The World Of The Married Ep 14

Sebelumnya...


Sun Woo dan Tae O kaget luar biasa pas Joon Young bilang dia pulang ke rumah Sun Woo malam itu.

Sun Woo : Kau datang ke rumah ibu dan melihat ayahmu disana?

Tae O membuat penjelasan kalau malam itu ia ke rumah Sun Woo karena ada yang mau mereka bicarakan.

Tae O : Ada banyak hal yang harus dia selesaikan dan siapkan sebelum pergi.


Joon Young : Kalian pikir aku tidak tahu apa-apa? Kalian pikir sampai kapan kalian bisa membodohiku! Bisakah kalian berhenti menjadikanku alasan! Kalian membuatku gila setiap kali melakukan itu. Jadi, hentikan saja!

Joon Young lalu pergi.


Tae O tanya ke Sun Woo mereka harus bagaimana sekarang.

Sun Woo masih kaget, menatap kepergian Joon Young.

Sun Woo : Cari saja Joon Young dan bawa dia pulang.


Sun Woo membuka pintu mobilnya.

Tae O : Sun Woo-ya.

Sun Woo : Berusahalah sebisamu untuk menenangkannya. Pastikan ini tidak membuatnya makin terluka. Hanya itu yang kuinginkan.


Da Kyung di kamarnya, bicara dengan ibunya di telepon.

Da Kyung bilang dia sudah memperbaiki situasinya jadi apa lagi masalahnya?

Hyo Jung : Ibu tidak mau membahasnya. Serahkan dia ke Sun Woo. Serahkan dia ke ibunya. Kau tidak bisa mengurusnya!

Da Kyung : Dia putra Tae O. Aku tidak akan menyerahkannya kepada wanita itu. Aku membawanya ke sini, jadi, dia tanggung jawabku.

Hyo Jung : Kau sudah berusaha semampumu! Itu lebih dari cukup! Ibu dengar dia kasar. Bagaimana jika dia menyakiti Jenny?

Da Kyung : Dia marah dan membuat kesalahan. Dia akan baik-baik saja jika kita perhatian padanya. Aku bisa mengurusnya.

Da Kyung memutuskan teleponnya.


Hyo Jung sewot.

Hyo Jung : Ada apa dengannya!

Pimpinan Yeo muncul.

Pimpinan Yeo : Ada apa dengan Da Kyung? Apa ada masalah?

Hyo Jung : Aku membesarkannya bukan untuk membesarkan putra orang lain! Aku kesal sekali, aku tidak tahan!

Hyo Jung pergi.


Da Kyung ke kamar Joon Young. Dia menyiapkan pakaian ganti untuk Joon Young.

Setelah itu, dia menatap seragam sekolah Joon Young yang tergantung dan memikirkan sesuatu.


Tae O dan Joon Young sedang di jalan. Mereka tak saling bicara. Joon Young yang terluka, memakai earphone nya.

Tae O menatap Joon Young.

Tae O : Joon Young-ah.

Joon Young diam saja.

Tae O : Lee Joon Young.


Joon Young melepas earphone nya. Tapi dia memakainya lagi pas Tae O bilang Sun Woo akan pergi dan semuanya tidak akan rumit lagi.


Sun Woo menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia mikirin semuanya.


Joon Young masuk ke rumah dan langsung ditanyain Da Kyung. Da Kyung tanya, dia habis darimana?

Tae O masuk.

Da Kyung : Sayang, aku akan bicara dengan Joon Young sebentar.


Da Kyung dan Joon Young bicara di dapur.

Da Kyung : Apa kau ingat ucapanku saat pertama kau pindah kemari? Aku berharap kau akan merasa nyaman di sini. Bahwa kau harus bahagia agar ayahmu bahagia. Kau terluka karena perbuatan orang dewasa dan aku bertanggung jawab atas setengahnya. Jadi, aku memperbaikinya kali ini, tapi jika hal seperti ini terjadi lagi, aku tidak bisa melindungimu sepenuhnya. Jangan lakukan itu lagi. Itu akan menyulitkan kita semua. Lakukanlah demi dirimu sendiri. Bisakah kau berjanji padaku?


Joon Young yang sedari tadi hanya menunduk dan diam, kini menatap Da Kyung.

Joon Young menjawab 'ya' setelah terdiam beberapa saat menatap Da Kyung.


Joon Young kemudian beranjak.

Da Kyung : Mulai sekarang, mintalah izinku sebelum kau pergi ke mana pun.

Joon Young menatap Da Kyung lagi.

Da Kyung : Kau tidak akan menjawabku?

Joon Young : Baiklah.

Joon Young pergi.


Tae O datang.

Tae O : Apa yang kalian bicarakan?

Da Kyung : Aku menyuruhnya minta izin sebelum pergi. Sayang, apa kau kenal teman-teman Joon Young?

Tae O : Tidak juga.

Da Kyung : Kurasa kita harus mengawasi apa yang dia lakukan dan dengan siapa serta mengendalikan siapa yang dia temui.

Tae O : Baiklah. Aku akan bicara dengannya.


Kamera menyorot obat pereda nyeri di atas meja yang ternyata punya Ye Rim. Ye Rim bangun dari tidurnya sambil memegangi perutnya yang sakit.


Ye Rim lalu membuka kulkas, tapi tak ada makanan disana.


Ye Rim lantas beranjak dari dapur sambil memegangi perutnya dan terduduk di koridor depan dapur.

Ye Rim lalu melihat catatan panggilannya.

Ye Rim : Dia tidak akan meninggalkanku sendirian. Tapi dia bahkan tidak menelepon hari ini. Dia memang tidak berguna, tapi kuharap dia ada di sini.


Tiba-tiba, Je Hyuk datang. Ye Rim sontak kaget Je Hyuk tiba2 nongol tepat pada waktunya.


Melihat Ye Rim duduk di lantai, Je Hyuk bergegas mendekati Ye Rim. Dia khawatir melihat Ye Rim.

Je Hyuk : Kau sakit parah? Kau sudah makan?

Ye Rim : Apa? Kau terdengar seolah datang karena tahu.

Je Hyuk : Myung Sook bilang kau pergi ke rumah sakit dan kau membeli banyak obat pereda nyeri.

Ye Rim : Dia sungguh bermulut besar.

Je Hyuk : Seharusnya kau memberitahuku. Haruskah aku mendengar orang lain memberi tahu kau sakit?

Ye Rim : Aku akan sakit dan menua sendirian seumur hidupku. Aku harus terbiasa.


Ye Rim melihat sesuatu yang dibawa Je Hyuk.

Ye Rim : Apa ini?

Je Hyuk membuka kotaknya.


Ye Rim kaget, tiramisu?

Je Hyuk : Aku ingat kau biasa makan ini setiap kali sakit. Sejujurnya, aku tidak langsung teringat. Aku bingung apa itu cokelat atau tiramisu. Makanlah.


Ye Rim terdiam menatap Je Hyuk. Tak lama, ia tanya apa Je Hyuk tidak lelah?

Je Hyuk : Tidak. Aku bahagia. Sejak aku bertanya-tanya apa yang bisa kubantu karena kau sakit dan selama kemari dengan membawa ini, aku bahagia. Aku senang ada yang bisa kulakukan untukmu.


Ye Rim memandangi Je Hyuk sejenak, setelah itu ia memalingkan wajahnya karena terharu.

Je Hyuk terus menatap Ye Rim.

Ye Rim kemudian menatap Je Hyuk dan tersenyum.

Je Hyuk balas tersenyum sambil menatap Ye Rim dengan tatapan haru.


Paginya, kamera menyorot kamar Joon Young dan Sun Woo yang kosong.

Setelah itu kamera beralih pada Sun Woo yang tidur di sofa.


Myung Sook yang baru tiba di RS, menanyakan Sun Woo pada Perawat Ahn.

"Tidak, dia belum datang." jawab Perawat Ahn.


"Baiklah. Sampai jumpa." ucap Myung Sook, lalu beranjak keluarnya tapi tiba2... seorang bapak datang memapah anak gadisnya yang kesakitan.


Bapak itu mendudukkan putrinya di kursi, lalu mendekati meja resepsionis.

"Anakku sakit."

"Siapa namanya?" tanya Perawat Ahn.

"Park Hye Jin."jawab Pak Park.

"Dia dirawat oleh Dokter Ji Sun Woo. Dia ada janji pagi ini. Anakmu harus menunggu sebentar." ucap Perawat Ahn.

"Dia sakit setelah minum obat yang diresepkan. Tidak bisakah dia memeriksanya lebih dahulu?" pinta Pak Park.

"Ini masih sebelum jam kerja..."


Myung Sook langsung ke meja Perawat Ahn.

Myung Sook : Bagaimana dengan Dokter Kim dari Penyakit Dalam?

Perawat Ahn : Dia juga punya janji temu.


Nona Park terjatuh dan menjerit kesakitan memegangi perutnya.

Pak Park langsung memegangi putrinya dan minta pihak RS melakukan selalu.

Perawat Ahn kebingungan.

Myung Sook menatap Perawat Ahn.

Myung Sook : Kirim dia padaku.

Myung Sook langsung ke ruangannya.


Dua perawat memapah Nona Park ke ruangan Myung Sook.

Dokter Kong yang baru datang melihat itu. Dokter Kong langsung tanya apa yang terjadi pada Perawat Ahn.

"Dia pasien dokter Ji. Tiba-tiba sakit perutnya memburuk." jawab Perawat Ahn.


Dokter Kong lalu memeriksa rekam medis Nona Park.

Dokter Kong : Sindrom gangguan pencernaan?

Perawat Ahn : Ya.


Dua perawat sibuk mendorong alat USG ke ruangan Myung Sook.


Sun Woo datang dan minta maaf karena terlambat. Dokter Kong marah dan menyuruh Sun Woo menemui Myung Sook.

Sun Woo bingung. Perawat Ahn menjelaskan apa yang terjadi.


Sun Woo kaget dan menatap ke ruangan Myung Sook.

Myung Sook memeriksa Nona Park.

Pak Park : Dia bilang sakit perutnya tiba-tiba memburuk.

Perawat memberikan Nona Park obat pereda nyeri.


Myung Sook tanya sejak kapan Nona Park mulai merasakan sakit.

Nona Park : Sekitar subuh. Perutku mulai sakit sekitar subuh.

Myung Sook : Menurut USG, tampaknya ada pendarahan. Mari lakukan pindai CT. Joo Sonsaeng, siapkan alatnya.


Perawat Joo lalu meminta rekannya menyiapkan kursi roda.


Perawat Joo membuka pintu. Tampak Sun Woo berdiri di depan pintu. Myung Sook yang melihat Sun Woo langsung keluar.


Myung Sook : Apa yang terjadi kepadamu? Kenapa kau tidak menyuruhnya melakukan USG?

Sun Woo : Apakah serius?

Myung Sook : Diamlah dan jangan ikut campur. Aku akan berusaha menyelesaikannya.

Myung Sook kembali ke ruangannya.


Sekarang, Sun Woo sudah di ruangannya. Pak Park masuk, melabrak Sun Woo.

Pak Park : Hei, kau bilang dia mengidap sindrom gangguan pencernaan! Kesalahan diagnosismu membuatnya dalam bahaya! Apa yang akan kau lakukan?


Mendengar ribut2 Myung Sook masuk ke ruangan Sun Woo.

Myung Sook meminta Pak Park tenang.

Pak Park : Dia bahkan belum menikah. Bagaimana jika dia menjadi mandul? Apa yang akan kau lakukan? Bagaimana kau akan bertanggung jawab?

Myung Sook menyuruh Perawat Ahn yang berdiri bersama beberapa perawat lain di depan ruangan Sun Woo, menutup pintu. Perawat Ahn mengerti dan langsung menutup pintu ruangan Sun Woo.


Myung Sook : Rasa sakitnya memburuk karena kistanya pecah. Kita harus mengawasinya, tapi saat ini, tidak ada masalah dengan indung telurnya. Orang tidak bisa mandul karena ini.

Pak Park : Bagaimanapun, dia memang memberikan diagnosis yang salah. Apa aku salah?


Sun Woo : Maafkan aku.

Myung Sook pasang badan. Dia membela Sun Woo mati2an.

Myung Sook : Tidak masuk akal jika mengatakan itu salah diagnosis!

Pak Park : Jika ini bukan salah diagnosis, lalu apa? Katamu kistanya pecah dan sekarang dia pendarahan.

Myung Sook : Tertulis di rekam medisnya dia direkomendasikan untuk menemui seorang dokter kandungan. Apa putri anda tidak bilang begitu?

Pak Park : Tidak. Aku belum dengar soal itu.

Myung Sook : Pastikanlah dengannya.

Pak Park : Aku sangat terkejut di tengah malam. Jika dia butuh operasi, aku tidak akan membiarkanmu lolos.


Myung Sook : Aku meresepkan obat pereda nyeri dan antibiotik agar dia bisa pulang setelah anda tenang. Aku akan membuatkannya janji temu tiga hari lagi. Jika dia merasa sakit atau pusing sebelum itu, segeralah datang ke rumah sakit.

Pak Park : Sebaiknya putriku baik-baik saja. Aku akan menuntut dokter itu dan rumah sakit ini.

Pak Park pergi.


Myung Sook menatap Sun Woo.

Myung Sook : Jangan langsung minta maaf. Saat kau mengatakan itu, itu membuktikan kau salah.

Sun Woo : Lagi pula, itu salahku karena tidak memeriksa USG-nya.

Myung Sook : Mereka tidak akan peduli jika kau melewatkan USG atau membuat diagnosis yang salah. Jangan menanggung semua kesalahan setelah meminta maaf dan hanya duduk. Aku akan mengurus sisanya.

Myung Sook pergi.


Dokter Kong memanggil Sun Woo ke ruangannya.

Dokter Kong : Dokter Ji, ada apa denganmu belakangan ini? Aku mengerti kau harus cuti demi putramu. Tapi kau tidak boleh melewatkan hal dasar pada pemeriksaan pertamanya. Bagaimana ini bisa terjadi? Dahulu kau bahkan tahu penyebab penyakit yang tidak terdeteksi. Ada alasannya kau menjadi wajah rumah sakit kita. Kau dahulu tidak pernah terlambat, tapi sekarang kau pulang lebih awal dan membuat kesalahan medis juga. Ada apa denganmu? Kau tidak merasa punya masalah?


Sun Woo yang merasa dunianya sudah runtuh meminta maaf dan berkata akan mengundurkan diri.

Dokter Kong : Ayolah, aku direktur rumah sakit. Apa aku tidak boleh berpendapat? Setiap aku mengatakan sesuatu, kau ingin berhenti. Aku tidak berani membuka mulutku sekarang.

Sun Woo : Maafkan aku.


Dokter Kong : Baiklah. Berapa lama yang kau butuhkan? Dua hari? Tiga hari? Baiklah. Satu pekan. Bisakah kau menata dirimu dalam sepekan?

Sun Woo minta maaf dan beranjak pergi.


Sun Woo kembali ke ruangannya dan meletakkan surat resign nya di atas meja.


Setelah itu, dia duduk di ranjang pasien dan menatap sekeliling ruangannya.


Dia menatap fotonya bersama Joon Young, lalu menatap berbagai piagamnya.


Dan tangisnya pun keluar saat melihat bola bisbol Joon Young. Di bola bisbol itu tertulis, 'Aku, ibu'.


Sun Woo keluar dari ruangannya sembari membawa kardus berisi barang2nya. Ia berjalan begitu saja melewati Yoon Ki dan Myung Sook yang terkejut melihatnya.


Dokter Kong di ruangannya terdiam menatap surat resign Sun Woo.


Dokter Kong lalu menyimpan surat resign Sun Woo di dalam laci.


Sun Woo pulang ke rumahnya.

Dia meletakkan kardus berisi barang2nya di lantai, lalu duduk di sofanya menenangkan diri.

Setelah duduk beberapa detik, dia memutuskan berbaring dan tidur.


Da Kyung dan ibunya ketemuan sama Nyonya Cha dan Nyonya Choi di sebuah kafe.

Da Kyung : Kenapa kau tidak bicara langsung denganku? Tae O cenderung jujur, jadi, dia tidak suka merepotkan keluarganya. Aku akan bicara dengan ayahku untukmu.

Nyonya Cha : Astaga, sungguh? Aku sangat berterima kasih.


Da Kyung menatap ibunya.

Da Kyung : Ibu tidak keberatan, bukan?

Hyo Jung terpaksa mengatakan iya.

Hyo Jung : Kau tahu persis ayahmu mendengarkanmu.


Da Kyung : Selagi membahas itu, kami juga sebaiknya mengundang Anggota Dewan Cha dan Hae Kang ke rumah kami. Kita bisa bicara soal menjadi sponsor Anggota Dewan Cha. Itu bisa membantu Hae Kang dan Joon Young berbaikan dengan benar.


Nyonya Choi mulai menyindir Da Kyung.

Nyonya Choi : Itu ide bagus. Pasti sulit bagimu untuk mengurus anak suamimu dan mantan istrinya.

Nyonya Cha : Saat aku melihatnya menerima Joon Young, aku mulai berpikir dua kali soal Da Kyung. Kau sungguh luar biasa.


Hyo Jung : Dia terlalu naif dan baik. Dia bilang anak itu tidak bersalah tapi dia malah merepotkan dirinya sendiri.

Da Kyung : Jika dia putra Tae O, dia juga putraku. Tidak ada orang tua yang akan mengabaikan anak mereka hanya karena mereka membuat satu kesalahan.


Nyonya Choi : Membesarkan anak seperti menciptakan dunia. Jangan anggap dia sebagai bagian tambahan dari suamimu atau itu tidak akan mudah bagimu. Seberapa besar hidup anak itu yang mau kau pertanggungjawabkan?

Hyo Jung mulai kesal dengan kata-kata Nyonya Choi.

Da Kyung : Aku akan memberikan yang terbaik. Sama seperti dengan Jenny. Aku tidak bisa membentuk masa depannya, tapi setidaknya aku cukup percaya diri untuk menutup mulut orang yang berprasangka soal anak dari orang tua yang sudah bercerai.

Nyonya Choi : Bagus. Wanita yang menjaga rumah tangga. Kau lebih berbesar hati daripada dugaanku. Aku baru sadar sekarang.


Istri Dokter Kong datang dan langsung duduk disamping Nyonya Cha.

Istri Dokter Kong tersenyum dan memberitahu mereka semua kalau Sun Woo sudah resign dari RS.

"Selain itu, kudengar dia mungkin akan meninggalkan Gosan. Da Kyung, bukankah ini kabar baik untukmu? Ini juga kabar baik untukmu dan suamimu." ucap istri Dokter Kong.

Nyonya Cha senang mendengar kabar itu.


Da Kyung dan Hyo Jung terdiam mendengarnya. Hyo Jung kemudian berdalih, bahwa bukan itu yang mereka harapkan tapi kemudian dia menyebut bahwa itu bukan kabar buruk.

Bagi Nyonya Choi itu kabar buruk. Bukan itu yang dia harapkan dari Sun Woo.


Malamnya, Tae O hanya makan berdua dengan Joon Young.

Awalnya mereka tak saling bicara. Tae O nampak ragu mau bicara, tapi akhirnya dia memutuskan mengajak Joon Young bicara.

Tae O : Apa yang kau lakukan hari ini?

Joon Young : Aku di rumah seharian.

Tae O : Bagaimana dengan lesmu?

Joon Young : Dia menyuruhku mencari tutor alih-alih keluar rumah. Aku pada dasarnya dikurung, bukan?

Tae O : Baiklah. Ayah akan bicara dengannya.

Joon Young pun kesal. Dia berhenti makan dan beranjak ke atas.


Da Kyung pulang dan langsung nanyain Joon Young.

Tae O : Dia naik setelah makan.


Da Kyung lalu mendekati Tae O

Da Kyung : Ini liburan sekolah, jadi, bagaimana jika kita jalan-jalan sekeluarga? Kita berempat bisa pergi ke tempat yang dekat.

Tae O : Kedengarannya bagus. Omong-omong soal Joon Young yang keluar...

Da Kyung : Benar juga. Aku menemukan konselor untuk Joon Young dan membuat janji.

Tae O : Konselor?

Da Kyung : Ya. Dia ahli dalam konseling remaja. Dia terkenal dalam memperbaiki perilaku bermasalah. Tidak mudah untuk membuat janji dengannya.


Tae O : Apa dia benar-benar harus menjalani konseling?

Da Kyung : Dia harus diobati karena kleptomania. Kita tidak bisa membiarkannya...

Tae O : Apa kau menyebut dia pencuri?

Da Kyung : Maksudku kita harus sangat berhati-hati soal itu.

Tae O : Tidak bisakah kau memberinya waktu? Beri dia sedikit kelonggaran. Kenapa kau tidak bisa memercayainya dan menunggu saja?

Da Kyung : Apa salahnya mencari bantuan profesional? Aku berusaha mencari cara agar bisa membantu Joon Young.

Tae O : Ya, aku tahu. Tapi...

Da Kyung : Jika kau tahu, bekerjasamalah. Jangan katakan apa yang kau inginkan atau pikirkan. Sekarang, kita harus melakukan yang terbaik untuk Joon Young.


Da Kyung masuk ke kamarnya. Dia ke meja riasnya dan mencopot semua antingnya.

Tae O masuk dan meminta maaf padanya juga berterima kasih

Tae O : Kau mau aku mengantar Joon Young ke sesi konselingnya?

Da Kyung : Jika Jenny tumbuh dewasa dan menyebabkan masalah juga, aku akan melakukan hal yang sama.

Tae O tersenyum mendengarnya. Dia lalu memeluk Da Kyung.

Terdengar narasi Da Kyung.

Da Kyung : Segalanya perlahan kembali ke tempat yang seharusnya. Mulai sekarang, kami akan sempurna.


Paginya, Myung Sook dan Yoon Ki terlihat sibuk di RS.

Mereka bertemu di meja resepsionis dan saling menyapa.

Setelah itu, Yoon Ki pergi dan Myung Sook sibuk dengan rekan dokter lainnya.

Dokter Kong berdiri di depan ruangan Sun Woo dan terus mengawasi Myung Sook.

Myung Sook dan rekan dokternya melewati Dokter Kong sembari membahas sesuatu.


Dokter Kong lalu menatap ruangan Sun Woo yang kosong.


Joon Young hendak pergi. Dia pamit pada Da Kyung yang lagi main sama Jenny.

Da Kyung : Kakakmu akan pergi. Katakan, sampai jumpa.

Da Kyung dan Jenny melambaikan tangan pada Joon Young. Joon Young senyum menatap Jenny.


Joon Young pergi sama Tae O.

Kamera menyorot wajah Joon Young yang seperti terpaksa melakukan keinginan Da Kyung.


Mereka menemui konselor.

Konselor : Joon Young, bagaimana pekanmu?

Joon Young diam saja.


Tae O lantas menggenggam tangan Joon Young.

"Kau merasa marah atau sedih? Bisa katakan apa yang membuatmu merasa seperti itu?"


Je Hyuk sibuk di kantornya ketika Ye Rim datang. Je Hyuk tersenyum lebar.

Je Hyuk : Kau datang?

Mereka kemudian pergi.


Mereka pergi nonton pertunjukan musik. Je Hyuk mulai bosan dan mengantuk. Ye Rim yang melihat itu, menggenggam tangan Je Hyuk. Setelah itu, dia menyenderkan kepalanya di bahu Je Hyuk. Sontaklah Je Hyuk kesenengan.


Di depan RS, Myung Sook yang mau pergi menghubungi seseorang tapi tidak dijawab sepertinya.


Seorang pria datang menjemputnya.

Begitu pria itu datang, Myung Sook mematikan panggilannya. Ternyata Myung Sook menghubungi Sun Woo. Keduanya lalu pergi.


Yoon Ki ke rumah Sun Woo, tapi Sun Woo tak kunjung membuka pintu. Sepertinya rumah Sun Woo kosong.

Yoon Ki kemudian pergi.


Begitu Yoon Ki pergi, mata-mata keluarga Yeo yang mengawasi kediaman Sun Woo, langsung meraih ponselnya. Ia menghubungi Da Kyung. Kali ini, Da Kyung menyuruh pria itu mengawasi Sun Woo.

Da Kyung : Terima kasih.


Je Hyuk makan malam sama Ye Rim. Je Hyuk makan dengan lahap sementara Ye Rim makan sambil memikirkan sesuatu. Je Hyuk bilang, dia mulai merasa lebih baik setelah makan makanan pedas.

Ye Rim : Menurutmu dia pergi ke mana? Dia bahkan tidak menjawab teleponku.

Je Hyuk : Mungkin dia pergi mencari udara segar.

Ye Rim : Apa menurutmu dia gelisah karena berhenti bekerja?

Je Hyuk : Kenapa dia merasa gelisah? Kau bilang dia sudah berencana pergi. Tapi aku yakin dia gelisah.

Ye Rim : Siapa? Lee Tae O?

Je Hyuk : Ya. Setidaknya, begitulah kelihatannya.


Ye Rim : Kenapa dia gelisah? Hubungan mereka sudah berakhir.

Je Hyuk : bisa berkata begitu karena tidak mengenal pria. Bahkan saat bersama seseorang pun, pria bisa menyukai wanita lain. Dan pria juga cukup sering memikirkan mantan kekasih mereka. Begitulah pria.


Mendengar itu, Ye Rim langsung mendelik Je Hyuk dengan tajam.

Je Hyuk yang sadar dia salah ngomong langsung jelasin ke Ye Rim kalau dia tidak begitu.

Je Hyuk : Aku sama sekali tidak seperti itu. Aku membicarakan Tae O.

Je Hyuk kemudian mengumpat Tae O.

Je Hyuk : Astaga, bedebah itu.


Tae O dalam perjalanan pulang bersama Joon Young. Tae O yang cemas mikirin Sun Woo, tanya ke Joon Young apa Sun Woo pernah menghubungi Joon Young. Joon Young bilang tidak. Tae O tanya lagi apa Joon Young yakin tidak mengabaikan telepon Sun Woo. Joon

Young mulai kesal, tidak!

Tae O tambah cemas.


Paginya, Dokter Ma yang baru saja turun dari mobilnya setelah tiba di rumah sakit tempatnya bekerja, melihat mobil Sun Woo yang terparkir di depan laut.


Dokter Ma langsung mendekatinya dan melihat Sun Woo tidur di mobil.

Dokter Ma mengetuk kaca jendela. Sun Woo seketika terbangun.


Sun Woo sedang memandang ke laut ketika Dokter Ma memberinya secangkir teh.

Dokter Ma lalu duduk di depan mejanya.

Dokter Ma : Kau tidak mau menelepon bahkan setelah aku bilang ada lowongan lalu kau tiba-tiba muncul.

Sun Woo : Aku ingin mencari udara segar. Aku meninggalkan rumah sakit.

Dokter Ma : Apa kau akan pergi ke Busan? Apa itu sudah pasti?

Sun Woo : Belum. Aku ingin beristirahat.

Dokter Ma : Kenapa kau datang jauh-jauh kemari untuk menemuiku? Kau punya psikiater yang bagus di sana.

Dokter Ma lalu berkata, sudah waktunya ia berkeliling.

Dokter Ma :  Apa yang ingin kau lakukan?

Sun Woo : Pergilah. Aku tidak akan pergi dalam waktu dekat.

Dokter Ma : Baik. Mari kita bicara nanti. Tapi jangan mengajakku minum-minum.

Sun Woo : Apa kau benar-benar berhenti?

Dokter Ma : Tentu saja.

Dokter Ma pergi.


Diluar, Dokter Ma bertemu kedua rekannya yang sudah menunggunya. Dokter Ma menyuruh kedua rekannya pergi duluan.


Setelah itu, Dokter Ma menghubungi Yoon Ki.

Dokter Ma : Kau pasti cenayang. Bagaimana kau tahu dia akan datang ke sini?

Yoon Ki : Syukurlah. Bagaimana keadaannya?

Dokter Ma : Kondisinya memang terlihat buruk. Kurasa dia ingin menjernihkan pikirannya. Datang saja kemari jika kau sangat khawatir.

Yoon Ki : Dia mungkin ingin sendirian. Aku tidak berhak ikut campur.

Dokter Ma : Baiklah. Aku akan meneleponmu jika terjadi sesuatu.


Sun Woo berdiri memandangi laut sambil memegang cangkirnya.


Tak lama kemudian, dia meletakkan cangkirnya di meja lalu melihat-lihat ruangan Dokter Ma.

Saat tengah-tengah melihat-lihat, Sun Woo menemukan botol minum Dokter Ma dibawah meja.

Sun Woo kaget tahu Dokter Ma masih minum.


Myung Sook kaget mendengar Dokter Kong menunjuknya menggantikan posisi Sun Woo.

Dokter Kong: Tidak ada alasan lagi untuk membiarkannya kosong. Itu keputusanku dan Pimpinan. Apa kau tidak sanggup? Katakan sekarang. Aku akan menariknya.

Myung Sook : Tentu saja sanggup. Aku tahu aku bisa lebih baik daripada siapa pun. Terima kasih sudah memercayaiku.

Dokter Kong: Aku sendiri yang membujuk Pimpinan. Jika kau membuat masalah, leherku juga dipertaruhkan. Ingat itu.


Myung Sook : Aku akan berusaha maksimal agar itu tidak terjadi. Selain itu, bagaimana dengan Dokter Ji?

Dokter Kong: Apa yang bisa kulakukan? Dia sendiri yang pergi. Tapi dia wajah rumah sakit kita. Kita tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja. Pimpinan juga kesulitan dan bilang tidak akan pernah menemukan orang sehebat itu.

Myung Sook : Bagaimana jika kita menunggu beberapa hari?


Di kantornya, Tae O cemas lantaran tak bisa menghubungi Sun Woo.


Pimpinan Yeo kemudian datang.

Tae O : Ayah, kenapa kemari?

Pimpinan Yeo : Aku sedang lewat sini, jadi, aku mampir saja. Soal Rumah Sakit Cinta Keluarga. Aku akan menandatangani kesepakatan sponsor. Temuilah Dokter Kong saat senggang dan bereskan semuanya.

Tae O : Baik.

Pimpinan Yeo : Kupikir akan butuh waktu lama tapi semua diselesaikan dengan cepat. Bagus sekali.

Pimpinan Yeo kemudian pamit. Tae O masih mau bicara tapi Pimpinan Yeo langsung meng-cut omongannya dengan bilang tidak usah mengantarnya keluar.


Pimpinan Yeo pergi. Tae O resah.


Setelah Pimpinan Yeo pergi, Tae O menghubungi Myung Sook nanyain Sun Woo. Tae O kian resah saat Myung Sook bilang Sun Woo udah resign beberapa hari lalu. Myung Sook juga mengaku tak tahu Sun Woo dimana. Myung Sook lalu tanya kenapa Tae O nanya2 Sun Woo tapi Tae O malah mutusin panggilannya.


Malamnya, Tae O ke rumah Sun Woo. Dia tambah resah karena Sun Woo tak di rumah.


Saat Tae O mau masuk ke mobilnya, Ye Rim menghampirinya.

Ye Rim : Apa yang kau lakukan?

Tae O : Apa Sun Woo tidak ada di rumah?

Ye Rim : Kenapa?

Tae O : Kau tahu ke mana dia pergi?

Ye Rim marah Tae O nanyain Sun Woo.

Ye Rim : Kalian berdua sudah cukup bertindak. Kau sudah cukup menyiksanya. Kau bahkan membawa Joon Young. Apa lagi yang kau inginkan? Kumohon lepaskan dia.


Sekarang, Tae O sudah berada di kamarnya. Ia melepaskan kancing lengan kemejanya sambil memikirkan Sun Woo.

Sementara Da Kyung sambil mengambilkan pakaian ganti buat Tae O heran melihat Tae O. Da Kyung lalu mendekati Tae O.

Da Kyung : Kau mendengarku?

Tae O : Apa?

Da Kyung : Kubilang besok kita akan makan malam dengan keluarga Anggota Dewan Cha. Bersama orang tuaku juga.

Tae O : Benar. Kau sudah bilang.

Da Kyung : Ayahku biasanya benci mensponsori politikus tapi dia melakukannya demi kau dan Joon Young, jadi, bicaralah dengan Anggota Dewan Cha.

Tae O : Tentu. Aku akan mandi.


Di kamar mandi, Tae O menyalakan shower lalu memandangi cermin. Ia benar-benar tak tenang mikirin Sun Woo.


Sementara Sun Woo berada sendirian di tepi pantai.


Sun Woo lalu menyalakan ponselnya dan mendapati 23 panggilan tak terjawab dari Tae O.

Sun Woo kemudian mematikan ponselnya lagi.


Sekarang, Sun Woo sedang curhat sama Dokter Ma.

Sun Woo : Kenapa aku merusak semua yang kuusahakan? Keluargaku, suamiku, dan putraku. Semuanya. Aku kehilangan segala hal yang ingin kulindungi.

Dokter Ma : Apa arti melindungi bagimu? Obsesi itu beracun. Itu juga beracun untuk orang tua dan anak.

Sun Woo : Aku sudah tidak ingin mempertahankannya di sisiku. Aku menerima kenyataan bahwa dia ingin tinggal dengan ayahnya. Yang aku tidak tahan adalah anakku membenciku. Andai aku bisa mengubah dia. Jika bisa, kurasa aku bisa melakukan apa pun.

Dokter Ma : Itu mustahil, bukan? Kau tidak bisa berharap dia mengerti setelah melukainya. Itu terlalu serakah. Entah itu kebencian atau rasa kesal, kau harus menghormati perasaan Joon Young. Begitu kau melakukan itu, waktu akan mengurusnya.

Sun Woo : Apa waktu sudah mengurus semuanya untukmu? Rasa sakit tetap menyakitkan bahkan setelah waktu berlalu. Kau juga tahu itu.

Dokter Ma : Hidup tidak bisa selalu manis. Entah bagaimana kau bisa bertahan, itu saja. Maka kau akan menemukan beberapa hari yang cerah. Begitulah waktu akan berlalu.


Sun Woo : Aku terlalu lelah untuk bertahan. Akan lebih mudah bagi semua orang jika aku menghilang. Bagiku, Joon Young, dan Tae O juga.


Sekarang, Sun Woo duduk di balkon. Ia minum-minum sambil memandangi laut.


Joon Young sewot pas Tae O bilang mereka akan malam dengan keluarga Hae Kang.

Joon Young : Apa permintaan maafku tidak cukup? Kenapa aku harus berteman dengannya? Aku kesal sekali.

Tae O : Kami tidak memintamu memaksakan diri menjadi teman. Kalian masih harus bertemu di sekolah selama setahun lagi. Akan lebih baik berhubungan baik dengannya. Tolong menurut saja hari ini. Da Kyung menyiapkan pertemuan hari ini hanya untukmu.

Diluar Da Kyung menguping mereka.


Paginya, Tae O menemui Dokter Kong. Dokter Kong menyerahkan draft kesepakatannya pada Tae O. Tae O membacanya.

Dokter Kong : Aku mengacu pada kesepakatan sebelumnya. Kami sudah membuat draf kesepakatan.

Tae O : Awalnya, kupikir tuntutanmu terlalu berlebihan. Tapi sepertinya kau bisa meramal masa depan.

Dokter Kong : Dokter Ji menyebabkan banyak masalah belakangan ini. Jika dia masih menjadi direktur muda, itu akan sangat mempersulit keadaan di rumah sakit. Apa rencanamu untuk upacara kesepakatannya? Kau pasti sudah punya ide.

Tae O : Entahlah. Aku belum punya rencana.

Dokter Kong : Kami rumah sakit daerah kecil, tapi TO Pictures terkenal di seluruh negeri ini. Kau harus memperhatikan cara menerbitkan artikelmu. Kita harus membuat video dan menayangkannya di saluran lokal. Itu akan menguntungkan kedua pihak.

Tae O : Aku akan meminta tim humas kita bekerja sama. Kau pasti sibuk. Aku akan pergi.


Tae O pergi. Dokter Kong heran melihat Tae O yang tidak bersemangat.


Keluar dari ruangan Dokter Kong, Tae O yang hendak pergi melewati ruangan Sun Woo. Sontak langkahnya terhenti. Ia gelisah menatap ruangan Sun Woo.

Myung Sook yang ada di meja resepsionis terdiam menatap Tae O yang menatap ruangan Sun Woo.


Dokter Ma ke hotel tempat Sun Woo menginap.

Dokter Ma kaget pas pihak hotel bilang Sun Woo udah pergi dari subuh tadi.

"Mungkin sekitar pukul 6 pagi. Dia pasti keluar untuk melihat matahari terbit."


Dokter Ma yang cemas, langsung menghubungi Sun Woo sambil mencarinya ke laut tapi ponsel Sun Woo mati.

Dokter Ma lalu ingat kata2 Sun Woo semalam.

Sun Woo : Aku terlalu lelah untuk bertahan. Akan lebih mudah bagi semua orang jika aku menghilang.

Dokter Ma cemas.


Tae O di ruangan Myung Sook. Tae O tanya ke Myung Sook keadaan Sun Woo.

Myung Sook : Kenapa aku merasa nada bicaramu terdengar aneh? Ada apa? Kau kesal karena dia kini pergi?

Tae O : Kau tahu di mana dia sekarang?

Myung Sook : Aku mungkin tahu dia di mana. Kenapa? Kau ingin tahu?

Tae O : Tidak. Tidak masalah selama dia baik-baik saja.

Myung Sook : Ada apa di antara kalian berdua?

Tae O : Dia terkejut setelah insiden Joon Young. Dia bilang dia akan pergi, tapi tiba-tiba dia berhenti bekerja dan menghilang. Itu membuatku khawatir. Aku penasaran apa sesuatu terjadi kepadanya.

Myung Sook : Aku yakin dia baik-baik saja.


Dokter Ma yang masih mencari Sun Woo menghubungi Yoon Ki.

Yoon Ki kaget.

Yoon Ki : Dokter Ji menghilang?

Dokter Ma : Kuharap aku hanya terlalu khawatir tapi tidak bisa kuabaikan apa yang terjadi sebab aku melihat tandanya. Kurasa dia akan melakukan sesuatu. Aku khawatir. Apa yang harus kulakukan?


Yoon Ki yang mendengar itu, langsung berdiri mengambil mantelnya dan beranjak keluar.

Yoon Ki berlari ke meja resepsionis. Bersamaan dengan itu, Myung Sook dan Tae O keluar. Mereka melihat Yoon Ki.

Yoon Ki : Tolong batalkan sisa janji temuku hari ini. Ini keadaan darurat. Tolong minta pengertian pasien. Katakan aku akan menelepon mereka secara pribadi nanti.

Perawat Ahn kebingungan.


Myung Sook mendekati Yoon Ki.

Myung Sook : Ada apa, Dokter Kim?

Yoon Ki : Dokter Ma baru saja menelepon dan Dokter Ji...

Yoon Ki melihat Tae O.


Tae O mendekati Yoon Ki.

Tae O : Apa terjadi sesuatu kepada Sun Woo? Di mana dia sekarang?

Yoon Ki menatap Tae O kesal lalu berlari pergi.


Tae O nanyain Sun Woo ke Myung Sook.

Myung Sook : Tae O-ya!

Tae O : Katakan dimana Sun Woo sekarang!

Myung Sook kaget Tae O berteriak nanyain Sun Woo.


Tae O langsung pergi begitu tahu Sun Woo dimana.


Sun Woo sendiri berjalan menyusuri pantai.


Yoon Ki melajukan mobilnya sambil melihat ke arah pantai mencari Sun Woo.

Yoon Ki lalu menghubungi Dokter Ma.

Dokter Ma sendiri juga masih mencari Sun Woo.

Dokter Ma : Dia tidak ada di sini. Tapi entah itu bagus atau tidak. Aku tidak bisa merasa tenang.

Yoon Ki : Aku juga akan terus mencarinya.


Sun Woo duduk di tepi pantai. Tak lama kemudian, dia melepas mantelnya dan berjalan ke arah laut dengan wajah kalut.

Sun Woo terus berjalan, hingga kemudian ombak menerjangnya.


Tae O melajukan mobilnya di sepanjang pantai. Ia benar2 cemas.


Yoon Ki akhirnya menemukan mobil Sun Woo. Ia memeriksa mobil Sun Woo dan hanya menemukan tas Sun Woo disana.


Melihat itu, Yoon Ki langsung lari ke laut mencari Sun Woo. Tak lama, ia menemukan mantel dan sepatu Sun Woo di tepi pantai.

Yoon Ki mulai takut dan berteriak memanggil Sun Woo.


Yoon Ki : Ji Sonsaengnim! Sun Woo-ssi!

Tapi ia tak bisa menemukan Sun Woo.


Adegan lalu beralih ke masa lalu Sun Woo saat ayah dan ibunya meninggal.

Sun Woo remaja duduk sendirian di dalam ruang duka. Dia hanya bisa menangis, menatap foto ayah dan ibunya.


Sementara diluar, beberapa orang sibuk mengasihaninya.

"Astaga, kenapa mereka meninggalkan putri mereka seperti ini?"

"Kecelakaan yang mengerikan."

"Bagaimana gadis kecil itu akan mengatasi hal ini?"

"Aku tidak percaya ini terjadi kepadanya."

"Apa kau tidak tahu ceritanya? Ibunya terkejut setelah mengetahui perselingkuhan suaminya. Kurasa itu bukan kecelakaan. Kurasa dia bunuh diri."

"Dia bunuh diri hanya karena suaminya berselingkuh? Aku bisa mengerti kesedihannya, tapi itu salah. Dia mungkin menyebabkan kecelakaan agar mereka mati bersama. Wanita yang luar biasa."

"Jadi, dia meninggalkan putrinya? Bagaimana bisa seorang ibu meninggalkan putrinya seperti ini?"

Sun Woo cuma bisa menangis mendengar orang-orang menghujat ibunya.


Lalu tiba2 saja, sosok Sun Woo remaja berubah menjadi Joon Young yang menangis pilu karena ibunya.


Ternyata semua itu hanyalah bayangan Sun Woo. Sun Woo masih berdiri tegak menghadap laut.


Tae O menemukan mobil Sun Woo dan Yoon Ki. Tae O panic karena tak menemukan Sun Woo di mobil.


Yoon Ki yang tak bisa menemukan Sun Woo, membuat panggilan. Tapi saat tengah melakukan panggilan, menghubungi seseorang, dia tiba2 saja melihat Sun Woo. Yoon Ki pun langsung mencampakkan ponselnya dan berlari ke tengah laut, mengejar Sun Woo. Ia tak peduli dengan ombak yang cukup kencang yang bisa memakannya.


Yoon Ki berhasil menggapai Sun Woo. Dia kembali melawan ombak sembari membawa tubuh Sun Woo ke tepi.

"Sun Woo-ssi! Sun Woo-ssi! Bangun! Sun Woo-ssi! Tolong bangun!" teriak Yoon Ki sambil menepuk2 punggung Sun Woo agar Sun Woo sadar.

Tak lama Sun Woo terbatuk, muntahin air yang sudah masuk ke tubuhnya.

Yoon Ki : Sun Woo-ssi, kau baik-baik saja?


Yoon Ki lega Sun Woo selamat.

Sun Woo membuka matanya dan menatap Yoon Ki dengan tatapan pilu.

Yoon Ki : Menangislah. Menangislah sesukamu. Menangislah sepuasmu.


Yoon Ki memeluk Sun Woo. Sun Woo pun menangis sejadi-jadinya di pelukan Yoon Ki.

Tepat saat itu, Tae O melihat mereka. Tae O membeku menatap Sun Woo yang menangis di pelukan Yoon Ki.

Tak mau mengganggu Sun Woo, Tae O pun memilih pergi.


Di kamarnya, Da Kyung lagi siap-siap.


Begitu pun dengan Pimpinan Yeo dan Hyo Jung. Selagi berdandan, Hyo Jung membahas soal Joon Young yang sudah mulai terapi. Dia tak yakin terapi bisa membantu Joon Young.

Pimpinan Yeo : Da Kyung berusaha keras. Kita berharap yang terbaik saja.

Hyo Jung : Benar. Aku tahu. Aku penasaran kenapa dia berusaha keras untuk putranya tapi melihat Sun Woo sendiri mundur aku merasa Da Kyung melakukan hal yang benar. Tapi melihat Da Kyung kesulitan mengurus putra mantan istri Tae O membuatku sangat geram. Aku tidak tahu lagi apa yang baik atau yang buruk.

Pimpinan Yeo : Kita akan terlambat. Ayo pergi jika kau sudah siap.


Da Kyung pergi ke bawah. Dia ke meja makan dan tersenyum melihat semuanya sudah siap.

Da Kyung lalu menghubungi Tae O.

Tae O : Apa semuanya sudah siap?

Da Kyung : Ya.


Tak lama Tae O pulang.

Da Kyung : Kau membuatku cemas. Kupikir kau akan terlambat.

Tae O menatap Da Kyung lirih.

Tae O : Masih ada waktu, bukan? Aku akan mandi.

Da Kyung : Aku sudah mengeluarkan pakaianmu. Kau bisa memakainya.


Setelah itu, Da Kyung menemui Joon Young yang juga sudah siap.

Da Kyung : Kau sudah siap? Nenek dan kakek adalah orang baik jadi jangan terlalu gugup. Bersikap sopanlah kepada orang dewasa, ya? Kita benar-benar keluarga sekarang. Kau mengerti maksudku, bukan?

Joon Young diam saja menatap Da Kyung.


Dibawah guyuran shower, Tae O menangis.


Setelah itu, ia terdiam di ruang kerjanya. Tak lama kemudian, dia memakai jasnya.


Makan malam itu dimulai.

Nyonya Cha memuji-muji Da Kyung yang dinilainya sudah bekerja keras dalam mengurus Joon Young.

Da Kyung tersenyum.

Da Kyung :  Sama sekali tidak.

Pimpinan Yeo : Joon Young dan Hae Kang.  Kalian tahu orang bilang anak-anak bertengkar saat tumbuh? Itu bohong. Kalian harus bertengkar dan berbaikan. Seperti itulah kalian tumbuh tinggi seperti ayah kalian.

Mereka lantas tertawa.


Joon Young dan Hae Kang bertatapan.


Da Kyung melirik Joon Young. Lalu dia meletakkan makanan ke piring Joon Young.

Hyo Jung menatap sinis Joon Young.


Pimpinan Yeo : Anak laki-laki makin akrab hanya jika mereka berkelahi beberapa kali.

Do Chul : Terima kasih atas kata-kata bijak anda. Terima kasih atas undangan anda ke makan malam luar biasa ini dan makanan luar biasa ini.

Pimpinan Yeo : Mari bersulang untuk persahabatan mereka. Bersulang untuk persahabatan Lee Joon Young dan Cha Hae Kang.

Mereka bersulang.


Da Kyung menatap Tae O yang tidak ceria.


Do Chul memuji rasa winenya.

Pimpinan Yeo menambahkan lagi anggur ke gelas mereka.

Joon Young dan Hae Kang tidak ikut bergabung dengan mereka.

Pimpinan Yeo : Bicara soal anggur, bar anggur baru dibuka di distrik perbelanjaan.

Tae O : Itu bagus. Aku punya teman, Sang Hyun, yang membuka bar anggur. Aku akan mengajakmu kapan-kapan.

Do Chul : Entah apa aku beruntung dengan teman baik atau dengan putra yang baik, tapi suatu kehormatan punya sponsor terbaik di Gosan, Pak.

Pimpinan Yeo : Anggap saja kau beruntung dengan teman dan putra yang baik. Karena aku mendukungmu, kuharap kamu menang, Anggota Dewan Cha.


Do Chul : Aku akan melakukan yang terbaik.

Nyonya Cha : Apa semuanya lancar untuk upacara peletakan batu pertama?

Tae O : Tentu saja. Para tukanglah yang menyiapkan pembangunan.

Nyonya Cha : Kapan film berikutnya tayang? Kau harus membuat film laris lagi.

Tae O : Sedang kukerjakan.


Tiba2 terdengar tangisan Jenny.

Da Kyung : Itu aneh. Pelayan seharusnya bersamanya.

Da Kyung lalu beranjak ke atas.


Kamera menyorot kamar Jenny yang kosong.

Da Kyung yang baru tiba di atas, mendengar tangisan Jenny berasal dari kamar Joon Young.


Sontak, Da Kyung panic dan bergegas ke kamar Joon Young.

Da Kyung melihat Jenny nangis sembari terduduk sementara Joon Young berdiri di depannya.

Da Kyung langsung menggendong Jenny dan memarahi Joon Young.

Joon Young bilang dia tak melakukan apapun.


Pelayan datang. Da Kyung langsung menyuruh pelayan membawa Jenny keluar.


Da Kyung : Apa kau melakukan sesuatu ke Jenny!

Joon Young : Aku tidak melakukan apa pun. Dia sendirian, jadi...

Da Kyung : Apa kau memukulnya! Kulakukan semuanya untukmu. Kau punya segalanya sekarang. Seharusnya kau sudah menyesuaikan diri sekarang! Tidak bisakah kau menjaga sikap untuk satu hari saja?


Tae O yang mendengar keributan di atas, langsung ke atas.


Joon Young : Apa masalahnya? Apa salahku?


Tae O datang dan menyuruh Joon Young berhenti bicara.

Joon Young terus menyangkal kalau sudah memukul Jenny.

Joon Young : Dia terjatuh saat sendirian. Apa yang kalian inginkan dariku! Kenapa melampiaskannya kepadaku?

Tae O : Ada tamu di bawah. Hentikan.

Tae O membujuk Joon Young.


Da Kyung : Aku harus sesabar apa denganmu! Sampai kapan harus kutahan!

Joon Young : Kapan aku meminta kesabaranmu!


Tae O menggampar Joon Young.

Da Kyung kaget, sayang!


Joon Young langsung terdiam. Dia syok digampar ayahnya.

Sementara Tae O habis menggampar Joon Young, langsung teringat kata-kata Sun Woo.

Sun Woo : Berusahalah sebisamu untuk menenangkan Joon Young. Pastikan ini tidak membuatnya makin terluka. Itu saja yang kuinginkan.

Tae O : Brengsek. Sadarlah! Berapa banyak orang yang harus menderita karena kau! Sejauh apa lagi kami harus menderita!

Joon Young terpukul dengan perlakuan ayahnya.


Pimpinan Yeo dan Hyo Jung datang. Pimpinan Yeo kaget melihat apa yang terjadi.

Tae O keluar. Dia masuk ke kamarnya lalu keluar lagi membawa jaketnya.

Tae O : Tolong selesaikan makan malam kalian.

Tae O pergi.


Hae Kang dan keluarganya kaget melihat Tae O pergi.

*Bahan gosip baru buat Nyonya Cha.


Sun Woo membuka matanya karena mendengar Joon Young memanggilnya.

Ya, Sun Woo sudah berada di rumah sakit sekarang. Dia sedang diinfus.

Sun Woo mendengar Joon Young memanggilnya sekali lagi.


Yakin terjadi sesuatu pada Joon Young, Sun Woo mencopot selang infusnya dan meraih tasnya, tapi ia tak bisa menemukan ponselnya disana.


Sun Woo lalu turun dari mencari ponselnya di dalam mantelnya. Tapi ponselnya mati. Sun Woo mengambil charger di dalam tas besarnya dan bergegas mengisi daya ponselnya.


Setelah ponselnya menyala, Sun Woo langsung menghubungi Joon Young.

Sementara Joon Young menangis di kamarnya.


Ponselnya kemudian berbunyi. Joon Young hanya menatap ponselnya.


Sun Woo terus menunggu sampai Joon Young menjawab ponselnya. Joon Young akhirnya menjawabnya.

Sun Woo : Joon Young-ah, ini ibu.

Tapi Joon Young diam saja.

Sun Woo : Kau mendengarkan?

Sun Woo kemudian terkejut mendengar tangisan Joon Young.

Sun Woo : Apa terjadi sesuatu?

Joon Young : Ibu, aku sungguh minta maaf. Bisakah ibu datang dan menjemputku?


Mendengar itu, Sun Woo langsung pergi.

Yoon Ki dan Dokter Ma melihat Sun Woo pergi.


Hyo Jung dan Pimpinan Yeo bicara dengan Da Kyung.

Hyo Jung : Sudah ibu bilang jangan menerima anak orang lain. Kenapa kau membuang-buang tenaga?

Pimpinan Yeo : Da Kyung-ah, apa yang membuatmu sangat gelisah?

Da Kyung pun mulai berkaca-kaca menatap ayahnya.


Bel berbunyi. Pelayan kaget melihat wajah Sun Woo di layar intercom.

Pelayan langsung memanggil Da Kyung.


Hyo Jung keluar dan sewot melihat wajah Sun Woo.

Hyo Jung : Apa dia sudah gila? Berani sekali dia datang ke sini. Astaga. Bukankah dia sudah meninggalkan Gosan?


Tahu Sun Woo yang datang, Da Kyung langsung ke pintu.

Hyo Jung melarang Da Kyung membuka pintu.


Da Kyung memencet tombol di layar intercom nya.

Da Kyung : Ada apa?

Sun Woo : Aku datang untuk menjemput Joon Young.

Da Kyung : Kenapa tiba-tiba? Aku tidak mendengar apa pun dari Tae O.


Sun Woo menghubungi Joon Young.

Sun Woo : Joon Young-ah, cepat keluar!


Joon Young bergegas turun. Tak mau Joon Young kembali ke Sun Woo, Da Kyung menghampiri Joon Young tapi Joon Young tak peduli dan berjalan melewati Da Kyung.

Da Kyung marah.

Da Kyung : Berhenti, Lee Joon Young! Kembali ke kamarmu sekarang.

Joon Young menatap Da Kyung.

Da Kyung : Kubilang kembali ke kamarmu!

Joon Young yang takut, langsung lari keluar.


Da Kyung mau mengejar Joon Young tapi dihentikan ayahnya.

Pimpinan Yeo : Da Kyung, hentikan.

Da Kyung : Minggir.

Pimpinan Yeo : Biarkan saja dia pergi!

Da Kyung : Ayah, cegah dia pergi. Aku harus membuat wanita gila itu pergi.

Pimpinan Yeo : Biarkan saja dia pergi!

Da Kyung : Apa ayah tahu berapa keras usahaku! Aku sudah berusaha keras. Ayah tahu itu, bukan?

Pimpinan Yeo : Ya.

Da Kyung : Aku hampir sampai. Aku tidak bisa membiarkan wanita itu mengacaukannya.

Pimpinan Yeo : Yeo Da Kyung!


Joon Young membuka pintu. Sun Woo kaget melihat Joon Young yang keluar tanpa memakai alas kaki.

Joon Young lalu memeluk erat Sun Woo.

Sun Woo : Maafkan ibu. Ibu datang terlambat.


Joon Young : Ayo cepat pergi, Bu.

Tapi Da Kyung datang saat Sun Woo akan membawa Joon Young.

Sun Woo lalu menyuruh Joon Young masuk ke mobil. Joon Young nurut kali ini dan lari ke mobil.


Setelah melihat Joon Young masuk ke mobil, Sun Woo mendekati Da Kyung.

Sun Woo : Apa masalahnya? Akan lebih mudah bagimu jika Joon Young tetap bersamaku.

Da Kyung : Apa Tae O tahu soal ini?

Sun Woo : Kami sudah sepakat aku akan membawa Joon Young kembali kapan pun dia mau.


Sun Woo mau pergi tapi Da Kyung terus menekannya.

Da Kyung : Obsesimu menghancurkan Joon Young. Kau tidak tahu itu? Sejauh apa kau akan membuatnya bingung? Dia mulai stabil. Alih-alih bersama ibunya yang tidak stabil dan obsesif, lebih baik dia tumbuh di keluarga normal. Kau harus berpikir rasional.


Sun Woo : Kenapa kau terobsesi dengan Joon Young?

Da Kyung : Karena ini yang terbaik untuknya. Kalian berdua terus bertengkar dengan Joon Young di tengah. Itu bahkan membuatku lelah. Pasti lebih sulit bagi Joon Young. Selain itu, kau tidak normal. Kau yakin kau bisa membesarkannya dengan baik? Akulah yang menghentikan Komite Kekerasan Sekolah. Apa aku salah?


Sun Woo tertawa.

Sun Woo :  Mari jujur saja. Kau melakukan ini bukan demi Joon Young. Kau ingin melindungi pernikahan dan keluargamu. Kau gelisah karena kau bisa melihat hasrat Tae O. Aku mengerti kau sangat ingin melindunginya. Aku juga sama. Tapi tahukah kau? Keputusasaan yang amat nyata itu tidak ada artinya. Pernikahan dan pasangan bisa terguncang, terbalik, atau hancur karena hal sepele.

Da Kyung : Pernikahanku berbeda.

Sun Woo : Kau seharusnya lebih paham daripada aku karena kau juga melakukannya.

Da Kyung : Apa maksudmu?


Sun Woo : Aku dan Tae O tidur bersama.

Da Kyung syok mendengar pengakuan Sun Woo.


Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment