Skip to main content

The Game : Towards Zero Ep 16 Part 2

Sebelumnya...


Tae Pyeong mulai menyeberang, menggunakan perahu, menuju rumah terapung.

Tapi sampai disana, dia cuma nemuin sebuah alat pelacak.


Tae Pyeong kesal dan langsung menghubungi Do Kyung.

Do Kyung sendiri ada di basement nya. Do Kyung tanya, bagaimana?

Do Kyung : Tidak ada apapun disekitarnya, sehingga pandangan tidak terhalangi dan cukup berangin disana.

Tae Pyeong keluar dan celingukan mencari Do Kyung.

Do Kyung : Menurutmu kau satu-satunya orang yang bisa menggunakan pelacak?


Kamera menyorot alat pelacak di mobil Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Sejak kapan kau tahu?

Do Kyung : Aku minta maaf lebih dulu. Aku sudah meremehkanmu.


Do Kyung menatap Hyung Soo yang ada di depannya.

Tae Pyeong tanya lagi sejak kapan Do Kyung tahu.

Do Kyung menjelaskan, sambil menggeser pintu pagar kurungan Hyung Soo.

Do Kyung bilang, dia tahu sejak awal.

Flashback...


Saat Do Kyung hampir tiba di rumahnya, dia memeriksa keadaan Hyung Soo lewat ponselnya yang sudah terhubung ke rekaman CCTVnya.

Dia melihat ada yang aneh dengan Hyung Soo. Hyung Soo berdiri dan seperti menatap sesuatu. Karena itulah Do Kyung memeriksa sudut yang lain dan melihat Tae Pyeong.

Flashback end...


Do Kyung : Sejak kau turun ke ruang bawah tanah ini, aku sudah tahu. Pada awalnya, kupikir aku melihat sesuatu. Mungkin ada serangga di lensa kamera tapi saat aku melihatnya lebih dekat serangga itu adalah kau. Jadi aku memikirkannya sepanjang waktu saat pulang kerumah.

Do Kyung mengambil mangkuk berisi air.

Flashback..


Do Kyung yang berjalan menuju rumahnya, bertanya-tanya bagaimana Tae Pyeong bisa menemukan tempat itu? Bahkan polisi saja melewatkan tempat itu saat melakukan penggeledahan.


Do Kyung lantas mulai memeriksa setiap sudut rumahnya dan menemukan kamera pengintai yang dipasang Tae Pyeong.

Flashback end..


Do Kyung : Aku sebenarnya tidak yakin tapi aku menemukannya. Kamera mata-mata yang kau sembunyikan.

Tae Pyeong terdiam.

Do Kyung : Itu benar. Pikiran bahwa kau mengawasiku membuatku menjadi agresif.

Flashback...


Do Kyung menarik baju Joon Young.

Joon Young marah, apa yang kau lakukan!

Do Kyung : Aku tidak akan tertipu lagi. Aku benci kamera tersembunyi.

Flashback end...


Do Kyung : Bagaimana rasanya? Sejujurnya, aku merasa jijik.

Tae Pyeong : Ada dimana kau sekarang? Dimana kau sekarang! Kau tetaplah disana. Aku tidak akan membiarkanmu hidup!

Do Kyung memasukkan semua kamera pengintai Tae Pyeong ke dalam air.

Hyung Soo tercengang melihatnya.

Do Kyung : Aku akan membuatmu menyesal. karena sudah memprovokasiku.


Selesai bicara dengan Tae Pyeong, Do Kyung mendekati Hyung Soo. Do Kyung mendekatkan mangkuk berisi air dan kamera pengintai Tae Pyeong ke pintu kecil pada jerajak kurungan Hyung Soo.

Do Kyung : Kau pasti haus.

Hyung Soo kesal. Do Kyung tersenyum melihatnya.


Tae Pyeong melajukan mobilnya dengan wajah resah.

Dia ingat kata-kata Do Kyung yang mengancamnya di depan polisi.

Flashback...


TaePyeong melihat momen sebelum Do Kyung loncat dari atap gedung, di depan polisi.

Do Kyung yang menderita luka bakar di wajahnya mengancam Tae Pyeong.

Do Kyung : Cobalah kehilangan seseorang yang sangat berharga bagimu. Kau tidak akan pernah bisa menemukan Seo Joon Young.


Tae Pyeong juga ingat saat Do Kyung bilang menginginkan Joon Young.

Terakhir dia memikirkan kata-kata Do Kyung tadi.

Do Kyung : Aku akan membuatmu menyesal karena pernah memprovokasiku.


Paginya, Do Kyung keluar dari rumahnya. Tiba-tiba saja dia melihat ke sampingnya dan menemukan kamera pengawas lagi di depan rumahnya.


Woo Hyun yang mengawasi Do Kyung hanya bisa menghela nafas karena Do Kyung tahu dimana ia memasang kamera pengawas.


Malamnya, Tae Pyeong ke rumah Do Kyung.

Tae Pyeong : Jo Hyun Woo!


Karena Do Kyung gak membuka pintu, Tae Pyeong akhirnya membuka pintu rumah Do Kyung. Tapi begitu pintu terbuka, dia menemukan sebuah pesan dari Do Kyung.

Do Kyung : Kubilang, aku akan membuatmu menyesalinya.


Cemas, Tae Pyeong pun langsung ke kantor polisi dan bertemu Dong Woo di depan.

Tae Pyeong : Pak Han, apakah Joon Young didalam?

Dong Woo : Tidak, dia tidak ada.

Tae Pyeong : Apakah kau tahu dimana dia?

Dong Woo : Tae Pyeong--ssi, apa yang kau rencanakan?

Tae Pyeong : Aku tidak bisa menghubunginya.

Dong Woo : Apa maksudmu?

Tae Pyeong : Ponselnya dimatikan. Aku tidak bisa menemukannya.


Dong Woo dan Tae Pyeong ke dalam. Di depan Kang Jae dan Bong Soo juga, Dong Woo menghubungi Soo Hyun.

Dong Woo : Hai, Soo Hyun.  Aku ingin tahu jika Joon Young ada dirumah. Oke, aku mengerti. Iya, hubungi aku kembali.


Tae Pyeong tanya Soo Hyun bilang apa.

Dong Woo : Dia belum sampai dirumah.

Tae Pyeong cemas.

Dong Woo : Pulanglah untuk saat ini. Aku akan menelponmu setelah kami bisa menghubunginya.


Di mobil, Tae Pyeong mikirin kata-kata Do Kyung.

Do Kyung : Bagaimana rasanya? Sejujurnya, aku merasa jijik. Aku akan membuatmu menyesal karena sudah memprovokasiku.


Nona Lee berusaha menenangkan Tae Pyeong. Dia yakin Joon Young baik-baik saja.

Tae Pyeong merasa bersalah.

Tae Pyeong : Aku seharusnya tidak memasang kamera itu.


Tae Pyeong berbaring di lantai. Dia memikirkan Joon Young.

Tiba-tiba, lokasi Joon Young terlacak di ponselnya. Tae Pyeong langsung pergi.


Paginya, Do Kyung mendatangi kediaman Tae Pyeong sebagai petugas PKLK.

Teacher Baek sendirian dan mendekati pintu.

Teacher Baek : Siapa itu?

Do Kyung : Aku dari Perusahaan Keamanan Listrik Korea.


Tae Pyeong tiba di sebuah pantai.

Ia celingukan mencari Joon Young. Tak lama, ia melihat Joon Young.


Tae Pyeong lalu ingat pantai itu adalah pantai tempat ia akan meninggal di hari tuanya.

Joon Young tersenyum pada Tae Pyeong.

Tae Pyeong berkaca-kaca menatap Joon Young.

Tae Pyeong : Rasanya napasku terengah-engah. Ini tempatnya. Tempat dimana aku akan bernapas untuk terakhir kalinya. Kupikir aku akhirnya tahu... kenapa aku mati disini dan kenapa aku menangis. Itu karena cinta.


Tae Pyeong lalu berlari ke Joon Young dan memeluknya.


Bersambung....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...