Skip to main content

King Maker : The Change Of Destiny Ep 17 Part 1

Sebelumnya...


Jae Myeon bergegas pergi, untuk memanggil anggota dewan karena ayahnya ingin bertemu Raja.

Diluar, Jae Myeon melihat Tuan Putri.

Jae Myeon kemudian pergi.

Sementara Bong Ryeon menatap ke langit.


Beberapa pendeta asing turun dari kapal.

Salah satu dari pendeta itu adalah Chun Joong. Dia menyamar sebagai pendeta agar bisa masuk ke Joseon.


Jae Myeon ke pelabuhan dan menyuruh petugas mengusir para pendeta asing. Jae Myeon bilang itu perintah dari Hakim Lee.

Saat mau pergi, Jae Myeon melihat ada satu pendeta yang wajahnya berbeda dari para pendeta asing.

Jae Myeon : Apa dia pendeta Tiongkok?

Pendeta itu menatap Jae Myeon. Tapi tidak ada Chun Joong disana! Kemana kah Chun Joong?


Chun Joong ternyata sudah melepas pakaian pendetanya. Dia menyewa sebuah kuda dan pergi meninggalkan pelabuhan.


Para pejabat sudah berkumpul di aula bersama Raja dan Ibu Suri.

Raja menyuruh semuanya memberikan pendapat soal pemilihan Ratu.

Ibu Suri ikut bicara. Ia tanya ke Hakim Lee, mau sampai kapan Hakim Lee membiarkan istana Ratu kosong.


Tuan Simam setuju dengan Ibu Suri. Dia bilang sudah 3 tahun istana Ratu kosong sejak Raja baru dinobatkan.

Ibu Suri : Karena Tuan Guktaegong sibuk memperbaiki Istana Gyeongbokgung dan mencari penganut Katolik, aku akan bertanggung jawab.


Byung Hak berbisik pada Hakim Lee.

Byung Hak : Haruskah kuminta Kementerian Kebudayaan menghentikan pernikahan dan meminta daftar istri yang layak?

Ibu Suri : Kau harus bergegas. Kita tidak bisa membiarkan kursi Ratu kosong. Jika kita tidak mengikuti tradisi, itu seperti menghina leluhur kita dari 500 tahun sebelumnya.


Antek2 Hakim Lee langsung menggelar rapat.

Tuan Jung : Apa yang harus kita lakukan? Ibu Suri sangat gigih.  Dia pasti punya niat tersembunyi

Byung Hak : Itu sudah jelas. Ibu Suri pasti memiliki orang yang setia kepadanya sehingga dia sudah memilih diam-diam.

Hakim Lee : Aku juga memikirkan Ratu Gantaek. Tapi tidak ada keluarga yang layak. Jika aku memilih dari Keluarga Poongyang Jo, mereka akan mencoba menjadi tiran berikutnya bak keluarga Kim-moon.

Byung Hak pun kesal, lantas, pilihlah dari keluarga miskin yang tidak berayah, atau mungkin yatim piatu, dan menjadikannya ratu.

Sontak pejabat lain marah.

Byung Hak : Sejujurnya, kata-kataku ada benarnya. Bagaimana menurutmu, Habha?

Hakim Lee yang pusing minta istirahat.


Song Hwa yang sudah menjadi Kepala Wallsongru, mengenalkan gadis terbaru mereka pada Jae Myeon dan Seung Ho.

Jae Myeon senang Song Hwa mendatangi mereka, tapi Jae Myeon bilang mereka sudah mau pergi.

Seung Ho : Tunggu, jangan tergesa-gesa. Masih banyak yang harus kita bahas.


Seung Ho mendekati gadis itu dan mengajaknya gabung dengan mereka.

Song Hwa lalu pamit dan bergegas menemui In Gyu.


Song Hwa melayani In Gyu dengan baik. Dia menuangkan minuman, juga memberitahu In Gyu tentang kedatangan Byung Hak dan Pangeran Heungin hari itu.

Song Hwa : Mereka bilang Daewongun bermasalah dengan orang Arasa.

In Gyu : Baiklah.

Song Hwa lalu tanya, apa In Gyu mau menginap karena hari sudah larut. Song Hwa berharap In Gyu menginap. Tapi In Gyu bilang dia harus pulang. Song Hwa kecewa, tapi tidak membantah.


In Gyu berdiri tapi sebelum pergi dia memberikan Song Hwa cincin.

Song Hwa senang dapat cincin oleh In Gyu.


Pal Ryeong jualan ginseng di pinggir pasar.

Man Seok lewat. Hidup Man Seok lebih baik dari Pal Ryeong.


Pal Ryeong yang tidak tahu itu Man Seok, sibuk menjelaskan ginsengnya ke Man Seok.

Pal Ryeong : Hei, belilah ginseng liar ini. Yang mirip seperti ini... Lihat bagaimana itu terlihat seperti bunga balon? Ini yang terbaik.

Man Seok diam saja dan terus menatap Pal Ryeong.

Pal Ryeong mendongak dan kaget melihat Man Seok.


Man Seok tertawa senang ketemu Man Seok, tapi Pal Ryeong marah dan menyebut Man Seok pengkhianat.

Pal Ryeong : Goo Cheol dan aku lama dipenjara, kau tidak pernah berkunjung sekali pun dan hidup dengan baik?

Man Seok yang datang bersama dua anak buahnya, minta anak buahnya melepaskan cengkraman Pal Ryeong darinya.

Kedua anak buah Man Seok langsung mendorong Pal Ryeong.

Man Seok pergi.


Pal Ryeong berteriak, marah.

Pal Ryeong : Dasar parasit! Hei! Beraninya kau datang kemari! Kuharap tidurmu nyenyak saat malam!


Malam pun tiba. Pal Ryeong kembali ke kedai Nyonya Paeng. Tidak ada siapa pun di sana. Hanya dia! Dia duduk gelap-gelapan, meratapi nasibnya yang menyedihkan.

Pal Ryeong ingat kebersamaannya dengan Chun Joong.


Saat ia dipukuli orang2 Keluarga Kim, Chun Joong datang menolongnya.


Saat Chun Joong yang melindungi membantu Jin Sang yang digebuk para pasukan karena mencuri sesembahan Keluarga Kim.


Saat Chun Joong mengajaknya mengubah Joseon.


Saat mereka berhasil menemukan tempat untuk para pasien yang terkena wabah.


Pal Ryeong tersenyum pahit, bagaimana kabarmu?


Goo Cheol datang dan memberitahu Pal Ryeong kalau ia punya pekerjaan untuk mereka.

Pal Ryeong tak mau. Terakhir kali Goo Cheol mendapat pekerjaan, mereka nyaris diseret ke kapal budak Qing.

Pal Ryeong : Tidak ada yang mau bekerja dengan kita selama Daewongun membenci kita.

Goo Cheol : Tidak, aku punya sesuatu yang nyata kali ini. Pembantu Wakil Menteri Seo meminta bantuan dengan pekerjaan serabutan.

Pal Ryeong : Benarkah?


Goo Cheol dan Pal Ryeong pergi ke tempat itu. Mereka terheran-heran karena tempatnya di tengah kuburan.

Goo Cheol bilang ia yakin mereka diminta datang ke tempat itu.

Pal Ryeong yakin mereka disuruh datang untuk dibunuh.

Ada sebuah rumah di tengah kuburan.


Pal Ryeong langsung mengajak Goo Cheol pergi, tapi seorang pria berbaju merah keluar dari dalam rumah dan berjalan mendekati mereka. Pria itu menutupi wajahnya dengan lampu yang dibawanya saat ia berjalan ke arah Pal Ryeong dan Goo Cheol.

Pal Ryeong : Siapa kau?

Pria itu Man Seok!

Pal Ryeong dan Goo Cheol kaget.

Pal Ryeong : Bukankah kau Choi Man Seok?

Man Seok : Panggil aku Kak Man Seok, Bodoh!

Man Seok menyuruh mereka masuk ke dalam.


Man Seok bilang para pendeta asing tinggal di rumah itu.

Pal Ryeong : Pendeta Bernoulli dan pendeta lainnya sudah dibawa, bukan?

Man Seok : Ya. Sebelum Pendeta Bernoulli pergi, dia membuka tempat ini untukku.


Seseorang muncul.

Goo Cheol dan Pal Ryeong kaget melihat Chun Joong yang berdiri tegak di depan mereka. Pal Ryeong pikir Chun Joong hantu. Ternyata mereka berfikir Chun Joong sudah meninggal. Hanya Man Seok yang tahu Chun Joong masih hidup.


Chun Joong berjalan mendekati mereka.

Chun Joong : Aku tahu kalian semua kesulitan.

Pal Ryeong masih tidak percaya sosok yang berdiri di depannya adalah Chun Joong.


Begitu sadar, bahwa Chun Joong yang berdiri di depannya benar-benar nyata, keduanya langsung memeluk Chun Joong.

Mereka senang Chun Joong selamat.

Chun Joong : Terima kasih karena tetap hidup.


Ibu Suri menunjukkan daftar calon Ratu kepada Hakim Lee dan semua pejabat. Mereka adalah para putri dari Keluarga Menteri Jo dan Menteri Yoo.

Tapi Hakim Lee tidak suka.

Byung Hak : Aku penasaran bagaimana tiap kandidat tampaknya keluarga yang memiliki hubungan pribadi dengan Ibu Suri.

Ibu Suri : Ini keputusan besar. Dugalah ada kelicikan. Di antara mereka, Jo Myeon Ho, dikenal tidak egois dan baik. Aku secara pribadi menyukainya.

Hakim Lee : Tentu, dari Poongyang Jo, dia mungkin punya reputasi.

Ibu Suri : Jika tidak setuju, bawalah seseorang. Lalu kita harus memilih di antara para kandidat ini.


Pal Ryeong kaget mengetahui Chun Joong selama ini di Yeonggilly? Kau pergi ke Barat?

*Yeonggilly, Inggris.

Chun Joong : Kapal perdagangan Tiongkok yang kunaiki ternyata menuju ke Inggris. Saat aku tiba, tempat itu penuh dengan orang Barat. Berkat surat yang ditulis oleh Pendeta Bernoulli, para pendeta Beopguk membantuku. Aku tahu kita semua juga manusia. Ada banyak hal aneh dan menarik.

*Beopguk, Prancis.

Pal Ryeong : Aneh dan menarik seperti apa?

Chun Joong : Contohnya... Kotak baja besar melintasi jalur baja panjang dengan ratusan orang yang menaikinya. Orang-orang menyebutnya "kereta".

Pal Ryeong : Kereta?


Man Seok : Tuanku menghubungiku melalui kapal perdagangan Qing berkali-kali. Tapi aku tidak ingin Tuan Daewonwee tahu. Karena itu aku bersikap seperti memutuskan hubungan dengan semua orang.

Pal Ryeong : Kalau begitu, seharusnya kau memberi tahu kami! Aku sangat sedih memikirkan kau mengkhianati kami!


Chun Joong : Tapi... Di mana Bibi dan si Biksu Merah? Di mana mereka?

Goo Cheol : Tuan Daewonwee memblokir semua kediaman. Kakakku pergi ke Selatan. Dia hidup susah dengan toko kecil. Kak Jin Sang terus bekerja sebagai peramal.

Chun Joong : Bibi dan Biksu Merah akhirnya menikah. Itu luar biasa.


Pal Ryeong : Tapi kenapa kau tidak bertanya soal Tuan Putri?

Chun Joong :  Aku sudah dengar dari Man Seok. Dia ditahan Daewongun. Dan... Dia tidak mengingatku.


Bong Ryeon disuruh melihat barang2 milik calon Ratu.

Di depannya, tergeletak 3 barang calon Ratu. Tapi Bong Ryeon merasa sesak. Keringatnya bercucuran keluar.

Bong Ryeon yang tidak tahan lagi, akhirnya marah.

Bong Ryeon : Kepalaku sakit! Tolong padamkan aroma ini.

Tapi cenayang yang dibayar Hakim Lee tidak peduli. Ia mau Bong Ryeon melihat barang2 itu.


Di depannya, Hakim Lee duduk. Menatapnya dengan wajah dingin.

"Ayah dari anak ini menyuap Ibu Suri dengan permata Barat. Ibu Suri sangat puas dengan mereka." ucap Bong Ryeon pada barang pertama.

"Paman dan kakak perempuan ini telah menandatangani surat kesetiaan kepada Ibu Suri." ucap Bong Ryeon pada barang kedua.


Tapi saat melihat barang ketiga, Bong Ryeon tampak kaget. Dia berdiri dan menatap sekelilingnya, lalu berlari keluar.


Diluar, Bong Ryeon bertemu Chi Sung.

Chi Sung : Tuan Putri, ada apa?

Bong Ryeon : Kau tidak mendengar jeritan bayi tadi?

Cenayang menyusul Bong Ryeon keluar.

Cenayang : Kita harus pergi, Tuan Putri!

Bong Ryeon : Lepaskan aku! Kubilang kepalaku sakit!

Hakim Lee keluar.

Hakim Lee : Mari kita sudahi untuk hari ini.

Lalu Hakim Lee menyuruh Chi Sung mengantar Bong Ryeon dan pergi.

Cenayang mengajak Bong Ryeon masuk.Tapi saat hendak masuk, Bong Ryeon mengedarkan pandangannya lagi.


Ternyata benar, Bong Ryeon memang mendengar suara bayi. Dibalik pagar diluar, seorang wanita (Dan?) menggendong bayi sambil menatap Bong Ryeon yang terus melihat ke belakang dengan wajah kebingungan.

Bersambung ke part 2....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...