Skip to main content

The Game : Towards Zero Ep 17 Part 1

Sebelumnya...


 "Dia tidak pernah melanggar hukum sebelumnya. Tapi dia melanggar hukum, terobsesi dengan keselamatanmu,

"... dan menjadi sangat protektif..."


"karena kau akan mati karena dirinya."

"Jadi kau harus hidup."

"Demi kebaikannya, jangan mati. tapi hiduplah."


Joon Young berjalan, menyusuri pantai.

Joon Young : Sudah lama sekali ayah. Apa kau merindukanku? Aku juga merindukanmu. Tapi apakah kau tahu, ayah?  Aku mencoba yang terbaik untuk hidup dengan berani. Aku tidak mau dilihat sebagai yatim piatu, anak yang malang dan dikasihani oleh orang lain Tapi ayah, menurutmu aku bisa bergantung pada seseorang sekarang?


Tiba-tiba, Tae Pyeong datang. Joon Young yang merasakan kehadiran seseorang, menoleh ke belakang dan melihat Tae Pyeong.

Joon Young : Menurutmu aku tidak bisa melakukannya? Walaupun akhirnya, aku akan meninggalkannya, apakah aku bisa melakukannya?


Joon Young lantas tersenyum.

Tae Pyeong berkaca-kaca menatap Joon Young.


Tak lama kemudian, Tae Pyeong pun berlari ke arah Joon Young.

Dia memeluk Joon Young.


Sementara Teacher Baek dalam bahaya! Do Kyung mendatanginya sebagai petugas listrik.

Teacher Baek membukakan pintu.


Do Kyung masuk dan takjub melihat rumah Tae Pyeong.

Do Kyung : Ada pemadaman listrik disekitar wilayah ini. Tolong ijinkan aku memeriksa jika ada korsleting listrik. Dimana sekering listriknya?

Teacher Baek : Mungkin didalam sana, sebelah kananmu.


Do Kyung berputar-putar, mengeliling Teacher Baek.

Teacher Baek langsung memasang sikap waspada.


Do Kyung beranjak pergi. Dia berjalan ke arah Tae Pyeong.

Do Kyung meletakkan peralatannya di lantai, lalu melihat-lihat sekeliling kamar Tae Pyeong. Saat tengah melihat2, dia menemukan lukisan Tae Pyeong.


Tae Pyeong masih memeluk Joon Young. Joon Young tersenyum, lalu melepas pelukan Tae Pyeong.

Joon Young : Apakah kau sangat khawatir?

Tae Pyeong : Kau tidak perlu menanyakannya.

Joon Young : Ibuku menyukai laut disini. Dia datang kesini bersama ayahku saat dia mengandungku. Ayahku datang kesini... kapanpun dia merindukannya dan aku datang kesini setiap kali aku merindukannya. Saat aku datang kesini, aku bisa lupa jika aku ditinggalkan sendirian didunia ini.

Tae Pyeong terdiam mendengarnya.

Joon Young : Pak Baek bilang padaku. Dia bilang alasanku mati.

Tae Pyeong : Apa kau tidak takut jika kau akan mati karena aku?

Joon Young : Aku takut tapi  aku tidak akan menghindarinya. Aku orang yang melibatkanmu saat kau tidak mau. Dan aku yang bersikeras jika kita bisa menyelamatkan Mi Jin. Mari kita fokus disini sekarang.


Tae Pyeong :  Aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu, Joon Young.

Joon Young : Katakan padaku sekali lagi... setelah kita menangkap Jo Hyun Woo... di tempat ini. Katakan padaku sekali lagi.


Teacher Baek menyusul Do Kyung ke kamar Tae Pyeong.

Teacher Baek : Bukan disitu sekeringnya.

Do Kyung : Benar! Kau punya rumah yang besar jadi aku masuk kekamar yang salah. Apakah kau bilang disebelah kanan?

Teacher Baek : Iya, dikanan.

Do Kyung mengambil peralatannya.

Teacher Baek diam-diam mengeluarkan sebilah pisau.


Joon Young dan Tae Pyeong mulai berjalan.

Joon Young : Airnya menghilang. Bukankah itu mengagumkan? Kau hanya bisa masuk kepulau saat airnya surut.

Tae Pyeong diam saja. Dia berkata dalam hatinya, bahwa ia mengerti alasan kenapa ia tidak bisa menemukan Joon Young seberapa keras usahanya mencari Joon Young.

Tae Pyeong : Aku tidak bisa memberitahunya bahwa ini adalah tempatku mati.


Joon Young memegang tangan Tae Pyeong. Tae Pyeong terkejut Joon Young mendadak memegang tangannya.

Joon Young : Aku mungkin datang kesini karena merindukannya. Karena... aku tidak ingin merasa kesepian disini. Aku merasa kami selalu bersama.


Do Kyung menginjak kacamata Teacher Baek.

Teacher Baek sendiri sudah jatuh ke lantai.

Do Kyung memegang pisau Teacher Baek.

Do Kyung : Bagaimana kau tahu jika aku bukan teknisi saat kau buta?

Teacher Baek : Aku sudah mengawasimu selama lebih dari 40 tahun. Wajah dan suaramu... aku mengingat semuanya secara detail.

Do Kyung : Jangan bilang jika kau juga bisa melihat kematian.


Teacher Baek : Itu benar. Sebelum aku kehilangan penglihatan dan bahkan setelahnya, aku mencoba yang terbaik... untuk tidak bertemu denganmu.

Do Kyung marah, diamlah!

Teacher Baek : Tapi aku menyadari sesuatu. Kita mungkin bisa menipu takdir, tapi kita tidak bisa menipu pertemuan.

Do Kyung : Diam saja, mengerti! Aku tidak mau membunuhmu, tapi kau memancingku. Apa kau tahu seberapa muak dan lelahnya aku atas penglihatanmu padaku!

Teacher Baek : Kau bisa mengubah masa depanmu, Hyun Woo-ya. Semuanya terserah pada keputusanmu.


Do Kyung kemudian pergi. Dia pergi sambil memegangi dadanya.

Tanpa ia sadari,, Joon Hee muncul di belakangnya. Joon Hee lantas mengikutinya.


Tae Pyeong masih bersama Joon Young.

Mereka berjalan, bergandengan tangan dan saling tersenyum.


Ponsel Tae Pyeong berdering.

Telepon dari Nona Lee. Nona Lee sendiri sudah tiba di kediaman Teacher Baek. Ia masuk sambil celingukan mencari Teacher Baek.

Nona Lee : Apa yang terjadi? Kedengarannya kau bahagia. Kau sudah menemukan Detektif Seo?

Tae Pyeong : Iya, kami sedang bersama sekarang.

Nona Lee : Syukurlah. Aku sangat khawatir. Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak bisa menghubunginya?

Tae Pyeong : Aku akan memberitahumu setelah sampai dirumah. Pak Baek bilang bahwa dia akan tinggal dirumah hari ini. Kau sudah dirumah, kan?

Nona Lee : Iya, mari kita makan malam bersama. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.

Tae Pyeong : Benarkah?

Nona Lee : Aku akan memberitahumu saat makan malam.


Dan Nona Lee teriak.

Nona Lee : Pak Baek! Oh, tidak!

Nona Lee menemukan Pak Baek bersimbah darah di dalam bathup penuh air.


Tae Pyeong heran mendengar teleponnya tiba-tiba terputus.

Tae Pyeong : Nona Lee?

Nona Lee bingung harus bagaimana.


Tae Pyeong dan Joon Young langsung pulang. Ambulans dan petugas polisi sudah berkumpul di rumah Teacher Baek.

Bersamaan dengan Tae Pyeong yang pulang, jenazah Teacher Baek dibawa keluar.

Tae Pyeong syok melihat Teacher Baek sudah tidak ada.


Tae Pyeong juga melihat sayatan di pergelangan tangan Teacher Baek.

Petugas membawa Teacher Baek.

Joon Young berusaha menenangkan Tae Pyeong.


Dong Woo dan Bong Soo sedang menanyai Nona Lee saat Tae Pyeong dan Joon Young datang.

Tae Pyeong dan Joon Young terus berjalan menuju kamar mandi tempat Teacher Baek ditemukan berlumur darah.

Nona Lee menatap Tae Pyeong.


Tae Pyeong terkejut melihat keadaan tempat Teacher Baek ditemukan dengan bersimbah darah.

Soo Hyun yang sedang memotret menyuruh Tae Pyeong keluar.

Soo Hyun : Kau tidak bisa masuk. Kami harus mengamankan bukti.


Dong Woo dan Kang Jae ikut masuk. Kang Jae memberitahu Joon Young, bahwa Teacher Baek sudah meninggal saat paramedis datang.

Kang Jae : Kami tidak menemukan tanda-tanda masuk secara paksa maupun tindakan kekerasan.


Tae Pyeong terus menatap bathup yang penuh darah Teacher Baek. Ia teringat saat dia menemukan Teacher Baek berlumur darah di tempat yang sama, dulu, saat ia masih kecil.

Tae Pyeong lalu ingat kata-kata Teacher Baek.

Tae Pyeong : Apakah kau menyesalinya?

Teacher Baek : Tidak. Kau menyelamatkan nyawaku jadi tentu saja aku tidak menyesal.


Kang Jae bertanya-tanya, apa Teacher Baek bunuh diri.

Tae Pyeong : Tidak.

Tae Pyeong menatap Joon Young dengan tatapan emosi.

Tae Pyeong : Tidak mungkin. Itu mustahil.

Bersambung ke part 2...

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...