King Maker : The Change Of Destiny Ep 7 Part 1

Sebelumnya...


In Gyu marah, kenapa kalian berdiri saja?

In Gyu menyuruh pasukannya menangkap Chun Joong.


Hakim Lee : Hentikan! Ada seorang anak!

Jwa Geun menyuruh mereka mundur.


Tak mau Chun Joong lolos dari hukuman, In Gyu pun menyebut Chun Joong sebagai penjahat keji yang telah melakukan konspirasi.


Bong Ryeon muncul dan membela Chun Joong.

Bong Ryeon : Jika benar-benar melakukan konspirasi untuk takhta, pasti ada orang lain yang membantunya. Siapa lagi yang bertanggung jawab atas kejahatan ini?


Sontak lah In Gyu langsung gelagapan dan menatap keluarga Kim.


Tapi In Gyu yang masih tak rela Chun Joong bebas, memberitahu semua orang siapa Chun Joong.

In Gyu : Orang ini adalah putra Choi Gyung, musuh yang dieksekusi negara!

Hakim Lee kaget.


Chun Joong pun maju membela diri.

Chun Joong : Ayahku membayar kejahatannya dengan nyawanya sendiri dan keluargaku kehilangan semua rasa hormat dan harta! Seluruh kasus berakhir tanpa bukti. Ini tidak adil!


Hang Ro maju dan menatap Chun Joong dengan wajah kaget.

Hang Ro : Kau putra Choi Gyung? Dahulu aku sangat dekat dengan ayahmu.


Hang Ro kemudian ikut membela Chun Joong.

Hang Ro : Hanya karena dia mengumumkan kerabat Raja sebagai raja berikutnya saat acara Kim-moon tidak menjamin dia dipenjara oleh putra angkat keluarga Kim.

Bong Ryeon : Letnan juga tidak bisa memberikan fakta siapa yang bersekongkol untuk melakukan apa.


Jwa Geun menatap Ha Jeon dan tanya apa yang harus mereka lakukan.

Ha Jeon : Serahkan dia kepada pengawal kerajaan sekarang. Aku akan menyelidiki situasinya.


In Gyu tak setuju.

In Gyu : Pria ini kabur dari penjara kita!

Ha Jeon marah, beraninya kau! Bicaramu lancang sekali!


Chi Sung mulai berjalan ke arah Chun Joong. Saat melewati In Gyu, ia menyuruh In Gyu menuruti perintah sang atasan.

Setelah itu, ia menyuruh Chun Joong ikut dengannya.


Chun Joong menatap Bong Ryeon. Bong Ryeon menunduk hormat kepadanya.


Chun Joong pun mengikuti Chi Sung. Saat melewati Jae Hwang, dia berhenti sejenak dan menatap Jae Hwang. Jae Hwang membalas tatapannya dengan ekspresi bingung.


Bong Ryeon menatap Jae Hwang dan melihat wajah Jae Hwang bersinar.


Hakim Lee masih tidak percaya Mu Myung adalah Chun Joong.


Bong Ryeon terburu-buru menuju tandunya tapi di depan tandunya, dia dicegat oleh In Gyu.

In Gyu : Tuan Putri,  betapa pedulinya kau terhadap seorang penjahat negara. Apa kau membantu dia kabur dari penjara?

Bong Ryeon : Berpikirlah sesukamu.

In Gyu mengancam Bong Ryeon kalau Bong Ryeon tak akan pernah bisa bersama Chun Joong selama ia masih bernafas.


Bong Ryeon cuek dan berjalan menuju tandunya.

In Gyu hanya bisa terdiam kesal menatap kepergian Bong Ryeon.


Di kedai, semua orang heboh gara-gara mendengar soal Chun Joong yang berhasil menemukan Raja berikutnya.

Seorang wanita, klien pertama Chun Joong heboh sendiri membicarakan Chun Joon yang melakukan hormat agung pada calon Raja.

Wanita itu juga mengatakannya pada Nyonya Paeng dan Ja Young.

"Dia memberi hormat kepada raja berikutnya! Ini gila!"


Wanita itu lalu memuji Ja Young cantik.

Nyonya Paeng : Berhenti membuat keributan!

Wanita itu teriak2 kalau mereka harus menyebarkan rumor ini!

"Tuan Choi sangat berbakat!"


Ja Young hanya terdiam, memikirkan soal Chun Joong yang menemukan Raja berikutnya.


Hakim Lee minum2 di pasar.

Orang-orang di pasar heboh membicarakan tentang Chun Joong yang memberi hormat pada calon Raja.


Hakim Lee baru ingat siapa Chun Joong.


Hakim Lee marah. Dia bahkan sampai membanting cangkirnya di meja, mengejutkan pengunjung lain.

Hakim Lee : Lihat apa kalian!

"Bukan apa-apa, Tuan." jawab pengunjung lain.


Hakim Lee lalu kembali minum.

Kali ini dia minum langsung dari botolnya. Dia benar-benar marah.


Seketaris Kerajaan menemui Ibu Suri, soal rumor calon Raja yang berkembang di pasar.

Ibu Suri kesal, kubilang temukan dan pakai peramal, bukan temukan dan dibodohi peramal. Aku hanya butuh seseorang untuk bicara, bukan orang yang bisa memakai otak mereka!

Seketaris Kerajaan : Ya, Ibu Suri, aku akan mengurusnya diam-diam.


Bong Ryeon tiba-tiba datang. Ibu Suri heran Bong Ryeon datang padahal dia tidak mengundang Bong Ryeon.

Bong Ryeon mengaku bahwa ia hadir dalam insiden 'calon Raja' itu jadi ia buru-buru datang menemui Ibu Suri.

Ibu Suri tanya apa Bong Ryeon juga melihat sesuatu dalam diri Jae Hwang.

Bong Ryeon mengiyakan.


Seketaris Kerajaan menegur Bong Ryeon. Kau bicara apa...

Ibu Suri menyuruh Bong Ryeon bicara.

Bong Ryeon pun bicara.

Bong Ryeon : Anak itu punya kekuatan dan otoritas besar dalam dirinya.

Ibu Suri : Benarkah itu yang kau lihat? Tanpa ragu sedikit pun?

Bong Ryeon : Ya, tentu saja. Anak itu, putra kedua Heungseon-gun, Jae Hwang, akan hidup dengan beban kehebatan itu.

Ibu Suri kaget.


Dalam hati, Bong Ryeon minta maaf pada Ibu Suri. Bong Ryeon bilang dia memang merasakan kehebatan itu tapi tidak yakin itu milik Jae Hwang atau orang lain.

Ibu Suri : Aku tidak tahu harus percaya apa.


Bong Ryeon berlutut, meminta Ibu Suri memanggil Chun Joong.

Bong Ryeon : Tanya dan dengarkan dia, serta manfaatkan dia untuk keuntungan anda!


Chun Joong pun langsung dipanggil ke istana.

Chun Joong melihat pasukan seonjeonmugwan di kanan dan kirinya.

Chun Joong : Jika lancang sedikit saja, mereka akan langsung menebasku.


Chun Joong mulai memberi hormat pada Raja, lalu memperkenalkan diri.

Chun Joong :  Aku, Chun Joong dari Keluarga Choi, duduk di hadapan anda.

Raja : Aku sudah dengar soal tindakan aneh dan tidak masuk akalmu. Katakan alasanmu melakukan hoksemumin dan untuk siapa kau melakukan hal ini.

Chun Joong : Raja, aku melakukan semua itu untuk menyelamatkan nyawa anda.

Raja : Bagaimana bisa penjahat rendahan sepertimu menyelamatkanku?

Chun Joong : Anda adalah kekuatan dan wewenang, hidup dan bernapas. Anda mengambil dan memegang wewenang serta mewarisinya kepada darah daging anda. Seorang pria yang hidup memegang wewenang selamanya. Anda raja sejati. Aku sudah mengelilingi negara anda untuk membantu wewenang anda diberikan kepada penerus yang tepat. Agar peninggalan anda bisa hidup selamanya.


Ibu Suri : Aku bisa memotong lidah pintarmu kapan saja. Bagaimana kau bisa membantu dengan ramalan seperti itu?

Chun Joong : Gyotosamgul, Ibu Suri.

Ibu Suri : Gyotosamgul, kelinci pintar menggali tiga lubang. Maksudmu, kau menyiapkan yang kedua?

Chun Joong : Takut kehilangan yang kedua, aku akan menyiapkan yang ketiga. Aku hidup untuk melindungi peninggalan raja selamanya. Dengan lidah yang pintar ini.


Raja lalu memberi Chun Joong hukuman. Chun Joong harus kembali ke kediamannya dan bersiaga mematuhi hukum.

Chun Joong kembali berlutut.

Chun Joong : Aku berterima kasih dengan tulus, Raja!

*Si Raja tahu gak sih ayahnya Chun Joong dijebak? Mengingat dia gak berdaya melawan keluarga Kim, jangan2 dia tahu tapi pura-pura gak tahu.


Chun Joong diantar keluar dikawal oleh seonjeonmugwan.

Bong Ryeon datang dan menatap Chun Joong dari lantai atas.

Chun Joong melihat Bong Ryeon, tersenyum.

Tapi tiba-tiba, Bong Ryeon menunduk sedih. Chun Joong yang paham, juga ikut sedih.


Hakim Lee dan Jae Hwang datang menemui Jwa Geun dan Byeong Woon.

Hakim Lee memanggil Jwa Geun Raja dan menyebut ada kesalahpahaman antara mereka karena Chun Joong.


Jwa Geun marah dan memanggil pelayannya.

Jwa Geun : Kau mengurus rumah dengan buruk. Aku bisa mendengar tikus berdecit di bawah lantai.

Pelayan Jang : Maaf, aku akan semakin bekerja keras.


Byeong Woon menatap Hakim Lee.

Byeong Woon : Saat membasmi tikus, kau harus membunuh keturunannya juga. Dengan begitu, kau bisa menghentikan masalah yang lebih besar. Ayah setuju?

Jwa Geun meneguk minumannya dan menatap tajam Hakim Lee.


Hakim Lee berlutut.

Hakim Lee : Harap mengerti, Raja! Aku tidak tahu apa-apa. Peramal itu bertindak sendiri!

Jwa Geun : Tuan Choi! Dia tampak sangat berguna.


Jae Hwang berlutut juga.

Jae Hwang : Raja! Kumohon, ini hanya salah paham! Kumohon, ini kesalahpahaman...

Jae Hwang nangis dan ketakutan. Hakim Lee marah melihat anaknya ikut berlutut tapi tak bisa melakukan apa-apa.


Hari sudah malam...

Jae Hwang sudah tidur ditemani ayahnya.


Sang ayah lalu teringat saat mereka mengunjungi makam Pangeran Namyeon.

Hakim Lee : Jae Hwang-ah, kau tahu apa yang ayah lakukan  untuk mengubur kakekmu di Jewangjiji di Pegunungan Gayasan?

*Jewangjiji, tanah kelahiran calon raja.

Jae Hwang : Kudengar ayah membakar kuil yang pernah berdiri di sini.

Hakim Lee : Benar sekali! Ayah meminta Buddha pindah ke tempat lain!


Hakim Lee membakar kuil yang ada di Jewangjiji.

Hakim Lee : Jewangjiji ini sekarang milikku, Heungseon! Ini milik Heungseon!


Hakim Lee : Bukan itu saja, ayah telah mengalahkan hantu yang menggentayangi tempat ini selama 500 tahun.

Jae Hwang tertawa mendengarnya.


Hakim Lee : Jae Hwang-ah, setelah memindahkan makam kakekmu ke sini, kau lahir beberapa tahun kemudian. Putra ayah, Jae Hwang, kau terlahir dengan kehadiran seorang aja.

Jae Hwang : Ayah, bagaimana bisa aku...

Hakim Lee : Jangan khawatir. Ayahmu akan selalu melindungimu. Ayah akan memandumu melewati gunung yang curam dan ombak keras. Kau hanya harus menapaki jalan yang sudah ayah buat untukmu. Dan selalu rendahkan dirimu serta tunggu waktu yang tepat, kau mengerti?

Flashback end...


Hakim Lee lalu ingat saat Chun Joong bilang Jae Hwang adalah calon Raja.

Setelah itu ia ingat saat Jae Hwang berlutut, menjelaskan sambil nangis kalau insiden yang menyebutnya calon Raja hanya kesalahpahaman.


Hakim Lee marah! Ia marah pada Chun Joong.


Ja Young yang sedang menjahit, tiba-tiba saja memikirkan bantuan yang diberikan Chun Joong padanya selama ini.


Ia ingat saat meminta bantuan Chun Joong menyelamatkan pantinya...

... dan Chun Joong menuliskan surat untuk kerabat Raja demi menyelamatkan panti.


Chun Joong memberikan obat yang baru ia beli di apotik dan uang pada Ja Young.

Chun Joong : Postur dan sopan santunnya baik. Dia putri bangsawan yang berpendidikan. Gunakan ini untuk membantu keluargamu makan. Jangan menolak karena harga diri.


Jae Hwang yang lagi bermain layangan, tiba-tiba saja terdiam dan memikirkan semuanya.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment