenmu? Hei!

Ae Nok menyeret Hae Joo keluar.

Melihat Hae Joo diseret, Moo Yeol melepaskan Oliver dan menyusul Ae Nok keluar.


Yeo Ri, Mal Nyeon dan Ki Dong menunggu di ruangan Dokter Jung. Mereka tidak percaya Bom masih hidup. Ki Dong pun yakin, alasan Yeo Ri sering memimpikan Bom selama ini, karena Bom ingin memberitahu Yeo Ri bahwa ia masih hidup.

Mal Nyeon : Kalian berdua, sadarlah. Kita tidak boleh terbawa suasana. Kita harus mencari tahu kenapa seseorang yang masih hidup dinyatakan meninggal dan di samping itu, kita harus menemukan Bom.

Yeo Ri : Ya, tentu saja. Kita harus menemukan Bom. Catatan medisnya menyatakan bahwa dia sudah meninggal, tapi dokternya bilang dia tidak pernah menyatakan Bom meninggal. Itu artinya seseorang memanipulasi catatannya.

Ki Dong : Dokter pergi menerima telepon, jadi, kita bisa menanyakannya saat dia kembali. Kita akan menanyakan siapa yang memanipulasi catatan medisnya.

Yeo Ri : Aku tidak bisa menunggu. Aku harus bertanya kepada Oliver. Dia seorang dokter, jadi, dia tahu siapa yang bisa mengakses catatan medis.


Yeo Ri meraih ponselnya dan menghubungi Oliver.

Oliver : Oh, Seol-ssi.

Yeo Ri : Hai. Lama tidak berbincang. Aku harus menanyakan sesuatu. Apakah hanya dokter pasien yang bisa mengedit catatan medis pasien?

Oliver : Ya. Bagan pasien disimpan secara rahasia, jadi, dokter memasang kata sandi pada file nya agar tidak ada yang bisa melihatnya. Maaf, tapi aku tidak bisa bertelepon sekarang. Aku akan menghubungimu kembali.

Oliver memutus panggilan Yeo Ri.


Ae Nok dan Hae Joo berdebat.

Ae Nok : Apartemenmu? Kenapa ini apartemenmu?

Hae Joo : Kami membelinya dengan uang orang tuaku. Jadi, ini apartemenku. Murahan sekali, tinggal dengan seorang pria.

Ae Nok : Murahan?

Hae Joo : Jika ibu mau diperlakukan secara terhormat, berlakulah seperti orang dewasa. Berhenti mencoreng citra putra dan menantu ibu!

Ae Nok : Kau amat lancang.


Oliver keluar dan berusaha menjelaskan semuanya.

Oliver : Ada kesalahpahaman. Aku pemilik restoran tempat Yeol Mae bekerja. Punggungku sakit selagi berada di sini, jadi, aku harus menginap selama beberapa hari.

Hae Joo : Punggungmu sakit? Kenapa punggungmu sakit di sini? Hina sekali.

Oliver : Biar kujelaskan yang terjadi.

Moo Yeol : Jangan ikut campur. Ini urusan keluarga. Tidak. Tolong pergi.

Ae Nok : Ibu mau menghasilkan uang, jadi, ibu menyeretnya kemari. Ibu mau meminta uang sewa dari kamar kosong Moo Yeol untuk membantu membayar tagihan. Salah siapa itu? Itu karena kau memutus biaya hidup kami dan membekukan kartu kredit tanpa memberi tahu ibu, Hae Joo.


Mendengar itu, Moo Yeol marah. Tapi Hae Joo tak mau disalahkan, berkata kalau Ae Nok pantas mendapatkannya.


Ae Nok : Kau setidaknya bisa membahasnya dengan ibu. Atau setidaknya memberi tahu ibu lebih dahulu.

Hae Joo : Aku melakukannya agar ibu tersadar. Seseorang harus tahu posisinya.

Ae Nok : Posisi ibu? Kau mau menceraikan putra ibu? Itukah alasanmu melakukan ini? Kau mau memutus hubungan dengannya? Itukah alasanmu bersikap amat lancang kepada ibunya?

Hae Joo : Kenapa aku mau bercerai? Lebih baik dia yang memutus hubungan dengan ibu yang sudah mencoreng citra kami dan membawa pria asing ke rumah kami.

Yeol Mae, eonni!

Hae Joo lalu menyuruh Moo Yeol memilih antara dirinya dan Ae Nok. Hae Joo bilang, ia sudah tak bisa menerima keluarga Moo Yeol lagi. Ia juga bilang, lebih baik mereka bercerai daripada ia harus menerima keluarga Moo Yeol.

Moo Yeol terdiam.


Dokter Jung kembali ke ruangannya. Dan Yeo Ri langsung menanyakan soal medical record Bom yang dipalsukan.

Yeo Ri : Ada seseorang selain anda yang bisa mengedit catatan medis Bom? Jika kau tidak melakukannya, artinya orang lain memanipulasi catatan medis Bom.

Dokter Jung : Menurutku juga mencurigakan, tapi itu dilindungi kata sandi, jadi, tidak ada lagi orang yang bisa mengaksesnya.

Mal Nyeon : Lantas, bagaimana itu bisa dimanipulasi?

Dokter Jung : Mungkin perawat yang melakukannya. Aku terkadang meminta perawatku membukakan bagan untukku.

Ki Dong : Siapa perawatmu saat itu? Kemungkinan besar dia yang memanipulasi catatannya.

Dokter Jung : Aku tidak bisa mengingat dengan jelas siapa dia, tapi aku akan mencari tahu.

Yeo Ri : Terima kasih. Terima kasih banyak. Tolong cari. Kumohon.


Ma Ya terburu-buru turun dari tangga sambil teriak memanggil Ga Ya yang duduk di bawah.

Ji Won pulang langsung memarahi Ma Ya.

Ji Won : Berhentilah bersikap lancang kepadanya! Kenapa kau berteriak? Nanti dia pusing! Kau bahkan tidak bisa berjalan. Kau harus tetap di kamarmu.

Ma Ya : Nenek, temanku yang kutemui di Inggris akan datang ke Korea untuk menemuiku. Ga Ya, temanku mau berkunjung.

Ji Won : Siapa temanmu?

Ga Ya : Teman yang kau temui di Inggris?

Ma Ya : Nenek akan lihat saat dia datang. Dia amat cantik dan baik. Dia seperti malaikat.


Hae Joo menyuruh Moo Yeol memilih dirinya atau Ae Nok.

Ae Nok yang yakin Moo Yeol akan memilihnya, juga minta Moo Yeol milih dia atau Hae Joo.

Ae Nok : Ibu tidak peduli dengan uang. Tidak bisa ibu biarkan anak berharga diperlakukan dengan salah oleh mertuanya lagi. Bercerai saja!

Moo Yeol, ibu....


Ae Nok senang Moo Yeol memilihnya tapi Moo Yeol belum selesai bicara. Moo Yeol yang tak mau rencananya mengambil alih Grup Wid rusak, memilih Hae Joo.

Moo Yeol : Sejak aku menikahinya, dia menjadi keluargaku, bukan kalian. Dia yang akan bersamaku sampai aku meninggal.

Yeol Mae marah, Oppa!

Moo Yeol lantas menyuruh Yeol Mae menjaga Ae Nok baik2 dan mengajak Hae Joo pergi.


Ae Nok syok.

Ae Nok : Aku seharusnya tahu lebih baik daripada mengharapkannya. Jangan berani-beraninya kembali, Bedebah!


Hae Joo senang Moo Yeol memilihnya.

Moo Yeol : Melukai ibuku seperti itu melukai hatiku juga, tapi kau keluargaku.


Hae Joo pun memeluk Moo Yeol dan mengucapkan terima kasih.

Hae Joo : Aku yang meninggikan suaraku dan menyuruhmu memilih, tapi aku amat takut kau tidak akan memilihku. Terima kasih.


Moo Yeol ingat kata2 Hae Joo tadi pagi.

Hae Joo : Serta soal saham yang kubilang akan kuberikan kepadamu, aku akan mempertimbangkannya lagi.


Moo Yeol tersenyum.


Moo Yeol dan Hae Joo berjalan menuju mobil. Tapi seorang pengendara tiba2 saja nyaris menabrak mereka. Hae Joo menjerit. Melihat itu, Moo Yeol langsung melindungi Hae Joo dan terjatuh.

Hae Joo : Moo Yeol-ssi, kau tidak apa-apa? Kau terluka?

Moo Yeol : Bagaimana denganmu? Kau harus baik-baik saja. Tidak apa-apa selama kau baik-baik saja.


Mendengar itu, Hae Joo pun memeluk Moo Yeol.

Hae Joo : Chagiya, Yeobo!


Moo Yeol menatap si pengendara dan tersenyum. Si pengendara motor menganggukkan kepala, lalu pergi.

Ya, ternyata itu ulah Moo Yeol. Si bodoh Hae Joo malah luluh dan mengatakan, ia mencintai Moo Yeol sampai mati.

Moo Yeol : Aku juga.


Yeo Ri kembali ke ruangannya dan menatap foto2 Bom.

Yeo Ri : Kau dimana? Kau tinggal dengan siapa? Apa kau sakit? Kau makan dengan baik? Kau sudah tumbuh setinggi apa? Kau akrab dengan teman-temanmu? Ibu akan menemukanmu. Apa pun yang terjadi, ibu akan menangkap bedebah yang memisahkan kita serta membuatnya membayar perbuatannya. Tunggulah sebentar.


Moo Yeol dan Yeo Ri rapat, membahas rencana mereka.

Moo Yeol : Perusahaan global baru-baru ini mendekati kita. Kau tahu Blanc, bukan?

Yeo Ri : Blanc? Tentu saja. Itu salah satu tiga teratas perusahaan mode di dunia.

Moo Yeol : Jika kita meneken kontrak dengan Blanc, harga saham Wid Fashion akan meroket. Aku akan mewujudkannya.

Yeo Ri : Hae Joo sudah memberikan sahamnya kepadamu?

Moo Yeol : Hanya masalah waktu, jadi, jangan khawatir. Menimbang hal itu, bagaimana jika kita makan malam di tempat yang sepi?


Yeo Ri dan Moo Yeol lalu pergi tapi rencana makan malam mereka gagal karena Do Chi tiba2 datang.

Yeo Ri terkejut melihat Do Chi.

Yeo Ri : Apa yang kau lakukan di sini? Kau tidak bilang akan datang.

Do Chi : Aku ada rapat di dekat sini, dan mau menjemputmu. Jika datang lebih lama sedikit, aku tidak akan bertemu denganmu. Kau sudah selesai, bukan? Haruskah kita pergi?


Yeo Ri pun menatap Moo Yeol, pura2 tidak enak.

Moo Yeol menyuruh Yeo Ri pergi dengan Do Chi.

Moo Yeol lalu bicara dengan Do Chi.

Moo Yeol : Sampai jumpa di rumah.


Moo Yeol beranjak menuju mobilnya.

Yeo Ri dan Do Chi pergi.

Moo Yeol berbalik dan melihat keduanya tertawa, serta Yeo Ri menggandeng lengan Do Chi.

Moo Yeol : Tunggu saja beberapa bulan. Lalu kita bisa bersama lagi.


Moo Yeol mengepalkan tangannya.


Do Chi terkejut mendengar cerita Bom masih hidup.

Yeo Ri : Kami baru mengetahuinya hari ini saat mencari abunya. Kami menemui dokter yang dahulu merawatnya, dan sertifikat kematiannya palsu.

Do Chi : Bagaimana bisa itu... Bagaimana bisa mereka bilang bahwa putrimu sudah meninggal?

Do Chi lalu menyadari sesuatu.

Do Chi : Tunggu, bukankah kau bersama Bom saat dia meninggal? Kau tidak membesarkannya?

Yeo Ri : Ada yang terjadi sehingga kami terpisah sebentar. Saat itulah kudengar bahwa Bom sudah meninggal, dan aku melihatnya di kuburan.

Do Chi marah, siapa yang menyatakan kematiannya, padahal dia sehat-sehat saja? Kenapa? Menurutmu, ayah Bom dalangnya?


Yeo Ri : Dia tidak ada hubungannya. Dia menolak Bom dari awal, dan bahkan tidak tahu bahwa Bom sudah lahir. Aku harus segera menemukannya. Kami harus menemukan siapa yang melakukan itu kepadanya juga, tapi kami harus menemukan Bom agar aku bisa mendekapnya.

Do Chi : Tentu saja. Akan kuusahakan semampuku untuk membantu juga. Aku amat bahagia untukmu.

Yeo Ri : Terima kasih. Terima kasih banyak. Aku tahu ini salah, tapi bisakah kau tidak memberi tahu keluargamu soal Bom? Ini bukan kabar yang begitu baik.

Yeo Ri lalu menatap Do Chi penuh harap agar Do Chi tak cerita pada keluarganya soal ia dan Bom.

"Jika Ji Won mengetahui bahwa Bom anakku, dia akan tahu aku Yeo Ri. Dia tidak boleh mengetahuinya sebelum aku menemukan Bom." batin Yeo Ri.


Gaya dan Ma Ya buru2 turun ke bawah, menyambut Do Chi yang baru pulang.

Ga Ya langsung memeluk Do Chi.


Ma Ya hampir saja jatuh dari tangga. Untunglah Do Chi langsung menangkapnya.

Do Chi : Maya-ya, kau tidak apa-apa? Kenapa kau turun? Suruh saja kakek jika kau membutuhkan sesuatu. Kakek akan melakukan apa pun yang kau minta.

Ma Ya : Aku tidak bisa begitu. Bagaimana bisa aku menyuruh kakek? Guruku bilang anak-anak harus menghormati orang dewasa.

Do Chi : Ya. Anak-anak harus menghormati orang dewasa, tapi orang dewasa harus menghargai dan melindungi anak-anak juga. Mau naik pesawat-pesawatan?

Ma Ya mengangguk.


Do Chi pun menggendong Ma Ya tinggi2 dan memutar2nya. Ma Ya senang.

Do Chi lalu menurunkan Ma Ya. Ga Ya berdiri disamping Ma Ya. Do Chi kemudian mengelus kepala Ma Ya dan Ga Ya. Ma Ya dan Ga Ya senang.


Do Chi masuk ke kamarnya.

Do Chi : Jika Bom masih hidup, dia pasti seumuran si kembar. Bagaimana aku bisa membantu menemukannya?


Do Chi lalu teringat sesuatu dan langsung meraih ponselnya.

Do Chi : Jang Goo-ya. Ingat saat dahulu aku membintangi film detektif? Kami membuat sketsa untuk mengetahui wajah anak lima tahun saat berusia 15 tahun, ingat?

Jang Goo : Ya.

Do Chi : Bisakah kau menemukan agensi yang membantu dengan itu?

Jang Goo : Kenapa?

Do Chi pun sewot dengan pertanyaan Jang Goo.

Do Chi : Karena aku butuh!

Jang Goo : Baik. Serahkan kepadaku.


Hae Joo keluar dari kamarnya, sambil menatap ponselnya dan berkata kalau besok Ga Ya harus bawa alat perekam ke sekolah.

"Ga Ya-ya, kau sudah mengemas perekamnya?" teriak Hae Joo dari luar kamar.


Ma Ya datang mendekati Hae Joo.

Ma Ya : Ibu. Aku mau minta tolong.

Hae Joo : Minta tolong? Apa?

Ma Ya : Teman yang kutemui di Inggris ingin datang ke Korea. Bolehkah kuundang kemari dan kubiarkan dia menginap di sini?

Hae Joo : Teman dari Inggris? Dia orang asing?

Ma Ya : Tidak. Dia orang Korea. Namanya Bom. Kurasa nenek tidak akan mengizinkan. Itulah alasanku menanyai Ibu dahulu. Bolehkah aku mengundangnya?

Hae Joo mengelus kepala Ma Ya.

Hae Joo : Tentu saja boleh. Tidak perlu mengkhawatirkan nenek karena dia akan mengizinkan.

Ma Ya senang, aku tidak sabar. Terima kasih. Aku akan memberitahunya sekarang.

Ma Ya lalu mengajak Hae Joo ke kamarnya, berbicara dengan Bom dan ibunya.


Di kamarnya, Ji Won yang sedang duduk di meja riasnya, teringat medical record Bom yang ia dapat dari Moo Yeol.

Flashback....

Ji Won : Kau tahu siapa Bom? Katakan kepada ibu!

Moo Yeol : Saat Yeo Ri berada di penjara, dia meneleponku sekali. Saat itulah aku mengetahui anak kami yang dia lahirkan bernama Bom. Aku ingin tahu bagaimana dia meninggal. Itu saja.

Flashback end...


Ji Won bertanya2, kenapa Moo Yeol tiba2 penasaran dengan Bom?

Do Young keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambutnya dan tanya ada apa.

Ji Won berdiri dan menatap Do Young.

Ji Won : Moo Yeol. Aku ke kantor kemarin dan dia melihat catatan medis anak Yeo Ri yang sudah tiada.

Do Young kaget, apa?

Ji Won : Katanya dia hanya penasaran, tapi aku tidak menyukainya.


Ji Won masuk ke kamar Hae Joo. Hae Joo sendiri sedang berdandan.

Ji Won : Bagaimana kabar toko?

Hae Joo : Menyenangkan. Setiap kali pelanggan kembali dan membeli lebih banyak, aku merinding. Itu menyenangkan.

Ji Won : Baguslah. Belajarlah dengan baik dan pahami manajemen bisnis dengan pantas di bawah ayahmu.

Hae Joo : Kenapa? Moo Yeol baik-baik saja.

Ji Won : Kami sudah bilang kepadamu. Kau penerusnya, bukan Moo Yeol.

Hae Joo : Berhentilah merendahkannya. Kami satu hati dan jiwa.


Ji Won : Itukah alasanmu mau memberikannya sahammu? Kami sudah bilang dengan jelas. Jangan berani-beraninya.

Hae Joo : Aku sudah dewasa dan seorang ibu. Aku berhak memutuskan akan melakukan apa dengan asetku. Tidak peduli apa kata kalian, akan kuberikan kepadanya jika mau, dan tidak akan kuberikan jika tidak mau.

Ji Won : Hae Joo-ya!

Hae Joo : Aku tidak mau berdebat tentang itu lagi. Lalu, teman Ma Ya datang hari ini dari Inggris. Dia akan menginap beberapa hari, asal kalian tahu.

Ji Won tambah sewot mendengarnya.


Ji Won : Apa? Kata siapa Ma Ya bisa mengundang temannya menginap?

Hae Joo : Kataku. Dia putriku

Hae Joo lalu mengambil tasnya dan pamit.

Hae Joo : Aku mau pergi bekerja.


Ae Nok terbaring lesu di kamarnya. Ia tak semangat setelah Moo Yeol memilih Hae Joo ketimbang dirinya.

Oliver dan Yeol Mae masuk, membawakan Ae Nok makanan.

Oliver : Kau harus makan agar tenagamu kembali. Makanlah sedikit.

Ae Nok : Aku tidak berselera. Aku tidak bisa makan. Aku tidak apa-apa.

Yeol Mae : Ini hidangan terakhir yang dimasak Pak Jang. Dia pindah hari ini.

Ae Nok : Bahkan putraku sendiri meninggalkanku. Aku tidak bisa menyalahkanmu. Aku sudah diabaikan dan dicampakkan seumur hidup. Aku terlalu lemah untuk mengantarmu.


Sekarang, Oliver sudah di Chaplin. Ia mencuci piring sambil menghela napas beberapa kali lantaran punggungnya yang masih sakit.

Yeo Ri datang, punggungmu sakit?

Oliver : Sudah beberapa hari, tapi kini sudah lebih baik.

Yeo Ri : Kau sudah ke dokter? Aku bisa mengantarkanmu.

Oliver : Aku pergi pagi ini. Omong-omong, aku baru bicara dengan ibumu. Dia bilang kemungkinan besar Bom masih hidup.

Yeo Ri : Itulah alasanku egois dan datang kemari untuk meminta bantuanmu.

Oliver : Jangan merasa bersalah. Sejak kuputuskan membantumu, aku menganggapmu adikku. Jadi, mintalah apa pun.


Yeo Ri : Kurasa orang yang mengambil Bom dan menyembunyikannya adalah Hong Ji Won dari Grup Wid. Jika begitu masalahnya, orang tuaku dan aku tidak bisa terang-terangan mencari Bom karena identitas kami bisa tersingkap.

Oliver : Maksudnya, aku mungkin harus terlibat secara langsung, bukan? Di mata mereka, aku tidak berkaitan denganmu atau orang tuamu, jadi, Hong Ji Won tidak akan mencurigaimu. Aku mengerti. Aku akan siap bergerak kapan pun kau membutuhkanku.


Hae Joo memeriksa laporan penjualan. Dan ia senang.

Hae Joo : Produk barunya laris manis. Penjualan seharusnya berlipat ganda dari kuartal pertama.


Hae Joo lalu teringat saat Moo Yeol memilihnya daripada Ae Nok. Ia juga ingat saat Moo Yeol menyelamatkannya yang hampir ditabrak pengendara motor.


Hae Joo tersenyum, apa yang ibu tahu tentang cinta? Ibu amat curiga karena tidak pernah dicintai ayah.


Hae Joo lalu berdiri.

Hae Joo : Aku berbeda. Aku akan membangun kepercayaan diri Moo Yeol  dan membalas cinta yang dia berikan kepadaku.

Hae Joon pun beranjak pergi.


Hae Joo ternyata ke kantor Moo Yeol. Moo Yeol kaget Hae Joo datang.

Moo Yeol : Kenapa kemari?

Hae Joo : Apakah Nona Yoon keluar? Aku mau berbicara dengannya, bukan denganmu.

Moo Yeol : Kenapa? Ada apa? Katakan kepadaku.


Yeo Ri datang.

Yeo Ri : Omo, annyeong haseyo, Samonim.

Hae Joo : Jal jinaeseyo? Aku kemari mau berbicara tentang sesuatu denganmu. Aku khawatir karena kau tidak ada.

Moo Yeol cemas. Ia takut Hae Joo menyakiti Yeo Ri lagi karena cemburu.

Hae Joo : Aku mau mentransfer sahamku atas Grup Wid, jadi, aku membutuhkan bantuanmu.


Moo Yeol dan Yeo Ri kaget, mereka saling melirik.

Lalu Moo Yeol pura2 menolak. Sedangkan Yeo Ri tersenyum senang.

Hae Joo : Aku sudah memutuskan untuk memberikanmu sahamku atas Grup Wid.

Moo Yeol : Sayang. Sudah kubilang tidak perlu.

Hae Joo : Kita sudah menikah. Kita sudah menikah, jadi, aset kita sama saja. Tidak penting asetnya atas namaku atau namamu, tapi aku mau membangun kepercayaan dirimu di kantor dan di rumah. Lagi pula, kau suamiku.


Hae Joo lalu menyuruh Yeo Ri menyiapkan berkasnya.

Yeo Ri : Bagaimana jika Pimpinan dan Nyonya Hong mengetahuinya...

Hae Joo : Lakukan saja perintahku. Ayo. Siapkan berkas-berkasnya.


Sekarang, 10 persen saham yang dimiliki Hae Joo sudah resmi menjadi milik Moo Yeol.

Hae Joo : Selamat, Pak Pemegang Saham Besar. Gunakan ini sebagai batu loncatan untuk meniti karier di Grup Wid. Itu harapanku.

Yeo Ri : Aku akan membiarkan kalian berdua berbincang.

Yeo Ri keluar.


Moo Yeol : Jika orang tuamu mengetahuinya, mereka akan mengamuk.

Hae Joo memeluk Moo Yeol.

Hae Joo : Aku mau menunjukkan kepadamu bahwa kau memutuskan dengan benar. Seperti kau memilihku melebihi ibumu, aku memilihmu melebihi ibu dan ayahku.


Moo Yeol melepas pelukan Hae Joo dan mengucapkan terima kasih.

Moo Yeol lalu mengajak Hae Joo makan malam.

Hae Joo : Aku harus mengantar Ma Ya ke rumah sakit, lalu ke bandara untuk menjemput temannya.

Moo Yeol : Temannya?

Hae Joo : Mereka bertemu di Inggris. Namanya Bom dan dia orang Korea. Ibunya terlalu sibuk untuk datang, jadi, dia mengirimkannya di bawah asuhan pramugari. Dia akan menginap di rumah kita selama beberapa hari.

Moo Yeol kaget, Bom?

Hae Joo : Ya. Kenapa?

Moo Yeol : Bukan apa-apa. Dari semua nama...


Di toilet, Yeo Ri sedang mencuci tangannya, lalu setelahnya, ia tersenyum puas sambil menatap pantulan wajahnya.

Yeo Ri : Moo Yul, tidak buruk. Kau membuat Hae Joo menyerahkan 10 persen saham perusahaan. Goo Hae Joo, kau akan merasakan betapa sakitnya dicampakkan sebentar lagi.


Ponsel Yeo Ri berdering. Telepon dari Dokter Jung.

Yeo Ri kaget, kau menemukan perawatnya?

Dokter Jung : Ya. Aku menemukan perawat yang merawat Bom. Dia bekerja di Rumah Sakit Han di Suwon sekarang. Ya. Akan kukirimkan informasi kontaknya.


Yeo Ri senang, kami bisa menemukan Bom sekarang.

Tak lama, Yeo Ri menerima sms berisi nomor ponsel suster yang merawat Bom.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment