King Maker : The Change Of Destiny Ep 9 Part 1

Sebelumnya...


Chun Joong membela Hakim Lee! Dia bilang, Hakim Lee tidak bersalah dan meminta Raja mengampuni Hakim Lee.

Sontak lah, Hakim Lee kaget Chun Joong membelanya. Begitu pun dengan Bong Ryeon dan ayahnya.

Chun Joong : Heungseon-gun bertanggung jawab karena menyakiti Tuan Putri tapi itu kecelakaan. Dia coba membunuhku karena dia pikir aku memihak keluarga Jangdong Kim-moon. Dia berusaha membunuhku karena kesetiaan kepada Raja!

Hakim Lee berkata, akan menerima hukuman apapun yang diberikan padanya asal Raja tidak berfikir dia memihak Keluarga Kim.


Lalu Jae Hwang datang.

Jae Hwang nangis dan meminta Raja memaafkan ayahnya.


Raja kaget dan tanya ke Kasim siapa yang ngasih izin Jae Hwang masuk.

Kasim : Maafkan aku, Raja. Ibu Suri mengizinkannya menghadiri interogasi ayahnya.


Hakim Lee menoleh ke Chun Joong.

"Kau orangnya!" ucapnya dalam hati.


Chun Joong menatap Hakim Lee.

"Hanya ini cara agar kau tetap hidup." balas Chun Joong dalam hati.


Chun Joong lalu bilang ke Raja, kalau Hakim Lee adalah tetua tinggi diantara kerabat Raja.

Chun Joong : Keluarga bangsawan kaya mulai mendapatkan kekuasaan. Bukankah lebih baik menunjukkan belas kasih kepada kerabat Raja?

Raja : Tapi melukai Tuan Putri dan menyembunyikan kebenaran tidak bisa aku maafkan.


Raja lantas menghukum Hakim Lee.

Raja : Kau dijatuhi hukuman percobaan dan harus menyerahkan harta dan propertimu.

Hakim Lee berterima kasih karena hukumannya tidak berat.

Mereka bertiga kemudian berlutut pada Raja.


Bong Ryeon protes, dia bilang jika hanya itu hukumannya lebih baik sang ayah mengampuni Hakim Lee saja.

Ibu Suri : Dalam situasi berbeda, Raja akan mengasingkannya ke daerah keras, tapi kita dalam masa-masa sulit. Raja dan Lee Ha Jeon bisa sama-sama mendapat keuntungan besar dengan punya sekutu kerabat Raja yang kuat. Kita akan membuatnya memohon ampun, jadi, kau juga harus menjaga perasaanmu.

Bong Ryeon : Apa anda memanggil anak itu, Jae Hwang, Ibu Suri?

Ibu Suri : Choi Chun Joong memintaku melakukannya. Heungseon-gun bisa tetap hidup dan Raja mendapat alasan untuk mengampuninya. Choi Chun Joong lebih licik daripada dugaanku. Sangat berguna.


Chun Joong menyusul Hakim Lee yang hendak pergi meninggalkan istana bersama pengawal.

Hakim Lee melirik Jae Hwang dan menyuruhnya pergi.

Jae Hwang mengerti dan langsung pergi.


Chun Joong bilang dia akan segera menemui Hakim Lee untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.

Hakim Lee : Kesalahpahaman... bagaimana pun aku tidak akan melupakan hari ini.

Hakim Lee beranjak pergi.


Chun Joong kembali ke dalam, menemui Raja. Raja membahas soal Bong Ryeon yang terluka karena melindungi Chun Joong. Chun Joong langsung membantah kalau ia dan Bong Ryeon punya hubungan tapi Raja memotong kata-katanya dan bilang ia memanggil Chun Joong bukan untuk mendengar penjelasan Chun Joong.

Raja : Aku mengerti kau dan Tuan Putri hampir menikah lima tahun lalu, tapi yang lalu sudah berlalu. Sekarang kau peramal rendahan. Jangan lupa perbedaan besar antara statusmu dan Tuan Putri.

Chun Joong : Ya, Raja. Aku tahu.

Raja : Aku tidak mau mendengar sesuatu di antara kalian lagi. Jika kau tidak mendengarkan, kau dan Tuan Putri akan dihukum.

Chun Joong : Ya, Raja.


Usai menemui Raja, Chun Joong dihampiri Dan.

Dan bilang kalau Bong Ryeon mau bertemu.


Dan membawa Chun Joong menemui Bong Ryeon. Begitu melihat Chun Joong, Bong Ryeon langsung tanya keadaan Chun Joong.

Chun Joong : Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.

Chun Joong lalu tanya kabar Bong Ryeon.

Bong Ryeon senang dan tanya apa Chun Joong mencemaskannya.


Chun Joong terdiam dan teringat saat Bong Ryeon coba melindunginya.

Ia juga ingat kata-kata Raja tadi bahwa ia adalah peramal rendahan dan tidak pantas bersanding dengan Bong Ryeon.


Chun Joong lantas menyentuh pipi Bong Ryeon dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Selama pipimu merona dengan kehidupan, selama kau bernapas, aku sudah puas." ucap Chun Joong dalam hati.


Chun Joong lalu menurunkan tangannya dan mulai tegas pada Bong Ryeon.

Chun Joong : Mulai sekarang kuharap kau tidak akan berada dalam bahaya. Aku terutama tidak ingin membuatmu terluka.

Bong Ryeon bingung dengan sikap Chun Joong.

Bong Ryeon : Apa maksudmu? Aku sungguh baik-baik saja.


Bong Ryeon kemudian menunjukkan obat yang dia bawa.

Bong Ryeon : Aku sudah membuat obat. Jika ini dioleskan di lukamu...

Chun Joong : Tuan Putri, kau dahulu mengkhianatiku, dan karena itu, ayahku meninggal. Insiden itu tidak akan pernah hilang di antara kita. Jangan cemaskan aku dan fokuslah kepada dirimu sendiri.


Chun Joong berbalik.

Bong Ryeon : Doryongnim.

Chun Joong membeku sejenak, tapi kemudian dia beranjak pergi meninggalkan Bong Ryeon.

Bong Ryeon nangis.


Chun Joong yang hendak pergi dari istana, ketemu Byeong Woon di depan gerbang.

Byeong Woon : Putra penjahat negara yang keji berjalan santai di istana. Menarik betapa cepatnya zaman berubah.

Chun Joong : Senang bertemu denganku?

Byeong Woon : Tentu saja sangat senang karena aku penyelamat hidupmu.

Chun Joong : Kau penyelamat hidupku? Itu pernyataan paling kreatif yang pernah kudengar.

Byeong Woon : Bagaimana kau bisa tidak setuju? Jika aku ingin membunuhmu, kau pasti sudah mati. Aku sudah melacakmu, tapi menjagamu tetap hidup selama ini karena aku pria yang menepati janjiku. Aku menepati janji kepada Tuan Putri.

Chun Joong : Janji kepada Tuan Putri? Apa maksudnya?

Byeong Woon : Kau tidak tahu, bukan? Kau boleh pergi.


Byeong Woon mau pergi tapi dihalangi Chun Joong.

Chun Joong : Apa maksudmu kau punya janji kepada Tuan Putri?

Byeong Woon : Itu sudah berlalu, tidak ada gunanya membicarakannya. Kau harus mengkhawatirkan masa kini. Jika melihatmu berjalan santai seperti ini, aku akan membuatmu menyesalinya!


Chi Sung ke toko obat Ja Young, tapi hanya ada Ja Young disana. Ja Young bilang dokter sedang pergi.

Chi Sung bilang ia punya luka kecil dan butuh obat.


Ja Young memeriksa luka Chi Sung dan langsung sewot.

Ja Young : Bagaimana ini luka kecil? Jika dibiarkan begini, ini bisa membusuk! Kalau begitu, kau harus mengamputasinya!

Chi Sung : Kau berlebihan, aku hanya butuh obat.

Ja Young : Tetaplah di sini!

Ja Young pergi mengambil obat.


Tak lama ia kembali dan mengoleskan obat ke luka Chi Sung.

Chi Sung terus memandangi Ja Young selama Ja Young mengobatinya.


Usai mengoleskan obat, Ja Young membalut luka Chi Sung dengan perban. Chi Sung terus memandangi Ja Young. Ketika Ja Young menatapnya, Chi Sung langsung tingkah. Ja Young tanya apa ada masalah.


Chi Sung berdiri dan memberikan uang. Ja Young minta Chi Sung datang lagi setelah 3 hari agar ia bisa memeriksa luka Chi Sung.

Chi Sung diam saja dan pergi.


Ja Young melihat uang yang diberi Chi Sung dan kaget.

Ja Young : Sepuluh koin? Ini terlalu banyak, Tuan Pendekar!

Tapi Chi Sung sudah pergi.


Chun Joong dan Pal Ryeong menemui Ha Jeon di Wallsongru.

Ha Jeon : Sudah lama aku tidak duduk denganmu. Kudengar kau alami insiden.

Chun Joong : Kudengar kau dipromosikan menjadi Kepala Samjungleejungchung.

Pal Ryeong : Selamat!

Ha Jeon : Tidak perlu memberi selamat! Itu pekerjaan melelahkan dengan lebih banyak tugas dan tanggung jawab.

Pal Ryeong : Tapi Tuan, kau tampak amat sehat dan bahagia. Konon katanya peruntungan bagus tampak di wajah. Kurasa itu benar, kau tampak sangat menawan, Tuan!

Ha Jeon : Begitukah? Kebetulan aku penasaran dengan peruntungan dan pembacaan wajahku, bagaimana?


Chun Joong : Tuan, kau punya mata yang sipit dan mulut kecil. Wajahmu tegas dan tubuhmu besar. Kau memiliki wajah ular. Kau dianugerahi kecerdasan, tapi harus hidup dalam bayangan.

Ha Jeon : Hidup dalam bayangan? Apa maksudmu?

Chun Joong : Jika ular serakah dan memakan hewan besar, apa yang akan terjadi?

Pal Ryeong : Tubuhnya akan menggelembung besar.


Chun Joong : Menjadi mudah untuk dimangsa dan memakan dirinya sendiri. Pria dengan wajah ular tidak boleh serakah atau dia akan diserang oleh banyak orang.

Ha Jeon : Kau menyuruhku mundur dari jabatanku sebagai Kepala Samjungleejungchung? Dan tetap bersembunyi?

Chun Joong : Ya, Tuan. Kau tidak akan bisa menangani posisi ini.


Pal Ryeong menegur Chun Joong.

Pal Ryeong : Mungkin bicara dengan lebih hormat...


Tapi Chun Joong terus bicara.

Chun Joong : Kau akan mendapat peluang bagus, tapi jangan mengambilnya. Kau harus melepaskan semuanya. Peruntunganmu buruk tahun ini dan kau juga kurang berbakat.

Ha Jeon marah, aku pasti memperlakukanmu dengan terlalu baik sehingga kau menjadi angkuh. Jaga ucapanmu atau aku akan menghukummu.


Ha Jeon berdiri.

Chun Joong : Ingat perkataanku sebelumnya. Raja yang sebenarnya adalah orang yang selamat.

Ha Jeon yang kesal, beranjak pergi.


Pal Ryeong protes, dia akan membayar mahal jika kau tidak lancang.

Chun Joong : Aku ingin menyelamatkan nyawanya.

Pal Ryeong bingung, menyelamatkannya?

Chun Joong : Mungkin terlihat kejam, tapi pertama dia harus hidup untuk menjadi raja atau semacamnya.


Paginya,  Keluarga Kim dan Keluarga Lee bertemu di depan balai istana.

Byung Hak : Dojeonggung muda membawa energi baru ke istana!

Ha Jeon : Terima kasih, Tuan. Tapi guna memberi ruang bagi energi baru, kita harus melepaskan yang lama.


Jwa Geun kesal mendengarnya. Byeong Woon berusaha menenangkan ayahnya.

Byeong Woon : Ayah, dia tidak bermaksud menyinggung. Jangan dimasukkan ke hati.


Jwa Geun yang kesal, menatap Ha Jeon.

Jwa Geun : Aku menantikan kontribusimu.

Jwa Geun masuk.


Byeong Woon menatap tajam Ha Jeon.


Dia juga melihat menatap Hakim Lee, sebelum menyusul ayahnya ke dalam.


Ha Jeon tertawa. Hakim Lee menatap Ha Jeon dengan wajah tegang.


Di kamarnya, Bong Ryeon murung teringat kata-kata Chun Joong sambil menatap obat yang mau dia berikan ke Chun Joong waktu itu setelah Chun Joong selesai bertemu ayahnya.

Chun Joong : Tuan Putri, kau dahulu mengkhianatiku, dan karena itu, ayahku meninggal. Insiden itu tidak akan pernah hilang di antara kita.


Dan datang.

Dan : Nona baik-baik saja?

Bong Ryeon diam saja.

Dan : Tuan rumah wanita bangsawan ingin anda datang.

Bong Ryeon : Aku tidak ingin hari ini...

Dan : Dia bersikeras anda datang. Semua wanita bangsawan akan berkumpul.

Bong Ryeon : Wanita bangsawan?


Nahab dan teman-temannya berkumpul di ruangannya bersama seorang peramal. Nahab tanya, ramalannya yang terbaik?

Teman-temannya mengklaim, peramal itu andal membaca hasil tes anak-anak, promosi,  tapi yang terpenting, entah suami kita akan diasingkan atas kejahatan atau tidak. Dia sangat andal membaca itu! Dia dukun yang memprediksikan Baek Nak-shin diasingkan tahun 1852.

"Hantu yang tinggal di dalam diriku menunjukkan segalanya." jawab si peramal.

Nahab tertarik mencobanya.


Si peramal mulai meramal.

Peramal : Dia pergi jauh. Tuan itu akan pergi jauh di musim dingin. Ini arwah anak-anak, hantu muda!

Teman-teman Nahab penasaran apa maksudnya pergi jauh.

Peramal : Bukankah sudah jelas? Dia memeras begitu banyak uang. Dia pasti akan tertangkap!

Nahab : Katamu dia yang terbaik. Sayang sekali.

Peramal : Jangan terlalu cepat bicara! Kau akan pergi ke akhirat!


Nahab panic, maksudmu Tuanku?

Peramal : Tidak, bukan kakek itu, kau, Wanita Tua!

Sontak Nahab sewot dibilang akan ke akhirat dan dipanggil wanita tua.


Bong Ryeon datang.

Bong Ryeon : Apa yang kalian lakukan!

Mereka semua berdiri.

Si peramal takut ngeliat Bong Ryeon. Saking takutnya dia sampai jatuh.


Bong Ryeon : Ini perilaku anak nakal, siapa yang menyuruhmu nakal?

Bong Ryeon meniup si peramal. Arwah anak kecil keluar dari dalam tubuh si peramal. Si peramal pingsan.


Bong Ryeon marah.

Bong Ryeon : Apa-apaan ini? Sekelompok wanita bangsawan menghibur diri dengan hoksemumin! Istri Menteri Kehakiman.

Bong Ryeon : Istri Menteri Pendidikan. Istri Menteri Pertahanan. Aku akan melaporkan yang kulihat kepada Ibu Suri!


Mereka semua langsung berlutut dan minta maaf.

Bong Ryeon tersenyum geli.


Setelahnya, Bong Ryeon menatap Nahab yang menatap bingung ke arahnya.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment