King Maker : The Change Of Destiny Ep 8 Part 3

Sebelumnya...


Orang2 Keluarga Kim datang dan menyerang rombongan Bong Ryeon saat Bong Ryeon dipapah menuju tandu

"Lindungi Tuan Putri!"

Ternyata, orang2 yg mengaku sebagai pengawal kerajaan adalah orang2 suruhan Chun Joong.


Chun Joong tiba dan langsung bertarung melawan orang2 dari Keluarga Kim.

Ban Dal terkejut melihat Chun Joong datang menolong mereka dan teringat kata-kata si Biksu Alam bahwa Bong Ryeon akan membunuh Chun Joong suatu hari nanti.

Orang2 Keluarga Kim terus melemparkan panah ke arah orang2 Chun Joong dan pasukan yang menjaga perbatasan.


Pemimpin pasukan Keluarga Kim membidik Ban Dal. Dia mau menembak Ban Dal. Tapi tepat saat ia menembakkan panahnya, Chun Joong langsung berlari dan menahan panah itu dengan lengannya. Chun Joong menatap Ban Dal. Ban Dal kian tertegun melihat apa yang dilakukan Chun Joong.


Chun Joong menatap pemimpin pasukan Keluarga Kim. Dia mencabut panah di lengannya dan berjalan maju sambil membawa pedangnya.


Pasukan elite akhirnya datang.


Bong Ryeon yang pingsan langsung dimasukkan ke dalam tandu.

Orang-orang Keluarga Kim bergegas pergi padahal Chun Joong sudah berada di depan mereka.


Ban Dal menatap rombongan Bong Ryeon yang mulai bergerak pergi.

Chun Joong yang juga menatap rombongan Bong Ryeon pergi, senang Bong Ryeon selamat.


Pelayan Jang memberitahu Byeong Woon bahwa pengawal kerajaan sudah menemukan Bong Ryeon. Pelayan Jang pergi.


Byeong Woon yang kesal berusaha bersikap tenang dan tanya alasan Hakim Lee datang menemuinya. Hakim Lee pun memberikan hadiah. Dia bilang, itu adalah teh yang sangat enak yang baru diberikan seseorang padanya.

Hakim Lee : Dengan siapa lagi aku akan membaginya selain kepala Keluarga Kim-moon?

Byeong Woon : Aku bukan kepala, ayahku masih hidup dan sehat.

Hakim Lee : Kita harus membiarkan air lama mengalir dan membuat ruang untuk generasi baru. Aku ingat Tuan Haok yang mabuk mengatakan sesuatu seperti, meskipun Byeong Woon sangat mampu, Byung Hak lebih cocok memimpin keluarga kita.

Byeong Woon hanya tersenyum mendengarnya. Hakim Lee terus berusaha mempengaruhi Byeong Woon.

Dia bilang, orang2 bilang uang mengikuti Byeong Woon tapi yang mengikuti Byung Hak adalah orang2.


Hakim Lee : Kau tahu siapa yang baru-baru ini bertemu dengan Tuan Kim Byung Hak? Choi Chun Joong.

Byeong Woon kaget, Choi Chun Joong?

Hakim Lee : Ya, peramal terkenal itu. Setelah merayu Lee Ha Jeon, kini dia mengincar Tuan Kim Byung Hak. Dia pria berbakat dan licik. Tolong hati-hati, Tuan.

Byeong Woon : Aku akan mencamkan peringatanmu.


Setelah itu, Byeong Woon langsung minum teh dengan Byung Hak di kamarnya.

Byeong Woon : Kudengar kau baru-baru ini bertemu dengan tokoh yang menarik.

Byung Hak : Siapa? Aku?

Byeong Woon : Choi Chun Joong.

Byung Hak : Choi Chun Joong?  Dia hanya seorang peramal rendahan!

Byung Hak lalu tanya siapa informan Byeong Woon.

Byung Hak : Paman? Apa itu Heungseongun?

Byeong Woon diam saja.


Byung Hak : Ayolah. Kau tidak bisa memercayai Lee Ha Eung yang licik itu. Aku tidak tahu apa yang dikatakan ular itu kepadamu, tapi dia hanya ingin menciptakan ketidakpercayaan di antara hubungan dekat kita.

Byeong Woon : Hubungan dekat kita? Aku belum pernah mendengarnya.

Byung Hak : Kau menyakiti hatiku, Kak. Tapi apa kau sadar bahwa Lee Ha Eung memihak Dojunggung? Ke depannya mereka berdua akan bersekutu dan berkonsentrasi untuk menyerangmu. Hati-hati.


Bong Ryeon mengigau, memanggil-manggil ibunya dan menangis.

Tak lama kemudian, ia terbangun dan langsung mencari ibunya.

Dan diam saja.

Bong Ryeon : Dan-ah, di mana ibuku?

Dan pun minta maaf dan berkata, bahwa ia kehilangan jejak Ban Dal saat mengawal Bong Ryeon.

Bong Ryeon langsung nangis.

Bong Ryeon : Sudah kuduga ini akan terjadi. Aku seharusnya tidak membiarkannya pergi.

Dan ikut menangis dan menyalahkan dirinya.


Bong Ryeon bilang harusnya ia memeluk Ban Dal lebih lama jika tahu itu kali terakhir mereka bertemu.

Dan pun janji akan menemukan Ban Dal apapun caranya.


Byeong Woon ke penjara, menemui In Gyu.

Byeong Woon : Ini kabar baik. Tuan Putri baik-baik saja. Itu tidak penting bagimu, bersiaplah ke Ganghwa.


Byeong Woon menyuruh petugas membuka pintu sel In Gyu. Setelah pintu dibuka, Byeong Woon langsung masuk.

In Gyu tanya apa Byeong Woon butuh bantuannya.

Byeong Woon : Tergantung, jika kau sudah siap.

In Gyu : Tenggorokan siapa yang anda inginkan? Apakah Dojeonggung?

Byeong Woon : Lebih baik tenggorokan Dojeonggung atau Choi Chun Joong? Kau harus membawakanku apa pun yang aku minta.

In Gyu : Aku akan bersiap.


Chun Joong mengikuti seorang pelayan ke suatu tempat.

Pal Ryeong heran Ha Jeon manggil mereka selarut itu dan mengajak Chun Joong menemui Ha Jeon besok pagi saja. Tapi Chun Joong yakin Ha Jeon punya alasan.

Tapi Chun Joong pergi sendirian.

Tiba-tiba saja, pelayan itu menghilang. Chun Joon pun celingukan mencari pelayan itu sendirian dan di tengah gelapnya malam.

Saat tengah sibuk mencari pelayan itu, si pelayan muncul dan menusuk Chun Joong dengan pisau.


Chun Joong kaget dan langsung jatuh.

Chun Joong yang kesakitan, melihat Hakim Lee dari kejauhan.

Hakim Lee pergi setelah melihat Chun Joong tewas.


Tapi apakah Chun Joong benar-benar sudah tewas? Tidak. Chun Joong membuka matanya dan berdiri tegak setelah Hakim Lee pergi.

Chun Joong sepertinya sudah bisa menduga itu makanya tadi ia pura2 kesakitan tapi ia tak menyangka Hakim Lee lah yang mencoba membunuhnya.


Lalu bagaimana Chun Joong bisa selamat? Ingat saat Ja Young menjahit sesuatu? Ternyata Ja Young sedang membuat rompi anti peluru.

Ja Young dan Jin Sang sama-sama memberikannya pada Chun Joong. Ja Young mengklaim, dirinya lah yang menamakan rompi anti peluru.

Jin Sang : Itu salah! Tuan Choi yang mencetuskan ide itu. Lagi pula, ada sampel dari Mirigyeon di tokoku.

Ja Young tak mau kalah, pokoknya, aku memotong dan menjahitnya!


Ja Young lalu dengan penuh semangat memberikannya ke Chun Joong.

Ja Young : Ada baja tipis di bawah 10 lapis kulit. Ini akan menahan senjata apa pun.

Jin Sang : Tentu saja! Coba tusuk dengan pisau. Tidak akan tembus, bahkan peluru. Mungkin kau tidak akan ditembak lagi, bukan?


Mendengar itu, Pal Ryeong, Nyonya Paeng dan Goo Cheol langsung meneriaki dan memelototinya.

Nyonya Paeng : Tutup mulut bodohmu! Kenapa kau mengutuknya?

Jin Sang protes, semua orang selalu marah kepadaku!

Flashback end..


Chun Joong mencabut pisau di tubuhnya dan marah.

Chun Joong :  Heungseon-gun, kau berusaha membunuhku dua kali. Jika sesuatu terjadi kepada Tuan Putri, aku pasti sudah mencabik-cabik jantungmu. Kau akan membayar perbuatanmu.


Paginya, Bong Ryeon memberitahu ayah dan neneknya kalau Hakim Lee lah yang menembaknya.

Ayah dan neneknya kaget.

Bong Ryeon : Dia berusaha menembak Choi Chun Joong  bukan aku, tapi peluru mengenai kami berdua.

Ibu Suri : Tapi kenapa kau ada di sana?

Bong Ryeon bilang ia disana untuk melindungi Chun Joong.

Ibu Suri kaget. Raja mengajak ibunya membahas itu nanti, lalu menyuruh kasim menangkap Hakim Lee.


Hakim Lee kaget dapat laporan dari pelayannya kalau Chun Joong selamat. Hakim Lee heran padahal ia melihat dengan jelas Chun Joong tewas. Pelayan bilang, Chun Joong berdiri dan tidak terluka.

Hakim Lee :  Apa dia berjalan dengan iblis?

Tiba-tiba terdengar teriakan yang menyuruhnya keluar.


Hakim Lee keluar dan mendapati pasukan keamanan istana membawa titah Raja.

Hakim Lee yang tahu ia mau ditangkap, langsung mendekati istri dan anak bungsunya yang menangis menatapnya.

Hakim Lee : Mungkin aku melakukan kesalahan. Untuk menghindari serigala, aku sudah mengganggu lebah.


Hakim Lee melihat Jae Hwang.

Hakim Lee : Jae Hwang-ah, kau akan baik-baik saja. Ramalan Tuan bisa menjadi racun atau keberuntungan. Bagaimanapun, Ibu Suri akan melindungimu.

Jae Hwang : Ayah!


Hakim Lee lalu berlutut pada pengawal dan berkata bahwa ia menerima titah Raja.


Raja marah.

Raja : Angkat kepalamu, Heungseon-gun! Apa kau mengakui telah menyakiti Tuan Putri dan menyembunyikan keberadaannya dari istana?

Hakim Lee : Ya.

Raja : Atas perintah siapa kau melakukan kejahatan ini?


Hakim Lee bingung, perintah siapa?

Raja : Seorang pria mengumumkan bahwa putramu akan menjadi raja berikutnya dan kini dia dalam masa percobaan. Dia Chun Joong dari Keluarga Choi. Kau bersekongkol dengannya untuk membunuh Putri, tapi untuk siapa? Keluarga Jangdong Kim-moon? Beraninya kerabatku sendiri berupaya membunuh putri Raja hanya untuk menyenangkan para pengikut Jangdong Kim-moon dan bergabung dengan mereka!

Hakim Lee : Raja! Itu salah! Itu tidak benar!


Raja : Lalu siapa pria di rumah Kim Jwa Keun yang memberi hormat kepadanya. Lalu siapa?

Hakim Lee : Itu...


Raja lalu menyuruh Chun Joong masuk.

Bong Ryeon yang mendengar itu kaget.


Chun Joong masuk.

Raja : Kau Chun Joong dari Keluarga Choi?

Chun Joong : Ya, Raja.

Raja : Bicara! Apa Heungseon-gun mencoba membunuhmu? Kau mengumumkan putra Heungseon-gun, Jae Hwang, sebagai raja berikutnya, yang kemudian membuat keluarga Jangdong Kim-moon marah, maka dari itu Heungseon-gun mencoba membunuhmu. Apa ini benar?

Hakim Lee : Raja, ini kesalahpahaman. Penjahat harus tetap diam!

Raja menyuruh Chun Joong menjawab pertanyaannya.

Chun Joong terdiam dan teringat saat Hakim Lee mencoba membunuhnya dua kali sampai melukai Bong Ryeon.


Kasim : Raja memberimu pertanyaan! Cepat jawab!

Chun Joong pun menjawab pertanyaan Raja. Dia bilang, Hakim Lee tidak mencoba membunuhnya.


Sontak lah Hakim Lee, Raja dan terutama Bong Ryeon kaget mendengarnya.


Chun Joong : Lee Heungseon-gun tidak mencoba membunuhku! Heungseon-gun tidak melakukan kejahatan! Tolong ampuni Lee Heungseon-gun, Raja!

Bong Ryeon terpengarah mendengar Chun Joong membela Hakim Lee.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment