Ye Rim dan Je Hyuk baru pulang.
Ye Rim terkejut melihat ada polisi di rumah Sun Woo.
Je Hyuk biasa aja dan mengajak Ye Rim masuk.
"Jendelanya pecah. Mereka membutuhkan yang baru secepat mungkin." ucap polisi di telepon.
Polisi yang lain menghampiri Sun Woo dan Joon Young setelah selesai menyisir rumah Sun Woo.
"Tidak ada CCTV di belakang rumah. Jadi, sulit mengetahui penyebab jendelanya pecah. Kami sudah mengatur ulang pengaturan keamanannya. Dan kami akan patroli sementara, jadi, jangan khawatir." ucap polisi.
Sun Woo menatap Joon Young.
Sun Woo : Kau dengar itu, bukan? Itu bukan apa-apa. Kau tidak perlu khawatir, ya?
Polisi itu berkata, mereka sudah membuat laporan untuk Sun Woo.
"Seseorang akan datang besok pagi dan mengganti jendelanya."
Sun Woo : Baiklah.
Polisi pergi.
Sun Woo memegang Joon Young dan menatap jendelanya yang pecah.
Ye Rim memberikan baju ganti untuk Je Hyuk.
Ye Rim : Bukankah itu aneh?
Je Hyuk : Apa?
Ye Rim : Itu terjadi tepat setelah Tae O pindah kemari dengan keluarga barunya.
Je Hyuk : Sikapmu tidak masuk akal. Aku mau mandi.
Je Hyuk pergi mandi.
Ye Rim menatap rumah Sun Woo. Saat mau beranjak dari jendelanya, ia melihat sosok 'hitam' meninggalkan rumah Sun Woo.
Sun Woo sedang membersihkan pecahan kaca.
Tiba-tiba saja, seseorang membunyikan bel nya.
Sun Woo terkejut dan bergegas memeriksa. Ia melihat layar intercom.
Sun Woo : Siapa itu?
Tae O : Ini aku.
Sun Woo : Kenapa kau ke sini sekarang?
Tae O : Biarkan aku masuk.
Joon Young turun dan bilang ke Sun Woo kalau dia yang menelpon Tae O.
Joon Young berlalu dari hadapan Sun Woo dan membukakan pintu untuk Tae O.
Tae O menatap jendela mereka yang pecah dan memeriksa kondisi Joon Young.
Tae O : Kau baik-baik saja? Tidak terluka?
Joon Young : Aku baik-baik saja. Aku tidak terluka.
Tae O dan Sun Woo lalu saling bertatapan sengit.
Tae O memplester jendela Sun Woo yang pecah dengan plastik.
Joon Young yang duduk di tangga, menatap Tae O dengan wajah senang.
Tae O berbalik menatap Joon Young.
Tae O : Dengan begini, setidaknya udara dingin tidak akan masuk, bukan?
Sun Woo sewot, ibu bisa melakukan ini, Joon Young.
Tae O : Tidak perlu merasa bersalah. Hubungi aku kapan saja jika ada yang bisa kubantu. Ini membutuhkan sentuhan pria.
Sun Woo : Itu tidak akan terjadi, jadi, tidak perlu repot-repot. Kami baik-baik saja tanpamu.
Tae O : Jangan seperti itu. Bagaimana jika kau izinkan Joon Young tinggal bersama kami untuk sementara? Di sini terlalu berbahaya. Tidak ada keamanan. Siapa yang tahu apa dan kapan akan terjadi sesuatu?
Sun Woo langsung meyakinkan Joon Young bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi.
Sun Woo lalu menyuruh Tae O pergi.
Tae O sebelum pergi, mengembalikan tongkat bisbol Joon Young.
Tae O juga menyuruh Sun Woo mengunci pintu.
Setelah Tae O pergi, Joon Young langsung ke kamarnya tanpa bicara apapun pada ibunya.
Da Kyung sedang menemani Jenny bermain boneka saat Tae O pulang.
Da Kyung : Kenapa lama sekali?
Tae O : Maaf. Kau belum tidur?
Da Kyung : Jenny agak demam, jadi, dia tambah manja.
Tae O menatap Jenny.
Tae O : Benarkah, Tuan Putri?
Da Kyung tanya kenapa Tae O tak menjawab panggilannya?
Da Kyung : Apa rapatnya baru selesai?
Tae O : Aku mampir untuk menemui Joon Young. Jendela mereka pecah, jadi, aku memperbaikinya.
Tae O pergi.
Wajah Da Kyung langsung berubah kesal.
Tae O masuk ke ruang kerjanya sambil bicara di telepon dengan Myung Sook.
Myung Sook : Lee Tae O, kau memang bajingan yang setia.
Tae O : Benar. Jadi, lakukan pekerjaanmu dengan bagus. Aku berusaha membalas semua bantuanmu.
Myung Sook : Jangan khawatir. Dokter Kong adalah pria yang serakah. Tapi apa kau sangat ingin mengusir Sun Woo? Kau yakin itu yang kau inginkan?
Tae O : Kau membuatku terdengar seperti bedebah. Aku hanya ingin berbuat kebaikan, itu saja.
Sun Woo menatap jendelanya yang pecah.
Da Kyung menidurkan Jenny.
Setelah Jenny tertidur, Da Kyung cemas mikirin sesuatu. Sy tebak dia mikirin Sun Woo nih.
Da Kyung mengarahkan senjatanya ke udara.
Da Kyung : Lempar.
Seseorang melemparkan pot tanah liat ke udara. Da Kyung menembaknya tepat sasaran.
Istri Dokter Kong langsung memuji Da Kyung.
Da Kyung : Aku berlatih. Jika memulai sesuatu, aku suka melakukannya dengan benar.
Mereka semua berkumpul di clubhouse.
Hyo Jung berkata, Da Kyung mirip dengannya yang handal melakukan apapun. *Iya handal, termasuk nyuri lakik orang. Jangan2 si Hyo Jung juga nyuri lakik orang dulunya.
Istri Pak Choi tanya siapa berikutnya.
Ye Rim menyahut, aku.
Ye Rim mulai membidik.
Ye Rim : Lempar.
Seorang pria melempar pot tanah lihat dengan sebuah mesin ke udara.
Ye Rim juga handal melakukannya.
Setelah itu, mereka makan siang bersama.
Myung Sook : Aku dengar harga tanah di lokasi syuting TO Pictures naik sekarang.
Istri Dokter Kong : Bukan hanya harga tanahnya. Kudengar harga rumah premium untuk properti komersial di area ini lebih dari berlipat ganda.
Istri Pak Cha : Suamiku bilang wali kota sendiri yang akan menghadiri upacara peletakan batu di lokasi syuting. Ekonomi Gosan hampir meledak berkat itu. Tentu saja, dia akan hadir.
Ye Rim ingin mentraktir makan siang mereka hari itu. Tapi Da Kyung bilang, dia saja yang membayar sebagai bentuk inisiasinya.
Pelayan datang memberitahu bahwa Tae O sudah membayar semuanya.
Pelayan juga membagikan hadiah dari Tae O.
Hyo Jung pun langsung memuji-muji Tae O.
Istri Pak Cha membuka hadiahnya. Sebotol wine.
Istri Pak Cha : Pak Lee sangat perhatian. Berterima kasihlah kepadanya untuk kami, Da Kyung.
Da Kyung : Baiklah.
Ye Rim : Pesta rumah baru sudah cukup untuk sebuah inisiasi. Ini agak berlebihan. Kita semua di sini untuk bercengkerama. Jika suamimu terlibat dan membayar secara sepihak untuk segalanya dan hal-hal seperti itu, sepertinya itu bertentangan dengan tujuan perkumpulan kita.
Da Kyung : Begitu rupanya. Apa itu membuatmu tidak nyaman?
Hyo Jung : Dengar, Ye Rim. Manusia itu jangan terlalu kaku. Jangan menghina niat baik seseorang.
Istri Pak Choi membela Ye Rim.
"Dia tidak salah. Ye Rim benar juga. Kita bayar makanan kita sendiri tanpa memakai uang suami kita."
Istri Pak Choi lalu menatap dingin Hyo Jung.
Istri Pak Choi : Tidak apa-apa, bukan?
Mereka semua langsung pergi. Istri Pak Choi dan Ye Rim tidak membawa hadiah wine dari Tae O. Istri Pak Cha dan istri Dokter Kong ikut-ikutan.
Hanya Myung Sook yang mengambil wine itu.
Hyo Jung dan Da Kyung kesal.
Myung Sook mengejar istri Dokter Kong. Dia memberikan wine miliknya ke istri Dokter Kong.
Myung Sook : Aku mengambilnya dan bilang ini untukku.
Istri Dokter Kong menerimanya dan menemukan sebuah kotak di dalamnya. Ia membukanya, isinya bros.
Myung Sook : Aku di Seoul kemarin dan memikirkanmu.
Istri Dokter Kong : Kau tidak boleh melakukan itu. Aku tidak bisa menerima ini. Suamiku akan mengamuk.
Myung Sook : Ini antara para gadis. Dokter Kong tidak perlu tahu.
Istri Dokter Kong : Orang sepertimu seharusnya menjadi direktur muda.
Myung Sook : Kalau begitu, tolong aku.
Istri Dokter Kong : Aku akan segera menyiapkan sesuatu dengan istri Pimpinan Choi.
Da Kyung dan ibunya sedang dalam perjalanan.
Hyo Jung kesal.
Hyo Jung : Kita biarkan jalang itu masuk meskipun dia tidak cukup baik. Beraninya dia. Tae O pasti menghabiskan banyak uang. Kau harus memujinya.
Da Kyung : Dahulu ibu sangat membencinya.
Hyo Jung : Akan jauh lebih baik jika dia tidak punya anak.
Da Kyung : Tidak ada yang bisa kita lakukan soal itu.
Hyo Jung : Kita harus memutuskan hubungan dengan mereka. Ini membuatku pusing.
Hae Kang melihat teman di depannya kehilangan sesuatu.
Hae Kang : Kau yakin menghilangkannya di kelas?
"Entahlah. Aku tidak bisa menemukannya saat menghadiri les."
Hae Kang : Ada yang mencurinya? Lapor saja pada guru.
Joon Young masuk dan langsung duduk di bangkunya.
"Guru tidak akan pernah membantuku menemukannya. Aku pasti dimarahi karena membawa sesuatu yang tidak seharusnya."
Joon Young mendengarnya dan diam aja.
No Eul yang juga mendengar itu, kelihatan curiga.
"Ibu akan membunuhku jika dia tahu."
Tae O terburu-buru menuruni tangganya.
Bersamaan dengan itu, Da Kyung pulang.
Tae O : Bagaimana pertemuannya? Menyenangkan?
Da Kyung : Ya. Kupikir akan membosankan bergaul dengan wanita tua ternyata menyenangkan. Ibu terkesan denganmu. Dia menyuruhku memujimu. Itu bukan apa-apa.
Da Kyung memeluk Tae O.
Da Kyung : Terima kasih. Berkat kau, aku merasa lebih percaya diri.
Tae O entah kenapa gak nyaman dipeluk Da Kyung. *Wae? Masih cinta mantan bini?
Da Kyung menatap Tae O.
Da Kyung : Kau mau ke kantor?
Tae O : Ya. Aku tidak akan bekerja terlalu larut.
Da Kyung : Aku bukannya tidak menyukai Joon Young. Aku butuh waktu untuk dekat dengannya.
Tae O : Aku tahu. Jangan khawatir. Aku akan mengurusnya sendiri.
Tae O beranjak ke pintu.
Da Kyung mengajak Tae O mengundang Joon Young makan malam suatu hari.
Tae O tersenyum menatap Da Kyung.
Tae O : Terima kasih, Da Kyung-ah.
Tae O menuju mobilnya. Sampai di mobil, Pimpinan Yeo menghubunginya.
Mereka bicara di kantor Tae O.
Pimpinan Yeo : Kudengar kau memberi tahu rumah sakit bahwa kau akan menyumbang.
Tae O : Aku akan memberi tahu ayah setelah keputusannya keluar. Maafkan aku.
Pimpinan Yeo : Karena kau sudah kuberi jabatan bukan berarti kau bisa mengendalikan uang perusahaan. Lalu? Dari mana kau akan dapat uang untuk menyumbang?
Tae O : Tentu saja aku berencana mendiskusikannya dengan ayah. Jika ayah tidak mau merestuiku, aku akan membatalkannya.
Pimpinan Yeo : Kau yakin bisa meluruskan semuanya? Lakukan dengan benar jika kau akan melakukannya.
Tae O : Baik, Pak. Aku akan melakukannya dengan benar.
Sun Woo membeli banyak wine.
Ia bertemu istri Pak Choi yang juga sedang berbelanja.
Istri Pak Choi menatap wine yang dibeli Sun Woo.
"Tidak akan menyenangkan jika kau sudah hancur." ucap istri Pak Choi.
"Ini tidak seperti kelihatannya." jawab Sun Woo.
"Ada sesuatu yang aku syukuri darimu. Kau juga tahu, bukan?" ucap istri Pak Choi.
Istri Pak Choi lalu menyuruh Sun Woo berhati-hati. Ia juga bilang, lawan Sun Woo bukan lawan yang mudah.
Istri Pak Choi pergi.
Sun Woo sampai di rumahnya. Sebelum masuk rumah, ia melihat sekelilingnya.
Sun Woo lalu melangkah ke pintu dan menemukan sebuah amplop berwarna merah terselip di pintunya.
Sun Woo masuk ke dalam, membawa belanjaannya dan juga amplop itu.
Sun Woo duduk dan membuka amplopnya. Isinya pesan ancaman yang menyuruhnya meninggalkan Gosan.
Tiba2, Sun Woo dikejutkan sebuah suara. Ia langsung beranjak dari duduknya dan menatap ke lantai atas.
Lagi2, ia terkejut. Tapi kali ini karena bunyi ponselnya.
Telpon dari perawat di RS.
"Halo, dokter Ji. Kau lupa membawa dokumen yang ingin kau tinjau. Mau kuantar?"
"Apa aku meninggalkannya? Tidak. Aku akan kembali."
Sun Woo tiba di pintu masuk RS nya. Dia sedang menunggu giliran untuk masuk. Tapi tiba2 dia melihat Joon Young melintas dan berjalan masuk menuju gedung RSnya.
Sun Woo pun menghubungi Joon Young tapi tak dijawab Joon Young.
Sun Woo lantas memarkirkan mobilnya dan melihat Joon Young sudah masuk ke dalam.
Sun Woo buru-buru ke meja resepsionis. Perawat Ahn yang mau menyerahkan dokumen pasien, ditanyai Sun Woo soal Joon Young.
Perawat Ahn terdiam dan menatap ke ruangan Yoon Ki.
Sun Woo pun bergegas lari ke ruangan Yoon Ki.
Myung Sook keluar dari ruangannya membawa dokumen pasien dan melihat Sun Woo.
Sun Woo membuka pintu ruangan Yoon Ki.
Yoon Ki dan Joon Young terkejut.
Yoon Ki : Dokter Ji, bukankah hari ini kau libur?
Sun Woo tak menjawab Yoon Ki dan minta penjelasan ke Joon Young kenapa Joon Young disana.
Joon Young yang kesal, tak menjawab.
Sun Woo : Apa yang kau lakukan di sini tanpa ibu? Ibu sendiri kenapa ada di sini?
Joon Young salah paham. Ia fikir Sun Woo mengikutinya.
Sun Woo tanya apa Joon Young merahasiakan sesuatu darinya.
Yoon Ki : Dokter Ji, tenang dulu.
Sun Woo : Dokter Kim, katakan kepadaku. Apa yang terjadi? Apa ada masalah dengan Joon Young?
Joon Young : Bisakah ibu berhenti?
Sun Woo : Dia masih di bawah umur! Kenapa kau menemuinya tanpa wali!
Joon Young : Tolong hentikan! Aku merasa sesak setiap kali ibu bersikap seperti ini. Ibu tahu itu?
Joon Young kabur.
Sun Woo mengejar Joon Young tapi ditahan Yoon Ki.
Para perawat dan dokter mengerubungi mereka, termasuk si ratu kepo sialan Myung Sook itu.
Yoon Ki : Kau harus memberinya ruang. Dengan mengejarnya kau tidak bisa berbuat apa pun.
Sun Woo : Kenapa kau tidak memberitahuku?
Yoon Ki : Jika kau tahu soal ini, Joon Young tidak akan datang untuk menjalani konseling.
Sun Woo kaget denger Joon Young ikut konseling.
Sun Woo kini sudah di rumah. Ia membujuk Joon Young makan.
Joon Young yang ngambek, diam saja.
Joon Young lalu membuka lacinya dan meletakkan benda berwarna putih di dalam kotak kaleng.
*Jangan2 itu benda yg dicari2 kawannya tadi. Jadi Joon Young nyuri?
Sun Woo : Mau ibu bawakan sesuatu ke kamarmu?
Karena Joon Young tak menjawab, Sun Woo menyerah.
Sun Woo : Baiklah. Ibu akan ke kamar. Beri tahu ibu jika kau lapar.
Ponsel Joon Young berdering. Telepon dari Tae O.
Sun Woo beranjak ke lemarinya dan.... betapa kagetnya dia melihat kotak berisi pakaian-pakaian tidurnya, parfum dan juga foto pernikahannya dengan Tae O yang sudah dia buang, tiba2 ada di kamarnya lagi. Dan yang membuatnya lebih-lebih kaget lagi, kaca foto itu hancur.
Joon Young kemudian datang.
Joon Young : Aku akan makan malam di rumah ayah besok.
Joon Young pergi sebelum Sun Woo mengiyakan.
Sun Woo mengelus dadanya dan teringat cerita Yoon Ki tadi.
Flashback...
Yoon Ki : Dia sudah mendatangiku selama sekitar enam bulan. Dia merasa bersalah soal perceraian itu. Dia pikir itu terjadi karena dia.
Sun Woo : Itu omong kosong. Dia tahu kami bercerai karena perbuatan ayahnya. Kenapa dia menyalahkan dirinya sendiri?
Yoon Ki : Anak dari keluarga bercerai cenderung menyalahkan diri sendiri. Tapi dengan Joon Young itu agak berbeda. Dia menemukan kartu memori yang dia buang, ada di kamarmu. Dia bilang ada rekaman perselingkuhan mantan suamimu. Dia pikir begitu caramu mengetahui bahwa mantan suamimu selingkuh.
Sun Woo nangis.
Sun Woo : Aku harus bagaimana? Apa yang harus kulakukan?
Yoon Ki : Sudah kubilang berkali-kali bahwa itu bukan salahnya. Dia sudah jauh lebih baik.
Sun Woo : Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan karena terlalu sibuk mengurus diriku sendiri. Ini semua salahku. Seharusnya aku membuangnya.
Yoon Ki : Percayalah padanya dan tunggu saja. Aku yakin dia akan mengatasinya. Dia sangat sensitif dan pintar. Biarkan dia menemui ayahnya untuk sementara. Itu akan membantunya mengatasi kekosongan yang dia rasakan. Tapi tentu saja, itu akan sulit bagimu.
Sun Woo kembali nangis.
Flashback end...
Sun Woo jatuh terduduk. Dia nyesek.
Je Hyuk dan Ye Rim lagi makan di restoran. Je Hyuk ngajak Ye Rim natalan di Pulau Jeju.
Ye Rim : Itu karena kau ingin bermain golf, bukan?
Je Hyuk : Jika menurutmu akan terlalu dingin, kita bisa melakukan hal lain.
Ye Rim : Golf terdengar bagus. Baiklah.
Je Hyuk : Aku akan memesan hotel.
Mata Je Hyuk jelalatan pas pelayan wanita nuangin minuman ke gelas mereka. Si pelayan pun genit. Ye Rim yang tidak sadar terus mengoceh kalau mereka harus beli baju golf Je Hyuk yang baru karena baju Je Hyuk sudah kuno.
Selesai makan, Je Hyuk ke kasir. Si pelayan genit tadi melayani Je Hyuk.
"Anda menikmati makanannya?"
"Istriku sangat menyukainya."
"Tolong tanda tangani. Anda mau tanda terima?"
"Ya."
Pelayan itu mengambil tanda terima dan menuliskan nomor ponselnya disana.
Ye Rim datang.
Je Hyuk langsung menyembunyikan nomor si pelayan.
Ye Rim : Sudah selesai.
Je Hyuk : Ayo
Mereka pergi.
Di jalan, Je Hyuk sama sekali gak ngedengerin Ye Rim bicara. Dia mikirin pelayan tadi.
Ye Rim : Kau mendengarkanku tidak?
Je Hyuk : Maafkan aku. Apa katamu?
Ye Rim : Kurasa ada yang memata-matai rumah Joon Young.
Je Hyuk : Berhentilah memedulikan mereka.
Ye Rim : Si peselingkuh kini sudah punya anak dan menikah dengan bahagia. Tapi Sun Woo masih sendirian. Dunia ini sangat tidak adil. Aku khawatir akan terjadi sesuatu.
Je Hyuk : Aku lebih mencemaskanmu. Pastikan kau mengunci pintunya saat sendirian di rumah.
Ye Rim : Baik, akan kupastikan itu.
Je Hyuk senyum2 sendiri.
Myung Sook dan Dokter Kong duduk di pantry. Myung Sook tanya, apa Dokter Kong sudah memikirkanya?
Dokter Kong : Kau tahu itu bukan sesuatu yang bisa kuputuskan semudah itu.
Myung Sook : Kau harus mulai dengan memberi tahu Pimpinan. Kau sudah memutuskan direktur muda berikutnya?
Dokter Kong : Pastikan dokter Ji tidak mendengar soal ini.
Myung Sook : Tentu saja.
Dokter Kong membuka pintu. Keduanya tegang karena Sun Woo tahu2 muncul di balik pintu.
Dokter Kong pergi.
Sun Woo melangkah ke dispenser.
Myung Sook sok baik.
Myung Sook : Apa Joon Young baik-baik saja?
Sun Woo : Ya.
Myung Sook : Beri tahu aku jika kau butuh bantuanku.
Sun Woo : Kenapa kau menawarkan bantuan?
Myung Sook : Maksudku...
Sun Woo : Apa! Bagaimana kau akan membantu?
Myung Sook : Lupakan saja. Lupakan aku bilang begitu.
Sun Woo pergi. Myung Sook tertawa kesal.
Istri Pak Choi mengatakan, bahwa Myung Sook datang ke orang yang salah.
Istri Pak Choi : Pimpinan Rumah Sakit Cinta dan aku baru saja membicarakan soal masalah pribadi. Kami tidak membahas masalah penting.
Sebuah tangan bertato tampak membasuh kaki istri Pak Choi.
Myung Sook : Pimpinan Choi adalah penyumbang rumah sakit kami bertahun-tahun. Kenapa kau merendah sekali?
Istri Dokter Kong : Kau sudah bertemu dengan Pimpinan?
Istri Pak Choi : Pimpinan sepertinya tidak tahu sama sekali.
Istri Dokter Kong : Suamiku sangat berhati-hati tentang semuanya. Kurasa dia belum melaporkannya.
Istri Pak Choi : Jangan membuatku tertawa. Tidak ada yang lebih perhitungan daripada dokter Kong. Dokter Ji Sun Woo andal dalam pekerjaannya. Kudengar semua orang tahu pasiennya paling banyak di antara semua dokter di sana.
Istri Pak Choi lalu berdiri dan mengucapkan terima kasih pada pelayan bertato yang membasuh kakinya.
Myung Sook menatap istri Pak Kong.
Myung Sook : Aku harus bagaimana?
Sekarang, mereka bertiga sedang dipijat.
Myung Sook dan istri Dokter Kong saling memberi kode.
Myung Sook : Aku akan mulai. Masuklah.
Istri Dokter Kong : Aku akan mengikuti arahanmu.
Myung Sook memulai rencananya, merayu istri Pak Choi agar memecat Sun Woo.
Myung Sook : Kabarnya, TO Pictures selesai membangun lokasi syuting. Kudengar lebih dari 100 staf akan datang untuk satu sekali syuting. Memang dia itu temanku, tapi aku penasaran kapan dia menjadi orang penting.
Istri Dokter Kong : Aku masih kagum. Semua orang sempat mengira dia tidak berharga. Siapa sangka dia memenangkan tiket lotre?
Myung Sook : Tepat sekali.
Istri Pak Choi : Kita lihat saja nanti. Dia menghasilkan semua uang itu, tapi dia memakai semuanya untuk mengejar mantan istrinya.
Si pelayan bertato yang sedang memijat kaki istri Pak Choi langsung berhenti memijat.
Istri Pak Choi : Kurasa pikirannya tidak sehat. Aku sangat meragukan itu.
Myung Sook : Tae O sangat tulus. Dia hanya merasa bersalah kepada ayah mertuanya. Itu sebabnya dia melakukan ini.
Istri Dokter Kong : Tentu saja. Bagaimana bisa dia menyumbangkan uang ke rumah sakit mantan istrinya? Orang bisa salah paham.
Myung Sook : Tentu saja, aku kasihan kepada dokter Ji Sun Woo. Dia bekerja keras sebagai wajah dari rumah sakit. Aku merasa dia digantikan karena masalah keluarganya. Tapi mau bagaimana lagi?
Istri Pak Choi : Aku tidak pernah tahu kau sangat ambisius, Dokter Seol. Aku sudah selesai.
Istri Pak Choi bangun.
Istri Dokter Kong : Kenapa kau tidak melanjutkan?
Istri Pak Choi : Tidak. Aku akan pergi lebih dahulu.
Myung Sook kecewa . Istri Dokter Kong menenangkannya.
Istri Dokter Kong : Tidak apa-apa. Jangan khawatir dan tunggulah. Suamiku bilang dia akan menimbang pro dan kontra antara donasi dan dokter Ji.
Myung Sook : Terima kasih, Bu.
Pelayan bertato membereskan handuk dan mantel bekas para istri tadi.
Kamera menyorot wajahnya. Dia Min Hyun Seo! Min Hyun Seo kembali.
Tae O di depan rumah Sun Woo, menatap CCTV yang terpasang di depan pintu.
Tak lama, Sun Woo dan Joon Young keluar.
Tae O langsung menyuruh Joon Young masuk ke mobil. Ia meyakinkan Joon Young juga kalau Jenny akan menyukainya.
Tae O menatap Sun Woo dan tersenyum.
Sun Woo diam saja dan menatap ekspresi Joon Young yang bahagia dijemput Tae O.
Sun Woo makan malam sendirian di rumahnya dan merasa sepi.
Berbanding terbalik dengan Joon Young yang makan dengan ayahnya, adik se-ayahnya dan ibu tirinya.
Joon Young : Dia sepertinya belum bisa bicara.
Tae O : Dia tidak mau makan jika ada orang yang tidak disukainya.
Tapi Jenny justru makan dengan lahap. Tae O senang melihatnya.
Da Kyung lalu meminta Tae O mengambil popok dan tisu Jenny.
Tae O langsung beranjak ke kamar mereka.
Da Kyung : Kau masih tidak nyaman denganku, bukan?
Joon Young menatap Da Kyung dan diam saja.
Da Kyung : Sebenarnya aku juga merasa begitu. Tapi aku ingin kita merasa nyaman sekarang. Aku sangat menyesal atas apa yang terjadi. Tapi aku mencintai ayahmu dan ayahmu sangat menyayangimu. Aku ingin kau baik-baik saja dan merasa nyaman. Kau harus bahagia agar ayahmu bahagia.
Jenny menjatuhkan sendoknya. Da Kyung dan Joon Young sama2 memberikan sendok baru ke Jenny. Tapi Jenny mengambil sendok dari Joon Young dan tersenyum pada ibunya.
Tae O bahagia melihatnya lalu bergabung dengan mereka.
Da Kyung meletakkan lauk di mangkuk Joon Young.
Sun Woo mencuci piring bekas makannya.
Sambil nyuci piring, Sun Woo meminum wine nya dan memikirkan kata2 Yoon Ki tentang Joon Young.
Yoon Ki : Joon Young juga kehilangan cinta lewat perceraian itu. Tolong pahami perasaannya yang bingung yang merindukan sekaligus membenci ayahnya di saat bersamaan.
Sun Woo lalu menatap jamnya. Sudah jam setengah sembilan dan Joon Young belum pulang.
Joon Young sendiri lagi main sama Jenny. Tae O tersenyum melihat mereka.
Da Kyung datang membawa buah.
Tae O : Kita dalam masalah. Jenny akan lebih menyukai kakaknya daripada aku.
Da Kyung : Makanlah buahnya, Joon Young.
Joon Young langsung duduk disamping ayahnya.
Ayahnya mengambilkannya buah.
Da Kyung memberikan Jenny anggur.
Tae O melihat jam di ponselnya dan berkata kalau Joon Young harus bersiap pulang.
Tae O lalu beranjak untuk mengambil kunci mobil tapi Da Kyung yang tak rela Tae O ke rumah Sun Woo, menawari Joon Young menginap.
Da Kyung : Ini sudah larut. Ayahmu bisa mengantarmu ke sekolah besok pagi.
Tae O : Tapi tidak ada tempat baginya untuk tidur.
Da Kyung membawa Joon Young dan Tae O ke kamar baru Joon Young.
Tae O terkejut melihat kamar itu sudah diisi dengan semua keperluan Joon Young.
Tae O : Kapan kau menyiapkan semua ini?
Da Kyung menatap Joon Young dan tersenyum.
Da Kyung : Bagaimana? Kau suka kamarmu?
Pria itu datang lagi! Kali ini dia bawa kayu.
Sun Woo di dapurnya, sedang membaca buku sambil menikmati wine.
Sun Woo menatap jam, sudah setengah sepuluh dan Joon Young masih belum pulang. Ia resah.
Ponsel Sun Woo berbunyi. Pesan masuk dari Hyun Seo.
Hyun Seo : Bagaimana kabarmu? Aku memikirkanmu dan berniat menyapa.
Pria itu memukul kamera cctv Sun Woo.
Ye Rim yang sedang di lemarinya, kaget mendengar suaranya dan langsung menatap ke rumah Sun Woo.
Pria itu memukul jendela dapur Sun Woo dan merangsek ke dalam.
Sun Woo terkejut. Pria itu kemudian menyerang Sun Woo. Ponsel Sun Woo jatuh ke lantai.
Pria itu mencekik Sun Woo dan membanting Sun Woo ke puing2 pecahan kaca.
Ponsel Sun Woo berbunyi. Telepon dari Yoon Ki. Sun Woo menatap pria itu dan dengan gerakan cepat, ia menjawab panggilan Yoon Ki.
Tapi pria itu menendang Sun Woo. Sun Woo jatuh. Ponsel Sun Woo ia tendang ke sisi lain.
Sun Woo teriak, tolong aku!
Yoon Ki yang mendengar teriakan Sun Woo bergegas pergi.
Pria itu terus menyerang Sun Woo. Ia mencekik Sun Woo dan melemparkan Sun Woo ke kursi.
Tubuh Sun Woo membentur kursi, sebelum akhirnya jatuh ke lantai.
Tak puas, pria itu kembali mendekati Sun Woo. Sun Woo mau kabur keluar tapi pria itu berhasil menangkapnya.
Pria itu mencekik Sun Woo dan mendesak tubuh Sun Woo ke meja dapur.
Sun Woo : Neon nuguya!
Sun Woo meraih botol wine di belakangnya dan memukul kepala pria itu.
Pria itu langsung tersungkur.
Sun Woo mencoba mengatur napasnya.
Pria itu kemudian bangun dan menatap marah Sun Woo tapi syukurlah, terdengar raungan sirine polisi. Pria itu akhirnya pergi.
Ye Rim menunggu di depan rumah Sun Woo sambil memegang ponsel. Sepertinya dia yang menghubungi polisi.
Ye Rim kemudian kaget melihat pria itu berjalan ke arahnya. Pria itu menerjang Ye Rim dan melarikan diri.
Ye Rim meringis sambil memegangi lengannya. Tak lama, dua mobil polisi tiba di kediaman Sun Woo.
Sun Woo lega pria itu sudah pergi. Dia lalu melihat luka2 di lengannya.
Ponsel Sun Woo berdering. Telepon dari Yoon Ki. Saat Sun Woo hendak beranjak mengambil ponselnya , ia kembali dikejutkan dengan gedoran di pintu.
"Ini polisi. Tolong buka pintunya."
Sun Woo langsung menangis lega.
Ye Rim sedang diinterogasi polisi ketika Yoon Ki datang. Melihat mobil polisi, Yoon Ki langsung berlari masuk ke rumah Sun Woo.
Pada polisi, Ye Rim mengaku tak melihat wajah pria itu.
Yoon Ki terkejut melihat kondisi rumah Sun Woo yang berantakan.
Yoon Ki juga melihat polisi yang sedang memeriksa.
Yoon Ki bergegas mendekati Sun Woo yang duduk di ruang tengah.
Yoon Ki : Dokter Ji? Apa yang terjadi? Kau terluka parah?
Yoon Ki melihat luka di tangan Sun Woo.
Yoon Ki : Lukamu harus diobati dahulu. Di mana kotak P3K?
Yoon Ki mau pergi mengambil kotak P3K, tapi Sun Woo yang ketakutan menahannya pergi.
Sun Woo : Aku baik-baik saja.
"Anda walinya?" tanya polisi pada Yoon Ki.
"Ya, kami rekan dari rumah sakit yang sama." jawab Yoon Ki.
Polisi ingin mengajukan pertanyaan pada Yoon Ki. Yoon Ki menyuruh Sun Woo menunggunya sebentar.
Ponsel Sun Woo berbunyi. Telepon dari Joon Young. Sun Woo menangis dan tak menjawab telepon Joon Young.
Joon Young yang lagi main PS sama Tae O, merasa cemas.
Tae O yang melihat itu, tanya ada apa? Apa karena ibu tidak mengangkatnya? Dia pasti sudah tidur.
Joon Young : Dia tidak tidur secepat ini. Biasanya dia susah tidur.
Tak lama, ponselnya berbunyi. Telepon dari ibunya. Joon Young pun langsung menjawabnya.
Sun Woo : Ibu tidak jawab panggilanmu karena sedang mandi. Bagaimana makan malamnya? Kau menikmatinya?
Joon Young : Ya. Omong-omong, bolehkah aku menginap di rumah ayah?
Sun Woo menatap sekeliling rumah yang hancur berantakan. Terpaksa lah dia mengizinkan Joon Young menginap disana.
Joon Young : Ibu tidak apa-apa sendirian?
Sun Woo : Ya, tentu saja, ibu baik-baik saja. Tidurlah di rumah ayah dan pastikan kau tidak terlambat sekolah besok.
Tapi Joon Young malah nampak sedih padahal Sun Woo udah kasih izin.
Tae O menebak Sun Woo melarang.
Joon Young : Dia menyuruhku tidur di sini.
Tae O : Itu bagus. Mau bermain satu babak lagi?
Yoon Ki dan Sun Woo mengantarkan polisi keluar, tapi Sun Woo hanya berdiri di teras.
Setelah polisi pergi, Yoon Ki mendekati Sun Woo.
Yoon Ki : Mereka akan menanyaimu sebagai saksi besok. Aku akan ikut denganmu.
Sun Woo : Terima kasih.
Yoon Ki : Kurasa dia berpapasan dengan wanita yang tinggal di seberang saat kabur. Dia juga yang melaporkannya ke polisi.
Sun Woo kaget dan langsung menatap ke rumah Ye Rim.
Ye Rim yang juga ketakutan, berusaha menghubungi Je Hyuk tapi Je Hyuk tak menjawab.
Je Hyuk lagi bersama gadis pelayan itu di bar.
"Kau kaya, bukan? Kudengar kau seorang akuntan. Pokoknya, itu yang dikatakan bosku. Bahwa kau kaya."
"Aku? Aku tidak punya banyak uang."
"Kau punya cukup uang untuk membelikanku tas, bukan?"
"Kenapa aku harus membelikanmu tas?"
"Karena aku akan membiarkanmu berkencan denganku mulai sekarang. Kau tidak mau?"
Yoon Ki mengobati Sun Woo.
Yoon Ki : Aku sudah mengeluarkan semua pecahan yang ada di tanganmu. Kau terluka di tempat lain?
Yoon Ki lalu mengobati luka di pipi Sun Woo.
Sun Woo : Aku hanya sedikit terkejut.
Yoon Ki : Siapa dia? Kau tahu siapa dia?
Sun Woo : Tidak. Wajahnya tertutup masker.
Yoon Ki : Aku terlalu khawatir. Kau harus pindah ke rumahku.
Sun Woo : Tidak apa-apa. Aku hanya ingin istirahat. Kau harus ke kamarmu dan berbaring.
Yoon Ki membantu Sun Woo berdiri. Tapi Sun Woo merasa pusing.
Yoon Ki : Kau baik-baik saja?
Tiba2, bel Sun Woo berbunyi. Mereka kaget.
Yoon Ki : Tunggu di sini. Aku akan memeriksanya.
Yoon Ki terkejut melihat yang datang.
Joon Young membuka pintu dan masuk bersama Tae O.
Mereka terkejut melihat Yoon Ki disana.
Sun Woo : Siapa yang datang?
Sun Woo kaget anaknya pulang..
Sun Woo : Kenapa kau disini? Bukannya kau mau menginap?
Tae O : Aku bilang dia harus menginap. Tapi dia ingin pulang karena mencemaskanmu.
Joon Young melihat tangan Sun Woo di perban.
Joon Young cemas dan langsung mendekati Sun Woo.
Joon Young : Ibu terluka?
Sun Woo : Sedikit saja. Ibu baik-baik saja.
Joon Young kaget melihat kaca jendela yang pecah.
Sun Woo yang tak mau Joon Young ketakutan, meyakinkan Joon Young kalau semuanya baik-baik saja.
Sun Woo menyuruh Joon Young ke kamar.
Tae O : Apa yang terjadi? Apa itu terjadi lagi?
Sun Woo : Kau tidak perlu tahu. Bisakah kau pergi sekarang?
Tae O : Kau sudah menelepon polisi?
Tae O mau mendekati Sun Woo tapi langsung dihalangi Yoon Ki. Yoon Ki menatap Tae O dengan tegas.
Yoon Ki : Dia harus beristirahat. Bagaimana jika kau kembali nanti saja?
Tae O menatap Yoon Ki dengan wajah kesal. Tapi ia akhirnya keluar.
Kamera menyorot wajah Tae O yang kesal. *Cembokur?
Je Hyuk sok khawatir pada Ye Rim.
Je Hyuk : Menelepon polisi sudah cukup. Kenapa kau harus ke sana? Akhirnya kau jadi terluka.
Je Hyuk meniup luka di lengan Ye Rim.
Ye Rim diam saja menatap Je Hyuk.
Je Hyuk : Aku akan membawamu ke rumah sakit besok pagi.
Ye Rim : Aku meneleponmu beberapa kali. Tapi kau tidak menjawab.
Je Hyuk : Seorang klienku tiba-tiba menelepon. Aku tidak tahu kau menelepon karena aku sibuk bicara. Sakit? Astaga, memar ini akan memburuk. Mulai sekarang, jangan mencampuri urusan orang lain.
Di ruangannya, Sun Woo membaca pesan ancaman yang menyuruhnya meninggalkan Gosan.
Lalu dia memeriksa rekaman CCTV. Sayangnya Sun Woo tak bisa mengenali pria itu karena wajah pria itu ditutupi masker.
Besoknya, Hyun Seo terkejut melihat Sun Woo datang ke tempat tinggal barunya.
Sun Woo : Lama tidak bertemu.
Hyun Seo : Kenapa kau kemari?
Sun Woo : Kenapa kau tiba-tiba mengirimiku pesan semalam?
Hyun Seo : Rasanya kau tidak berada dalam situasi yang baik.
Sun Woo : Apa maksudmu?
Hyun Seo : Kudengar suamimu kembali. Kau tahu dia berusaha membuatmu dipecat dari rumah sakit?
Sun Woo kaget mendengarnya.
Sun Woo pun langsung ke rumah Ye Rim. Ye Rim masih dingin padanya.
Sun Woo : Kudengar kau menelepon polisi.
Ye Rim : Ya.
Sun Woo : Kenapa?
Ye Rim : Tidak ada alasan. Aku melihat orang asing mengawasi rumahmu beberapa hari lalu.
Sun Woo : Apa itu Tae O?
Ye Rim terkejut mendengar pertanyaan Sun Woo.
Ye Rim : Aku tidak yakin siapa itu. Tapi Tae O pernah datang ke tempatmu. Dia datang siang hari saat rumah kosong.
Mendengar itu, Sun Woo langsung pergi.
Dan seperti kata Ye Rim, Tae O memang ke rumah Sun Woo siang hari saat rumah Sun Woo kosong.
Sun Woo mengingat kata-kata Tae O.
Sun Woo : Bagaimana jika kau mengizinkan Joon Young tinggal bersama kami? Di sini terlalu berbahaya. Tidak ada keamanan. Siapa yang tahu apa dan kapan akan terjadi sesuatu?
Tae O melihat lemari Sun Woo, mencari pakaian tidur Sun Woo yang sama persis dengan milik Da Kyung.
Tae O menemukan sebuah kotak di kursi. Ia membukanya dan langsung mengambil fotonya bersama Sun Woo dan Joon Young.
Tae O kemudian menginjak foto itu sampai kacanya pecah.
Sun Woo tiba di kantor Tae O dan langsung masuk begitu saja. Karyawan heboh melihat kelakuan Sun Woo.
Sun Woo : Di mana Lee Tae O?
Staf keamanan mencoba menghentikan Sun Woo.
Seorang pria muncul dan tanya apa yang bisa ia bantu.
Sun Woo : Di mana kantor Presdir?
"Tunggu. Anda sudah membuat janji?"
"Katakan kepadanya Ji Sun Woo ada di sini. Sekarang juga."
Karyawan wanita, kayaknya seketaris Tae O sih, muncul dan menyuruh Sun Woo masuk.
Begitu masuk, Sun Woo langsung tanya apa sebenarnya tujuan Tae O.
Sun Woo : Aku yakin tujuanmu bukan hanya membuatku mengundurkan diri dari jabatanku.
Tae O : Kenapa kau tidak meninggalkan tempat ini sebelum keadaan memburuk? Jika kau mau, aku bisa memberimu pekerjaan bagus di Seoul.
Sun Woo : Jadi, itu tujuanmu? Kau memecahkan jendelaku untuk mengancamku. Kau diam-diam datang ke rumahku dan mengacaukan barang-barangku. Kau juga menyuruh seseorang menyerangku. Kau pikir itu akan membuatku takut sampai melarikan diri?
Tae O : Kau seharusnya memberitahuku jika hal berbahaya begitu terjadi. Joon Young tidak boleh tinggal di sana lagi.
Sun Woo : Siapa pria yang kau kirim?
Tae O : Jangan mencoba menyalahkanku. Aku tidak ada hubungannya dengan itu. Bagaimanapun, kau harus pergi sebelum makin berbahaya. Aku akan mengurus Joon Young, jadi, jangan khawatir
Sun Woo : Teruslah bermimpi! Aku tidak akan pernah membiarkanmu memiliki Joon Young. Jangan membuatnya cemas hanya untuk menggangguku.
Tae O : Kau tidak merasa kau yang membuatnya cemas? Kudengar kau tidak bisa tidur tanpa minum wine. Apa yang kau lakukan sampai seorang anak mengkhawatirkan ibunya? Kini, kau menyeret pria-pria aneh ke rumah. Kau bahkan tidak tahu Joon Young menjalani terapi. Apa menurutmu kau memenuhi syarat menjadi seorang ibu?
Sun Woo panas, hentikan.
Tae O : Jangan mempersulit keadaan dan kirim dia kepadaku. Minum wine, berkencan. Kau bisa melakukan apa pun yang kau mau!
Sun Woo : Kubilang jangan ganggu aku.
Tae O : Pergilah. Maka semua akan berakhir.
Pria tadi beranjak dari mejanya. Sementara karyawan lain terus menatap ke ruangan Tae O.
Pria itu menghubungi Da Kyung.
Da Kyung : Baiklah.
Da Kyung pun langsung menemui Sun Woo.
Sementara Ye Rim menghubungi Je Hyuk tapi tidak dijawab.
Je Hyuk sendiri lagi mandi di kamar hotel.
Kamera menyorot ponselnya yang masih berbunyi.
Seorang wanita melihat ponsel Je Hyuk, tapi dia tidak peduli dan melihat tasnya. Wanita itu, si gadis pelayan.
Da Kyung minta penjelasan Sun Woo kenapa Sun Woo ke kantor Tae O.
Sun Woo : Jangan tanya aku. Kau harus tanya suamimu.
Da Kyung : Kubilang kita harus akur tanpa menyimpan dendam. Bukankah kau sudah berjanji?
Sun Woo : Kau sungguh ingin akrab denganku?
Da Kyung : Bukankah seharusnya begitu?
Sun Woo : Kalau begitu, awasi suamimu.
Da Kyung : Yang benar saja. Ada apa denganmu?
Sun Woo : Kau masih tidak mengenal Tae O dan seperti apa dia.
Sebuah mobil berhenti di tempat pembuangan sampah.
Itu mobil Tae O! Begitu mobil Tae O datang, pria berhoodie hitam yang menyerang Sun Woo, masuk ke mobilnya.
Tae O : Aku menyuruhmu menakutinya, bukan menyakitinya.
Pria itu membuka topinya. Dia In Kyu, pacarnya Hyun Seo!
In Kyu : Kau tahu dia tidak akan menerimanya meski aku hanya menakutinya.
Tae O : Jangan pernah menyentuh Sun Woo. Apa pun yang terjadi.
In Kyu : Aku membusuk di penjara selama setahun karena dia. Aku tidak sesuci itu.
Tae O : Jika kau melanggar perintahku dan menyakitinya lagi, perjanjian kita batal. Kau tidak akan dapat sepeser pun. Mengerti?
In Kyu kesal. Tae O menyuruh In Kyu keluar dari mobilnya. In Kyu diam saja dan terus menatap Tae O dengan kesal.
Tae O marah, aku bilang keluar!
In Kyu pun turun dan menatap kepergian Tae O dengan wajah kesal.
Sun Woo pergi ke sebuah rumah tradisional. Seorang pelayan mengantarnya ke sebuah kamar.
Hyo Jung lagi menemani Jenny bermain. Tak lama Da Kyung pulang. Hyo Jung tanya kenapa Da Kyung terlalu lama. Da Kyung tak menjawab dan terus naik ke atas.
Orang tuanya bingung. Hyo Jung berpikir Da Kyung dan Tae O sedang bertengkar.
Da Kyung masuk ke kamarnya dan resah memikirkan kata2 Sun Woo.
Sun Woo : Tidak ada jaminan kau tidak akan berakhir sepertiku.
Da Kyung terkejut dengan kata2 Sun Woo.
Sun Woo menunggu dibawah. Pelayan membuka pintu kamar dan di dalam, sudah menunggu istri Pak Choi.
Istri Pak Choi dan Sun Woo saling bertatapan. Istri Pak Choi kemudian menyuruh Sun Woo masuk.
Besoknya nih, para wanita Gosan lagi berkumpul di clubhouse.
Yang lain memuji Hyo Jung yang berhasil menembak tepat sasaran.
Mereka kemudian dikejutkan dengan kedatangan Sun Woo. Sun Woo datang membawa senapan.
Sambil menatap mereka, Sun Woo mengengkol senapannya lalu meletakkannya di samping senapan yang lain.
"Kalian tampak bersenang-senang. Aku juga ingin bergabung dengan asosiasi wanita. Bagaimana aku bisa bergabung?" tanya Sun Woo sambil melepas sarung tangannya.
"Sebagai peraturan, kau perlu persetujuan para anggota. Aku ragu kau akan mendapatkannya." jawab Da Kyung.
"Persetujuan para anggota? Aku akan masuk jika dapat suara mayoritas?" ucap Sun Woo.
"Itu... Secara teknis ya, tapi..." ucap Myung Sook tapi dia tak bisa bicara lagi karena bingung.
"Kusarankan kau pergi sebelum dipermalukan. Tidak ada orang di sini yang akan menerimamu." ucap Hyo Jung.
"Kalau begitu, jangan membuang-buang waktu. Kita pastikan saja sekarang." jawab Sun Woo.
"Baiklah. Siapa yang setuju dokter Ji bergabung dengan asosiasi kita? Angkat tangan kalian." ucap Hyo Jung.
Istri Pak Choi yang pertama mengangkat tangan. Disusul istri Pak Cha dan istri Dokter Kong.
Hyo Jung : Sayangnya, kau tidak dapat suara mayoritas.
Tapi Da Kyung tiba2 mengangkat tangannya dan setuju Sun Woo gabung dengan mereka.
Hyo Jung kaget, Da Kyung-ah.
Sun Woo berjalan mendekati Da Kyung.
Sun Woo : Terima kasih.
Da Kyung hanya tersenyum membalas ucapan terima kasih Sun Woo.
Bersambung...
Ini kenapa kesannya jadi kayak Sun Woo pengkhianatnya sih? Si Joon Young jadi pro bapaknya gini. Oke, paham kalau dia rindu bapaknya tapi apa harus bersikap kayak gitu sama ibunya? Ngelawan ibunya, harus ya? Apa dia gk mikirin perasaan ibunya sama sekali? Okelah kalau dia pengen ketemu ayahnya, tapi harus banget ya sikapnya kayak gitu ke ibunya? Seolah-olah ibunya yang salah disini. Jadi khawatir endingnya sama kayak serial aslinya (Doctor Foster), dimana Gemma (Sun Woo) gak berakhir bahagia, tapi si mantan suami laknat keparat itu hidup bahagia. Jangan laah, pokoknya Sun Woo harus bahagia.
Sy ngebayangin ya endingnya, Sun Woo hidup sama Joon Young dan Yoon Ki sebagai keluarga bahagia. Tae O ditendang Pimpinan Yeo ke jalanan. Terus
Da Kyung ninggalin Gosan dan hidup bahagia dengan Jenny. Manis bukan kalau endingnya begini?
Buat Myung Sook, gk nyangka sy dia sebrengsek ini... Dia bantuin Tae O buat nge-kick Sun Woo dari RS. Dia bahkan ngincar jabatan Sun Woo. Semoga dia dapat balasannya.
Tapi apa rencana Sun Woo kira2 dengan gabung ke genknya Hyo Jung?
0 Comments:
Post a Comment