Blind Eps 6

 All Content From tvN
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Blind
Sebelumnya : Blind Eps 5
Selanjutnya : Blind Eps 7

Anak kedua berkhianat! Dia melaporkan rencana pelarian mereka ke Pak Baek.

Pak Baek tanya, kapan dan siapa aja yang terlibat. Anak kedua bilang mereka akan kabur saat subuh pada hari pemeriksaan rutin. Dan yang terlibat adalah anak pertama, ketiga, keempat, kelima dan dia.

Pak Baek : Itu saja?

Anak kedua, ya, Pak.

Pak Baek : Baiklah. Aku akan berlagak tidak tahu, jadi, lakukan saja perintah mereka.




Pak Baek beranjak dari duduknya dan mendekati si anak kedua.

Anak kedua ketakutan, apa yang akan kau lakukan?

Pak Baek : Kau pernah mencoba berburu kelinci?

Anak kedua : Tidak, Pak.

Pak Baek : Jika ingin menangkap kelinci, kau harus turun dari puncak gunung. Masalah tentang kelinci, kaki belakang mereka lebih panjang daripada kaki depan. Jadi, mereka sangat payah dalam menuruni sesuatu. Saat kelinci kabur dari kandangnya dan menuju ke puncak gunung, mereka akan senang dan lega karena merasa aman. Lalu pada saat itu, kau muncul dan menjatuhkan mereka. Lalu kelinci yang bingung akan berlarian dan masuk dalam perangkap atau dimakan serigala. Bagaimana? Terdengar seru, bukan?

Pak Baek lalu berkata, si anak kedua akan aman karena anak kedua adalah anak baik.

Anak kedua : Apa kau akan melepaskanku?

Pak Baek : Tentu saja. Baiklah. Kau boleh pergi. Sebelum anak-anak lain curiga.


Anak kedua kembali ke kamarnya. Anak2 lain sudah tidur.

Anak kedua naik ke tempat tidurnya dan membelakangi anak2 yang lain. Anak kedua meringkuk di kasur dan menangis.

Yoon Jae bangun dan menatap si anak kedua.

-Episode 6, Musuhmu Paling Dekat Denganmu-


Sung Joon terkejut Sung Hoon datang.

Sung Joon : Hyung.

Sung Hoon diam saja, dia hanya menatap Sung Joon dengan tatapan iba.

Kita lalu diperlihatkan apa yang terjadi 6 jam sebelumnya.

Flashback...


Sung Hoon di toilet, membaca pesan dari Sung Joon. Detektif Kim kemudian datang. Sung Hoon memberikan pesan itu pada Detektif Kim. Detektif Kim tanya, apa rencana Sung Hoon. Sung Hoon pun berkata, dia harus menemui Sung Joon.

Sung Hoon : Aku akan tahu pelaku sebenarnya setelah bertemu dengannya.


Sung Hoon keluar bersama Detektif Kim. Dia memberikan pesan itu pada Detektif Kang.

Sung Hoon : Sung Joon menghubungiku.


Eun Ki yang melihat itu dari kejauhan, kecewa. Dia merasa ucapan Sung Joon soal Sung Hoon benar. Tapi tiba2, seorang muridnya memberikan saputangan Sung Hoon padanya. Eun Ki langsung membuka saputangan itu dan menemukan secarik pesan di dalamnya. Itu pesan balasan dari Sung Hoon.

Sung Hoon : Lakukan perintahku mulai sekarang. Kita akan menipu semua orang. Termasuk Sung Joon. Hanya dengan cara itu aku bisa membantunya.


Sung Joon melarikan diri dari kejaran polisi dan Pak Baek.

Pak Goo di belakang, mengejarnya.

Tapi Pak Goo kehilangan jejak Sung Joon di Pabrik Hansin.

Pak Goo yang curiga Sung Joon menyamar sebagai pekerja, memeriksa salah satu pekerja di depannya.

Pekerja itu marah, apa maumu!


Pak Goo menendang kaki si pekerja.

Lalu dia lanjut memeriksa pekerja2 yang lain.

Tanpa dia sadari, Sung Hoon ada di sana tengah menatapnya. Sung Hoon menyamar sebagai pekerja dan mendekati pekerja yang kakinya ditendang Pak Goo tadi.


Sung Hoon lantas kembali ke ruangannya dengan terburu-buru dan langsung membaca dokumen.

Tak lama kemudian, mobil Detektif Kang berhenti di depan kantor Sung Hoon, sampai meninggalkan bunyi ban berdecit.

Detektif Kang turun dari mobil dan menatap Sung Hoon. Sung Hoon juga menatap Detektif Kang.

Flashback end...


Sung Joon pun memeluk Sung Hoon.

Tangisnya keluar saat memeluk kakaknya.

Tapi tak lama dia tersadar dan langsung melepaskan pelukannya.

Sung Joon : Maaf. Reaksiku berlebihan.

Sung Hoon : Seharusnya kau tidak melakukan sesuatu yang janggal.

Sung Joon : Saat melihat detektif kami mengepung tempat itu, aku berpikir, "Kurasa memang begitulah dia", lalu menyerah.


Sung Hoon menatap Eun Ki.

Sung Hoon : Aku harus bicara berdua dengan adikku.

Eun Ki : Ya, baiklah. Aku akan menunggu di luar.

Eun Ki pun turun ke bawah.


Sung Hoon dengan wajah gengsi, berkata, dia akan memperjelas sesuatu agar Sung Joon tidak salah paham.

Sung Hoon : Aku datang bukan untukmu. Aku ingin menangkap pelaku yang mengacaukan sidangku dengan tanganku sendiri. Bahkan jika pelakunya adalah kau.


Sung Hoon lalu memberikan laporan autopsi Pak Jung pada Sung Joon. Dia minta Sung Joon menjelaskan itu dulu. Sung Joon membaca laporan autopsi. Dia terkejut melihat foto kancing yang ditemukan di TKP.

Sung Joon memeriksa jaketnya. Dia mencocokkan kancing jaketnya dengan kancing di foto.

Dia pun heran dan bertanya2, kapan kancing itu lepas.

Sung Joon menatap kakaknya. Dia langsung menjelaskan kalau dia tidak tahu kenapa kancingnya bisa ada di atap. Dia bilang, tidak ada yang terjadi padanya dan Pak Jung hari itu.


Sung Hoon : Bagaimana dengan bukti yang ada di kasus pembunuhan motel? Kau  juga tidak tahu apa pun soal itu?

Sung Joon : Aku tahu kamu punya cukup alasan untuk mencurigaiku, tapi sungguh bukan aku, Hyung.

Sung Hoon : Kenapa kau menemui Jung Man Chun?

Sung Joon : Bedebah itu memintaku ke atap karena ingin mengatakan sesuatu.

Sung Hoon : Apa yang kalian bicarakan?

Sung Joon : Dia bilang pembunuh Baek Ji Eun membayarnya untuk berpura-pura menjadi pelakunya. Apa itu masuk akal? Jadi, kupikir dia mempermainkanku dan aku hampir memukul kepalanya. Tapi dia bilang putranya mengidap tumor otak. Dia melakukan itu demi uang, tapi dia takut pelaku sebenarnya akan membunuh putranya.


Sung Hoon : Bagaimana kau tahu keluarganya ada di motel?

Sung Joon : Jung Man Chun memberitahuku. Dia bilang rekamannya ada di sana.

Sung Hoon : Rekaman? Rekaman apa?

Sung Joon : Rekaman panggilan Jung Man Chun dan pembunuh Baek Ji Eun.

Sung Hoon membelalak, dia kaget, lantas? Kau menemukannya?

Sung Joon : Tidak. Saat aku tiba di motel...

Flashback...


Istri Pak Jung sudah bersimbah darah di lantai dengan pisau masih menancap di perutnya. Sung Joon melihat itu, langsung mengeluarkan pistolnya dan mencari si pelaku. Tapi tak menemukannya. Lalu dia mencoba mencari pelaku di kamar mandi, tapi yang dia temukan adalah Won Woong yang mengambang di bathup penuh air.

Sung Joon : Won Woong-ah!

Sung Joon langsung mengeluarkan Won Woong dari sana. Dia mencoba menolong Won Woong dengan melakukan CPR. Tak lama kemudian, Won Woong sadar kembali.


Tapi tiba2, istri Pak Jung memanggil Won Woong dengan suara lemas.

Sung Joon langsung mendekati istri Pak Kang.

Sung Joon : Bertahanlah sebentar lagi.

Sung Joon mau menghubungi petugas tapi istri Pak Jung memintanya menyelamatkan Won Woong. Setelah mengatakan itu, istri Pak Jung menghembuskan napas terakhir.


Sung Joon mencoba mencabut pisau yang ada di perut istri Pak Jung.

Tapi tiba2, Detektif Kang datang.

Flashback end...


Sung Joon : Tapi saat itu, Detektif Kang tiba di TKP.

Sung Hoon : Tunggu. Anak itu masih hidup?

Sung Joon : Ya. Dia pasti dibunuh setelah aku pergi.

Sung Hoon : Jika perkataanmu benar, artinya kamu tidak bersalah.


Sung Hoon lalu tanya kenapa Sung Joon kabur kalau tidak bersalah.

Sung Joon bilang dia gak kabur, dia cuma sembunyi demi keselamatannya.

Sung Joon : Detektif Kang tiba-tiba menembakkan peluru asli. Setelah itu, aku diculik dan kehilangan kesadaran.

Sung Hoon : Diculik? Oleh siapa?

Sung Joon : Pak Baek. Dia percaya aku pelaku yang membunuh putrinya.

Sung Joon lalu menunjukkan luka di perutnya.

Sung Joon : Aku disiksa. Aku hampir mati, Hyung. Kenapa aku bersembunyi jika tidak bersalah? Kau yang paling tahu kekuatan apa yang dimiliki sebuah bukti. Aku seperti tikus dalam perangkap. Jadi, bantulah aku.

Sung Hoon : Aku akan membantumu dengan satu syarat.

Sung Joon : Apa itu?

Sung Hoon : Diskusikan semuanya denganku mulai sekarang dan mintalah izin dariku.

Sung Joon : Baiklah.


Eun Ki menunggu di bawah. Dia terus melihat ke atas. Tak lama, dia melihat Sung Hoon turun.

Eun Ki : Kalian sudah selesai bicara?

Sung Hoon : Ya.

Eun Ki : Kau mau ke pengadilan, bukan? Aku akan mengantarmu.

Sung Hoon : Aku ingin tahu alasannya. Kenapa kau mengambil risiko besar dengan membantu Sung Joon.


Eun Ki : Aku berusaha membalas kebaikannya dan berakhir seperti ini.

Sung Hoon : Jika Sung Joon ditangkap, kau juga bisa menghadapi konsekuensi hukum.

Eun Ki : Aku juga tahu itu.

Sung Hoon : Kau pasti percaya Sung Joon tidak bersalah.

Eun Ki : Kau tidak memercayai adikmu, Hakim Ryu?

Sung Hoon terdiam mendengar itu.


Sung Joon melihat foto2 jasad Won Woong.


Kepala Yeom memarahi rekan2 Sung Joon.

Kepala Yeom : Bukan hanya salah satu dari kalian, tapi seluruh Unit Kejahatan Kekerasan gagal menangkap Ryu Sung Joon? Ini sebabnya orang menyebut kalian anjing penjaga, bukan polisi! Kalian semua. Katakan yang sebenarnya. Kalian sengaja melakukan ini, bukan? Kalian meloloskannya karena dia anggota kalian!

Kepala Yeon melirik Detektif Oh.

Kepala Yeom : Kapten Oh. Kau meremehkanku? Kau pikir aku tidak tahu situasinya karena terjebak di sini? Kau pikir aku tidak tahu kau sengaja menjatuhkan ponsel untuk mengacaukan penangkapan? Kau, serahkan tanda pengenalmu. Enyahlah. Orang seperti kau yang hanya melindungi anggotamu tidak pantas melayani masyarakat!


Para reporter masih menunggu di depan kediaman orang tua Ryu bersaudara.

Mereka kesal karena gak ada satu pun anggota keluarga Ryu yang keluar.


Di dalam, Pak Ryu dan Nyonya Na kaget mendengar dari Sung Hoon soal Sung Joon.

Tapi Nyonya Na malah marah. Dia bilang harusnya Sung Hoon memberitahu mereka dulu jika mendengar kabar dari Sung Joon.

Nyonya Na : Kenapa kau memberi tahu polisi dan membuat keadaan makin rumit?

Sung Hoon : Maafkan aku.

Pak Ryu membela Sung Hoon, Sung Hoon pasti berpikir tindakannya yang terbaik untuk Sung Joon.

Nyonya Na : Jika sangat memedulikan Sung Joon kenapa dia tidak tahu apa yang adiknya lakukan?

Nyonya Na lalu minta maaf pada Sung Hoon.

Nyonya Na : Kau pasti berada di posisi sulit karena Sung Joon juga. Ibu gelisah.

Sung Hoon : Jangan bilang begitu. Seperti kata ibu,  aku kurang memperhatikan Sung Joon.

Pak Ryu : Sejak saat itu, kau belum mendengar kabar dari Sung Joon lagi?

Sung Hoon : Belum.


Para reporter masih menunggu. Tak lama kemudian, Nyonya Na keluar. Para reporter langsung menghujaninya dengan pertanyaan.

"Anda sudah menghubungi putramu?"

"Apa putramu pembunuh berantai?"

"Apa kau berniat mundur?"


Dan Nyonya Na ingat kata2 Sung Hoon tadi padanya.

Sung Hoon : Jika bu berpikir untuk mundur dari pencalonan, jangan lakukan itu, Bu.

Nyonya Na : Sung Joon bukan pelakunya, benar?

Sung Hoon : Aku tidak yakin saat ini, tapi aku akan mengurus masalah Sung Joon. Jadi, lanjutkanlah pencalonan yang ibu lakukan selama ini. Seperti yang ibu lakukan sampai sekarang.

Flashback end...

Para reporter mendesak Nyonya Na bicara.

Nyonya Na mengangkat tangannya, memberi isyarat kalau dia akan bicara.

Nyonya Na : Belum lama ini, putraku bertaruh nyawa dalam situasi penyanderaan demi menyelamatkan seorang wanita. Dia polisi yang baik. Entah kenapa dia dijebak atas pembunuhan, tapi aku memercayai putraku. Kebenaran akan terungkap saat dia kembali. Mohon bersabar.

Reporter : Kau tidak akan mundur dari pencalonan menteri?

Nyonya Na : Kenapa aku harus mundur jika tidak malu tentang apa pun?

Di dalam, Pak Ryu dan Sung Hoon menonton wawancara Nyonya Na.


Sung Joon yang lagi tidur, memimpikan masa kecilnya yang buruk lagi.

Sung Joon ketakutan dan meracau, Hyung. Tolong aku.


Bersamaan dengan itu, Eun Ki datang membawa kotak P3K. Eun Ki mendengar racauan  Sung Joon. Eun Ki lantas duduk dan membuka kotak P3K. Tak lama kemudian, Sung Joon terbangun dan melihat Eun Ki.

Sung Joon : Apa yang kau lakukan?

Eun Ki duduk menghadap Sung Joon.

Eun Ki : Bersiap. Jika kau sudah bangun, duduklah, biar kubersihkan lukamu.

Sung Joon duduk, tidak, tunggu. Kau punya izin dokter atau perawat?

Eun Ki : Ibuku seorang perawat.

Eun Ki membuka plester di pipi Sung Joon. Sambil membersihkan luka Sung Joon, dia membahas mimpi Sung Joon.

Eun Ki : Kau pasti bermimpi. Sepertinya bukan tentang romansa.

Sung Joon : Mimpiku tentang horor. Aku anak kecil yang dikejar monster. Meski berusaha keras untuk kabur, aku tidak bisa. Pada akhirnya, aku selalu ketahuan dan bangun tepat sebelum dimakan.


Eun Ki : Begitu rupanya. Lumayan untuk film horor. Setidaknya kau bersama kakakmu.

Sung Joon : Bagaimana kau tahu aku bersama kakakku di mimpiku?

Eun Ki : Kau terus memanggilnya.

Sung Joon : Apa aku mengatakan hal lain?

Eun Ki : Tidak. Kau hanya memanggil kakakmu.


Eun Ki selesai membersihkan luka Sung Joon.

Eun Ki : Kau akan menjadi setinggi apa jika masih bermimpi buruk di usiamu saat ini? Kau merasa sangat gelisah?

Sung Joon berdiri dan berkata dia tidak gelisah.

Sung Joon : Aku punya persembunyian yang aman dan orang yang bersedia merawatku. Aku sama sekali tidak gelisah.


Eun Ki memberikan Sung Joon pakaian baru.

Eun Ki : Aku akan mencuci pakaianmu yang penuh darah. Pakailah ini.

Sung Joon : Kau membelikanku pakaian? Jangan lakukan itu. Jika polisi memeriksa transaksi kartu kreditmu dan melihat kau membeli pakaian pria, mereka akan langsung mencurigaimu. Ini sebabnya aku seharusnya mengajarimu cara mengelabui polisi. Apa yang harus kita lakukan?

Eun Ki : Ini pakaianku. Ini pakaian uniseks. Cobalah.


Sung Joon terpaksa memakai pakaian Eun Ki.

Baju yang dipakainya berwarna pink dan bergambar doggy, ditambah bajunya sangat ketat.

Sung Hoon kemudian datang membawa koper. Dia melongo melihat pakaian yang dipakai adiknya.

Sung Joon : Eun Ki meminjamiku pakaian.


Sung Hoon memberikan koper yang dibawanya pada Sung Joon. Dia menyuruh Sung Joon mengganti pakaian.

Sementara Eun Ki menahan tawanya melihat Sung Joon memakai pakaiannya.


Sung Joon membongkar koper yang dibawa kakaknya. Dia senang saat melihat ada borgol di sana.

Sung Joon : Bagus, ada borgol. Sudah lama aku tidak melihat ini. Aku sangat merindukan ini.

Sung Hoon juga memberikannya uang.

Sung Joon menunjukkan ke Eun Ki berapa banyak uang yang diberikan kakaknya.

Sung Joon : Eun Ki. Makanan, obat, pengeluaran lain untukku, akan kubayar penuh dengan ini.

Eun Ki : Bagus, terima kasih.


Sung Joon juga diberikan kunci sepeda motor.

Sung Hoon : Tempat parkir mal seberang jalan. B13, basemen lantai dua. Kau akan menemukan motor diparkir.

Sung Joon : Motor?

Sung Hoon : Ini ponsel yang akan kita pakai untuk saling menghubungi.

Sung Hoon memberikan ponsel baru pada Sung Joon dan Eun Ki.

Eun Ki : Aku juga?

Sung Hoon : Mundurlah jika kau mau. Masih ada waktu.

Eun Ki : Aku tidak bisa mundur sekarang.


Sung Joon : Eun Ki. Kakakku hebat, bukan? Dia tidak hanya teliti dalam bekerja. Dia juga seperti itu dalam kehidupan sehari-hari. Kau akan terkejut melihat isi kulkas kami. Semuanya sejajar. Dia menyusun sangat rapi seperti robot.

Sung Hoon marah, kau tidak seharusnya bercanda.

Sung Joon : Benar.


Sung Hoon : Rekaman pembicaraan Jung dengan pembunuh Baek ada di motel?

Sung Joon : Ya.

Sung Hoon : Jung mengatakan lokasi tepatnya?

Sung Joon : Dia bilang jika aku pergi ke motel, istrinya akan memberikannya padaku.

Sung Hoon : Jika istrinya memilikinya, kemungkinan polisi menemukannya.


Eun Ki : Haruskah aku mencari tahu apa polisi memilikinya?

Eun Ki pun menghubungi Seok Goo.

Seok Goo sendiri lagi ngintai sama Detektif Kang. Ponselnya berbunyi. Dia langsung gelisah dan menunjukkan ke Detektif Kang siapa yang menelponnya. Ya, dia menamai kontak Eun Ki dengan nama 'Pacarku'.

Seok Goo : Hei, Sayang. Ada apa?

Eun Ki : Kau sendirian?

Seok Goo : Aku sedang mengintai dengan detektif senior.

Eun Ki : Kalau begitu, jawab ya atau tidak untuk pertanyaanku. Di antara bukti dari motel, apa ada rekaman? Ada suara pembunuhnya di sana.

Seok Goo : Tidak. Tidak, tidak ada.

Eun Ki : Baik, terima kasih. Sampai jumpa.


Eun Ki menyudahi panggilannya.

Sung Joon : Jika polisi tidak memilikinya, pembunuhnya memilikinya. Untuk apa lagi dia pergi ke motel?

Sung Hoon : Apa tidak ada lagi bukti siapa pembunuh sebenarnya?

Sung Joon berpikir sejenak, tak lama kemudian, dia ingat sesuatu.

Sung Joon : Hampir lupa. Ada satu lagi.


Di kamarnya, Pak Baek tengah menatap fotonya dengan Ji Eun. Dia menangis lagi. Tak lama, suara Yoon Jae yang ada di rekaman terngiang2 di telinganya.

Yoon Jae : Kau ingin tahu siapa aku? Namaku Yoon Jae. Jung Yoon Jae.

Kamera menyorot belakang foto Pak Baek dan Ji Eun. Ada sebuah flashdisk tertempel di sana!


Sung Hoon dan Pak Baek ketemuan di tepi sungai.

Pak Baek tanya, kenapa Sung Hoon mau menemuinya.

Sung Hoon : Kau tahu Sung Joon muncul beberapa hari lalu, bukan?

Pak Baek : Ya. Aku melihatnya di berita.

Sung Hoon : Dia memberiku catatan hari itu dengan informasi mengejutkan. Bahwa kau menculik dan menyiksanya, bahkan mencoba membunuhnya.

Pak Baek : Tidak mungkin.

Sung Hoon : Ada juga rumor bahwa kau mendengar suara si pembunuh. Boleh aku mendengarnya juga?

Pak Baek : Aku tidak mengerti maksudmu.

Sung Hoon : Sung Joon bilang dia dijebak.

Pak Baek : Kau memercayainya?

Sung Hoon : Kenapa kau sangat yakin bahwa Sung Joon pembunuhnya?

Mendengar itu, Pak Baek terdiam.


Ponsel Pak Baek tiba2 berbunyi. Telepon dari istrinya.

"Yeobo, kau tahu siapa yang baru saja datang? Pacar Ji Eun."

"Pacar Ji Eun?"


Pak Baek yang akhirnya sadar pacar Ji Eun itu siapa, langsung pulang.

Pacar Ji Eun adalah Sung Joon. Dia mencari-cari flashdisk itu di kamar Ji Eun, tapi tak menemukannya.

Tak lama, dia mendengar ada yang datang.


Pak Baek menyuruh istrinya diam, lalu mengambil pisau di dalam lemari. Setelah itu dia membuka pintu kamarnya secara perlahan tapi tak ada pacar Ji Eun di sana. Lalu dia membuka kamar Ji Eun.

Sung Joon bersembunyi di balik pintu. Pak Baek yang sadar pacar Jin Eun dibalik pintu, langsung mengambil ancang-ancang. Tapi Sung Joon berhasil menjatuhkan Pak Baek dengan mendorongnya. Sung Joon lantas kabur.


Pak Baek mau mengejar, tapi dia dipanggil istrinya.

"Yeobo, kau sedang apa? Cepatlah. Lilinnya meleleh."

Istrinya lalu menyalakan lilin di atas kue ultah Ji Eun dan menyanyikan lagu selamat ultah.

Pak Baek yang kesal, merusak hiasan ulang tahun di dinding.

Nyonya Baek berusaha menghentikannya.

Pak Baek juga mau melempar kue ultah Ji Eun. Nyonya Baek berusaha mencegah, tapi Pak Baek malah mendorongnya hingga kepalanya membentur meja dan ia terjatuh ke lantai.

Pak Baek membanting kue itu. Tak lama kemudian, dia menoleh ke arah istrinya dan menemukan istrinya sudah tewas dengan kepala bersimbah darah.

Pak Baek menjerit sekuat2nya.


Sung Joon kembali ke tempat Eun Ki. Sung Hoon juga sudah di sana.

Sung Joon : Aku tidak menemukan apa pun. Aku mencari di ruang tamu, kamar yang besar dan kecil, tapi aku tidak menemukan apa pun.

Eun Ki : Bagaimana jika rekaman itu memang tidak ada?

Sung Joon : Jika bukan begitu, mungkin pelakunya tiba di sana sebelum aku.


Dan benar saja! Rekaman itu sudah berada di tangan si pelaku sekarang.

Si pelaku membakar rekaman itu.


Pak Baek menaruh mayat istrinya di dalam lemari pendingin.

Pak Baek : Jangan membenciku. Semua ini salah Yoon Jae.


Sung Hoon dan Sung Joon membahas kasus pembunuhan itu dari awal lagi. Eun Ki juga ikut.

Sung Hoon menunjuk Sung Joon.

Sung Hoon : Kau tersangka utama dalam ketiga kasus ini. Dengan dalih bahwa pembunuh di balik kasus Baek Ji Eun, Yeom Hye Jin, dan keluarga Jung Man Chun adalah orang yang sama, jika bisa mendapatkan bukti mengenai salah satu kasus ini, kita bisa membersihkan namamu dari tuduhan pembunuhan berantai. Pertama, ini.

Sung Hoon menunjuk ke papan tulis yang sudah disiapkannya untuk menggelar bukti2.

Sung Hoon : Ada bukti dari lantai atap tempat Jung Man Chun jatuh yang belum diketahui polisi.

Sung Joon : Apa itu?

Sung Hoon : Tepat setelah Jung Man Chun jatuh, ada seorang pria di lantai atap.

Eun Ki : Bagaimana kita bisa menemukan pria yang tidak bisa ditemukan polisi?

Sung Hoon : Tepat sebelum Jung Man Chun jatuh, aku menunggu di penyeberangan depan rumah sakit. Saat itu, ada drone di udara.

Flashback....


Sung Hoon menunggu di penyebrangan depan RS tempat Pak Jung dirawat. Saat mendongak ke atas, dia melihat drone di atap gedung RS.

Flashback end...


Eun Ki : Drone itu mungkin merekam sesuatu di lantai atap.

Sung Joon : Menerbangkan drone di dalam kota itu ilegal. Jika bertanya kepada polisi, kita bisa cari tahu siapa penggunanya.

Eun Ki : Haruskah aku menelepon Seok Goo?

Sung Hoon : Tidak. Aku akan memeriksa drone itu. Sung Joon-ah, periksa semuanya tentang pembunuhan Baek Ji Eun dan Yeom Hye Jin dan coba lihat apa kita melewatkan sesuatu.


Sung Joon protes, Hyung, kau ingin aku hanya duduk di sini dan memeriksa semuanya?

Sung Hoon : Apa lagi yang bisa kau lakukan sekarang?

Sung Joon : Aku yakin bisa menemukan sesuatu.

Eun Ki menenngahi mereka.

Eun Ki : Kenapa kalian bertengkar? Kita satu tim. Mari bersemangat, ya?

Sung Hoon menyuruh Eun Ki mengawasi Sung Joon agar Sung Joon gak melakukan hal yang bodoh lagi.


Sementara itu, Soon Gil menunggu di pinggir jalan dengan taksinya.

Tak lama, dia melihat Yu Na di sebrang jalan. Yu Na mabuk.

Soon Gil yang tadinya memasang status 'ada penumpang' di taksinya, langsung menukar status taksinya dengan 'kosong' begitu melihat Yu Na. Yu Na mendekat ke taksi Soon Gil. Soon Gil senang.

Soon Gil : Selamat datang. Mau kuantar ke mana?


Soon Gil membawa Yu Na ke hutan. Yu Na sendiri tertidur di dalam perjalanan. Saat bangun, dia terkejut mendapati dirinya ada di dalam hutan. Soon Gil sendiri sudah tak ada di taksi.

Tiba2, seorang pria berjas hujan menyeretnya keluar dari taksi.


Eun Ki tengah menyetir saat Yu Na menghubunginya.

Eun Ki : Kau melarangku ikut campur. Ada apa?

Yu Na : Tolong aku.

Eun Ki : Apa maksudmu? Yu Na-ya?


Yu Na sendiri sudah babak belur. Dia ketakutan dan terus meminta tolong pada Eun Ki.

Tapi si pelaku kemudian datang dan mencampakkan ponselnya.

Si pelaku kemudian mengambil batu dan memukul Yu Na.


Sekarang, Eun Ki sudah bersama para detektif di pinggir hutan tempat Soon Gil membawa Yu Na.

Detektif Na memberikan arahan, kalian membawa tongkat masing-masing, bukan? Periksa cahaya senter kalian. Inilah situasi saat ini. Kami melacak ponsel Kwon Yu Na dan sinyalnya terakhir terdeteksi di sekitar sini. Begitu kita mendapat bantuan...

Eun Ki yang cemas, langsung menerobos mencari Yu Na.

Para detektif mengikutinya.


Tak lama, Eun Ki menemukan Yu Na terkapar di hutan.

Eun Ki nangis dan memeluk Yu Na.

Tapi tak lama, tangan Yu Na bergerak.

Yu Na : Kau berisik sekali.

Eun Ki lega Yu Na masih hidup.


Sekarang, Yu Na sudah di rumah sakit bersama Eun Ki, Detektif Kim dan Detektif Na.

Detektif Na : Jadi, kesimpulannya, kau meninggalkan kelab malam dan naik taksi. Kau tertidur dan saat kau bangun, sopir taksi itu tiba-tiba menyeretmu ke hutan dan melakukan ini, bukan?

Yu Na kesal, sial. Berapa kali harus kukatakan?

Detektif Na : Kami hanya perlu memastikan. Kau ingat pelat nomor atau perusahaan taksinya?

Yu Na : Aku bahkan tidak ingat wajah sopir itu. Apa aku akan ingat hal seperti itu?

Detektif Na : Aku penasaran tentang satu hal. Kenapa kau begitu marah?

Yu Na : Karena kau membuatku marah. Kau tidak menangkap pelakunya. Kenapa kau menggangguku, padahal aku terluka?

Eun Ki : Baik, Yu Na. Istirahatlah. Detektif, mari berhenti untuk saat ini. Akan kuberi tahu jika Yu Na ingat sesuatu.

Detektif Na : Ya, kurasa itu yang terbaik.

Saat kedua detektif mau pergi, Yu Na mengatakan kalau bedebah itu punya tato.

Flashback....


Yu Na menghindari saat akan dipukul pakai batu oleh Soon Gil.

Soon Gil kesal dan menendangi Yu Na. Yu Na pun tak sadarkan diri.

Soon Gil melepas jas hujannya dan menggaruk2 bagian lengannya yang ada tatonya.

Yu Na sadar kembali, samar2 dia melihat tato Soon Gil.


Yu Na pun mulai menggambar tato Soon Gil di buku notes.


Soon Gil baru saja keluar dari kedai taksi. Tapi tiba2, dia melihat Pak Baek. Mereka berbicara.

Soon Gil : Tapi ini sungguh tidak terduga. Maksudku, Ryu Sung Joon adalah Yoon Jae. Aku tidak tahu.

Pak Baek : Bukankah pria yang kau lihat di pengadilan adalah Yoon Jae?

Soon Gil : Bukan, pria yang kulihat bukan Yoon Jae. Nomor Tujuh.

Pak Baek : Nomor Tujuh?

Soon Gil : Kau tahu, anak yang punya bekas luka bakar. Moon Kang, pasti ada alasan orang-orang ini muncul bersamaan.

Pak Baek : Maksudmu mereka berkolusi membunuh Ji Eun dan putri Pak Kepala Yeom?

Soon Gil : Mereka pasti mampu melakukannya. Aku akan menyelidiki Nomor Tujuh.


Dalam perjalanan, Soon Gil menghubungi si nomor 7.

Soon Gil : Sudah lama tidak berkabar. Ini aku, Pak Choi. Anjing Gila mencarimu. Tapi haruskah aku menyerahkanmu kepadanya? Entahlah. Masalahnya, aku butuh uang. Aku akan memutuskan setelah melihat tindakanmu. Beri tahu aku jika kau siap.

Lalu Soon Gil menggaruk tatonya lagi.


Eun Ki pun menunjukkan foto tato yang digambar Yu Na pada Sung Joon dan Sung Hoon.

Eun Ki : Dia punya tato di lengannya.

Sung Joon : Dia yakin ini tatonya?

Eun Ki : Seok Goo juga terkejut melihat tato ini tadi. Kenapa?

Sung Joon : Aku pernah melihatnya di lengan Pak Choi. Bolehkah aku melihat foto kondisi Yu Na saat ini?

Eun Ki menunjukkan foto2 Yu Na.

Eun Ki : Beginilah kondisinya pagi ini.

Sung Joon : Hyung, lihat ini. Dia paling sering dipukul di wajah dan tubuh bagian atas. Mirip dengan Yeom Hye Jin.

Sung Joon : Jadi, maksudmu pembunuh Yeom Hye Jin adalah Pak Choi?

Sung Joon : Dahulu Pak Choi memukuli istrinya. Saat istrinya kabur, dia butuh pelampiasan kemarahan. Mungkin dengan memukuli wanita seperti Yeom Hye Jin dan Yu Na yang pulang sendirian saat larut malam.

Sung Hoon : Teori itu masuk akal, tapi foto-foto ini dan catatannya tidak cukup untuk membuat kasus.

Sung Joon : Aku tahu itu. Kita butuh bukti kuat seperti saksi atau DNA.


Sung Joon lalu membaca tulisan Sung Hoon di papan.

"Kasus Pembunuhan Yeom Hye Jin. Korban, Yeom Hye Jin, 33 tahun"
"Ditemukan di taman bunga, Taman Mooyoung, oleh penjaga"

Dan, Sung Joon teringat sesuatu.

Sung Joon : Bukankah dia bilang pria itu punya luka di lengan dan tatonya?

Eun Ki : Ya, dia bilang ada bekas goresan di lengannya.

Sung Joon : Sung Hoon. Bagaimana jika orang yang memberinya luka itu Yeom Hye Jin? Maka DNA Pak Choi akan ditemukan saat autopsi.

Sung Hoon : Bagaimana jika mereka tidak bisa menemukannya karena kukunya patah? Bukankah sudah terlambat untuk menemukan kuku yang patah?

Sung Joon : Tidak, belum terlambat. Karena aku sudah menemukannya.


Sung Joon menemui dokter forensik. Dia membawa kuku Hye Jin.

Hari itu, tanggal 19 April 2022, Sehari setelah jasad Yeom Hye Jin ditemukan.

Sung Joon bilang, itu kuku Hye Jin. Mendengar itu, dokter forensik langsung tertarik.

Dokter : Tapi dari mana kau mendapatkan ini?

Sung Joon : Di taman tempat jasad Yeom Hye Jin ditemukan. Aku menelusuri seluruh jalur untuk menemukannya. Kau lihat noda darah ini, bukan? Bukankah mungkin ada sesuatu di sana?

Flashback end....


Dokter forensik masuk ke mobilnya, tapi tiba2 seorang pria menerobos masuk mobilnya. Sontak lah dia menjerit, tapi pria itu adalah Sung Joon. Sontak lah dia marah.

Dokter : Hei, Ryu Sung Joon!

Sung Joon : Kau akan melaporkanku? Kalau begitu, aku akan pergi.

Dokter : Dasar bedebah gila! Dari mana saja kau? Kau baik-baik saja?

Sung Joon : Aku tidak menyangka akan mendengarmu mengatakan itu.

Dokter : Menurutmu bagaimana perasaanku melihatmu kabur padahal kau biasa mengejar tersangka? Apa yang terjadi?

Sung Joon : Ceritanya panjang. Ini film laris berdurasi 2,5 jam. Kuberi tahu saat kita ada waktu. Kuku jari Yeom Hye Jin yang kubawa hari itu. Hasil tesnya sudah ada?

Dokter : Astaga... Tentu saja ada. Kami menemukan DNA orang tidak dikenal dari kuku jarinya.


Sekarang, Sung Joon sedang di perjalanan. Sambil mengendarai motornya, dia menghubungi kakaknya.

Sung Joon : Artinya mereka memeriksanya di basis data DNA polisi dan tidak menemukan kecocokan, yang artinya aku bukan lagi tersangka dalam pembunuhan Yeom Hye Jin.

Sung Hoon : Apa polisi tahu soal ini?

Sung Joon : Ya. Tentu saja mereka tahu. Semua aman.

Sung Joon sangat bahagia.


Detektif Kang menemukan amplop dari Sung Joon di meja Detektif Oh.

Dia membacanya dan langsung memberikannya ke Kepala Yeom.


Kepala Yeom : Ryu Sung Joon membawa kuku ini?

Detektif Kang : Ya. Dia meminta mereka menganalisis bukti tanpa sepengetahuan kita dan jelas ini mencurigakan. Dia mungkin berusaha mengacaukan penyelidikan dengan memanipulasi bukti.

Kepala Yeom : Siapa lagi yang tahu soal kuku ini?

Detektif Kang : Hanya dokter forensik dan mereka yang bekerja di lab.

Kepala Yeom : Seperti katamu, ini bisa menyebabkan kebingungan dalam penyelidikan, jadi, jangan beri tahu siapa pun untuk sementara.

Detektif Kang mengerti dan pergi.

Kepala Yeom bingung, apa yang terjadi? Bukan Yoon Jae yang membunuh Hye Jin?


Sung Joon memakai helmnya dan pergi ke Restoran Inseong. Dia bilang pada si ajumma, dia mau mengambil pesenan dari Kepolisan Moonyoung. Ajumma bilang, para polisi tak memesan apa-apa.

Sung Joon : Mereka memesan satu porsi gukbap.

Mendengar itu, ajumma mengerti dan langsung menyiapkan pesenan Sung Joon.


Tak lama, Detektif Kim datang dan memesan gukbap juga. Lalu dia duduk kursi.

Sung Joon pura2 mengikat tali sepatunya. Detektif Kim pindah ke dekat Sung Joon.

Detektif Kim memberikan sebuah amplop pada Sung Joon.

Detektif Kim : Hakim memberiku ini. Laporan mengenai pesan teks dan lokasi para juri saat itu.

Sung Joon : Bagaimana dengan analisis DNA kuku? Bagaimana hasilnya?

Detektif Kim : Aku belum melihat laporannya.

Sung Joon : Apa maksudmu?

Detektif Kim : Dokter forensik mengirimkannya ke tim. Masalahnya, Detektif Kang datang lebih awal dan mengambil amplop dari meja Kapten Oh. Mungkin itu laporannya.


Detektif Kang datang. Detektif Kim langsung menggeser duduknya. Sebelum masuk, Detektif Kang sempat melihat motor Sung Joon di depan restoran.

Ajumma memberikan gukbap pada Sung Joon.

Dia yang tahu itu Sung Joon, memegang tangan Sung Joon.

Detektif Kang melihatnya. Sung Joon kemudian pergi dan Detektif Kang tidak curiga sedikit pun.


Di tempat Eun Ki, Sung Joon membaca laporan mengenai pesan teks dan lokasi para juri saat membalas pesan teksi yang tadi diberikan Detektif Kim.

Tak lama, dia mencurigai sesuatu.


Soon Gil berjalan menuju rumahnya, tapi tiba2 dia mendengar suara siulan.

Soon Gil menoleh tapi tak menemukan siapapun tapi dia tahu itu si pelaku.

Soon Gil kembali berjalan menuju rumahnya.

Si pelaku muncul dan melihat Soon Gil masuk ke dalam kamar.


Soon Gil sudah kekenyangan makan ramen dan minum soju.

Tiba2, pintunya diketuk.

Soon Gil : Masuklah!

Soon Gil kemudian tertawa, sudah kuduga itu kau. Dugaanku benar.


Eun Ki, Kyung Ja, Chul Ho dan Young Ki ada di restonya Charles. Young Ki membagikan undangan pernikahan putrinya kepada mereka semua.  Young Ki bilang, dia tidak memaksa mereka semua datang tapi dia akan senang jika mereka datang dan menikmati hidangan di pesta putrinya.

Kyung Ja : Ini tempat yang mewah. Kau pasti mengeluarkan biaya besar.

Young Ki : Dia putriku satu-satunya, jadi, aku lebih royal.  Bagaimanapun, aku khawatir. Kau harus menikahkan anakmu selagi masih bekerja. Setelah aku pensiun, mengirim undangan ini pun sulit. Kebanyakan tamu pernikahan diundang oleh orang tua. Bagaimana jika tidak ada yang datang? Aku khawatir.

Kyung Ja : Astaga, tidak mungkin. Kau punya banyak teman.

Young Ki : Kalian senggang hari itu, bukan?

Kyung Ja : Aku pasti bisa hadir karena aku pekerja lepas, tapi akan sulit baginya karena restoran ini.

Charles : Aku akan minta orang menggantikanku.

Eun Ki : Aku juga bisa hadir karena Sabtu ini aku libur.

Young Ki : Astaga! Terima kasih, semuanya. Omong-omong, di mana Pak Jung?

Tak lama, In Sung masuk. Dia minta maaf karena terlambat.

Young Ki langsung memberikan undangannya.

Chul Ho tanya In Sung tadi lewat jalan mana.

In Sung bilang jalan Olympic, ada kecelakaan.

Chul Ho : Astaga. Siapa yang menyebabkan kecelakaan saat jam sibuk?

Young Ki : Sekarang kita tinggal menunggu Pak An dan Pak Choi?


Sung Joon ke rumah Soon Gil, tapi sampai di sana, dia malah menemukan Soon Gil sudah dalam posisi tengkurap dan kepala bersimbah darah. Sung Joon kaget dan bertanya-tanya apa yang terjadi.

Tak lama, dia mendengar suara ponsel Soon Gil. Ternyata Soon Gil menaruh ponselnya di atas jam besar.

Sung Joon menerima panggilan di ponsel Soon Gil, tapi dia tidak bersuara.

In Sung : Pak Choi. Ini aku, In Sung. Kita pernah menjadi juri bersama.

Karena Soon Gil tak menjawab, In Sung heran, Pak Choi? Bukankah ini nomor Pak Choi?

Sung Joon mematikan panggilan In Sung.

Sung Joon lalu mendengar sirine polisi.


Rekan2 Sung Joon datang. Sung Joon bergegas kabur dengan melompati jendela.

Rekan2 Sung Joon masuk. Detektif Oh menyalakan lampu. Dan, mereka menemukan Soon Gil tergeletak. Detektif Oh memeriksa kondisi Soon Gil. Dia bilang, Soon Gil masih bernapas dan menyuruh Detektif Na menelpon ambulans.

Detektif Kang teringat motor besar yang dia lihat di seberang rumah Soon Gil. Curiga, dia pun keluar, tapi motor itu sudah tidak ada.


Sung Hoon di rumah Eun Ki. Dia kesal karena Sung Joon gak ada. Karena sudah terlalu lama menunggu Sung Joon tapi Sung Joon nya gak datang2, Sung Hoon memutuskan pergi. Tapi tepat saat dia mau pergi, Sung Joon pulang. Sung Joon dengan wajah menunduk, langsung duduk di kasur.

Sung Hoon marah, Ryu Sung Joon! Apa yang kau lakukan!

Sung Joon : Pak Choi diserang.

Sung Hoon : Apa?

Sung Joon : Kepalanya dipukul. Tampaknya dia dalam kondisi kritis.

Sung Hoon : Kau pergi ke rumah Pak Choi?

Sung Joon : Ya.

Sung Hoon : Sudah kubilang jangan pergi ke mana pun tanpa seizinku. Ada apa denganmu? Dasar...

Tapi Sung Hoon kemudian meralat ucapannya.

Sung Hoon : Tidak, kau selalu seperti ini. Seumur hidupmu, kau tidak pernah memedulikan orang lain dan selalu berbuat semaumu. Kau tahu apa yang dialami keluarga kita karena ulahmu? Tentu saja kau tidak akan tahu. Kau hanya memedulikan dirimu sendiri, dasar egois.


Sung Joon berdiri, dia marah.

Sung Joon : Aku tidak punya pilihan.

Sung Hoon : Kenapa itu selalu menjadi alasanmu?

Sung Joon : Detektif Kang menyembunyikan laporan dari Badan Forensik Nasional. Kolegaku tidak menyelidiki kasusnya dan kau mau aku diam saja? Lihat.

Sung Joon memberikan laporan pesan teks dan lokasi para juri saat itu.

Sung Joon : Ini dari hari kematian Yeom Hye Jin. Ini menunjukkan pesan para juri dan lokasi mereka saat itu. Hanya Choi Soon Gil yang ada di taman saat dia dibunuh. Jika dia memang pembunuhnya, DNA di bawah kukunya pasti miliknya. Jadi, aku hendak mengambil sikat giginya. Aku merasa bersalah kau mengalami ini karena aku, jadi, aku ingin membersihkan namaku. Karena itu aku melakukannya. Puas!


Mendengar penjelasan Sung Joon, Sung Hoon pun melunak dan menyuruh Sung Joon duduk.

Sung Hoon : Selain Pak Choi, apa ada orang lain di TKP?

Sung Joon : Aku tidak melihat orang lain.

Sung Hoon :  melihat hal mencurigakan?

Sung Joon : Aku menemukan ini tersembunyi di atas jam dindingnya.

Sung Joon memberikan ponsel Soon Gil ke Sung Hoon.

Sung Hoon memeriksa ponsel Soon Gil. Dia terkejut karena menemukan rekaman suara di sana.

Sung Hoon :  Ada rekaman. Rekaman hari ini.

Mereka sama2 mendengarkan rekaman itu.

Mereka mendengar suara pintu digedor. Lalu terdengar suara Soon Gil yang menyuruh orang diluar masuk.


Soon Gil : Sudah kuduga itu kau. Dugaanku benar. Hari itu, apa itu di ruang sidang? Aku kebetulan melirikmu saat sidang dan sepertinya kau mengenalinya. Saat itu, kalian memanggilnya Anjing Gila. Kau memelototi Anjing Gila. Saat melihat bekas luka bakar di punggung tanganmu, aku sadar kau ada di sana hari itu. Kau Nomor Tujuh (anak kedua). Jangan bilang kau datang dengan tangan kosong. Sudah kuperingatkan bahwa Anjing Gila mencarimu.

Anak kedua : Nomor 24 (anak ketiga, yang tewas setelah ditabrak dan dilindas mobil penjaga).

Soon Gil : Kau membuat keributan karena Nomor 24? Ayolah. Jujur saja. Nomor 24 mati karenamu. Andai kau tidak mengadu, Nomor 24 pasti masih hidup.

Soon Gil membalikkan badannya.

Anak kedua mengambil botol soju kosong di atas kulkas dan memukul kepala Soon Gil.


Sung Joon dan Sung Hoon bingung.

Sung Joon : Dia bilang pelakunya ada di ruang sidang hari itu. Di mana Pak Choi duduk hari itu?

Sung Hoon mencoba mengingat, dia duduk di belakang. Kursi kedua dari ujung.

Sung Joon : Berapa tangan orang yang bisa kita lihat dari kursi itu?

Sung Hoon : Kita mungkin bisa melihat hampir semua orang, kecuali mereka yang duduk di barisan terakhir. Jika kita mengecualikan wanita dan lansia...

Sung Joon : Pelakunya ada di ruangan itu hari itu.


Besoknya, Sung Joon ke rumah Soon Gil. Sambil terus mendengarkan rekaman, dia masuk ke rumah Soon Gil. Dimulai dari menggedor pintu, seperti yang terdengar di kamar. Lalu perlahan2 Sung Joon masuk dan terus mendengarkan rekaman. Tapi kemudian Sung Joon menyadari langkah yang berbeda dari si pelaku.

Sung Joon : Pria ini berjalan perlahan. Apa itu disengaja?

Sung Joon lalu mengambil botol dan membayangkan saat si pelaku memukul kepala Soon Gil.


Sung Hoon juga mendengarkan rekaman itu di ruangannya, sambil mengetuk2kan ujung pensil ke meja.

Sung Hoon pun juga menyadari sesuatu,

Sung Hoon : Langkah kaki kiri dan kanan terdengar berbeda. Perbedaan langkah berarti...


Sung Hoon menghubungi Sung Joon.

Sung Joon sendiri sudah beranjak keluar dari rumah Soon Gil.

Sung Hoon : Turuni tangga sesuai waktu dalam rekaman.

Sung Joon : Baiklah.


Sung Joon perlahan menuruni tangga. Tapi kemudian, dia kembali sadar akan sesuatu dan mengubah langkahnya. Dia menuruni tangga, seperti orang pincang.

Sung Joon pun ingat siapa yang kakinya pincang di persidangan hari itu.

Flashback...


Sung Joon keluar dari gedung pengadilan dan melihat In Sung bicara dengan Tae Ho.

In Sung mengajak Tae Ho ikut serta makan malam dengan mereka di restoran Charles. Tapi Tae Ho menyuruh In Sung duluan, dia nanti akan menyusul. In Sung pun beranjak pergi. Setelah In Sung pergi, Sung Joon melihat Tae Ho pergi. Dia memperhatikan langkah Tae Ho. Tae Ho pincang.

Flashback end...


Sung Joon melepaskan maskernya dan tersenyum, aku menemukan pembunuhnya.

Next episode :

Pak Baek mengancam Nyonya Na. Dia akan menyakiti Sung Hoon jika Nyonya Na tidak menyerahkan Sung Joon kepadanya.

Di hari pernikahannya, Kang Han Na (putri Young Ki) diserang.

*Apa Nyonya Na akan menyerahkan Sung Joon demi melindungi Sung Hoon? Eh tapi si Pak Baek masih aja nuduh Sung Joon pelakunya padahal si Soon Gil udah ngasih kesaksian kalau pelakunya si anak kedua.

0 Comments:

Post a Comment