Unknown Woman Ep 36 Part 1

Sebelumnya...

Guys, sebelum mulai, sy mohon maaf ya karena komentar yang kalian kirim gk bakal langsung muncul... Komentarnya sengaja sy moderasiin,, jd komentar kalian bakal muncul setelah sy publikasikan..... Sy sengaja pake fitur moderasi, karena belakangan ini blog sy diserang komen spam... Mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam berkomentar....


Moo Yeol tak nyaman saat Ma Ya mengenalkan Bom padanya.

Bom pun mengenalkan dirinya pada Moo Yeol.


Ji Won keluar, kita kedatangan tamu?

Ji Won menatap sebal Bom, hanya karena Bom temannya Ma Ya.


Do Chi dan Yeo Ri mendapatkan sketsa wajah Bom.

Do Chi : Seol-ssi, kita akhirnya tahu bagaimana wajah Bom. Kini kita bisa menemukannya.

Tapi Yeo Ri tak berani melihatnya.

Do Chi : Apa yang kau lakukan? Lihatlah. Dia mirip denganmu.

Yeo Ri pun akhirnya membuka matanya. Dan dia terisak melihat wajah Bom.

Yeo Ri : Jadi kau Bom? Bom-ah, tunggulah. Ibu akan menemukanmu.


Ma Ya mengenalkan Bom pada Ji Won. Sontak, Ji Won kaget mendengar nama Bom.

Moo Yeol yang tak mau situasi tambah memanas, menyuruh Ma Ya membawa Bom ke kamar, karena tahu Bom lelah setelah perjalanan jauh.

Hae Joo : Ayo. Akan ibu bawakan kudapan enak.


Ji Won : Kau!

Bom : Aku?

Ji Won : Siapa nama Inggrismu? Kau pasti punya jika tinggal di Inggris.

Bom : Kelly.

Ji Won :  Lantas, akan kami panggil itu. Akan lebih nyaman bagimu memakai nama yang sama, bukan?


Hae Joo : Kenapa? Ma Ya lebih suka memanggilnya Bom. Panggil saja dia Bom.

Ji Won berkeras, ibu bilang panggil dia Kelly!

Sontak semua kaget. Ma Ya mengalah.

Ma Ya : Ya, Nenek. Ibu, ayah, aku akan mengajak Kelly ke atas.

Ma Ya dan Ga Ya membawa Bom ke atas.


Hae Joo : Kenapa ibu amat kesal di depan anak-anak? Ibu membuat Ma Ya tampak buruk di hadapan temannya.

Ji Won : Hae Joo, kita harus berbicara.

Hae Joo : Setelah aku membantu mengurus mereka.

Hae Joo menyuruh Moo Yeol ke atas.


Saat Moo Yeol mau ke atas, Ji Won memanggilnya.

Moo Yeol : Ada apa?

Ji Won : Jangan berpikir yang aneh-aneh hanya karena namanya Bom.

Moo Yeol : Apa?

Ji Won : Ibu dengar nama bayimu dan Yeo Ri juga Bom. Bayimu sudah meninggal.

Moo Yeol : Aku tahu.

Ji Won : Jadi, tidak perlu terlalu baik atau tertarik. Dedikasikan dirimu kepada keluargamu. Paham?

Ji Won pergi.


Hae Joo memberikan selimut pada Bom.

Hae Joo : Kalian tidak akan kesempitan jika tidur seranjang? Haruskah ibu gelar selimut di lantai?

Ma Ya : Tidak. Kami mau berpelukan saat tidur.

Bom : Setuju.

Hae Joo : Akan ibu bawakan kudapan. Tunggu di sini.

Bom : Terima kasih.

Hae Joo keluar.


Bom : Nenekmu agak menakutkan.

Ga Ya : Nenek kami hanya menyayangiku.

Bom : Kenapa?

Ma Ya : Karena dia tidak sehat, tapi aku kuat. Nenekmu hanya menyukai saudaramu juga?

Bom : Tidak. Aku tidak punya saudara. Aku juga tidak punya nenek.

Ma Ya : Kenapa kau tidak punya nenek? Dia sudah meninggal?


Bom : Aku tidak pernah menemui keluargaku. Serta ini rahasia, tapi...

Ga Ya mendekat. Bersama Ma Ya, mereka mendengar rahasia Bom.

Bom : ...aku tidak punya ayah.

Ma Ya dan Ga Ya kaget.


Hae Joo ke kamar orang tuanya.

Ji Won : Dia akan menginap sampai kapan?

Hae Joo : Dia baru saja sampai. Ibu kejam sekali. Paling lama lima hari.

Ji Won : Bagaimana dengan ibunya? Kau sudah berbicara dengannya? Dia bilang sesuatu?

Hae Joo : Seperti apa? Ibu Bom perawat...


Ji Won : Sudah ibu bilang jangan menyebut nama itu!

Hae Joo : Ibu Kelly perawat, jadi, tidak bisa bertelepon saat sedang bekerja.

Ji Won : Omong-omong, jangan biarkan Moo Yeol dan Bom... maksud ibu, Kelly, sering bersama. Jangan biarkan anak-anak mengganggu saat dia istirahat usai bekerja.


Hae Joo : Baiklah. Ibu akhirnya memperhatikannya.

Hae Joo keluar.


Ji Won : Kenapa ibunya harus menamainya Bom?


Do Chi dan Yeo Ri kini di mobil. Mereka terus menatap sketsa Bom.

Do Chi : Dia mungkin tidak persis seperti ini, tapi aku yakin mirip dengan ini. Mari buat selebaran dengan ini. Kita akan meminta organisasi anak hilang membantu dan menyebarkannya ke panti asuhan dan agensi adopsi.


Yeo Ri : Panti asuhan dan agensi adopsi?

Do Chi : Dia mungkin tidak diculik orang jahat. Dia mungkin hidup dengan orang baik yang mencintainya. Lalu, aku sudah berbicara dengan beberapa orang dari TV. Aku sudah memesan acara langsung besok pagi.

Yeo Ri kaget, acara langsung?

Do Chi : Jika kau tampil di TV dan bilang kau sedang mencari putrimu, akan lebih mudah menemukan Bom. Seseorang mungkin mengenalinya.

Yeo Ri : Tidak, aku tidak bisa. Aku tidak bisa tampil di TV. Kenapa kau melakukan itu tanpa bertanya?

Do Chi : Kita harus melakukan apa pun dan semuanya untuk menemukannya. Aku harus memohon kepada penulis kenalanku. Kenapa kau kesal sekali? Mungkinkah kau takut keluargaku akan melihatnya? Kenapa aku tidak memikirkan itu? Jika kau tampil di TV, semua orang akan tahu masa lalumu.


Yeo Ri bicara dalam hatinya.

Yeo Ri : Benar. Seluruh dunia akan tahu bahwa aku Yeo Ri.


Yeo Ri lalu memegang tangan Do Chi.

Yeo Ri : Maaf.


Di rumah,, Yeo Ri dan Mal Nyeon menatap sketsa Bom.

Mal Nyeon : Dia tampak amat pintar. Mata dan hidungnya mirip denganmu.

Yeo Ri : Benar, bukan?

Mal Nyeon : Do Chi berusaha keras. Dia begitu baik.

Yeo Ri : Di mana ayah?

Mal Nyeon : Dia mengejar wanita jalang, Park Ji Young, yang kabur itu.

*Tapi benarkah Kelly adalah Bom, putri Yeo Ri?


Yeo Ri menyusul Ki Dong yang berjaga di depan rumah Ji Young.

Ki Dong : Kenapa kau datang? Ayah bisa mengatasi ini.


Yeo Ri lalu menatap rumah Ji Young.

Yeo Ri : Jadi, itu? Itu tempat tinggal Park Ji Young? Perawat yang memalsukan sertifikat kematian Bom dan menculiknya.

Ki Dong : Di lantai dua. Tidak ada tanda anak-anak. Tidak ada yang berkunjung juga. Kita harus menunggu. Pada akhirnya, dia akan bergerak.


Do Chi pulang, tangannya memegang sketsa Bom.

Bersamaan dengan itu, Moo Yeol turun ke bawah dan bertemu Do Chi.

Moo Yeol : Selamat datang di rumah.

Do Chi : Hai. Kau pulang cepat.

Moo Yeol : Ada apa itu di tanganmu?

Do Chi : Ini milik Seol....

Dan Do Chi pun langsung sadar kalau ia hampir keceplosan dan langsung menyembunyikan sketsa Bom dibalik punggungnya.

Do Chi : Bukan apa-apa.


Lalu terdengar tawa Ma Ya dan Bom dari lantai atas.

Do Chi : Apa itu?

Moo Yeol : Teman Ma Ya dari Inggris datang.

Do Chi : Sungguh? Dia datang dari jauh. Paman sebaiknya menyapanya.

Ji Won keluar dari kamar dan menyapa Do Chi.

Do Chi : Hai, Hyungsu-nim. Aku sudah makan malam.

Ji Won lantas mendengar tawa Ma Ya dan Ga Ya.

Ji Won pun sewot.


Ji Won : Anak-anak lancang ini. Ada orang dewasa di rumah ini.

Ji Won bergegas ke atas.

Do Chi : Haruskah paman ke atas dan melihat penampilan teman Ma Ya dari Inggris?

Do Chi menyusul Ji Won.


Di atas, Ma Ya dan Bom sedang bermain bola.

Ji Won datang, menghardik mereka.

Ji Won : Apa yang sedang kalian lakukan! Serta di dalam rumah pula! Kata siapa kalian boleh bermain sepak bola di rumah? Kakek dan Kakek Paman tinggal di rumah ini!

Sontak, Ma Ya dan Bom langsung ketakutan.

Ji Won : Masuk kamar!


Ma Ya dan Bom lari ke kamar dan sembunyi dibawah selimut. Ji Won menyusul mereka.

Ji Won : Jangan membuat keributan lagi! Kau akan terkena masalah, Ma Ya! Diam dan tidurlah. Kau bisa bermain besok.


Do Chi masuk.

Do Chi :  Kudengar teman Ma Ya dari Inggris datang.

Bom : Halo. Aku Kelly. Tapi aku tidak bisa keluar dari selimut karena nenek Ma Ya bisa marah.

Ji Won : Kau melawan sama seperti temanmu!

Do Chi : Hentikan. Bagaimana bisa anak-anak diam, kecuali mereka sakit?


Do Chi menyapa Bom.

Do Chi : Selamat malam. Kakek akan bertemu denganmu secara pantas besok.

Bom : Baiklah.

Do Chi mengajak Ji Won keluar.

Do Chi : Ayo pergi. Senang rasanya mendengar anak-anak bermain. Melihat mereka membuatku ingin menikah dan punya anak sendiri.


Diluar, Ji Won tanya apa hubungan Do Chi dan Yeo Ri berjalan lancar?

Do Chi : Ya. Ini semua berkatmu dan Do Young.

Ji Won : Apa itu yang ada di tanganmu?

Do Chi : Bukan apa-apa. Aku turun dahulu.


Ma Ya dan Bom keluar dari selimut.

Ma Ya : Mereka semua sudah pergi?

Bom : Kurasa. Siapa pria tadi itu? Suaranya bagus.

Ma Ya : Uri jageun harabeoji. Namanya Do Chi. Dia selebritas terkenal.

Bom : Sungguh? Dia ada di TV? Tapi dia tidak terdengar setua itu.

Ma Ya : Dia masih lajang. Akan kuperkenalkan besok.


Bom : Dia masih lajang?

Ma Ya dan Bom tertawa senang.

*Ya ampun, gk Ma Ya, gk Bom, pada ngebucinin Do Chi.


Hae Joo mendekati Moo Yeol yang baru selesai mandi.

Hae Joo : Kau sudah pergi ke penyimpanan dan menyelesaikan pemrosesan saham yang kuberikan kepadamu?

Moo Yeol : Sudah. Terima kasih. Berkat kau, aku pemegang saham besar.

Hae Joo : Tidak perlu berterima kasih kepadaku. Aku seharusnya melakukannya lebih awal. Maaf soal itu.

Moo Yeol : Kau sudah memberi tahu orang tuamu bahwa kau memberikanku sahammu? Mereka akan mengomel jika mengetahuinya.

Hae Joo : Aku bukan anak-anak. Aku tidak harus meminta izin mereka untuk segalanya. Aku milikmu.

Moo Yeol : Tapi mereka akan marah jika mengetahuinya nanti.

Hae Joo : Mereka tidak akan tahu kecuali kuberi tahu. Kurasa mereka akan tahu pada rapat pemegang saham nanti. Lantas, kita tidak bisa berbuat apa-apa.


Oliver menghubungi Yeo Ri yang baru masuk rumah.

Mal Nyeon menghampiri Yeo Ri yang sedang bicara dengan Oliver.

Oliver : Seol, aku di rumah sakit.  Mereka bilang Park Ji Young meminta izin cuti. Kurasa dia menghilang.

Yeo Ri kaget, apa? Baiklah. Terima kasih.


Mal Nyeon : Dia tidak bekerja, bukan?

Yeo Ri : Tidak. Dia bilang mau cuti.

Mal Nyeon sewot, jalang keji itu. Dia memalsukan dokumen yang menyatakan bayimu meninggal  dan sekarang melarikan diri?

Yeo Ri : Aku harus menemui ayah. Aku harus menyuruhnya menghentikan pengintaian karena dia sudah bersembunyi. Ayah harus memikirkan usianya. Dia nanti sakit.


Yeo Ri menyusul Ki Dong yang masih berjaga di depan kediaman Ji Young.

Yeo Ri : Ayah, Oliver menelepon. Park Ji Young menelepon rumah sakit dan bilang mau cuti serta tidak masuk bekerja.

Ki Dong : Tidak ada pergerakan juga di sini. Pilihannya hanya satu. Entah dia tidak pulang usai melarikan diri dari kita atau bersembunyi di dalam, berpura-pura tidak di rumah.


Yeo Ri dan Ki Dong lantas mengecek unit Ji Young.

Yeo Ri mengetuk pintu.

Ki Dong : Park Ji Young. Ada kiriman!

Tapi Ji Young tidak keluar.

Yeo Ri : Mungkin dia tidak di rumah.


Ki Dong dan Yeo Ri turun. Mereka memeriksa meteran listrik Ji Young yang masih menyala.

Ki Dong : Dia di rumah.

Yeo Ri : Apa yang harus kita lakukan? Dia tidak akan pernah membiarkan kita masuk.

Ki Dong : Lantas, kita akan membuatnya keluar.


Ki Dong dan Yeo Ri kembali ke depan pintu Ji Young. Ki Dong memberi Yeo Ri aba2.

Lalu......

Ki Dong/Yeo Ri : Kebakaran!


Ji Young keluar. Saat hendak turun ke bawah, Yeo Ri muncul menghadang jalannya.

Yeo Ri menatap tajam Ji Young.

Yeo Ri : Park Ji Young-ssi?

Ji Young : Siapa kau?

Yeo Ri : Kita harus menuntaskan perbincangan yang kemarin soal catatan medis Son Bom yang dimanipulasi.

Ji Young kembali ke atas. Ia mencoba melarikan diri tapi Ki Dong menghalangi jalannya.


Ji Young yang tersudut, akhirnya berlutut dan minta maaf.

Ji Young : Maaf. Aku amat minta maaf. Aku sungguh minta maaf. Tolong maafkan aku.

Yeo Ri : Kenapa kau melakukannya? Tidak. Apa yang kau lakukan terhadap Bom?

Ji Young : Aku butuh uang.

Yeo Ri : Uang?

Ji Young : Tolong maafkan aku.


Di kamarnya, Ji Won berbicara di telepon dengan seseorang.

Ji Won marah, kenapa kau tidak mengangkat telepon? Aku sudah mengirimkan uang yang kau minta. Jika kau berusaha mengancamku seperti ini lagi, aku bisa menyingkirkanmu tanpa diketahui siapa pun. Mengerti?


Ji Young memberitahu Ki Dong dan Yeo Ri semuanya.

Ji Young : Aku memberi tahu sandi file medis Bom kepada orang itu. Aku dijanjikan 30.000 dolar sebagai ganti kata sandinya. Maaf. Kukira itu cukup untuk biaya operasi kanker ibuku.

Ki Dong : Siapa orangnya? Siapa yang kau beri tahu?

Ji Young : Aku tidak tahu. Sungguh. Semuanya dilakukan melalui telepon.

Ki Dong : Melalui telepon? Kau berharap kami percaya?

Ji Young : Itu benar. Tolong percayalah kepadaku.

Ki Dong : Pria atau wanita?

Ji Young : Wanita.


Yeo Ri : Wanita? Kau mengenali suaranya?

Ji Young : Aku tidak yakin. Itu terdengar familier, tapi juga tidak pada saat bersamaan. Maaf. Aku sudah kehabisan akal untuk menutupi biaya operasi ibuku.


Yeo Ri menghela nafas. Ia bingung harus bagaimana sekarang tapi kemudian, ia ingat kemarin Ji Young sempat menyebutkan soal perawat senior.

Yeo Ri : Sebelum kabur kemarin, kau menyebutkan perawat senior yang tidak bisa hamil.

Ji Young : Itu setelah aku memberi tahu kata sandinya kepada orang itu, tapi perawat senior yang bercerai karena mandul tiba-tiba keluar rumah sakit. Dia sungguh menyukai Bom. Katanya dia berharap punya putri sepertinya.

Ki Dong : Siapa namanya?


Ji Young : Kim Sook Mi.

Yeo Ri : Kim Sook Mi?

Ji Young : Ada yang bilang dia kabur ke Inggris dan mungkin sudah menikah lagi karena sedang mengasuh putri.

Ki Dong : Wanita mandul punya putri?

Ji Young : Tapi tidak mungkin dia. Dia tidak cukup kaya untuk menyuapku dengan uang.


Yeo Ri menghubungi Do Chi.

Do Chi : Sungguh?  Lantas, dia mungkin membawa Bom ke Inggris. Baiklah. Akan kuhubungi asosiasi Korea di Inggris dan mencari tahu.

Yeo Ri : Namanya Kim Sook Mi dan dia perawat. Dia seharusnya mengasuh putri yang kira-kira berusia 10 tahun.

Lalu terdengar suara Ma Ya.

Ma Ya : Jageun harabeoji, turunlah dan makan.

Do Chi : Baik. Kakek akan segera turun!

Do Chi : Baik, Seol. Aku akan mencaritahunya dan mengabarimu kembali.


Ma Ya dan Bom sarapan ditemani Hae Joo.

Ma Ya : Nenek pergi?

Hae Joo : Nenek mengantarkan Ga Ya ke les biola.

Hae Joo lalu menatap Bom.

Hae Joo : Kelly, kau mau melakukan apa hari ini?

"Aku?" tanya Bom sambil memegangi perutnya.

Ma Ya : Mari minta jageun harabeoji mengajak kita berkeliling studio TV.

Bom : Studio TV? Baiklah. Aku tahu banyak penyanyi Korea. Aku mau melihat mereka.


Ma Ya : Perutmu sakit, Bom?

Bom : Ya, sedikit. Aku mau muntah.

Bom pun langsung lari ke kamar mandi.


Hae Joo : Aku penasaran ada apa. Apakah makanannya tidak cocok dengannya?

Saat mau ke kamar mandi, Bom menabrak Do Chi. Bom minta maaf dan langsung lari secepat kilat ke kamar mandi.

Do Chi heran, kau teman Ma Ya? Ada apa? Kau sakit?

Do Chi tak melihat wajah Bom.


Hae Joo menyusul Bom ke toilet.

Hae Joo : Kau baik-baik saja? Sejak kapan kau sakit?

Bom : Sejak makan sarapan.

Hae Joo : Kau alergi sesuatu?

Bom : Entahlah. Aku memakan satu hidangan pendamping dan perutku langsung sakit.


Do Chi yang menunggu diluar, dihubungi Jang Goo.

Do Chi : Ya, Jang Goo?  Film dengan sutradara itu? Sudah pasti. Dia andal. Baiklah. Aku akan segera ke sana. Larang dia menghubungi aktor lainnya.


Do Chi pun teriak ke Hae Joo.

Do Chi : Hae Joo-ya, aku harus pergi. Urus anak-anak. Teman Ma Ya baik-baik saja?

Hae Joo : Ya. Aku akan membawanya ke rumah sakit. Silakan pergi bekerja.


Do Chi pergi. Begitu Do Chi pergi, Hae Joo dan Bom keluar.

Ma Ya menghampiri Bom.

Ma Ya : Kau baik-baik saja? Wajahmu merah.

Hae Joo : Entah makanannya tidak cocok dengannya atau ada sesuatu. Ayo pergi ke dokter.


Di kantor, Yeo Ri sedang menatap sketsa Bom.

Yeo Ri : Bom-ah, kau di Inggris. Kau tidak sakit, bukan?


Moo Yeol tiba2 datang. Yeo Ri terkesiap dan langsung menyembunyikan sketsa Bom. Untunglah Moo Yeol tidak menyadarinya.

Moo Yeol : Perwakilan Blanc datang ke Korea beberapa hari lalu. Dia orang Korea Perancis. Orang asing etnis Korea.

Yeo Ri : Akankah Blanc membeli Wid Fashion? Harga belinya pasti amat mahal.

Moo Yeol : Tidak penting siapa yang membeli Wid Fashion. Kita hanya harus meningkatkan harga sahamnya.

Yeo Ri : Kau berencana melakukan apa?


Moo Yeol : Aku punya rencana. Percayalah kepadaku dan turuti perkataanku. Ayo pergi.

Moo Yeol dan Yeo Ri pergi, tapi Yeo Ri balik lagi hanya untuk mengambil alat perekam di lacinya.


Moo Yeol menemui perwakilan Blanc.

Moo Yeol : Senang bisa berjumpa dengan orang Korea di Blanc, perusahaan mode global.

"Mari jangan berbasa-basi dan langsung membahas bisnis.  Berdasarkan analisis kami, harga jual Wid Fashion  tidak masuk akal tingginya."

"Kami tidak bisa menurunkan harganya. Itu permintaan Pimpinan."

"Lantas, diskusi kita berakhir di sini."

"Sayang sekali. Membeli Wid Fashion akan menguntungkan Blanc juga."

"Sayang sekali, tapi diskusi sudah berakhir."


Perwakilan Blanc pergi tapi tiba2, Yeo Ri menabraknya. Koper yang dibawa Yeo Ri dan koper yang dibawa perwakilan Blanc jatuh.

Yeo Ri minta maaf dan mengambil koper milik perwakilan Blanc lalu pergi. Ya, Yeo Ri sengaja melakukannya.


Usai mencuci tangan di toilet, perwakilan Blanc membuka kopernya dan terkejut melihat isinya. Lalu ia menemukan nomor telepon di atas tumpukan uang itu.


Yeo Ri pergi ke kafe dan menemui perwakilan Blanc. Yeo Ri mengembalikan kopernya.

"Ini kopermu?" tanya pria itu.

"Bukan." jawab Yeo Ri.


Moo Yeol kemudian muncul.

"Ini tasmu." ucap Moo Yeol.

"Apa? Bukankah kau karyawan Grup Wid?"


Ketiganya lalu duduk.

"Jika kau menerima tawaranku, akan kuberikan dua kali lipatnya." ucap Moo Yeol.

"Apa maumu?" tanya pria itu.


Yeo Ri diam2 menyalakan alat perekamnya.

Moo Yeol : Aku mau memainkan permainan yang menyenangkan. Itu tidak akan merugikanmu atau Blanc, jadi, kau bisa menikmatinya saja.

Pria itu terdiam.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment