King Maker : The Change Of Destiny Ep 9 Part 2

Sebelumnya...


Byeong Woon memuji In Gyu karena In Gyu berhasil menemukan kerabat Raja yang licik.

Byeong Woon berjanji akan memberikan hadiah besar jika In Gyu berhasil menyelesaikan tugas yang diberikannya.

In Gyu meminta Byeong Woon mengabulkan satu permintaannya setelah ia menyelesaikan tugas dari Byeong Woon.

Byeong Woon : Baik, tapi aku ingin ini sempurna.

In Gyu : Baik, Tuan! *Yakin mah sy, si In Gyu minta Bong Ryeon.


Man Seok sudah sadar. In Gyu langsung menemui Man Seok. In Gyu senang Man Seok sudah bangun.


Dua orang pria mencari tempat tinggal Chun Joong. Mereka tanya pada salah satu pedagang rotan.

Ajumma pedagang rotan menunjukkan dimana Chun Joong tinggal.


Chun Joong kaget, maksudmu, pejabat negara memeras uang dari warga sipil, tapi seiring berkembangnya konflik, semua pejabat negara yang bersalah dibebaskan dan para warga sipil ditangkap dan ditahan?

Kedua pria itu membenarkan.

"Ya, Tuan, anak-anakku dalam penahanan."


"Saat aku meminta bantuan, semua orang menyuruhku mencarimu, Tuan Choi." ucap Goo Cheol.

"Kau menyelamatkan pria di ritual kesejahteraan. Dan bahkan dengan anak-anak panti asuhan, kau mempertaruhkan nyawamu sampai ditikam untuk membantu rakyat." ucap Pal Ryeong.


"Seluruh Hanyang tahu kisahmu. Hanya kau yang tidak sadar, Tuan." ucap Nyonya Paeng.


"Bisakah setidaknya aku tahu apakah anak-anakku aman?"

"Aku akan memikirkan rencananya." jawab Chun Joong.


Besoknya, Chun Joong dibawa kedua pria itu ke penjara.

Kedua pria itu langsung menjerit begitu melihat putra dan putri mereka.

"Gae Dong-ah!"

"Dal Re-ya!"


Chun Joong minta bantuan polisi negara.

Pria itu menghela nafas dan minta petugas mengizinkan warga yang ditahan bertemu keluarga mereka.


Petugas mengizinkan.

Warga yang ditahan protes.

"Kenapa kami dipenjara? Kami tidak bersalah!"

"Benar, kami belum melakukan kejahatan!"


Petugas dengan kasar membawa warga kembali ke dalam penjara.


Chun Joong bertanya pada ayahnya Gae Dong.

Chun Joong : Di Jinju saat kerusuhan, guseulachi juga ditangkap?

Ayah Gae Dong mengiyakan.

Chun Joong : Kau punya buku besar terpisah yang disimpan bendahara rendahan?

Ayah Gae Dong berpikir sejenak, sebelum akhirnya mengiyakan.


Setelahnya, Chun Joong menyerahkan buku besar itu pada Ha Jeon. Chun Joong bilang ada detail semua korupsi di Dangseong-hyeon yang dilakukan pejabat.

Ha Jeon tanya kenapa Chun Joong membawa itu padanya.

Chun Joong : Orang yang menuduh para pejabat ditahan secara tidak adil. Tolong periksa buku besar ini dan tegakkan keadilan untuk rakyat.

Ha Jeon : Kau meminta bantuan?

Chun Joong : Ini bukan permintaan bantuan. Kau melakukan tugasmu untuk rakyat. Selain itu, jika kau membantu rakyat mereka tidak akan pernah lupa bersyukur padamu. Mereka akan kembali ke Jinju dan menyebar rumor kebaikan Tuan Dojeonggung. Saat rumor menyebar, lebih banyak warga akan mendekatimu dengan lebih banyak bukti.

