Blind Eps 7

 All Content From tvN
Penulis : Catatan-Iza
Sinopsis Lengkap : Blind
Sebelumnya : Blind Eps 6
Selanjutnya : Blind Eps 8

Anak-anak sedang mengeluarkan box-box dari dalam mobil kontainer. Mobil kontainer itu bertuliskan 'Distribusi Seondae'.

Anak pertama memberikan dus ke Yoon Jae. Dia bilang, itu berat.


Tapi si anak keempat yang tengah membawa dus, terjatuh karena tersandung. Isi dusnya berserakan keluar. Semua melihat, mereka mengeluh karena harus makan kentang lagi.

Melihat itu, si anak pertama langsung memeriksa isi dus yang ada di dalam mobil box. Isinya kentang, padahal tulisan di atas dus, daging sapi 5 kilogram.


Soon Gil melihat anak keempat. Lalu dia berjalan menuju si anak keempat. Anak pertama yang melihat itu, langsung melindungi anak keempat. Dia membantu anak keempat berdiri dan bergegas memunguti kentang2 itu. Soon Gil yang melihat itu, batal mendekati anak keempat dan beranjak pergi.


Supir memberikan bon ke direktur panti asuhan.

Di sana tertulis, sirloin sapi Korea dan tenderloin sapi Korea.

Direktur lalu memberikan uang kepada supir.

Tebak si supir siapa? Pak Kang!!! Btw, itu si direktur Nyonya Na bukan sih??


Pak Kang lalu beranjak keluar dan menelpon istrinya.

Pak Kang : Yeobo, kau sudah menemukan guru piano untuk Ha Na? Apa yang kau lakukan? Dia akan berkecil hati. Jangan mencemaskan soal uang. Carilah lulusan universitas ternama. Kita punya uang. Kau mau makan daging sapi malam ini?


Pak Kang langsung menyudahi teleponnya karena melihat Yoon Jae memandangi kontainer nya yang sudah kosong.

Pak Kang mendekati Yoon Jae.

Pak Kang : Sedang apa kau disini?

Yoon Jae menatap tajam Pak Kang.

Pak Kang kaget ditatap seperti itu, dasar anak nakal! Minggir!

Pak Kang menjauhkan Yoon Jae dari kontainernya. Dia menutup kontainernya, lalu bergegas masuk ke dalam mobil.


Yoon Jae terus menatap tajam Pak Kang. Pak Kang melihat roti cokelatnya, tak lama, dia memanggil Yoon Jae. Yoon Jae mendekat.

Pak Kang : Makanlah ini.

Yoon Jae menerimanya, dengan wajah dingin. Pak Kang tanya nama Yoon Jae. Yoon Jae bilang nomor 13.

Pak Kang : Bukan nomormu. Namamu.

Yoon Jae tetap bilang nomor 13.

Pak Kang : Apa dia bodoh? Makanlah.


Pak Kang melajukan mobilnya.

Yoon Jae masih menatapnya tajam.

-Ep 7, Anak-anak Yang Dipanggil Dengan Angka-


Sung Joon, Eun Ki dan Sung Hoon mendengarkan lagi rekaman suara di ponsel Soon Gil.

Anak kedua : Nomor 24.

*Nomor 24 ini saya manggilnya anak ketiga ya guys, yg tewas ditabrak dan dilindes mobil sama penjaga.

Soon Gil : Nomor 24? Kau menyebabkan semua masalah ini karena Nomor 24? Ada apa denganmu? Jujur saja, anak itu meninggal karena kau. Andai kau tidak mengadukannya, anak itu tidak akan meninggal.

Sung Joon men-stop rekaman itu. Dia lalu tanya ke Eun Ki, apa Eun Ki tahu siapa mereka.

Eun Ki : Aku tahu salah satunya adalah Pak Choi, tapi aku tidak tahu siapa suara lainnya.

Sung Hoon : Apa ada juri yang punya bekas luka bakar di punggung tangannya? Pak Choi bilang, bekas lukanya besar.

Eun Ki mencoba mengingat, bekas luka bakar di punggung tangan?

Tak lama Eun Ki ingat, ada!

Sung Joon : Siapa?

Eun Ki : Manajer Ahn.


Dan, flashback... Tae Ho marah saat memergoki Hye Jin tengah memotretnya. Saat itu, mereka makan malam di restonya Charles usai sidang juri Pak Jung. Setelah memotret tak sengaja memotret Tae Ho, Hye Jin berselfie lagi. Tae Ho marah dan melabrak Hye Jin.

Tae Ho : Aku tidak suka difoto. Pastikan fotoku tidak ditampilkan. Mengerti?

Hye Jin kesal, kenapa dia tidak boleh difoto? Dia melakukan kejahatan?

Tae Ho dengan langkah pincang, menuju ke kursinya.

Dia duduk dan minum alkoholnya.

Saat itulah, Eun Ki melihat ada bekas luka basar besar di tangan Tae Ho.

Flashback end...


Eun Ki : Manajer Ahn punya bekas luka bakar di punggung tangannya.

Mendengar itu, Sung Joon senang.

Sung Joon : Lihat? Bukankah sudah kubilang pelakunya Manajer Ahn? Aku akan menemui Manajer Ahn sekarang.

Tapi Sung Hoon melarang, apa yang akan kau lakukan setelah menemuinya?

Sung Joon : Apa lagi? Aku akan memborgolnya dan memasukkannya ke sel tahanan.

Sung Hoon : Dengan bukti apa?

Sung Joon pun tanya, apa ada bukti yang lebih baik dari rekaman di ponsel Soon Gil.

Keduanya berdebat.

Sung Hoon bilang, orang yang menemukan ponsel Soon Gil adalah Sung Joon.

Sung Hoon : Jika orang tahu kau ada di TKP, apa yang akan dikatakan polisi? "Kenapa Ryu Sung Joon ada di TKP tempat Pak Choi ditemukan berdarah?" Mereka akan menduga kau membunuh Pak Choi dan merusak bukti untuk menjebak Manajer Ahn.

Sung Joon kesal,  aku ke sana untuk mengambil DNA. Berapa kali harus kukatakan?

Sung Hoon : Kau masih tidak mengerti? Kau bukan detektif, tapi tersangka yang dicari. Ini bukti terkontaminasi yang ditemukan oleh tersangka.

Eun Ki menengahi mereka.

Eun Ki : Jika tidak bisa memakai rekaman itu, kita harus mencari bukti lain. Kenapa kalian bertengkar?

Sung Hoon : Tidak. Aku akan mencari bukti lain. Sementara itu, bisakah kamu mengawasi Ryu Sung Joon, tersangka yang sedang dicari, yang terus bertingkah karena berpikir dia masih detektif?

Sung Hoon pergi.

Sung Joon mengumpat, shibal!


Eun Ki mengejar Sung Hoon. Dia tanya, Sung Hoon mau kemana. Sung Hoon bilang dia mau ke rumah Tae Ho.

Eun Ki : Kau tidak apa-apa sendirian? Mau aku temani?

Sung Hoon : Aku baik-baik saja.

Sung Hoon pergi, tapi sebelum pergi, dia mengingatkan Eun Ki agar tidak mudah percaya padanya dan Sung Joon.


Detektif Kang menekan leher Detektif Kim ke dinding. Mereka ada di pintu darurat.

Detektif Kang marah, di mana Ryu Sung Joon sekarang!

Detektif Kim : Bagaimana aku tahu?

Detektif Kang : Kurir yang kita lihat di depan restoran gukbap. Itu Sung Joon, kan? Aku melihat sepeda motor yang diparkir di depan restoran ada di gang lingkungan Pak Choi. Apa ini kebetulan?

Detektif Kim : Aku tidak mengerti maksudmu.

Detektif Kang makin marah, kau tidak tahu artinya saat tersangka pembunuhan berantai ada di TKP? Inilah masalahnya dengan para mantan atlet. Otak mereka tidak berguna.

Detektif Kang menoyor2 kepala Detektif Kim. Detektif Kim kesal, tapi masih menahan diri.

Detektif Kang meminta ponsel Detektif Kim. Detektif Kim gak mau. Detektif Kang mengancam akan meminta surat perintah untuk menggeledah Detektif Kim.

Detektif Kim : Kenapa kau menyembunyikan laporan dari Tim Forensik?

Detektif Kang kaget Detektif Kim tahu.

Detektif Kim : DNA yang ditemukan di kuku jari Yeom Hye Jin bukan DNA Detektif Ryu, bukan?

Detektif Kang : Ryu Sung Joon memberitahumu? Dengar, Bodoh. Kau pikir aku bisa menyembunyikan laporan forensik bahkan jika aku mau? Berhenti membentuk ototmu dan mulailah mengasah otakmu. Dasar bodoh.

Detektif Kang menoyor kepala Detektif Kim lagi.

Detektif Kim tak bisa menahan diri lagi. Dia memelintir Detektif Kang.


Eun Ki duduk di depan Sung Joon yang tidur membelakanginya. Eun Ki menatap laptopnya, tapi tak lama dia menatap Sung Joon dan memikirkan kata2 Sung Hoon tadi. Sung Hoon bilang jangan mudah percaya padanya atau Sung Joon. Eun Ki lalu menutup laptopnya dan merebahkan kepalanya di atas laptop. Dia memejamkan matanya.

Sung Joon melihat Eun Ki sudah tidur. Eun Ki belum benar-benar tidur. Dia membuka sedikit matanya, lalu memutuskan pura2 tidur. Sung Joon yang percaya Eun Ki beneran udah tidur, akhirnya turun dari kasurnya dan mengambil jaketnya. Dia memakai jaketnya. Eun Ki membuka matanya dan menatap Sung Joon. Tapi dia balik memejamkan matanya saat Sung Joon menatap lagi padanya.

Sung Joon menatap Eun Ki. Perlahan dia mendekati Eun Ki. Eun Ki sudah mengambil ancang2 kalau2 Sung Joon menyakitinya.

Tapi Sung Joon mengambil selimut dan menyelimuti Eun Ki. Setelah itu, Sung Joon pergi.

Eun Ki bangun dan menarik selimut dari tubuhnya. Dia menatap selimut itu dan tersenyum.


Sung Hoon ke lokasi proyek, tempat kerja Tae Ho.

Dia menatap catatan lokasi pesan teks para Juri saat membalas pesannya. Tak lama kemudian, dia turun dari mobilnya dan masuk ke dalam salah satu bangunan yang ada di sana.

Di sana, dia melihat beberapa barang2 Tae Ho seperti baju dan helm proyek, beberapa alat makan, makanan dan juga foto2 istri dan anak Tae Ho.


Diluar, Pak Goo dan anak buahnya datang membawa kayu.

Mereka melihat bayangan seseorang di dalam.

Pak Goo bicara dengan Pak Baek di telepon.

Pak Goo : Manajer Ahn ada di dalam.

Pak Baek : Bawa dia kemari.


Anak buah Pak Goo merangsek masuk dan menyerang Sung Hoon. Mereka lalu membawa Sung Hoon keluar.

Bersamaan dengan itu, Sung Joon datang dengan motornya.

Sung Joon langsung membantu kakaknya dengan menghajar orang2 yang menyeret kakaknya. Sung Hoon langsung lari menjauh. Sung Joon menyusul kakaknya. Dia membuka kaca helmnya.

Sung Joon : Hyung.

Sung Joon menutup lagi kaca helmnya. Mereka bersatu melawan orang2 itu. Tapi Pak Goo berhasil melukai lengan Sung Hoon dengan pisau. Melihat itu, Sung Joon menendang Pak Goo.


Pak Goo dan Sung Joon bertarung. Pak Goo mau mengarahkan pisaunya ke Sung Joon, sementara satu tangannya lagi membuka kaca helm Sung Joon. Sung Joon menutup kaca helmnya lagi. Mengetahui itu Sung Joon, Pak Goo berusaha menusuk Sung Joon.


Sementara Sung Hoon membenturkan kepala anak buah Pak Goo ke dinding kontainer.

Setelah berhasil melumpuhkan mereka semua, Sung Joon dan Sung Hoon kabur.


Sung Joon mengendarai motornya.

Sung Hoon yang lengannya terluka, memeluk Sung Joon.

Sung Joon kaget Sung Hoon meluk dia.


Sung Joon membawa kakaknya ke bawah jembatan.

Sung Joon : Coba kulihat. Kau terluka parah?

Sung Hoon dengan wajah gengsi bilang dia tidak apa-apa.

Sung Joon sewot, apa maksudmu tidak apa-apa? Coba kulihat.

Sung Hoon menunjukkan lukanya.

Sung Joon : Aku akan mengambil obat.

Sung Hoon : Lupakan saja. Jangan berlebihan.

Sung Joon : Apa? Lupakan? Aku cukup sering cedera karena pisau. Kau pikir aku tidak tahu betapa sakitnya itu? Lagi pula, kenapa kau melakukan itu tadi? Kau bahkan tidak bisa berkelahi. Kenapa melibatkan diri? Apa yang ingin kau dengar?

Sung Hoon : Jangan terlalu cepat menyimpulkan. Itu bukan karena kau.

Sung Joon : Apa aku bilang itu karena aku? Aku tidak mau kau dibunuh karena aku. Kau tahu orang macam apa mereka? Mereka menculik seorang polisi.

Sung Hoon : Maksudmu, mereka anak buah Pak Baek?

Sung Joon : Benar. Jangan pernah lagi melawan orang yang memegang pisau. Mengerti? Tunggu di sini. Aku akan mengambil obat.

Sung Joon pergi.


Pak Goo menemui Pak Baek. Mereka salah paham lagi.

Pak Baek : Yoon Jae membawa Ahn Tae Ho?

Pak Goo : Ya. Detektif Ryu Sung Joon, tidak. Aku yakin itu Yoon Jae.

Pak Baek : Choi Soon Gil benar. Jung Yoon Jae dan Ahn Tae Ho bekerja sama.


Sung Joon kembali ke bawah jembatan, tapi dia melihat kakaknya tidak ada.

Sung Joon memeriksa ponselnya. Ada pesan dari kakaknya.

Sung Hoon : Aku pergi.

Sung Joon : Yang benar saja.

Padahal Sung Joon membawa obat.


Sung Hoon membersihkan lukanya.

Setelah itu, dia membalut lukanya dengan perban.

Tapi di kedua lengannya, ada luka gores.


Eun Ki membawakan makanan untuk Yu Na. Dia menyuruh Yu Na makan, tapi Yu Na mengabaikannya dan tertawa-tawa melihat ponselnya.

Eun Ki kesal, Yu Na, letakkan ponselmu dan makanlah. Bukankah seharusnya kau bersikap sedikit lebih baik kepadaku?

Yu Na : Kau merasa berhak menyombong karena merawatku? Aku tidak memintamu tidur di sini.

Eun Ki : Kau tahu peran wali sangat dibutuhkan di sini? Sendirian di rumah sakit sangat tidak menyenangkan. Orang yang paling berkuasa di sini adalah wali. Jadi, jangan membantahku. Makanlah agar aku bisa bekerja.

Yu Na : Kau cerewet sekali. Apa semua wanita di atas 30 tahun seperti kau? Semoga aku mati di usia 20-an.

Eun Ki memukul lengan Yu Na, HEI!

Yu Na : Wali macam apa yang memukul pasien?

Eun Ki : Kau pantas dipukul. Selain itu, usiaku belum 30 tahun.

Yu Na : Tidak mungkin. Usiamu 20-an? Kenapa kau terlihat sangat tua?


Eun Ki kesal, berdiri dan memukuli punggung Yu Na.

Tepat saat itu, Detektif Kim datang membawa laporan.

Yu Na langsung meminta Detektif Kim menyelamatkannya dari Eun Ki.

Eun Ki : Jangan salah paham.

Lalu dia memarahi Yu Na, kau membuatku terkesan buruk.


Eun Ki keluar bersama Detektif Kim.

Eun Ki senang, benarkah?

Detektif Kim : Ya. Aku bergegas memberitahumu begitu hasilnya keluar.

Eun Ki : Akan segera kusampaikan kepadanya. Detektif Ryu akan sangat senang. Aku harus pergi.


Detektif Na menghela nafas. Dia berdiri di depan Detektif Oh. Mereka baru saja membaca hasil tes DNA kuku Hye Jin dan DNA Soon Gil.

Tak lama, Detektif Kang kembali. Detektif Oh memanggilnya.

Detektif Oh : Kau menyembunyikan laporan dari BFN? DNA yang ditemukan di bawah kuku jari Yeom Hye Jin. Sudah diidentifikasi.

Detektif Oh menunjukkan laporan itu. Di sana tertulis, bahwa DNA dari kuku Hye Jin cocok dengan DNA dari sikat gigi Soon Gil.

Detektif Oh : Detektif Kim menyerahkan sampel DNA Pak Choi ke BFN, jadi, hasilnya tidak bisa disangkal. Sekarang saatnya kau menjelaskan. Kenapa kau menyembunyikan fakta DNA yang bukan milik Sung Joon  ditemukan di bawah kuku jari Yeom Hye Jin?

Detektif Kang : Kenapa? Aku tidak bisa bekerja dengan orang di bawahku.

Detektif Oh : Apa?

Detektif Kang : Kau ingin aku menjelaskannya kepadamu?

Detektif Na yang biasanya diam, kali ini berontak. Dia menarik kerah Detektif Kang.

Detektif Na : Bisa hentikan sikapmu yang keterlaluan ini?

Detektif Kang menghempaskan tangan Detektif Na.

Detektif Kang : Kau lupa apa bukti yang paling memberatkan dalam pembunuhan Baek Ji Eun? Pisau Jung Man Chun dengan bercak darah Baek Ji Eun. Apa yang terjadi pada Jung Man Chun? Hal yang sama baru saja terjadi. DNA Choi Soon Gil ditemukan di bawah kuku jari Yeom Hye Jin. Lihatlah apa yang terjadi padanya!

Detektif Oh : Jadi, kau menyembunyikan petunjuk? Kau pikir kau menyelidiki, sedangkan kami hanya bermain-main? Kau pikir kami bermalas-malasan untuk menyelamatkan Sung Joon?

Detektif Kang : Bukankah begitu?

Detektif Oh : Apa?!


Detektif Kang : Jika kalian benar dan Ryu Sung Joon tidak bersalah, menurut kalian siapa yang membunuh Pak Choi?

Detektif Kang berbalik. Bersamaan dengan itu, Tae Ho datang.

Detektif Kang : Ahn Tae Hoo-ssi, kenapa kemari?

Tae Ho bilang, dia datang untuk menyerahkan diri. Dia lah yang membunuh Soon Gil.


Sung Joon menuliskan nama Sung Hoon di papan tulis. Lalu dia juga menulis hal lainnya.

"Sung Hoon, kenapa? Choi Soon Gil dibunuh. Ahn Tae Ho, nomor 7, menyerang Choi Soon Gil dan inggal di dalam kontainer."

Tak lama, kemudian Sung Joon sadar bahwa Pak Baek cs mengincar Tae Ho.


Sung Joon lalu mendengarkan lagi rekaman di ponsel Soon Gil.

Soon Gil : Nomor 24? Kau menyebabkan semua masalah ini karena Nomor 24? Ada apa denganmu? Jujur saja, anak itu meninggal karena kamu. Andai kau tidak mengadukannya, anak itu tidak akan meninggal.

Tiba2 aja, Sung Joon merasakan sakit kepala hebat.

Dan nomor2 itu muncul di dalam ingatannya. Tak lama kemudian, Sung Joon pun jatuh ke lantai dan pingsan.


Detektif Kang menanyai Tae Ho, sementara diluar, Detektif Oh, Detektif Na, Detektif Kim dan Kepala Yeom mengawasi.

Tapi Detektif Kang tidak seemosional itu, seperti kepada Sung Joon, saat dia menanyai Tae Ho.

Dia pengen tahu alasan Tae Ho melakukan itu pada Soon Gil.

Tae Ho : Siapa yang peduli alasannya?

Detektif Kang : Kami harus tahu motifnya agar tahu itu tidak disengaja atau tidak.

Tae Ho : Lantas kenapa jika itu tidak disengaja atau direncanakan? Aku membunuhnya. Jangan membuang waktumu lagi dan ajukan tuntutan terhadapku.

Detektif Kang : Choi Soon Gil. Dia belum mati.

Tae Ho kaget, dia belum mati? Berandal itu... Apa dia masih hidup? Tidak, itu tidak masuk akal.

Tae Ho marah, kenapa dia masih hidup! Choi Soon Gil. Dia tidak boleh hidup. Dia tidak boleh dibiarkan hidup! Dia seharusnya mati 100 kali! Di mana dia? Di mana dia sekarang?

Tae Ho mencengkram Detektif Kang.


Detektif Oh menyuruh Detektif Na masuk.

Detektif Na masuk dan menjauhkan Tae Ho dari Soon Gil.

Kepala Yeom ingat kata-kata Pak Baek kepadanya kalau Tae Ho bekerja sama dengan Yoon Jae dan Tae Ho kemungkin tahu dimana Yoon Jae berada.

Sontak lah, Kepala Yeom kesal setengah mati.


Eun Ki pulang dan melihat Sung Joon tergeletak di lantai. Sontak dia panic dan berusaha ngebangunin Sung Joon. Dia pun lega Sung Joon siuman.

Eun Ki membantu Sung Joon duduk.

Eun Ki : Apa yang terjadi? Kenapa kau terbaring di lantai?

Sung Joon : Tiba-tiba kepalaku sakit sekali. Lalu ingatanku...

Eun Ki : Apa itu sering terjadi?

Sung Joon : Terkadang. Aku akan baik-baik saja.

Eun Ki : Aku bertemu Seok Goo di rumah sakit. Mereka menemukan DNA Pak Choi di bawah kuku jari Hye Jin.

Sung Joon : Begitu rupanya.

Eun Ki : Kenapa wajahmu murung? Kukira kau akan senang.

Sung Joon : Sung Hoon bilang, bukti yang ditemukan oleh tersangka adalah bukti yang terkontaminasi. Kuku jari Yeom Hye Jin. Aku menemukannya sendiri. Di taman tanpa ada orang lain. Aku sendirian.

Eun Ki : Bukti yang terkontaminasi. Membersihkan namamu dari tuduhan pembunuhan. Kukira akan sulit dan ternyata memang tidak mudah.


Lalu tiba2, mereka mendengar suara pintu dibuka.

Eun Ki : Kau tidak mendengar pintu terbuka? Apa aku salah?

Eun Ki menoleh ke belakang, dia pikir pintu rumahnya yang terbuka. Tapi ternyata suara itu berasal dari rekaman suara Soon Gil.

Sung Joon mencoba mendengarkan lagi.


Sung Hoon ke RS, menemui Soon Gil yang sekarat. Soon Gil membuka matanya.

Sung Hoon : Choi Soon Gil-ssi, kau mengenalku?


Eun Ki mencoba mendengar rekaman itu lagi setelah Sung Joon bilang, bukan hanya orang lain yang mendatangi Soon Gil malam itu, tapi ada orang lain lagi.

*Nugu?


Sung Hoon : Aku mendengar rekaman yang kau sembunyikan. Sekitar 35 menit setelah Manajer Ahn memukulmu dengan botol alkohol, orang lain datang ke rumahmu, bukan?

Flashback...


Soon Gil pun bangun usai dipukul Tae Ho. Dia meraba kepalanya dan melihat darah di tangannya.

Soon Gil : Dasar tikus sialan.


Sung Hoon terus bertanya, orang itu melihatmu masih hidup dan memukul kepalamu lagi dengan botol kaca. Kau melihat orang itu?

Soon Gil coba mengingat.


Ya, setelah bangun, Soon Gil menyadari ada orang lain lagi di belakangnya.

Orang itu memukul Soon Gil dengan botol soju.


Eun Ki dan Sung Joon sama2 mendengar suara pecahan botol dari rekaman.

Mereka kaget.


Soon Gil berbisik pada Sung Hoon soal yang datang ke rumahnya setelah Tae Ho. Namun, setelah bicara dengan Sung Hoon, Soon Gil langsung syok dan meninggal.

Sung Hoon hanya menatapnya dengan tatapan dingin.

Pintu lift terbuka. Pak Baek keluar dari lift. Bersamaan dengan itu, Sung Hoon masuk. Pak Baek melihat Sung Hoon. Tapi tidak dengan Sung Hoon.

Pak Baek : Ryu Sung Hoon?


Pak Baek lantas ke ruangan Soon Gil.

Dia melihat perawat melepas alat2 medis di tubuh Soon Gil dan menutupi Soon Gil dengan selimut putih. Soon Gil tewas.

Pak Baek curiga Soon Gil dibunuh Sung Hoon.


Nyonya Na bicara dengan Seketaris Presiden melalui telepon.

Nyonya Na : Bisakah kau memercayaiku sekali ini saja? Aku yakin aku kandidat terbaik untuk Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan.

Seketaris : Presiden akan menarik pencalonannya setelah kembali dari kunjungan ke luar negeri.

Nyonya Na terduduk. Dia marah.

Nyonya Na : Kenapa?! Kenapa?! Kenapa?!

Dia membanting gelas di meja di depannya.


Belnya berbunyi. Dia melihat layar intercom. Pak Baek yang datang.

Mereka bicara di depan rumah.

Nyonya Na : Apa maumu?

Pak Baek : Cepat katakan dimana berandal itu?

Nyonya Na : Apa?

Pak Baek : Aku tahu kau menyembunyikannya. Yoon Jae. Di mana berandal itu?

Nyonya Na : Siapa Yoon Jae dan kenapa kau bersikap seperti ini? Cepat pergi.

Pak Baek : Aku ragu kau melindunginya karena dia anakmu. Apa kau takut merusak reputasimu setelah menunjukkan sifat aslimu? Jika kau mengadopsinya sambil berpura-pura baik, jadikan dia orang baik, bukan pembunuh berantai!

Nyonya Na : Adopsi? Apa maksudmu? Aku melahirkan semua putraku.

Pak Baek : Tentu saja. Inilah Na Guk Hee yang sebenarnya. Orang lain mungkin bisa tertipu olehmu, tapi aku tidak. Jika kau tidak menyerahkan Yoon Jae kepadaku, anakmu yang sangat kau sayangi itu akan terluka.

Nyonya Na : Berani-beraninya orang tidak berguna sepertimu mengancamku.


Lalu Pak Ryu pulang. Nyonya Na langsung membawa suaminya masuk.

Pak Ryu : Siapa pria itu?

Nyonya Na : Dia reporter. Aku berhasil lolos darinya, tapi dia kembali. Dasar lintah. Kau tidak perlu khawatir. Ayo masuk.


Sung Joon menemui si dokter forensik cantik.

Dia membaca laporan autopsi Soon Gil.

Dokter : Ada retakan di tengkoraknya dan aku menemukan pendarahan epidural. Tengkoraknya penuh darah serta menekan otaknya dan dia meninggal karena sulit bernapas.

Sung Joon : Berapa kali kepalanya dipukul dengan botol soju?

Dokter  Dia dipukul sebanyak dua kali.

Sung Joon : Kau yakin dua kali?

Dokter : Kau bisa melihat garis retakannya di sini. Beberapa garis tidak bisa terbentuk karena dipukul satu kali. Retakan panjang terjadi saat dia dipukul kali pertama dan retakan pendek di bawahnya terjadi saat dia dipukul kali kedua. Melihat darahnya mengering secara berbeda, dia tidak dipukul dua kali dalam satu serangan. Ada jeda di antara kedua serangan.


Sung Joon dan Sung Hoon kembali ke tempat Eun Ki.

Eun Ki menulis di papan, orang ketiga.

Eun Ki : Pada akhirnya, ini berarti orang ketiga membunuh Pak Choi.

Sung Joon : Orang ketiga... Kira-kira siapa dia?

Sung Hoon : Nomor 13.

Sung Joon kaget, "Nomor 13?"

Eun Ki : Kau terus menyebut mereka yang terlibat dengan angka. Apa maksud semua ini?

Sung Hoon : Aku juga tidak tahu. Aku mendengarnya saat menemui Pak Choi hari ini. Dia bilang, orang yang datang setelah Manajer Ahn pergi adalah Nomor 13.

Sung Joon : Benarkah? Pak Choi benar-benar mengatakan Nomor 13?

Sung Hoon : Kenapa? Kau tahu siapa dia?

Sung Joon : Tidak. Dia bukan orang yang kukenal.

Eun Ki menatap Sung Joon, seolah tahu Sung Joon tengah berbohong soal nomor 13.

Sung Joon : Ini aneh.

Eun Ki : Benar. Mereka memanggil orang dengan angka, bukan nama. Apa dia mengatakan hal lain selain Nomor 13?

Sung Hoon : Tidak. Pak Choi hanya mengatakan Nomor 13.

Sung Hoon menatap Sung Joon, seolah tahu nomor 13 adalah Sung Joon.



Detektif Oh membawakan laporan kematian Soon Gil ke Kepala Yeom.

Kepala Yeom menyuruh Detektif Oh membebaskan Tae Ho.

Kepala Yeom : Kau bilang dia bukan pembunuhnya. Bebaskan dia.

Detektof Oh : Seperti yang kutulis dalam laporan penyelidikan, memang benar awalnya Ahn Tae Ho menyerang korban, artinya dia bisa dituntut atas penyerangan dan pemukulan.

Kepala Yeom : Kau pikir aku tidak bisa membaca? Ada apa denganmu belakangan ini? Jangan coba menaikkan tingkat penangkapanmu dengan pecundang ini. Bawakan aku pelaku sebenarnya. Pembunuh sebenarnya, Ryu Sung Joon! Detektif Kang bilang, dia lihat sepeda motor Ryu Sung Joon di depan rumah Pak Choi. Ryu Sung Joon pasti juga membunuh Pak Choi.

Detektif Oh : Pak Kepala, apa ada bukti lain tentang Sung Joon yang tidak kuketahui?

Kepala Yeom terkejut dengan pertanyaan Detektif Oh, apa maksudmu?

Detektif Oh : Bukan apa-apa, Pak.

Detektif Oh keluar.

Kepala Yeom curiga Detektif Oh tahu sesuatu soal yang dia sembunyikan.


Tae Ho berjalan meninggalkan kantor polisi.

Dua orang mengikutinya.

Tae Ho terus berjalan dan akhirnya berhenti di depan sebuah mobil.

Tae Ho : Siapa kalian?

Tiba2, pintu mobil di belakangnya terbuka. Pak Goo menarik Tae Ho masuk.

Mereka lalu pergi.

Di ruangannya, Sung Hoon lagi memahat. Lalu dia teringat lagi kata2 Soon Gil.

Soon Gil : Nomor 13, Yoon Jae... Nomor 13...

Sung Hoon tak sengaja melukai jarinya.


Eun Ki menuangkan soju untuk Sung Joon.

Eun Ki : Kau sudah lama tidak minum alkohol, bukan?

Mereka minum bersama.

Eun Ki cerita, kalau dia mempelajari sesuatu saat kerja di pusat komunitas anak.

Eun Ki : Sebagian besar anak yang datang ke sini memiliki hati yang terluka. Mereka jarang mengekspresikan perasaan mereka. Karena sering bersama anak-anak ini, aku bisa melihatnya sedikit. Benar. Anak itu tersenyum, tapi mungkin menangis di dalam hati. Benar. Anak itu sangat kesepian. Benar. Anak ini sedang berbohong.

Eun Ki menatap Sung Joon, kau tahu siapa nomor 13, kan?

Sung Joon berusaha menghindar tapi Eun Ki tahu Sung Joon tahu.

Eun Ki : Lalu kenapa? Apa sulit mengatakannya?

Sung Joon akhirnya menceritakan masa sulitnya pada Eun Ki.

Sung Joon : Aku mengalami kecelakaan saat usiaku tujuh tahun. Aku kehilangan ingatanku saat itu. Aku tidak ingat hal lain. Tapi entah kenapa aku ingat namaku saat sebelum diadopsi. Juga nomorku. Nomor 13. Jung Yoon Jae.

Eun Ki kaget mendengar itu.

Sung Joon : Itu aku.

Eun Ki : Kau Nomor 13?

Sung Joon : Entah kenapa Pak Choi menyebutkan Nomor 13, tapi sungguh bukan aku.

Eun Ki menatap Sung Joon.

Sung Joon : Kenapa? Apa aku terlihat berbohong?

Eun Ki : Tidak, kau tidak terlihat sedang berbohong. Kau terlihat kesulitan.

Sung Joon : Terkadang, aku bermimpi buruk. Tapi aku tidak yakin itu mimpi atau ingatan.

Eun Ki : Maksudmu akhir mengerikan itu?

Sung Joon : Dalam mimpi itu, aku juga Nomor 13.


Tae Ho disiksa di Hope Welfare Center karena dia gak mau memberitahu keberadaan Yoon Jae. Dia bilang, sejak kabur dari Hope Welfare Center 20 tahun lalu, dia belum melihat Yoon Jae. Pak Baek yang salah paham, mengira Tae Ho diselamatkan oleh Yoon Jae malam itu, tidak percaya. Dia bilang, jika Tae Ho memberitahu dimana Yoon Jae, Tae Ho akan hidup.

Pak Baek : Nomor 7, kau anak yang baik.

Tae Ho tertawa mendengarnya.

Pak Baek heran, kau tertawa?

Tae Ho : Anjing Gila. Kau mengatakan hal yang sama 20 tahun lalu. Kau bilang akan melepaskanku jika aku mengkhianati teman-temanku.

Flashback....

Pak Baek : Kau akan baik-baik saja. Kau anak baik.

Tae Ho berharap dilepaskan oleh Pak Baek.

Tae Ho : Kalau begitu, kau akan melepaskanku?

Pak Baek : Ya, tentu saja.

Flashback end...

Tae Ho : Aku percaya kata-kata manis itu hingga akhirnya aku mengkhianati teman-temanku. Teman-temanku yang seperti keluarga bagiku! Hei, Anjing Gila. Meskipun tahu keberadaan Yoon Jae, aku tidak akan memberi tahu pria sepertimu. Mengerti? Dasar bodoh.

Pak Baek memberi perintah pada Pak Goo. Dia menyuruh Pak Goo mengubur Tae Ho. Sontak Tae Ho kaget.


Para penjaga menggali kubur untuk Tae Ho. Sementara Pak Goo, mengikat Tae Ho yang setengah badannya mereka masukkan ke dalam plastic besar.

Tak lama kemudian, Pak Goo menyuruh rekannya berhenti menggali. Dia bilang sudah cukup. Rekannya keluar.

Setelah itu, dia menendang Tae Ho ke dalam lubang galian dan rekannya mulai mengubur Tae Ho.


Tapi besok paginya, Tae Ho menghilang!

Pak Baek memberi perintah Pak Goo untuk mencari Tae Ho.


Kyung Ja yang lagi tidur, mimpi buruk. Dalam mimpinya, dia ada di hutan 20 tahun lalu dan melihat para penjaga sedang menyeret anak-anak.

Anak2 itu adalah Yoon Jae, boy 11 (anak pertama) dan boy 12 (anak keempat).

Yoon Jae menatap tajam Kyung Ja.

Setelah itu, Kyung Ja memimpikan korban Baek Ji Eun dan korban Kang Han Na.


Kyung Ja terbangun. Dia ketakutan.

Untuk menenangkan diri, dia pun meminum semangkuk air tapi air minum di dalam mangkuk, berubah menjadi darah.

Sontak lah, Kyung Ja tambah takut. Dia langsung melemparkan mangkuk itu dan beringsut ke mejanya.


Sung Joon tengah memakai jaketnya ketika Eun Ki datang. Sung Joon melihat Eun Ki sangat rapi. Eun Ki bilang dia mau ke pernikahan putrinya Young Ki. Semua juri diundang.

Eun Ki : Aku membawa makan siang.

Sung Joon : Bagaimana ini? Aku juga baru mau pergi.

Eun Ki : Kau mau ke mana?

Sung Joon : Aku mau menemui Manajer Ahn. Kurasa entah bagaimana, masa lalu kami berkaitan. Aku mau menemuinya dan menanyakan apa yang dia tahu tentang aku.

Eun Ki : Apa Hakim Ryu tahu kau akan menemuinya hari ini?


Sung Hoon keluar dari kamarnya dengan outfit serba hitam.

Ponselnya berbunyi. Telepon dari Sung Joon, tapi dia gak menjawabnya dan pergi.


Sung Joon udah di tempatnya Tae Ho. Dia bicara sendiri karena kakaknya gak menjawab teleponnya.

Sung Joon : Aku sudah mencoba meneleponmu. Jangan salahkan aku nanti.


Sung Joon masuk ke kamar Tae Ho.

Dia melihat2, lalu menemukan undangan pernikahan Kang Han Na dan Choi Hyun Sik ada noda darahnya.

Sontak dia kaget.


Pesta pernikahan Han Na digelar secara mewah.

Pak Kang dan istri terlihat sangat bahagia.

Eun Ki duduk semeja dengan Chul Ho, Kyung Ja, Charles dan In Sung.

Chul Ho : Bukankah kita harus berfoto agar dia ingat kita datang?

Kyung Ja : Astaga, lupakan saja. Dia melihat kita, tidak masalah. Kita bukan kerabat atau rekan kerjanya. Pasti sulit bagi Pak Kang untuk merencanakan semua ini.


Eun Ki tiba2 melihat Tae Ho di depan pintu.

Sontak lah dia langsung lari mengejar Tae Ho.


In Sung melihat Eun Ki pergi.

Tak lama kemudian, In Sung pamit ke toilet.


Eun Ki kehilangan jejak Tae Ho. Dia pun menghubungi Sung Joon. Sung Joon sendiri masih di tempat Tae Ho.

Eun Ki : Kurasa aku baru saja melihat Manajer Ahn. Aku mengikutinya keluar, tapi sepertinya aku kehilangan dia.

Sung Joon : Itu pasti dia.

Eun Ki : Menurutmu kenapa dia kemari?

Sung Joon : Aku tidak yakin, tapi jelas dia ke sana bukan untuk menyelamati mereka. Aku menemukan undangan di rumahnya, tapi dipenuhi bercak darah. Aku akan ke sana sekarang. Pastikan kau ada di antara tamu lain sampai aku tiba di sana. Entah apa yang akan dia lakukan.

Eun Ki : Baik, berhati-hatilah.

Seseorang memasukkan obat ke dalam dua gelas miras di atas meja.


Han Na sedang berfoto bersama teman2nya.


Pelayan mengambil dua gelas yang sudah diberi obat tadi, lalu menyajikannya ke Young Ki dan istrinya.


Kyung Ja tak berselera.

Charles baru saja kembali ke mejanya. Dia melihat Kyung Ja tak makan.

Charles : Kenapa kau tidak makan? Kau tidak suka makanannya?

Kyung Ja : Bukan begitu. Aku terus memikirkan Pak Choi yang meninggal beberapa hari lalu. Aku tidak berselera makan sekarang. Apa karena itu aku melihat darah?

Chul Ho : Darah? Di mana?

Kyung Ja : Pagi ini, aku terbangun dari mimpi aneh dan melihat mangkuk airku penuh dengan darah.

Mendengar itu, Chul Ho dan Charles agak merinding. Mereka bahkan sampai menolak miras yang akan diberikan pelayan pada mereka.


Eun Ki datang, apa ada di antara kita yang mengirim undangan kepada Manajer Ahn?

Chul Ho : Kenapa? Apa Manajer Ahn akan datang?

Eun Ki : Tidak, aku hanya penasaran.


Young Ki lalu meminta perhatian semuanya.

Dia berdiri di depan bersama istri dan menantunya.

Young Ki memegang gelas minumnya.

Young Ki : Aku Kang Young Ki, ayah dari mempelai wanita. Terima kasih sudah meluangkan waktu di tengah kesibukan kalian untuk bergabung dengan kami pada hari istimewa ini. Kurasa butuh waktu lama bagi Ha Na untuk memakai gaun pengantinnya. Sebenarnya, istriku butuh sekitar satu jam untuk berdandan setiap kali dia pergi ke luar rumah. Kurasa Ha Na mirip ibunya.

Semua tertawa dengan kata2 Young Ki.

Young Ki berbisik pada menantunya, Hyun Sik, semoga kau siap menghadapi ini.

Hyun Sik : Baik, Ayah.

Young Ki : Selagi dia sibuk mengenakan gaunnya, aku ingin sedikit berpidato.


Young Ki lantas berjalan di tengah2 para undangan.

Young Ki : Ha Na adalah anakku satu-satunya. Saat Ha Na masih kecil, aku bekerja di perusahaan makanan, bagian departemen penjualan. Pekerjaan itu membuatku sangat kesulitan hingga aku sering ingin berhenti dan meninggalkan mereka. Tapi setiap kali ada dorongan itu, aku memikirkan Ha Na dan menenangkan diri. Jika kuingat lagi, aku sadar bahwa sebenarnya aku tidak membesarkan Ha Na. Justru dia yang membantuku tumbuh. Mari angkat gelas kita untuk putriku tersayang, Ha Na, dan masa depannya yang bahagia. Mari angkat gelas kita. Untuk masa depan Ha Na yang bahagia!


Young Ki meminum mirasnya.

Tapi tak butuh waktu lama, Young Ki langsung merasa tenggorokannya sepertinya tercekik. Dia pun jatuh.

Semua panic. Charles menyuruh mereka memanggil ambulans.


Sung Joon baru tiba saat dua sekuriti berlari masuk ke dalam gedung pernikahan.

Tak lama, dia melihat Young Ki yang sekarat dibawa pergi oleh sekuriti.

Sung Joon mencari Tae Ho diantara kerumunan, tapi tidak ada.

Lalu dia melihat ke sisi lain dan menemukan Tae Ho yang berusaha melarikan diri. Sung Joon langsung mengikuti Tae Ho.


Namun dia kehilangan jejak Tae Ho. Sung Joon masuk ke pintu darurat. Niatnya mau mencari Tae Ho, tapi malah melihat kakaknya di sana.

Sung Joon berusaha mengejar tapi dia kehilangan jejak Sung Hoon.


Seorang staf gedung menemukan Han Na sudah tewas.

Dia menjerit. Jeritannya mengundang perhatian teman2 Han Na. Teman2 Han Na langsung datang dan menjerit melihat apa yang terjadi pada Han Na.

Bersamaan dengan itu, Sung Joon kembali ke dalam. Diantara para kerumunan, dia melihat Han Na sudah tewas dengan mulut robek.


Sung Hoon di toilet di rumahnya sekarang.

Dia tengah mencuci tangannya yang berlumur darah. Tangis Sung Hoon terdengar. Dia nampak terpukul.

Tapi tak lama, dia menatap wajahnya di cermin. Tangisnya seketika hilang. Tatapannya berubah dingin.

*Apakah Sung Hoon adalah Joker? Kalau iya, kenapa dia menjebak Sung Joon sebagai pembunuh?

Lalu kemana In Sung? Dia pamit ke toilet tapi habis itu gak balik2, kan?

0 Comments:

Post a Comment