King Maker : The Change Of Destiny Ep 16 Part 3

Sebelumnya...

Perpisahan Bong Ryeon dan Chun Joong dimulai guys di part ini... Dan Bong Ryeon kehilangan ingatannya, tapi tenang aja, mereka pisah cuma bentaran kok...

---


Paginya, Bong Ryeon kembali ke Sam Jeon Do Cang usai bersepeda. Ia ditemani Dan dan Pendeta Jang.

Orang-orang langsung menghampirinya.

Pal Ryeong : Astaga, kau pasti menemukan hobi baru!

Bong Ryeon : Aku sangat andal bersepeda sekarang!

Pal Ryeong : Begitukah?


Chun Joong datang.

Chun Joong : Kau berlatih lagi?

Bong Ryeon menjawab Chun Joong dengan penuh semangat.

Bong Ryeon : Aku bisa bersepeda tanpa bantuan siapa pun sekarang!

Chun Joong senang mendengarnya, benarkah?


Pendeta Jang : Jika kau menganggap sejenak bersepeda sendirian lantas... kurasa begitu.

Bong Ryeon : Kurasa tidak, aku merasa sudah bersepeda jauh.

Pendeta Jang mengalah, tentu.


Bong Ryeon melihat Chun Joong sudah rapi.

Bong Ryeon : Kau mau pergi?

Chun Joong : Aku akan pergi ke Unhyeongung. Dia mengajakku minum-minum.

Bong Ryeon : Tuan Daewongun?

Chun Joong : Jangan khawatir. Aku akan segera kembali.


Chi Sung : Mau kutemani?

Chun Joong : Tidak.


Man Seok : Aku juga punya rencana dengan pedagang. Aku juga akan pergi.

Man Seok pergi duluan.


Pendeta Jang : Aku harus pergi menemui umat.

Chun Joong : Silakan, hati-hati.


Pal Ryeong yang sedang mencoba sepeda Bong Ryeon, mengatakan pada Chun Joong kalau ia tidak akan pergi jauh.

Pal Ryeong lalu menyuruh Goo Cheol mendorong sepedanya.


Chun Joong pergi.

Bong Ryeon menatap cemas kepergian Chun Joong.


Bong Ryeon yang cemas, menyusul Chun Joong.

Chun Joong kaget Bong Ryeon menyusulnya. Ia tanya, ada apa?

Bong Ryeon :  Omong-omong... Jika ada masalah dan kau tidak bisa kembali, pergilah ke balai perdagangan istana.

Chun Joong : Balai perdagangan? Apa yang mungkin mencegahku kembali?

Bong Ryeon : Kau tidak pernah tahu, jadi, untuk berjaga-jaga saja. Jika kau tidak kembali ke sisiku... apa yang akan kulakukan? Berjanjilah sebelum kau pergi.

Chun Joong : Di mana wanita pemberani yang kukenal? Kenapa kau sangat khawatir? Jangan khawatir. Jika ada masalah, aku akan pergi ke balai perdagangan.


Bong Ryeon tetap tak tenang.

Bong Ryeon : Baiklah, kau sudah berjanji. Kau harus kembali kepadaku. Aku akan menunggu.

Chun Joong : Aku akan segera kembali, tunggu aku.


Chun Joong pergi. Bong Ryeon cemas menatap kepergiannya.

*Firasat Bong Ryeon benar.


Malamnya, Chun Joong minum-minum bersama Hakim Lee di Istana Unhyeongun.

Chun Joong : Menjauh dari hongjin dan berbagi minuman denganmu sangat menyenangkan.

*Hongjin, dunia yang keras.

Hakim Lee : Mari kita sering melakukan ini, jangan menolakku.

Chun Joong : Ya, Habha.

Hakim Lee : Mengenai Sam Jun Do Jang, kapan kau akan menutupnya?

Chun Joong : Orang-orang di sana adalah korban tidak bersalah. Jika aku meminta mereka pergi, mereka akan menjadi gelandangan. Aku butuh waktu dan tanah untuk menyelamatkan mereka, Habha.


Hakim Lee : Itu sebabnya kau membutuhkan Sam Jeon Do Jang? Karena itu kau tidak bisa menutupnya?

Chun Joong : Maafkan aku.

Hakim Lee : Sudah kuduga kau akan melakukan ini. Bagaimana jika aku menawarkan solusi? Seonhyecheong kami akan mengawasi dan mengurus Sam Jeon Do Jang. Sedangkan kau, akan kubangun rumah ramal terbesar dan kau bisa kembali meramal.

Chun Joong : Aku tidak mau menjadi peramal lagi.

Hakim Lee : Kenapa? Apa itu terlalu rendah untukmu sekarang?

Chun Joong : Tidak, bukan begitu. Ada raja baru yang layak dan keluarga Kim-moon dihancurkan. Aku telah mencapai semua yang kuinginkan sebagai peramal.


Hakim Lee : Begitukah? Kalau begitu... Berapa lama Tuan Putri Hwa Ryeon akan tinggal di sana?

Chun Joong : Apa?

Hakim Lee : Kalian berdua belum menikah secara resmi, bukan? Tempat Tuan Putri yang seharusnya di istana.

Chun Joong : Tuan Putri dan aku sudah pernah menikah. Aku yakin kau sudah tahu. Selain itu, mendiang Raja, secara pribadi merestuiku agar kami bisa menikah.

Hakim Lee : Baiklah. Maksudmu kau akan menentang semua perintahku. Semua orang mengikutiku. Mereka merangkak saat mendengar "perintah Daewonwee". Tapi kau tidak mendengarkan apa pun
yang ingin kukatakan. Ini sangat mengecewakan.

Chun Joong : Maafkan aku, Habha.

Hakim Lee : Baiklah. Choi Chun Joong yang hebat, bukan? Sekarang, mari kita minum.


Wajah Hakim Lee berubah bengis. Dia bengis menatap Chun Joong. Tapi, dia tersenyum saat Chun Joong menatapnya.

Hakim Lee lalu meminum minumannya. Setelah itu, ia menggenggam erat cawannya. Ia marah.


Bong Ryeon cemas di Sam Jun Do Jang. Chun Joong masih belum kembali.

Dan datang.

Bong Ryeon : Dimana Tuan Chun Joong?

Dan : Ingyeong sudah berbunyi, tapi dia belum terlihat.

*Ingyeong, bel jam malam.


Bong Ryeon kian cemas. Dia duduk dan menatap lampu petromaknya.

Tiba-tiba saja, lampu petromaknya berguncang hebat dan api mulai membesar.

Bong Ryeon kaget dan teringat penglihatannya.


Dan : Tuan Putri, ada apa?

Bong Ryeon tak menjawab dan mulai menatap sekelilingnya dengan tatapan waspada.


Dan pun mulai berlari. Ia disuruh Bong Ryeon ke Balai Perdagangan.

Bong Ryeon : Kau harus berlari ke sana. Temui pedagang tua dan berikan dia surat ini.


Dan pun tiba di Balai Perdagangan. Ia bilang pada pengawal, ia datang untuk menyerahkan surat kepada Kepala Pedagang.


Nyonya Lee membaca surat dari Bong Ryeon. Di depannya, Dan berdiri menunggu jawabannya.


Chun Joong yang menuju pulang, sadar diikuti oleh seseorang.

Chun Joong dengan tenang menyuruh mereka keluar.

Orang2 Hakim Lee keluar.

Chun Joong : Kenapa Chun Ha-Jang-Ahn yang perkasa menghalangi jalanku? Apa Daewongun memerintahkanmu untuk membunuhku?

Chun : Sepertinya kau sudah tahu.

Mereka mulai mencabut pedang mereka dan mengarahkannya ke Chun Joong.


Di Sam Jun Do Jang, Bong Ryeon mulai mengevakuasi para penduduk.

Chi Sung datang memberitahu Bong Ryeon bahwa mereka sudah siap.

Bong Ryeon : Kita harus bergegas.  Masih belum ada kabar dari Tuan kita?


Pal Ryeong : Goo Cheol pergi mencarinya, tapi benarkah hal buruk akan terjadi?

Goo Cheol datang dan memberitahu mereka pasukan datang.


In Gyu datang membawa pasukan. Orang-orang panic dan berlarian ke belakan Bong Ryeon. Chi Sung juga berusaha melindungi mereka.

In Gyu dengan tatapan dingin berkata, bahwa ia dipromosikan menjadi toposa sementara dan dikirim untuk menghukum mereka semua, para sado.

*Sado, penyembah berhala.

Bong Ryeon : Sado? Mereka rakyat yang tersesat dan tidak bersalah. Siapa yang memerintahkanmu melakukan ini?

In Gyu : Kau sungguh tidak tahu? Ini perintah Daewonwee.


In Gyu lalu menyuruh pasukan menangkap orang2 Chun Joong.

In Gyu : Ambil semua senjata mereka dan bunuh siapa pun yang melawan!


Chun Joong sendiri sedang bertarung melawan orang2 Hakim Lee. Lengannya terluka terkena sabetan pedang Chun saat melawan mereka semua.


Chi Sung berusaha menghentikan In Gyu. Ia mengarahkan pedangnya ke In Gyu yang langsung dibalas oleh para pasukan.

In Gyu : Sudah kuduga ini akan terjadi.


Tiba-tiba saja, mereka dihujani oleh tembakan dari para pasukan yang sembunyi di atap.

Tak hanya tembakan, tapi juga panah api.


Pal Ryeong yang berusaha melindungi Bong Ryeon, ikut tertembak.


Chun Joong berhasil melarikan diri setelah melukai orang2 Hakim Lee.

Chun : Kita harus membunuhnya!

Mereka lari mengejar Chun Joong.


Di tengah kerusuhan, Bong Ryeon linglung.


Pal Ryeong sudah tak sadarkan diri.

Goo Cheol tampak menangis memegangi Pal Ryeong.


Chi Sung bertempur sendirian, tapi ia kalah.


Bong Ryeon jatuh pingsan.

In Gyu membawa Bong Ryeon.


Chun Joong kembali ke Sam Jun Do Jang. Ia terkejut melihat keadaan disana.

Beberapa pasukan melintas. Chun Joong langsung sembunyi.


Tiba-tiba, seseorang menyentuh bahunya dari belakang. Chun Joong menoleh, ternyata Pendeta Jang.

Pendeta Jang : Semuanya sudah tertangkap.

Chun Joong : Dimana Bong Ryeon?

Pendeta Jang : Aku bersembunyi, aku belum melihatnya.


Chun Joong ingat Bong Ryeon menyuruhnya ke Balai Perdagangan jika terjadi sesuatu.

Chun Joong : Balai Perdagangan! Kita harus ke sana!


Tapi saat mau pergi, orang2 Hakim Lee datang.

Chun Joong mengeluarkan pedang milik salah satu anak buah Hakim Lee yang sempat ia ambil tadi. Ia bersiap melawan mereka semua tapi bantuan datang. Pengawal Nyonya Lee datang dan menjatuhkan mereka semua.


Chun Joong menyandera Chun dan minta orang2 Hakim Lee pergi.

Chun yang disandera, menyuruh teman2nya pergi.

Setelah itu, Chun Joong membuat Chun pingsan.

Pengawal Nyonya Lee bilang, ia akan mengawal Chun Joong ke Balai Perdagangan.


Di Balai Perdagangan, Nyonya Lee menunggu Chun Joong dengan cemas.

Tak lama, Chun Joong, Pendeta Jang datang bersama pengawalnya.


Nyonya Lee menyuruh pelayan mengobati luka Chun Joong.

Setelah itu, Nyonya Lee bilang bahwa tadi pasukan datang ke tempatnya.

Chun Joong : Aku sungguh minta maaf. Tidak akan kubiarkan balai perdaganganmu dalam bahaya karena aku.

Chun Joong mau pergi mencari Bong Ryeon, tapi dilarang Nyonya Lee. Nyonya Lee bilang ini satu-satunya kesempatan Chun Joong untuk kabur dari Hakim Lee.

Nyonya Lee : Aku sudah mengirim anak buahku, mereka akan menemukannya. Ayo pergi dahulu.

Malam itu juga, Nyonya Lee dan pengawalnya membawa Chun Joong dan Pendeta Jang ke tepi sungai.

Nyonya Lee : Kapal perdagangan Qing akan melewati titik perdagangan ini. Naiklah kapal itu.

Tapi Chun Joong berkeras ingin menunggu Bong Ryeon.

Nyonya Lee : Jika kau tertangkap di sini, Tuan Putri tidak akan bisa pergi dan kita semua akan berada dalam bahaya. Begitu dia tiba, aku akan membawanya ke kapal. Kau harus pergi.

Chun Joong : Aku akan pergi ke mana?

Nyonya Lee : Jauh... Ke negara asing yang jauh.

Chun Joong : Aku tidak bisa.


Chun Joong mau pergi tapi dihalangi pengawal Nyonya Lee.

Nyonya Lee : Maafkan aku.


Dan pengawal Nyonya Lee membuat Chun Joong pingsan.


Hakim Lee marah. Dia menghajar Chun habis-habisan. Ternyata orang yang dihajar Hakim Lee bukanlah Chun Joong tapi Chun. Hakim Lee marah karena Chun gagal membunuh Chun Joong.


Ja Young berdiri di teras rumah. Hujan turun sangat deras. Ja Young tampak gelisah.


Hujan badai datang. Chun Joong yang masih pingsan, berada di atas kapal bersama Pendeta Jang.

- Tiga tahun kemudian, tahun 1866, Pelabuhan Sungai Daedonggang-


Hakim Lee marah setelah membaca laporan Jae Myeon.

Jae Myeon : Orang Arasa melewati batas kita, ke tepi sungai Daedonggang tanpa izin, dan mulai berdagang seenak mereka sendiri.

Hakim Lee : Kini kau bilang ada kapal asing tidak dikenal yang datang dengan bebas!

Jae Myeon : Mereka tampak seperti orang Inggris. Mereka bilang akan pergi setelah selesai berdagang.

Jae Myeon sudah menjadi menteri sekarang.

Hakim Lee : Kenapa kau bodoh sekali? Mereka memberimu alasan perdagangan padahal mencari tahu kondisi Joseon saat ini dan rute perdagangannya! Panggil dewan agung! Aku harus bicara dengan Raja.

Jae Myeon : Ya, ayah.


Sebuah kapal bersender di Pelabuhan Sungai Daedonggang. Beberapa pendeta asing turun dari kapal dan mulai berjalan keluar dari pelabuhan. Salah satu diantaranya adalah Chun Joong! Chun Joong masih hidup. Dia kembali ke Joseon untuk Bong Ryeon.


Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment