Lies of Lies Ep 15 Part 1

 Sebelumnya...

*Episode ini mengandung bawang... Soal pembunuh Jeon Ki Gum, akan terbuka nanti malam!!! Jadi pastikan kalian menontonnya dan ikuti kuisnya...


Eun Soo memberikan sebuah amplop besar ke Presdir Kim. Presdir Kim membukanya. Isinya surat hasil tes DNA Presdir Kim dan Woo Joo.

Eun Soo : Sekarang kau paham? Kenapa kau tidak memenuhi syarat. Kau mengklaim bahwa dia satu-satunya darah dagingmu yang tersisa tapi dia tidak memiliki setetes darah pun di tubuhnya yang terkait denganmu. Jadi, inikah? Rahasia yang selama ini kau coba sembunyikan Atau masih adakah rahasia lain yang kau sembnyikan?

Eun Soo lalu bilang dia akan berjuang sampai akhir.

Eun Soo : Apa pun kebenarannya, ini hanyalah permulaan, Presdir Kim.

Presdir Kim marah. Dia meremas kertas hasil tes DNA dan menatap tajam Eun Soo.

Presdir Kim ditemani Woong berjalan masuk ke gedung D.O.

Presdir Kim berhenti melangkah dan teringat hasil tes DNA dia dan Woo Joo.

Lalu dia ingat saat Eun Soo menjambaknya.

Presdir Kim tertawa kesal. Dia baru sadar Eun Soo sengaja mengajaknya ribut malam itu.

Presdir Kim kembali berjalan.

Woong melihat kedatangan orang-orang dari kejaksaan. Woong menghalangi mereka masuk.

Woong : Siapa kalian?

"Jaksa Park Hae Jin dari Kantor Kejaksaan Distrik Timur. Anda dicurigai melakukan penggelapan pajak dan menggelapkan dana. Ini surat perintah penggeledahan dan penyitaan."

"Jaksa Park Hae Jin, kau membuat kesalahan besar sekarang." jawab Presdir Kim.

Jaksa Park bilang salah atau tidak, akan diketahui setelah investigasi selesai.

Jaksa Park lalu menyuruh semua tim nya menggeledah kantor Presdir Kim, kantor Woong, galeri seni D. O dan departemen keuangan.

Presdir Kim terdiam kesal melihat kantornya diperiksa.

Ji Min dan Eun Soo sedang menuju kamar Woo Joo. Eun Soo memegang sebuket bunga. Tapi sampai di depan kamar Woo Joo, Eun Soo tidak mau masuk. Dia bilang, sebaiknya dia pergi saja.

Ji Min tanya alasannya padahal Eun Soo sudah jauh-jauh datang ke RS.

Eun Soo bilang, itu karena Woo Joo masih menutup hati untuknya. Dan dia tak mau membuat Woo Joo merasa tidak nyaman.

Eun Soo : Kau saja yang beritahu dia.

Eun Soo memberikan bunga yang dibawanya ke Ji Min, lalu pergi.

Ji Min masuk. Begitu Ji Min datang, Woo Joo yang sedang menggambar, langsung membalik buku gambarnya. Dia tak mau ayahnya melihat gambarnya.

Ji Min : Dimana bibimu?

Woo Joo : Ke kamar mandi.

Ji Min : Kau menggambar sesuatu?

Woo Joo : Iya.

Ji Min lalu memberikan bunga titipan Eun Soo.

Ji Min : Bu Ji ingin memberikan ini padamu.

Woo Joo diam saja menatap bunga dari Eun Soo.

Ji Min : Woo Joo-ya, sejuurnya, dia datang tepat di depan pintu tapi baru saja pergi. Dokter memberitahu kami bahwa kau dan Bu Ji dapat dioperasi. Tentu saja, keputusan ada di tanganmu.

Woo Joo : Appa, jika dioperasi apa aku akan sembuh?

Ji Min : Tentu saja.

Woo Joo : Lalu bagaimana Bu Ji? Apakah tidak akan menyakiti Bu Ji?

Ji Min terdiam sejenak. Sebenarnya dia juga takut Eun Soo kenapa-napa tapi di depan Woo Joo, dia mengangguk, kalau operasi tak akan menyakiti Eun Soo.

Eun Soo sudah di rumah. Ji Min mengirimi pesan ke Eun Soo, kalau Woo Joo sudah membuka hati untuk Eun Soo.

Eun Soo senang. Baiklah. Ibu berjanji kepadamu, ibu akan membuktikan bahwa ibu tidak bersalah. Ibu akan menepati janji itu apapun yang terjadi.

Woo Joo sudah tidur. Dia ketiduran di mejanya saat menggambar.

Se Mi datang. Se Mi dengan hati-hati membaringkan Woo Joo agar Woo Joo tidak terbangun.

Se Mi lalu melihat gambar Woo Joo.

Woo Joo sudah bangun. Tapi Se Mi sudah pergi. Woo Joo melihat amplop berwarna biru di mejanya.

Woo Joo membuka dan membaca isinya. Ternyata itu surat dari Se Mi.

Se Mi sendiri menangis teringat saat dia meninggalkan Woo Joo dulu. Woo Joo merengek mau ikut tapi dia tak peduli.

"Woo Joo-ya, ini ibu. Ibu tidak berani menghadapimu.  Ibu tidak memiliki keberanian untuk menghadapimu. Jadi, Ibu menulis surat ini untukmu. Ibu membuat kesalahan besar padamu. Ibu berjanji akan bersamamu selamanya tapi ibu tidak ada saat kau sangat membutuhkan ibu. Setelah itu, Ibu bahkan tidak ingin gurumu lebih dekat denganmu.  Ibu sangat cemburu. Jadi, ketika ibu mengetahui bahwa dia adalah seorang narapidana untuk kasus pembunuhan, ibu memberi tahu semua orang. Ibu memberitahu nenek dan ayahmu. Dan ibu memberitahumu secara tidak sengaja. Tapi sepertinya itu tidak benar. Sepertinya dia salah dituduh melakukan sesuatu yang tidak dia lakukan. Mungkin Bu Ji yang kau lihat dengan matamu adalah dia yang sebenarnya. Itulah yang ingin ibu sampaikan kepadamu. Ibu sungguh minta maaf."

Di mobilnya Se Mi nangis melihat foto dirinya bersama Ji Min dan Woo Joo. Dia menyesal. Sangat menyesal karena sudah meninggalkan Ji Min dan Woo Joo.

Sementara Woo Joo terdiam membaca surat dari Se Mi.

Presdir Kim berdiri di depan jendela di kamarnya.

Woong masuk dan melihat surat panggilan dari kejaksaan di atas meja.

Woong bilang pada Presdir Kim, sudah waktunya untuk pergi.

Woong membukakan pintu untuk Presdir Kim. Tapi saat mau pergi, Eun Soo tiba-tiba muncul di depan mereka.

Woong menatap kesal Eun Soo. Dia mau turun, membereskan Eun Soo tapi dilarang Presdir Kim. Presdir Kim menyuruh Woong tetap di mobil.

Eun Soo melangkah ke kursi Presdir Kim. Presdir Kim menurunkan jendelanya. Eun Soo bilang dia sengaja datang untuk melihat sendiri saat Presdir Kim pergi ke kantor kejaksaan.

Presdir Kim dengan pedenya mengatakan, dia akan langsung bebas dan mengajak Eun Soo membicarakan operasi Woo Joo.

Eun Soo : Aku tidak tahu Ki Bum bukan anak kandungmu. Kau begitu terobsesi dengan darah dagingmu.

Presdir Kim : Ya, kau benar. Ki Bum bukan anakku tapi dia lebih dari itu. Karena aku membesarkannya seperti anakku sendiri.

Eun Soo : Lalu kenapa kau berbohong soal itu? Kau takut orang akan mengutukmu? Atau kau takut itu akan merusak reputasi Grup D.O? Apakah itu satu-satunya alasanmu ingin merahasiakan ini?

Presdir Kim : Tutup mulutmu!

Eun Soo : Apakah kau membunuh Sekretaris Yoon untuk melindungi sesuatu yang tidak ada harganya?

Presdir Kim : Siapa bilang begitu? Kau yang membunuh Sekretaris Yoon. Kau hanya tidak menggunakan pisau seperti yang kau lakukan pada anakku.

Presdir Kim mau menutup jendelanya tapi Eun Soo menahan jendela Presdir Kim dengan tangannya.

Eun Soo : Bukankah itu aneh? Kau tidak pernah sekali pun curiga bahwa orang lain, selain aku yang membunuhnya.

Presdir Kim : Apa sekarang? Kau akan berbohong dan mengatakan kau tidak melakukannya? Memangnya itu akan mengubah sesuatu?

Eun Soo : Bukankah kau hanya ingin aku menjadi pelakunya? Tunggu saja. Aku akan memastikan aku menemukan kebenarannya.

Presdir Kim terdiam kesal. Eun Soo lalu membiarkan Presdir Kim pergi.

Para reporter sudah berkumpul di depan kantor kejaksaan.

Begitu Presdir Kim datang, mereka langsung berkumpul kayak lalat ngerumunin sampah.

Mereka minta penjelasan apa Presdir Kim benar-benar melakukan penggelapan?

Presdir Kim berkata, itu adalah fitnah keji dan ia akan bekerja sama dalam penyelidikan untuk menghapus fitnah keji pada dirinya. Ia juga minta maaf karena sudah menimbulkan banyak kekhawatiran atas tuduhan yang dilancarkan padanya.

Presdir Kim dan Woong masuk ke gedung kejaksaan.

Detektif Kwon berjalan menuju mejanya.

Pria tua yang sempat papasan dengan Ji Min di galeri seni D.O sedang diinterogasi rekan Detektif Kwon.

Detektif Kwon tanya ke rekannya siapa pria itu.

"Aku menangkapnya di meja judi. Astaga, taruhannya sangat tinggi." jawab rekannya.

Detektif Kwon terus memperhatikan pria itu. Dia merasa pernah melihatnya di suatu tempat.

Begitu ingat, Detektif Kwon langsung membuka lacinya dan mengambil sebuah kertas. Di kertas itu, salinan foto pria itu.

Detektif Kwon terkejut.

Eun Soo membawa teman-teman Woo Joo ke RS.

Jin Gook menyapa Ji Min. "Hallo Woo Joo abonim!"

Ji Min terkejut Jin Gook manggil dia begitu.


Ji Min lalu tanya ke Eun Soo apa yang terjadi.

Eun Soo : Sepertinya Woo Joo kangen pada teman-temannya. Aku meminta bantuan Kak Min Ji.

Min Ji datang dengan napas ngos-ngosan.

Min Ji : Hallo. Aku pergi mencari minuman.

Teman-teman Woo Joo bilang mereka merindukan Woo Joo.

Ji Min menyuruh mereka ke kamar Woo Joo.

Tepat saat itu, ponsel Ji Min berbunyi.

Min Ji sudah bersama anak-anak menuju kamar Woo Joo.

Telepon dari Detektif Kwon. Ji Min terkejut mendengar kata-kata Detektif Kwon. Lalu dia bilang dia akan segera kesana.

Eun Soo mendekati Ji Min. Dia tanya, ada apa. Ji Min bilang sesuatu terjadi.

Eun Soo : Jangan khawatir. Kau bisa pergi. Aku akan tetap di sini.

Ji Min : Akan kujelaskan begitu aku kembali.

Ji Min pun pergi.

 
Ji Min langsung ke kantor polisi, menemui Detektif Kwon.

Ji Min : Dimana dia?

Detektif Kwon : Disana.

Pria itu di sel. Bersama tahanan lain.

Detektif Kwon memberikan kertas berisi salinan foto pria itu.

Detektif Kwon : Itu dia, kan?

Ji Min : Dia siapa?

Detektif Kwon : Orang Yanbian. Namanya Hwang Deok Man, tapi semua orang di sekitar memanggilnya Tuan Hwang. Dia memiliki delapan tuntutan seperti kekerasan dan percobaan pembunuhan.

Detektif Kwon menginterogasi Pak Hwang. Ji Min berdiri di belakang Detektif Kwon, menatap tajam Pak Hwang.

"Temanmu yang tertangkap denganmu memberi tahu kami bahwa kau muncul dengan uang taruhan yang besar. Dari mana kau dapat itu?"

"Astaga. Apa aku harus memberitahu darimana aku mendapatkan uangku?"

"Kau tak punya pekerjaan atau membuka usaha tertentu untuk mencari nafkah. Kau mencurinya, kan?"

Pak Hwang melepas topi dan kacamatanya. Ia tanya, apa orang dengan tampang sepertinya cocok disebut pencuri.

Ji Min ikut bicara. Dia tanya, berapa banyak yang diterima Pak Hwang usai membunuh orang.

Pak Hwang pura-pura bodoh, apa?

Ji Min : Yoon Sang Kyu. Kau membunuhnya, kan?

Pak Hwang gak ngaku. Dia bahkan pura-pura gak ngerti maksud Ji Min.

Ji Min mendekat. Dia menunjukkan salinan foto Pak Hwang.

Ji Min : Ini kau, kan? Aku mencari riwayat sinyal ponselmu dan kau berada di sekitar TKP pada malam kematian Pak Yoon.

Pak Hwang : Jika aku ada di dekat sana, apa itu artinya aku membunuhnya?

Ji Min : Kau tidak melakukannya sendirian, kan? Seseorang menyuruhmu!

Pak Hwang : Apa yang orang ini coba katakan?

Ji Min : Apakah itu Kim Ho Ran?

Pak Hwang mulai tersudut.

Detektif Kwon kembali ke mejanya, diikuti Ji Min.

Detektif Kwon : Dia tidak akan membuka mulutnya apa pun yang kita lakukan. Kami tidak dapat memulai penyelidikan hanya dengan rekaman CCTV, apalagi menuntutnya atas pembunuhan.

Ji Min : Lantas?

Detektif Kwon : Jika kita tidak memiliki bukti kuat, kita membutuhkan pengakuannya.

Ji Min : Bolehkah aku melihat barang-barangnya?

Detektif Kwon menunjukkan barang-barang Pak Hwang.

Ji Min memeriksanya. Tapi melewatkan satu barang bukti setelah sempat memegangnya sejenak. Yakni jam tangan berwarna kuning keemasan.

Woo Joo sedang bersama teman-temannya. Teman-temannya memperlihatkan tulisan berisi pesan dukungan agar Woo Joo cepat sembuh. Mereka bilang, itu ide Jin Gook.

Min Ji berdiri di dekat pintu, melihat mereka.

Jin Gook : Tak perlu menyebut itu. Aku jadi malu.

Jin Gook lalu memberitahu Woo Joo yang mana pesan dukungan yang ia tulis.

Jin Gook : Aku yang menulis ini.

Jin Gook menulis, "Woo Joo, tanpamu duniaku kosong". *Eaaaa..

Woo Joo tersenyum, terima kasih teman-teman.

Teman-teman Woo Joo menyuruh Woo Joo cepat sembuh.

Lalu mereka menunjukkan video idol wanita yang menari di atas panggung.

"Oh, iya! Kenapa kita tidak tampil dengan lagu ini untuk festival sekolah kita? Lihatlah."

"Teman-Teman, pilih grup yang campuran saja. Aku juga mau melakukannya dengan Woo Joo." pinta Jin Gook.

"Apa? Kau akan menari, Jin Gook?" tanya Woo Joo.

"Tentu saja. Julukanku itu Mesin Menari. Mau lihat?" jawab Jin Gook.

Jin Gook mulai menari.

Woo Joo dan teman-temannya tertawa.

Eun Soo yang berdiri di depan pintu, tertawa melihat mereka.

Min Ji melihat Eun Soo. Min Ji pun keluar.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment