King Maker : The Change Of Destiny Ep 8 Part 2

Sebelumnya...


Chun Joong dan Pal Ryeong ke wallsongru.

Pal Ryeong : Kau tidak sehat, haruskah kau menemui tuan itu?

Chun Joong bilang dia butuh uang.


Ternyata yang mereka temui adalah Byung Hak. Tapi Byung Hak mengaku sebagai pria biasa dan mengaku tidak menyangka orang hebat seperti Chun Joong mau menemui pria biasa macam dirinya.

Song Hwa duduk disamping Byung Hak, menemani.

Chun Joong : Belakangan ini, aku hanya bertemu dengan orang-orang seperti itu. Seorang anak dengan potensi penuh kejayaan. Pria dengan potensi menjadi tangan kanan orang paling berkuasa. Aku bertemu dengan orang-orang yang berpotensi. Aku hanya peramal yang bersiap untuk masa depan.

Chun Joong lalu berkata, bahwa ia telah melihat hal misterius dalam takdir Byung Hak. Tapi ia memanggil Byung Hak dengan nama Young Cho.

Chun Joong : Jika kau tidak tertarik, aku akan pergi setelah menghabiskan makanan ini.


Pal Ryeong melirik Chun Joong, benarkah?

Byung Hak menyuruh Song Hwa pergi.

Song Hwa : Baik, Tuan.


Byung Hak : Ini masalahku. Aku selalu penasaran.

Chun Joong : Jika selalu penasaran, kau tidak penasaran siapa yang mendampingi raja berikutnya sebagai pemimpin dewan negarawan bangsawan?

Byung Hak : Tentu, siapa yang beruntung?

Byung Hak lalu berkata, ia penasaran berapa harga ramalan Chun Joong.

Chun Joong bilang dia minta seribu keping koin emas.


Pal Ryeong terkejut.

Chun Joong : Aku butuh uang sebanyak itu sekarang.

Byung Hak : Tentu, orang selalu membutuhkan uang.

Chun Joong : Maukah kau memberikannya kepadaku?

Byung Hak : Jika aku memberimu 1.000 batang emas... apa kau menjadi milikku?

Chun Joong : Aku bukan milik siapa-siapa. Tapi nanti saat kau sangat membutuhkan bantuan, aku akan melayani dengan baik. Saat hari itu tiba, aku akan membayar utangku karena kesetiaan.

Byung Hak : Kau orang yang sangat menarik. Pria dengan takdir... membuatku ingin bertaruh kepadamu!


Byung Hak tertawa. Melihat itu, Pal Ryeong juga tertawa.

Byung Hak : Jika kau memutuskan mengkhianatiku, aku akan memotong kedua pergelangan kakimu!


Byung Hak memanggil Song Hwa dan minta diambilkan kuas dan kertas.

Byung Hak : Aku akan menuliskan cek untuk 1.000 batang emas.

Song Hwa kaget dan menatap Chun Joong.

Song Hwa : Ye, Daegam.


Chun Joong dan Pal Ryeong mengantar Byung Hak ke tandu.

Byung Hak pergi.

Tanpa mereka sadari, Hakim Lee melihat mereka dari jauh.

Hakim Lee : Choi Chun Joong, kau sungguh anjing dari Keluarga Jangdong Kim-moon.

Ya, Hakim Lee salah paham. Mengira Chun Joong suruhan keluarga Kim.


Chun Joong menujukkan sketsa wajah Bong Ryeon pada para pria yang dikumpulkan Pal Ryeong.

Chun Joong : Sisir semua gunung, sungai, dan desa di sekitarnya dan temukan wanita ini. Orang yang menemukannya akan menerima sepuluh kali lipat.

Pal Ryeong pun mulai membagi-bagikan uang yang mereka dapat dari Byung Hak.


Sementara Byeong Woon juga membagikan sketsa Bong Ryeon pada seluruh anak buahnya.

Byeong Woon : Perhatikan baik-baik ilustrasinya dan temukan Tuan Putri. Siapa pun yang menemukannya akan diberi hadiah luar biasa.


Salah satu anak Byeong Woon ternyata mata-mata. Ia disuruh Chun Joong membawa seluruh anak buah keluarga Kim ke sebuah lokasi.



Byeong Woon : Dan siapa pun yang bersama Tuan Putri, aku tidak peduli siapa itu, pastikan kalian membunuhnya.

Mata-mata : Ikuti aku!

Seluruh anak buah Byeong Woon mulai bergerak.


Byung Hak : Kita tidak tahu siapa yang mungkin bersamanya. Haruskah kau membunuh mereka?

Byeong Woon : Kita harus aman. Jika dia bersama seorang pria, itu akan merusak reputasinya jadi, kita harus membunuhnya. Jika dia bersama seorang wanita, wanita itu mungkin akan membantu Tuan Putri menghilang lagi jadi, kita harus membunuhnya karena dia kaki tangan.

Byung Hak : Tuan Putri sudah menghadapimu, pria kejam, selama 10 tahun. Tidak heran dia melarikan diri.


Raja sedang meminum obatnya dibantu tabib. Selesai minum obat, ia tanya alasan Ha Jeon datang menemuinya. Ha Jeon minta Raja menyuruh semua orang yang ada di sana pergi. Raja pun menyuruh semuanya pergi.

Ha Jeon juga ingin kasim Raja pergi tapi Raja bilang tidak apa-apa kasim disana.


Ha Jeon pun memberitahu Raja bahwa Bong Ryeon menghilang.

Raja kaget, apa? Bagaimana bisa Tuan Putri menghilang?

Ha Jeon : Tuan Putri mengalami kecelakaan di jalan. Dia ditangkap secara paksa oleh letnan rendahan dan dia menghilang sejak itu.

Raja : Apa? Apa ini benar? Bagaimana ini bisa terjadi?

Ha Jeon : Situasi ini sangat serius, tapi mereka bertanggung jawab atas keselamatannya. Tuan Haok dan keluarga Jangdong Kim-moon menutup mulut mereka. Mereka baru mulai bergerak setelah Ibu Suri memerintahkan mereka dan mereka belum menemukannya. Mereka bahkan tidak tahu Tuan Putri masih hidup atau tidak.


Emosi, Raja pun berdiri dan berniat mencari putrinya sendiri.

Ha Jeon : Raja, dengan restu Ibu Suri, aku sudah mengirim pasukan elite rahasia untuk mencarinya. Anda harus tenang. Masalah terbesarnya adalah, menimbang situasi ini, Keluarga Jangdong Kim-moon tidak bertanggung jawab atau dihukum! Jika kita tidak memenggal mereka karena situasi ini, kita tidak akan pernah punya kesempatan lain. Gunakan menghilangnya Tuan Putri dan tegakkan keadilan, Raja.


Mendengar itu, Raja pun berjalan mendekati Ha Jeon.

Raja : Kau, Dojeonggung, akan melakukannya? Dalam usaha menjadi raja berikutnya, kau akan menyingkirkan pesaingmu?

Mendengar itu, Ha Jeon langsung berlutut.

Ha Jeon : Raja, Anda tidak melihat kesetiaanku?


Byeong Woon datang. Kasim keluar menemui Byeong Woon.

Kasim : Kondisi Raja sedang tidak baik, datanglah lagi lain kali. Kau harus pergi.

Byeong Woon tidak percaya dan curiga ada orang di dalam menemui Raja.

Kasim : Tuan, aku tak bisa membantumu. Tolong pergi sekarang.


Raja menyuruh Ha Jeon menemukan Bong Ryeon. Ia berjanji akan menjadikan Ha Jeon Kepala Samjungleejungchung jika Ha Jeon berhasil menemukan Bong Ryeon.

Raja : Aku akan memberimu semua kuasa yang kau perlukan untuk mencari dan hancurkan bangsawan dengan kejahatan pajak.

Ha Jeon senang, aku merasa amat terhormat, Raja!

Raja : Kau harus menemukan Tuan Putri.


Tabib yang merawat Raja diam2 menemui Byeong Woon dan membisikkan sesuatu.

Byeong Woon kesal, Lee Ha Jeon brengsek!


Pasukan elite kerajaan mulai bergerak mencari Bong Ryeon.

Orang2 suruhan Chun Joong juga mulai mencari Bong Ryeon.


Ban Dal menyuapi Bong Ryeon bubur tapi Bong Ryeon sedang tak ingin makan dan penasaran bagaimana ibunya hidup selama 10 tahun belakangan ini.

Ban Dal : Bagaimana menurutmu? Dukun hidup dengan menjadi dukun. Pindah ke sana kemari dan datang ke Hanyang tiap tahun untuk melihatmu.


Bong Ryeon nangis mendengar ibunya datang diam-diam untuk melihatnya.

Ban Dal : Aku mencari ibu ke mana-mana.


Bong Ryeon lalu melihat luka di pipi Ban Dal.

Bong Ryeon : Siapa yang memberi ibu bekas luka itu?

Ban Dal : Hanya hewan liar.

Ban Dal ingat bagaimana ia bisa mendapatkan luka itu.

Flashback....


Ban Dal menemui Byeong Woon. Ia memohon untuk bertemu putrinya tapi Byeong Woon bilang Bong Ryeon adalah Tuan Putri, bukan putri Ban Dal.

Byeong Woon : Semua orang di sini sangat menghormatinya.

Ban Dal : Aku hanya ingin bertemu dengan putriku.

Byeong Woon menyuruh orang2nya membawa Ban Dal pergi.


Bong Ryeon yang dikurung di sebuah ruangan dengan mulut disumpal dan tangan diikat, nangis melihat ibunya dibawa pergi.


Orang2 Byeong Woon membawa Ban Dal ke hutan.

Pelayan Jang mencabut pisaunya dan melukai wajah Ban Dal.

Flashback end...


Ban Dal : Bong Ryeon-ah, saat ibu melintasi negeri ini, seorang biksu alam datang menemui ibu. Dia bilang jika kalian terus bertemu, suatu hari, kau akan membunuh Chun Joong.

Bong Ryeon : Aku tidak lagi percaya pada takdir dan kemalangan. Bagaimana bisa aku membunuh Tuan Chun Joong?  Ibu tahu aku tidak akan pernah bisa!

Ban Dal : Sekeras apa pun kau berusaha, bahkan dengan niat baik, kejahatan masih ada di dunia ini. Ibu tidak peduli apa yang terjadi kepada Choi Chun Joong. Ibu hanya memedulikan kesejahteraan dan keselamatanmu. Takdir diberikan kepadamu. Seorang manusia biasa tidak bisa mengubah fakta itu. Kau harus meninggalkan pria itu.


Bong Ryeon memegang tangan Ban Dal.

Bong Ryeon : Ibu, aku menyaksikan orang sekarat hidup kembali dengan usaha mereka. Aku tak percaya takdir menguasai segalanya.

Ban Dal : Ibu rasa tidak akan ada yang bisa menghentikanmu.


Bong Ryeon : Jangan khawatir, Bu. Besok setelah matahari terbit, mari kita turun bersama.

Tapi Ban Dal sepertinya tidak mau ikut dengan Bong Ryeon. Dia hanya terdiam, sembari memegang dan menatap wajah Bong Ryeon.


Pelayan yang menemui Ha Jeon, menemui Ibu Suri. Ternyata dia pelayan Ibu Suri. Dia memberikan surat pada Ibu Suri.

Ibu Suri : Siapa yang membawa surat ini?

Pelayan : Seseorang meninggalkannya di depan kamarku saat aku tertidur.

"Aku akan membawa Tuan Putri ke Changuimoon, ambil dia." isi surat itu.

Ibu Suri pun menyuruh pelayan memanggil pasukan istana.

Surat itu dari Chun Joong.


Orang2 Byeong Woon menyisir sungai tempat Chun Joong pingsan.

Ban Dal yang diam2 mengintip, terkejut. Dia tahu itu suruhan Keluarga Kim.


Ban Dal langsung kembali ke gubuknya dan melarang Bong Ryeon pergi.

Bong Ryeon diam saja dan tampak tidak sehat.

Ban Dal memegang kening Bong Ryeon. Bong Ryeon demam.

Bong Ryeon : Aku baik-baik saja, Bu.

Ban Dal : Tidak, kondisimu memburuk karena kita tidak bisa merawat lukamu dengan benar. Kita harus mencari dokter.

Ban Dal pun kebingungan. Bong Ryeon sakit tapi diluar ada orang2 Keluarga Kim.

Ban Dal lalu mengambil selimut.


Chun Joong memacu kudanya setelah dapat laporan dari mata-matanya bahwa Keluarga Kim memberi perintah pasukan untuk ke Kuil Inwangsan Guksa karena Bong Ryeon terlihat disana.


Ban Dal mulai memapah Bong Ryeon keluar, sambil celingukan mengawasi sekelilingnya. Tapi Bong Ryeon nyaris jatuh karena lemas. Melihat itu, Ban Dal pun menyuruh Bong Ryeon naik ke punggungnya. Bong Ryeon tak mau dan bilang dia baik-baik saja.

Ban Dal tegas, ayo cepat!


Bong Ryeon yang kini digendong ibunya, merengek minta ibunya tetap bersamanya.

Bong Ryeon : Kita menjalani hidup yang sulit, bukan? Mari jangan pernah saling meninggalkan dan selalu bersama. Ya?

Ban Dal terdiam, tapi setelahnya dengan rona wajah sedih, ia mengiyakan kata-kata Bong Ryeon.


Tiba-tiba, beberapa orang mengepungnya. Ban Dal kaget dan langsung menurunkan Bong Ryeon. Tapi orang-orang itu kemudian berlutut. Salah satu dari mereka menunjukkan lencana dan mengaku pengawal kerajaan dan mengajak Bong Ryeon kembali ke istana.


Bong Ryeon dibawa menuju kuil itu. Disana, tandu dan tentu saja para pelayan dan Dan sudah menunggu.

Begitu Bong Ryeon datang, Dan langsung menghampiri Bong Ryeon.

Dan cemas, Tuan Putri! Anda terluka?

Dan lalu kaget melihat Ban Dal. Ban Dal menyuruh Dan membawa Bong Ryeon.


Bong Ryeon tak mau pisah dari ibunya.

Ban Dal : Ya, kau benar. Jangan khawatir, sembuhkan dirimu dahulu.


Mereka membawa Bong Ryeon ke tandu.

Bersambung ke part 3....

0 Comments:

Post a Comment