The Game : Towards Zero Ep 16 Part 1

Sebelumnya...


Di kamarnya, Tae Pyeong mondar mandir karena penasaran. Dia lalu menatap laptopnya dan teringat kata-kata Joon Young yang minta dia tidak kepo dan ikut campur dalam kasus Do Kyung.


Woo Hyun terus menatap laptopnya. Dia melihat Do Kyung yang mematung saja menatap ruang bawah tanahnya.


Joon Young dan timnya mulai memeriksa ruang bawah tanah Do Kyung tapi mereka tidak menemukan apapun disana.


Do Kyung masuk, menyalakan lampu dan menjelaskan kalau ruangan itu sudah ada sejak dia pindah.

Do Kyung lalu menyalakan lampu yang lain dan berkata bahwa rumahnya rumah model lama sejak dimiliki penjajah Jepang.

Do Kyung : Kudengar ini pernah digunakan sebagai tempat perlindungan dari bom.


Do Kyung menatap Joon Young.

Do Kyung : Apakah itu berbau mayat?

Joon Young diam saja menatap Do Kyung.

Do Kyung : Apakah sudah jelas sekarang?


Tae Pyeong masih resah nungguin kabar Joon Young.

Tak lama, Joon Young menelponnya. Joon Young bilang, itu hanya gudang biasa.

Tae Pyeong kaget, apa?

Joon Young :Apakah kau yakin melihat Kim Hyung Soo yang dikurung disana?

Tae Pyeong : Itu tidak mungkin. Dia dikurung dibalik jeruji besi...

Joon Young : Aku mencari ketempat lain selain di ruang bawah tanah, tapi tidak ada siapapun yang terlihat seperti dia. Aku akan menelponmu lagi.

Joon Young langsung pergi setelah menghubungi Tae Pyeong.


Do Kyung keluar dan menatap kepergian Joon Young.


Tae Pyeong bingung sendiri.


Joon Hee masih berduka. Dia minum-minum sendirian di rumahnya dan menatap foto keluarganya saat mereka merayakan Natal tahun lalu.

Flashback...


Saat itu malam Natal, Joon Hee sedang merayakannya dengan istri dan putrinya.

Mi Jin mau memotret tapi tiba-tiba saja Joon Hee pergi karena teleponnya berbunyi.


Mi Jin : Ayah harus membuang ponselnya. Ponselnya sudah seperti pacarnya. Ponselnya lebih penting daripada kita.

Joon Hee kemudian pamit dan bilang dia harus pergi.

Ji Won : Apakah terjadi sesuatu?

Joon Hee : Aku harus mencari tahu.

Mi Jin : Tapi ini hari Natal.

Joon Hee : Aku pastikan kita akan menghabiskan Natal berikutnya bersama-sama.

Mi Jin : Itu yang kau katakan tahun lalu.

Joon Hee : Aku berjanji.

Flashback end...


Joon Hee nangis. Dia tidak menyangka tahun lalu adalah Natal terakhir bagi keluarganya.


Tapi kemudian ia menyadari sesuatu dan melihat lagi foto Mi Jin.

Di belakang Mi Jin, ada seorang pria! Joon Hee men-zoom foto pria itu dan pria itu Do Kyung!

Joon Hee lalu ingat kata-kata Woo Hyun tentang kemungkinan Mi Jin yang sudah diikuti cukup lama oleh si pelaku sebelum penculikan.

Joon Hee bertanya-tanya dimana dia pernah melihat Do Kyung.


Paginya Joon Hee keluar rumah sambil bicara dengan seseorang di telepon.

Langkah Joon Hee kemudian terhalang oleh seorang wanita yang mau lewat. Joon Hee memberi jalan untuk wanita itu agar lewat duluan. Joon Hee terus menelpon tapi kemudian ia ingat dimana pernah melihat Do Kyung. Ya, dia ingat bertemu Do Kyung di rumah sakit. Saat itu, ia baru saja keluar dari kamar Mi Jin sambil bicara dengan Han Kyu di telepon. Langkahnya lalu terhalang oleh Do Kyung dan Do Kyung memberikannya jalan untuk lewat.


Joon Hee pun langsung ke RS dan bertemu sunbae nya Do Kyung. Joon Hee menunjukkan foto Do Kyung dan tanya apa sunbae Do Kyung mengenal Do Kyung.

Sunbae Do Kyung, tentu saja aku mengenalnya tapi maaf? Apa ada masalah?


Joon Hee kemudian pergi dan memikirkan kata-kata sunbae Do Kyung.

"Pada hari putrimu meninggal, polisi menangkapnya. Dia lalu menelpon rumah sakit dan mengatakan jika dia dibebaskan. Bagaimana pun dia bukan staf rumah sakit. Dia pemeriksa medis di NFS. Namanya Goo Do Kyung."


Joon Hee lantas menghubungi kantornya. Ye Ji yang menjawab.

Ye Ji : Halo, anda menelpon Hana Daily.

Joon Hee : Ini aku, Lee Joon Hee.

Ye Ji : Halo, Pak.

Joon Hee : Siapa ini?

Ye Ji : Aku Oh Ye Ji, anak magang. Apakah anda mencari Pak Park?

Joon Hee : Tidak, tidak usah. Bisakah kau keluar sebentar?


Ye Ji langsung pergi. Han Kyu melihat Ye Ji pergi.


Joon Hee menunggu Ye Ji di kafe. Tak lama Ye Ji datang.

Joon Hee : Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepada Han Kyu, tapi aku tidak bisa karena kejadian itu.

Ye Ji : Dia pantas mendapatkannya.

Ye Ji lalu tanya ada apa.


Joon Hee : Begini apakah kau menemukan sesuatu tentang dia? Pemeriksa medis di NFS?

Ye Ji : Iya. Kudengar dia dibebaskan,

Joon Hee : Jadi aku ingin tahu jika kau mendengar sesuatu.

Ye Ji : Tidak, tidak ada. Kantor Kepolisian Joongang Seoul melarang keras kami untuk masuk belakangan ini. Tapi tetap saja, mereka pasti akan membicarakan tentang pemeriksa medis, tapi ini pertama kalinya aku mendengar hal itu.


Joon Hee pun heran dan bertanya-tanya apa yang disembunyikan polisi.

Joon Hee : Jika mereka menangkapnya tanpa surat perintah, kami pasti mendengar sesuatu mengenai hal itu.

Ye Ji : Detektif Seo dulu datang dan mencari foto Jo Hyun Woo.

Joon Hee : Foto Jo Hyun Woo?

Ye Ji : Iya. dia bilang ingin memeriksa sesuatu dan mengambil salah satu fotonya.

Joon Hee : Bisakah kau mengirimkan fotonya kepadaku?


Di kantor, Bong Soo dan Joon Young menonton rekaman Do Kyung lagi.

Bong Soo : Aku sudah memeriksanya dari kemarin malam. Goo Do Kyung satu-satunya orang yang melalui pintu itu.

Joon Young : Apakah kau yakin sudah memeriksa semua rekamannya?

Bong Soo : Iya.


Kang Jae datang dan bilang ke Joon Young kalau Woo Hyun ingin bertemu.

Dong Woo langsung menatap Joon Young.


Woo Hyun : Biarkan aku bertanya sekali lagi. Apakah kau yakin melihat Kim Hyung Soo dengan kedua matamu sendiri?

Joon Young : Iya.

Woo Hyun : Kapan?

Joon Young : Apa?

Woo Hyun : Kau bilang melihatnya, jadi kapan?

Joon Young : Aku melihatnya tanggal 26.

Woo Hyun : Kalau begitu, bawakan padaku rekaman CCTV pada hari itu. Jika kau melihatnya pada hari itu, pasti ada rekaman jika kau pergi kesana.

Joon Young diam.


Melihat Joon Young diam, Woo Hyun pun sadar jika Joon Young tidak benar-benar melihatnya.

Woo Hyun lalu tanya siapa yang melihat Hyung Soo.

Joon Young diam saja.

Woo Hyun  : Kau tidak mau bicara?

Joon Young : Maafkan aku. Tapi aku yakin bahwa Do Kyung menyembunyikan Hyung Soo.

Woo Hyun : Kau bahkan tidak melihatnya, tapi kau yakin?

Joon Young : Iya.

Woo Hyun : Apakah kau tidak mau memberitahuku?

Joon Young : Tidak perduli berapa kali kau bertanya, aku tidak bisa memberitahumu.


Nona Lee memanggil Tae Pyeong lewat jendela kecil di pintu. Tapi Tae Pyeong diam saja. Nona Lee akhirnya masuk dan melihat Tae Pyeong lagi siap-siap.


Nona Lee : Ini adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh polisi, bukannya kau.

Tae Pyeong : Joon Young berada dalam bahaya karena aku. Aku yang memulainya, jadi aku juga yang harus mengakhirinya.

Nona Lee : Jo Hyun Woo dan Kim Hyung Soo, keduanya melakukan pembunuhan. Mereka pembunuh.

Tae Pyeong : Iulah sebabnya aku menyiapkan ini. Jika ini tidak berhasil, aku akan melawan mereka dengan tangan kosong.

Nona Lee : Kau sudah gila.

Tae Pyeong : Tidak, aku baik-baik saja.


Tae Pyeong menunjukkan sebuah peta.

Tae Pyeong : Lihat. Pada malam tanggal 26, sinyal GPS berasal dari waduk ini. Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya, tapi

Hyung Soo pasti ada disini.

Nona Lee : Jadi kenapa? Apa yang akan kau lakukan?

Tae Pyeong : Bagaimana menurutmu? Aku akan membawanya kembali.

Nona Lee : Kau akan membawa pembunuh itu ke dalam rumah ini?

Tae Pyeong : Bukan disini. ke kantor polisi. Pak Baek pasti khawatir jika tahu, jadi rahasiakan hal ini.


Nona Lee menemui Teacher Baek. Teacher Baek sendiri ada di ruangannya.

Teacher Baek : Aku sudah tahu kau akan datang. Kau berbau parfum.

Nona Lee : Dasar. Itu sangat kejam.

Teacher Baek : Jika kau tidak senang, maka pilih satu parfum saja.

Nona Lee lantas menghela nafas. Teacher Baek tanya ada apa? Dan apakah mereka harus secemas itu?

Nona Lee : Apakah semua orang tidak kenal takut setelah melihat kematian?

Teacher Baek : Bukan karena hal itu. Itu karena dia jatuh cinta.


Nona Lee : Jadi, apa rencanamu?

Teacher Baek :Aku ingin menemuinya.

Nona Lee : Menemui siapa?

Teacher Baek : Menurutmu siapa? Hanya ada satu orang yang akan dia dengarkan.

Teacher Baek memutar kursi rodanya dan beranjak pergi.


Joon Young ada di sebuah galeri, sedang melihat satu lukisan besar.

Tak lama, Nona Lee datang mengantar Teacher Baek.

Teacher Baek : Makan makanan enak atau minum teh mungkin ide yang bagus, tapi aku tidak mau kau melihatku berjuang untuk makan sendiri jadi, aku memanggilmu kesini.

Joon Young : Iya.

Teacher Baek : Bagaimana menurutmu? Apakah lukisannya bagus?

Joon Young : Haruskah aku menjelaskannya padamu?

Teacher Baek : Melihat bukanlah segalanya. Lukisan ini sudah terukir didalam hatiku.


Teacher Baek membawa Joon Young ke ruangannya yang lain yang juga penuh lukisan.

Teacher Baek : Kudengar Tae Pyeong sering mengganggumu.

Joon Young kaget dengan pertanyaan Teacher Baek tapi dia diam saja.

Teacher Baek : Melihatmu tidak bisa menjawabku kupikir kau tidak menganggapnya menjengkelkan Tapi kuharap kau akan merasakan sebaliknya.


Teacher Baek lalu menghadap ke Joon Young.

Teacher Baek : Satu hal baik dengan menjadi buta adalah aku tidak perlu membaca wajah orang lain. Walaupun aku mengatakan hal yang kejam, aku merasa kurang bersalah mengatakannya. Apakah Tae Pyeong memberitahumu bahwa dia tidak bisa melihat kematianmu?

Joon Young : Iya, aku sudah tahu hal itu.

Tae Pyeong : Lalu, apakah kau tahu kenapa dia tidak bisa melihat kematianmu?


Tae Pyeong memacu mobilnya, mengikuti petunjuk arah.


Teacher Baek : Dia tidak pernah melanggar hukum sebelumnya. Tapi dia melanggar hukum, terobsesi dengan keselamatanmu, dan menjadi sangat protektif karena kau akan mati karena dia.

Joon Young kaget.

Teacher Baek : Jadi kau harus tetap hidup. Tidak perduli apapun yang terjadi, jangan mati, tapi hiduplah. Demi kebaikannya, jangan mati. tapi hiduplah.


Tae Pyeong tiba di sebuah dermaga.


Joon Young di kantornya, menatap kotak berisikan kalung pemberian Tae Pyeong.

Ia lalu memikirkan kata-kata Tae Pyeong saat memberikan kalung itu padanya.

Tae Pyeong : Ini kalung yang kupegang saat aku mati.

Lalu dia ingat kata-kata Tae Pyeong yang lain.


Tae Pyeong : Apakah kau tidak mau tahu bagaimana kau mati? Aku tidak bisa melihatnya. Kematianmu satu-satunya yang tidak bisa kulihat.


Dia juga ingat saat melihat Tae Pyeong tidur di depan kantor polisi.

Tae Pyeong : Itu membuatku sangat cemas....

Kata-kata Teacher Baek tadi juga dia pikirkan.

Teacher Baek : Dia tidak pernah melanggar hukum sebelumnya. Tapi dia melanggar hukum, terobsesi dengan keselamatanmu, dan menjadi sangat protektif karena kau akan mati karena dia.


Tae Pyeong berjalan sambil menatap rumah petak yang ada di tengah2 laut.

Joon Young ingat kata-kata Tae Pyeong lainnya.


Tae Pyeong : Jika aku memintamu untuk pergi dari sini bersamaku, apakah kau akan ikut? Aku memikirkan tempat yang bebas dari penjahat dan dimana aku tidak bisa melihat kematian apapun pasti lebih bagus.


Joon Young lalu membuka kotaknya dan menatap kalungnya.

Tae Pyeong : Simpanlah untukku, agar kalung ini tidak pernah kembali lagi padaku.


Setelah itu, Joon Young kembali menutup kotak itu.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment