All Content From : SBS
Sinopsis : Alice
Sebelumnya : Alice Ep 2 Part 2
Selanjutnya : Alice Ep 3 Part 2
Sains ibarat benda tajam. Jika dimainkan layaknya anak kecil, bisa melukai diri sendiri.
- Sir Arthur Eddington -
Jin Gyeom teringat kata-kata ibunya
sebelum ibunya meninggal. Sun Young berpesan, dia melarang Jin Gyeom
menghampirinya jika suatu saat mereka bertemu lagi. Dia menyuruh Jin
Gyeom menghindar. Tapi Jin Gyeom tak mengerti maksud ibunya saat itu.
Tangis
Jin Gyeom menetes melihat Tae Yi yang mirip ibunya, sehat wal afiat di
depannya. Tae Yi juga menatap Jin Gyeom. Air mata Jin Gyeom jatuh ke
aspal. Semua kembali normal. Mobil bak terbuka yang tadi melaju kencang
ke arah Jin Gyeom, menabrak Jin Gyeom. Jin Gyeom langsung jatuh.
Orang-orang mengerubungi Jin Gyeom.
"Astaga. Kau baik-baik saja? Hei."
"Telepon 119. Tolong telepon!"
Pandangan
Jin Gyeom terus mengarah pada Tae Yi. Begitu pun Tae Yi yang juga terus
menatap Jin Gyeom. Hingga akhirnya, orang yang berkerumun menutupi
pandangan Jin Gyeom dan Tae Yi. Jin Gyeom pun tak sadarkan diri.
Sekarang, Do Yeon menemani Jin Gyeom di RS. Do Yeon melihat Jin Gyeom membuka mata dan langsung mengomeli Jin Gyeom.
Do Yeon : Kau sebut dirimu polisi? Bagaimana bisa polisi tak patuhi aturan dan lari di depan mobil yang berjalan? Mulai sekarang, angkat tanganmu ketika menyeberang jalan. Paham?
Jin Gyeom pun bangun. Do Yeon bilang, tulang rusak Jin Gyeom retak dan menyuruh Jin Gyeom berbaring. Tapi Jin Gyeom malah mencabut infus di tangannya dan beranjak pergi.
Do Yeon mengejar Jin Gyeom dan tanya ada apa.
Jin Gyeom menatap Do Yeon dengan tatapan lirih.
Jin Gyeom : Aku melihat Ibu.
Do Yeon bingung, ibu siapa?
Jin Gyeom : Ibuku. Akan kuperiksa kamera pengawas untuk menemukannya.
Do Yeon : Sepertinya kepalamu terluka. Sebaiknya berbaring saja.
Jin Gyeom : Aku sungguh melihatnya.
Do Yeon : Kubilang berbaring!
Jin Gyeom : Kau pikir aku tak mengenali ibuku?
Jin Gyeom pun mulai beranjak. Do Yeon marah.
Do Yeon : Baik. Pergi dan carilah!
Jin Gyeom pun menghentikan langkahnya.
Do Yeon : Rupanya orang hidup tak bisa kalahkan orang mati. Aku suka sekali minum. Namun, jika mabuk, melihat botolnya saja membuatku merasa mual. Aku tak mau melihatmu untuk sementara, jadi, jangan hubungi aku.
Do Yeon yang kesal, akhirnya pergi meninggalkan Jin Gyeom.
Jin Gyeom kembali ke tempat dia bertemu dengan Tae Yi tadi. Hari sudah malam.
Tae Yi sendiri berdiri di atap.
Dia bersama Sun Hee.
Jin Gyeom kembali ke kantornya dan tengah rapat bersama tim nya membahas kasus penculikan Eun Su. Hyeon Seok mengajak semuanya berpikir logis. Di hari kejadian, Sun Hee dinas keluar negeri.
Kalimat Hyeon Seok terhenti karena suara berisik dari alat olahraga yang dipakai Dong Ho.
Hyeon Seok : Kau mengganggu konsentrasiku!
Dong Ho : Maaf. Belakangan ini aku kehilangan otot. Harus terus olahraga. Lihat lenganku.
Dong Ho nunjukin lengannya. Hyeon Seok kesal dan menyuruh Dong Ho fokus.
Hyeon Seok menatap Jin Gyeom.
Hyeon Seok : Eun Su sungguh bilang "mesin waktu"?
Jin Gyeom : Benar.
Jung Wook : Itu pasti mekanisme pertahanannya. Anak-anak merespons dengan dua cara ketika mengalami hal mengejutkan. Menutup mulut atau menyangkal apa yang terjadi.
Yong Seok : Mungkin dia membayangkan penculik sebagai ibunya dari masa depan?
Jin Gyeom : Sudah periksa kamera pengawas di tiap tempat yang Eun Su datangi saat hilang?
Yong Seok : Sepertinya dia berbohong. Sudah kuperiksa. Dia tidak terlihat.
Jin Gyeom menatap sebuah foto di papan tulis.
Setelah itu dia beranjak ke mejanya. Hyeon Seok pun menyuruh Dong Ho memeriksa Jin Gyeom.
Hyeon Seok : Urus suamimu. Tampaknya dia selingkuh.
Sontak lah yang lain tertawa mendengar Hyeon Seok menyebut Jin Gyeom suami Dong Ho.
Dong Ho protes, Kapten. Aku tak biasanya meminta bantuan. Bisakah aku memukul Letnan Park sekali saja? Akan kubuat pingsan dengan sekali ayunan.
Dong Ho mengikuti Jin Gyeom yang beranjak menuju mobil.
Dong Ho : Menemui Eun Su? Jangan memancing mereka lagi. Apa pun situasinya, keluarga itu korban.
Tapi Jin Gyeom tak menjawab.
Dong Ho kesal, bisakah kau setidaknya pura-pura mendengarkanku? Aku tahu jabatanmu lebih tinggi, tapi aku lebih tua darimu.
Jin Gyeom masih cuek. Dong Ho yang makin kesal, akhirnya mendekati Jin Gyeom. Dia coba menghentikan Jin Gyeom tapi Jin Gyeom malah membantingnya. Jin Gyeom lalu pergi habis membanting Dong Ho. Dong Ho kesal setengah mati.
Eun Su lagi main ayunan di taman ditemani Sun Hee. Tapi kemudian Sun Hee pergi untuk menjawab telepon. Sebelum pergi, Sun Hee memberitahu Eun Su kalau dia mau jawab telepon dulu. Eun Su mengerti dan terus bermain ayunan. Di saat Sun Hee tengah menerima telepon, Sun Hee dari masa depan muncul dan mendekati Eun Su.
Eun Su melihat pakaian ibunya berubah. Karena tadi ibunya memakai pakaian putih dan sekarang memakai pakaian hitam. Eun Su pun tanya, ibu ganti baju? Sun Hee dari masa depan bilang dia harus pergi sekarang.
Sun Hee : Ibu ingin melihatmu untuk kali terakhir.
Eun Su : Mau ke mana? Perjalanan bisnis?
Sun Hee : Tempat yang jauh. Tempat kau tak ada.
Eun Su : Jangan pergi.
Sun Hee asli masih menelpon, meminta agar surat resign nya di proses. Lalu dia bilang, dia merasa dia sebaiknya tetap bersama Eun Su.
Sun Hee dari masa depan kembali bicara dengan Eun Su.
Sun Hee : Kau tak lupa janji kita, 'kan? Jangan pergi ke Amerika. Ingat baik-baik. Jangan sampai lupa.
Sun Hee dari masa depan kemudian pergi. Bersamaan dengan itu, Sun Hee selesai menelpon dan melihat Eun Su lagi dadah-dadah sama seorang wanita berpakaian hitam yang berjalan pergi menjauhi Eun Su. Sontak lah Sun Hee yang khawatir langsung lari mendekati Eun Su.
Sun Hee dari masa depan, papasan dengan Jin Gyeom. Jin Gyeom menghentikannya. Sun Hee mencopot sesuatu dari telinganya sebelum berbalik menatap Jin Gyeom. Sun Hee masa depan langsung berubah menjadi tua usai mencopot benda aneh itu. Jin Gyeom pun minta maaf. Dia bilang dia mengira Sun Hee adalah kenalanannya. Ternyata Jin Gyeom melihat Sun Hee dari masa depan sebagai orang lain. Sun Hee dari masa depan pergi.
Dari kejauhan, Jin Gyeom melihat Sun Hee dari masa depan masuk ke dalam sebuah mobil. Dia melihat nomor plat mobil, lalu menghubungi seseorang, minta dicarikan mobil dengan nomor plat itu.
Sekarang, Eun Su sudah di kamarnya. Dia tengah ditanyai oleh Jin Gyeom.
Jin Gyeom : Kenapa ibumu menemuimu? Dia bilang apa?
Eun Su : Jangan lupakan janji kami.
Jin Gyeom : Janji apa?
Eun Su : Untuk tidak pergi ke Amerika.
Jin Gyeom : "Amerika"?
Eun Su : Katanya, saat berusia 17 tahun, aku akan bersekolah di Amerika.
Jin Gyeom : Sepuluh tahun mendatang?
Eun Su : Ya. Ibu bilang aku tak boleh pergi. Jika pergi, aku bisa sakit.
Jin Gyeom terdiam mendengarnya.
Sementara itu, Sun Hee dari masa depan, ada di Alice. Dia tengah melihat foto2 Eun Su, dengan sorot mata sedih. Kemudian, dia menatap passport Eun Su dan teringat saat dia kehilangan Eun Su.
Kita diperlihatkan flashback ketika Sun Hee melihat Eun Su yang terbujur kaku di kamar mayat. Sun Hee menangis sejadi-jadinya dan meminta maaf pada Eun Su.
Air mata Sun Hee menetes, membasahi foto Eun Su di passport
Jin Gyeom terus menatap ke langit, sambil mendengarkan ocehan Dong Ho. Dong Ho minta maaf karena sudah merendahkan Jin Gyeom tadi. Tapi kemudian dia juga protes karena Jin Gyeom membantingnya tadi. Dia bilang, harusnya Jin Gyeom tidak melakukan itu.
Dong Ho : Mari saling memaafkan layaknya pria dewasa.
Jin Gyeom diam aja sambil terus menatap langit.
Dong Ho pun heran dan tanya apa yang Jin Gyeom lihat.
Jin Gyeom : Hyeong, kau tahu tentang drone?
Dong Ho : Drone? Itu keahlianku. Aku seorang master drone.
Lah Jin Gyeom nya melengos pergi gitu aja.
Dong Ho kesal, apa masalah dia?
Jin Gyeom dan Dong He ke toko yang menjual drone. Pemiliknya menjelaskan banyak soal drone. Dia bilang, kebanyakan drone berjenis RC multi copter. Ada banyak baling-baling. Ada juga rotor tunggal. Tapi tak ada yang tanpa baling-baling.
"Mungkin yang kau lihat baling-balingnya berputar terlalu cepat." ucap pemilik toko.
"Apa drone populer di tahun 2010?" tanya Jin Gyeom.
"Tidak. RC multi-copter baru populer pada tahun 2015."
Jin Gyeom lantas meraih ponselnya. Dia ingat saat tadi mengambil foto drone yang dia lihat di sekitar kediaman Eun Su, tapi kini drone nya tidak ada di foto. Jin Gyeom bingung sendiri padahal jelas2 dia sudah mengambil foto drone.
Di mejanya, Do Yeon fokus mengetik artikel tentang fakta kelam seorang pewara terkenal. Jung Bae datang dan melihat ketikan Do Yeon. Dia pun kesal dan memarahi Do Yeon.
Jung Bae : Ini takkan berikan pengaruh apa pun. Menyatakan perang dengan mereka takkan buat komandannya diganti.
Do Yeon : Api yang besar dimulai dari percikan.
Jung Bae : Tapi angin akan bertiup ke arahmu. Jika menulisnya, kariermu akan ikut terbakar. Mereka bilang akan disiplinkan mereka secara internal. Mari tunggu saja.
Do Yeon : Aku baru tahu. Tampaknya kau pikir dunia tempat penuh harapan dan impian. Mereka hanya ingin menutupinya.
Jung Bae : Rebusan akan meluap jika terus dipanaskan, jadi, kecilkan apinya. Kuganti dengan berita lain. Kerjakan ini dulu.
Jung Bae memberikan Do Yeon sesuatu.
Do Yeon melihatnya, apa ini?
Itu dokumen kasus Eun Su.
Jung Bae : Gadis berusia tujuh tahun diculik. Menurutmu, siapa pelakunya?
Do Yeon : Kau. Kenapa melakukan itu?
Jung Bae : Sial. Ibunya sendiri.
Do Yeon terkejut.
Jung Bae : Mengejutkan, 'kan? Tapi ini juga tak masuk akal. Saat diculik, ibunya sedang dinas ke Eropa.
Do Yeon terdiam mendengar itu.
Jung Bae : Bagaimana? Menarik, 'kan?
Do Yeon : Benar.
Do Yeon langsung pergi.
Hyeon Seok beranjak menuju kantornya sambil bicara di telepon.
Hyeon Seok : Jadi, dia sungguh ke luar negeri. Baiklah.
Tapi kemudian dia melihat Do Yeon berdiri di dekat mejanya.
Hyeon Seok : Siapa ini? Menantuku datang.
Hyeon Seok lantas duduk di kursinya.
Do Yeon malu dipanggil menantu.
Do Yeon : Jangan panggil aku seperti itu.
Hyeon Seok : Cepat ungkapkan perasaanmu. Kenapa buang-buang masa muda? Jin Gyeom tak akan memacari wanita lain selain kau.
Do Yeon : Aku juga tahu.
Hyeon Seok : Kau datang untuknya?
Do Yeon : Tidak Aku kemari untukmu, Ayah.
Do Yeon memijit bahu Hyeon Seok.
Hyeon Seok : Enak sekali.
Do Yeon : Pasti lelah menyelidiki kasus penculikan Hong Eun Su.
Hyeon Seok pun langsung menatap Do Yeon.
Hyeon Seok : Kau sedang apa, Nona Kim?
Do Yeon : Ayolah, Ayah.
Hyeon Seok : Aku bukan ayahmu. Kali ini tidak boleh. Tak ada yang bisa kubagi. Kami juga masih tersesat.
Do Yeon tak patah arang. Dia terus membujuk Hyeon Seok agar membagi kasus Eun Su dengannya. Dia bilang, jika tersesat, tanya saja jalan pada orang di sekitar.
Do Yeon : Kita cari bersama. Akan kupikul bebanmu. Kau tak percaya aku?
Hyeon Seok : Bagaimana bisa? Terakhir kali kau bilang begitu, kau malah menusuk dari belakang.
Do Yeon nyengir mendengar itu. Hyeon Seok juga nyengir dan menunjukkan pintu keluar pada Do Yeon. Do Yeon jadi sebal.
Jin Gyeom yang baru pulang, melihat Do Yeon lagi mengutak atik laptopnya.
Jin Gyeom : Kapan datang?
Do Yeon : Kau pasang sandi di laptop?
Jin Gyeom : Karena kau selalu mengintip.
Do Yeon : Aku sangat sedih hingga hampir membantingnya.
Jin Gyeom : Soal kemarin…
Do Yeon : Lupakan itu. Beri tahu sandimu.
Jin Gyeom : Tanyakan saja. Akan kujawab.
Do Yeon : Kasus penculikan Hong Eun Su.
Jin Gyeom : Belum bisa dibagikan.
Do Yeon : Ayolah, tak ada yang tak bisa. Kau belum dengar? "Orang pesimis tak pernah temukan rahasia bintang, berlayar ke negeri yang asing dan membuka pintu baru untuk jiwa mereka." Berpikirlah positif. Dengan begitu, kau temukan jalan. Kau mengerti?
Do Yeon membuka kulkas Jin Gyeom. Setelah itu dia kembali mendekati Jin Gyeom.
Do Yeon : Tidak ada bir. Kau kehabisan bir.
Jin Gyeom : Kau tahu aku tak minum.
Do Yeon : Tapi aku minum. Cepat belikan.
Jin Gyeom : Bisakah kau pulang saja? Aku lelah.
Do Yeon : Jika jawab tiga pertanyaanku, aku akan pergi. Pertama Ke mana Eun Su pergi selama tiga hari menghilang? Kedua. Apa kau amankan rekaman kamera pengawas ibu Eun Su menginap di hotel saat dinas? Terakhir. Apa Eun Su melihat sebuah drone?
Jin Gyeom : Ada apa dengan drone?
Do Yeon : Dia melihatnya?
Do Yeon pun membawa Jin Gyeom ke kantornya. Dia menunjukkan laporan kasus Eun Su yang tadi diberikan Jung Bae padanya. Di sana, ada foto sebuah drone di langit.
Jin Gyeom : Ini bisa dipercaya?
Do Yeon : Jangan meremehkanku. Aku bukan lagi Kim Do Yeon yang melempar batu ke jendelamu. Kejadian aneh terjadi di seluruh negeri sejak tahun lalu. Semua tak masuk akal seperti kasus penculikan ini. Namun, ada kesamaannya. Drone terlihat di sekitar lokasi. Aneh, 'kan?
Jin Gyeom ingat saat dia melihat drone sebelum menemukan ibunya terkapar bersimbah darah.
Jin Gyeom : Kirim dokumen ini ke surelku.
Do Yeon : Beri tahu aku petunjuk paling penting dalam kasus ini. Jika sudah, akan kukirim.
Jin Gyeom : Pernyataan Eun Su.
Do Yeon : Apa yang dia katakan?
Jin Gyeom : Dia bilang si penculik adalah ibunya yang menjelajahi waktu.
Do Yeon kaget plus heran, apa?
Bersambung ke part 2...
0 Comments:
Post a Comment