Tapi Ha Jeon menolak. Ha Jeon bilang kemarin2 Chun Joong menyuruhnya sembunyi sekarang Chun Joong memintanya menegakkan keadilan.

Ha Jeon menolak membantu.

Chun Joong : Jangan biarkan rakyatmu menderita karena dendam pribadimu terhadapku. Ini masalah resmi. Melindungi rakyat adalah kewajiban raja.


Ha Jeon marah dan menyuruh Chi Sung menangkap ayah Gae Dong dan Dal Re.


Ha Jeon keluar menemui warga yang sudah ditangkap.

Sementara ayah Gae Dong diiikat sembari tengkurap di atas papan.

Ha Jeon menatap Chun Joong.

Ha Jeon : Perhatikan baik-baik. Lihat akibatnya jika kau berani meminta bantuanku.

Ha Jeon menyuruh petugas memukul ayah Gae Dong.


Chun Joong marah dan mengambil kayu petugas, lalu membuangnya.

Chun Joong : Jika kau menghukum orang-orang tidak berdosa ini, Tuan Dojeonggung, kau sama dengan keluarga Kim Dong-moon. Aku tidak akan diam saja dan melihat orang yang berkuasa memukuli dan membunuh warga kita hanya karena mereka menginginkannya. Jika ingin menyakiti orang-orang ini, kau harus melewatiku lebih dahulu.

Makin sewot lah si Ha Jeon. Ha Jeon menyuruh petugas menangkap Chun Joong.

Petugas memukuli Chun Joong.


Tepat saat itu, Hakim Lee datang menghentikan keributan itu.

Hakim Lee : Lihat ini, Lee Ha Jeon. Kau  menghukum orang tanpa bukti? Kau sudah lupa perkataan Raja? Raja memerintahkan untuk memaafkan orang-orang yang punya masalah dengan pejabat Samnam! Lepaskan mereka. Apa yang dia katakan itu benar.

Ha Jeon pun dengan kesal menyuruh petugas melepaskan orang2 itu.


Chun Joong dan Hakim Lee saling bertatapan.

Chun Joong menundukkan kepalanya, sebagai rasa terima kasih.


Setelah kejadian itu, para warga yang ditahan sudah dibebaskan dan berkumpul di kedai.

Tak lama Chun Joong datang.

Mereka berterima kasih pada Chun Joong.

Chun Joong : Semuanya baik-baik saja?

Ayah Gae Dong bilang mereka baik-baik saja dan menyuruh yang lain memberi hormat pada Chun Joong.


Chun Joong yang merasa tidak enak diperlakukan seperti itu langsung menyuruh mereka berdiri.

Goo Cheol : Jika sesuatu terjadi kepadamu, Tuan, mereka bilang akan segera kembali ke sini dari Jinju.


Jin Sang : Tentu saja! Ada banyak warga yang akan datang untuk membantu Tuan! Termasuk aku!

Ja Young : Jika Tuan butuh bantuan, aku dan anak-anak panti akan bergegas! Ada lebih banyak orang yang akan datang atas nama Choi Chun Joong.


Pal Ryeong : Jika terus begini, Tuan bisa mengubah seluruh negeri, ya? Dia bisa membalikkan Joseon!

Polisi negara langsung berdehem keras.


Pal Ryeong bilang dia hanya bercanda.

Tapi sebenarnya polisi itu setuju dengan Pal Ryeong.

Pal Ryeong : Pemilik! Aku lapar sekali, mau makan?


Nyonya Paeng : Tentu! Apa pun untuk Pal Ryeong kita yang lapar dan bodoh. Aku akan membuat makanan lezat.

Semua, tolong tunggu!


Malamnya, Chun Joong dan Pal Ryeong diundang Hakim Lee minum di kediamannya. Chun Joong berterima kasih karena Hakim Lee sudah menyelamatkan orang2 dari Jinju.

Hakim Lee : Itu bukan untukmu. Itu demi rakyat.

Chun Joong : Menemukan kerabat raja yang peduli kepada rakyat itu sulit. Terima kasih.


Hakim Lee : Berterima kasih kepada pria yang berusaha membunuhmu dua kali... Kau sangat berbeda dari teman lamaku, Choi Gyung yang keras dan berbudi.

Chun Joong : Aku mirip dengan ayahku, keras dan berbudi, hanya menantikan Heungseon-gun dan putranya mendapatkan takhta.

Hakim Lee tanya, kenapa bukan Ha Jeon. Dia yang akan mewarisi kekuasaan.

Chun Joong bilang, Ha Jeon akan mati di usia muda.


Hakim Lee kaget dan langsung menatap Chun Joong.

Chun Joong : Aku sudah memperingatkannya, tapi dia tidak mendengarkan. Kau juga harus berhati-hati. Jangan melawan keluarga Jangdong Kim-Moon dengan serangan langsung. Jika ingin melindungi putramu, kau harus memanfaatkanku sebagai api penuntunmu. Dengan begitu, kau mungkin punya kesempatan untuk menang.


Hakim Lee terdiam. Lalu dia meminum minumannya dan wajahnya kembali berubah sengit.

Hakim : Aku akan mendukung Lee Ha Jeon. Jika kau mengerti, silakan pergi.


Dalam perjalanan pulang, Pal Ryeong tanya apa Jae Hwang sungguh akan menjadi Raja?

Chun Joong : Kau sungguh percaya itu? Apa kau tahu? Takdir tidak punya mulut. Karena itu, beberapa orang berbicara mewakili. Para pendeta, cenayang, dan peramal sepertiku.


Chun Joong mengeluarkan koin dan mengajak Pal Ryeong membuat ramalan.

Chun Joong : Anak itu akan menjadi Raja atau tidak. Jika koin menunjukkan kepala, putra Heungseon-gun akan ditakdirkan menjadi  Raja, tapi jika ekor, semua ini hanya penipuan besar.

Chun Joong melemparnya. Pal Ryeong menangkapnya.

Pal Ryeong, ini kepala!


Chun Joong menunjukkan gambar koin satu lagi. Gambarnya juga kepala.

Pal Ryeong : Tunggu, apa? Kedua sisinya sama! Ini hanya tipuan!

Chun Joong : Ini takdir. Apa pun yang terjadi, pada akhirnya, hasilnya dicurangi. Itulah takdir.

Chun Joong beranjak pergi.

Pal Ryeong : Apa? Kau mau ke mana? Tidak pulang?

Chun Joong : Silakan pulang dahulu, aku ada urusan.


Pal Ryeong : Aku penasaran apa pria itu diam-diam tukang tipu.

Pal Ryeong berjalan menuju ke kedai.


Chun Joong ternyata pergi ke tempat dimana dia bisa melihat kediaman Bong Ryeon.


Bong Ryeon sendiri berdiri di halaman kediamannya, menatap seekor kunang-kunang yang berterbangan di depannya.

Dan kemudian datang.

Bong Ryeon : Kau sudah menemui polisi negara yang bilang melihat ibuku?

Dan : Tidak, dia bilang akan menemuiku, tapi tidak muncul. Aku menunggu dua jam.

Bong Ryeon kecewa, begitukah? Aku tidak terkejut lagi oleh penjahat.


Dan : Kunang-kunang, Tuan Putri. Sudah lama sejak ada kunang-kunang!

Bong Ryeon pun kembali menatap kunang2.

Bong Ryeon : Dia pasti memikirkanku, bukan?


Chun Joong terus memperhatikan ke arah kediaman Bong Ryeon sambil memikirkan pertemuan terakhir mereka di halaman istana.

Chun Joong : Aku puas hanya melihatmu dari jauh, jadi, tetaplah aman dan jangan menghilang dariku lagi. Hiduplah selalu dengan kilaumu.

Bersambung ke part 3...

0 Comments:

Post a Comment