Alice Ep 2 part 2

All Content From : SBS
Sinopsis : Alice
Sebelumnya : Alice Ep 2 Part 1
Selanjutnya : Alice Ep 3 Part 1
 

Tae Yi akhirnya pergi sendiri, membeli minuman.

Tapi baru keluar dari rumah, ada seseorang yang mengikutinya. Seseorang dengan jaket kulit berwarna hitam.

Tae Yi yang merasa ada yang mengikutinya, menoleh ke belakang tapi tak ada siapa pun.


Jin Gyeom menunggu Tae Yi di rumah.


Tae Yi baru keluar dari toko membeli soju.

Tapi saat mau pulang, dia melihat sebuah drone di langit yang terbang saat gerhana bulan merah darah terjadi.

Drone itu membidikkan sinarnya ke Tae Yi.


Tae Yi terkejut, sampai menjatuhkan botol sojunya.

Tae Yi pun lari.


Drone itu terus mengejar Tae Yi.

Tae Yi tambah takut ketika drone itu membidikkan sinar padanya.


Jin Gyeom menghubungi ibunya.

Tae Yi masih berusaha kabur dari drone yang mengejarnya.


Jin Gyeom akhirnya pergi mencari ibunya. Sedangkan sang ibu masih diikuti oleh drone.


Jin Gyeom tiba di toko tempat ibunya membeli soju tapi toko itu sudah tutup.


Jin Gyeom mulai panic saat melihat pecahan botol soju. Ia pun bergegas lari mencari ibunya.

Jin Gyeom melewati jalan yang dilalui Tae Yi tadi. Tanpa ia sadari, ia menginjak syal ibunya dan pergi begitu saja.


Jin Gyeom kembali ke rumah dan melihat pintu pagar rumahnya terbuka. Dia juga melihat drone itu yang terbang pergi.







Jin Gyeom bergegas masuk. Dan, ia mendapati ibunya sudah tergeletak bersimbah darah.

Jin Gyeom tanya, apa yang terjadi dan siapa yang melakukannya.


Jin Gyeom meletakkan sang ibu di pangkuannya. Ia mau menghubungi ambulance tapi dilarang ibunya.

Tae Yi : Jin Gyeom-ah, dia sudah pergi. Putraku, baik-baik saja.

Jin Gyeom marah, apanya yang baik-baik saja!

Tae Yi : Jin Gyeom-ah, putra ibu. Ini semua salah ibu. Kau harus tahu...


Tae Yi kesakitan. Jin Gyeom minta ibunya berhenti bicara dan menekan luka ibunya.

Tae Yi : Jika kau melihat ibu...

Jin Gyeom marah, jangan bicara!

Jin Gyeom mulai nangis.


Tae Yi ingin bicara. Tae Yi minta Jin Gyeom menjauhinya jika suatu hari Jin Gyeom bertemu dengannya lagi.

Jin Gyeom : Apa maksud ibu? Kenapa?

Tae Yi : Putraku sudah dewasa. Terima kasih sudah terlahir sebagai putra ibu.

Tae Yi ingin di kehidupan berikutnya Jin Gyeom menjadi putranya lagi.

Tapi Jin Gyeom tidak mau. Jin Gyeom bilang ibunya harus punya putra yang lebih baik darinya.

Jin Gyeom : Milikilah putra yang mencemaskan ibu saat ibu sakit, menghibur ibu saat ibu sedih. Tapi meskipun kau bukan ibuku, aku akan melindungi ibu.

Tae Yi pun akhirnya meninggal.

Jin Gyeom terkejut melihat ibunya sudah menutup mata.

Jin Gyeom : Eomma... eomma....


Jin Gyeom lalu memeluk ibunya dan menangis hebat.

Jin Gyeom : EOMMA!


Detektif yang menangani kasus Sung Eun tampak berlari ke rumah Jin Gyeom.

Tapi dia terkejut karena berpapasan dengan seorang pria!

Pria itu juga terkejut berpapasan dengan detektif.


Adegan berpindah pada Min Hyuk dan kedua rekannya yang terkejut melihat sesuatu.


Detektif menemui dokter yang mengautopsi jasad Tae Yi.

"Kau bilang itu luka tembak?"

"Benar. Ada goresan dan organ-organ hancur saat pelurunya melebur. Masalahnya, itu bukan senjata biasa. Itu sangat kecil sehingga sulit mencari luka masuk dan keluar dengan mata telanjang."

Detektif kaget dan bingung.


 Detektif lalu menemui Jin Gyeom di sebuah kedai.

Detektif menuangkan soju ke gelasnya sendiri, lalu meminumnya.

Jin Gyeom diam saja dan terus menatapnya.

Detektif : Beberapa kasus terselesaikan setelah bertahun-tahun. Hanya perlu kegigihan. Percayalah padaku. Kudengar kau murid yang baik. Belajar lah dengan giat demi ibumu dan masuk universitas bagus.

Detektif lalu tanya apa cita-cita Jin Gyeom.

Jin Gyeom bilang dia ingin masuk akademi polisi.


Sekarang, Jin Gyeom sedang latihan menembak.


Dia juga latihan bela diri.


Jin Gyeom latihan berlari bersama semua teman-temannya.

Dia sudah masuk akademi kepolisian.


 Jin Gyeom sedang mandi.

-Tahun 2020-


Seorang pria menyandara seorang wanita di atap gedung.

Dibawah, detektif yang menangani kasus Jin Gyeom dulu sedang berusaha membujuk si penyandera. Ia tak sendiri, tapi ditemani rekannya.

"Dengar penyandera. Aku Kapten Ko Hyeong Seok dari Kepolisian Seoul Nambu. Jika kau tidak turun sekarang, kau akan menyesal selamanya. Jika kau turun, maka hukumanmu akan dikurangi. Jika kau menyakiti sandera sedikit saja, tamat riwayatmu."


Tapi si penyandera tak mau dengar.

"Bagaimana dengan pintu ke atap?" tanya Kapten Ko.

"Mereka sedang membukanya sekarang." jawab rekannya.


Dua rekan mereka yang lain, sedang berusaha membuka pintu atap.

Seorang dari mereka melapor ke Kapten Ko kalau pintunya terkunci.

Kapten Ko : Ini gawat. Dimana Jin Gyeom?


Jin Gyeom sendiri ada di ketinggian. Dengan santainya dia berjalan menuju si penyandera.


Rekan Kapten Ko berseru, oh! Dia disana.

Kapten Ko : Sedang apa dia?


Jin Gyeom berhasil mencapat atap.

"Si.. siapa kau! Menjauhlah! Kau mau wanita ini mati!"

Jin Gyeom melihat si penyandera menekan pisau ke leher sandera.

"Kau sadar kau mengarahkan pisau ke arteri karotisnya?"

"Apa?"

"Tusukkan pisaunya satu milimeter saja, lalu akan keluar satu liter darah per menit. Dia akan mati dalam beberapa menit karena tekanan darahnya rendah. Jika dia tidak beruntung, waktunya lebih sedikit."

Sandera ketakutan dan memohon Jin Gyeom menolongnya.

Si penyandera makin menggila dan mengancam Jin Gyeom akan membunuh sandera.

"Kau sudah membunuh 3 orang. Entah berapa banyak lagi yang akan kau bunuh. Kau pikir aku akan membiarkanmu lolos hanya demi menyelamatkan wanita ini?"


Wanita itu akhirnya jatuh pingsan dan Jin Gyeom dengan cepat menyambarnya.

Si penyandera hendak menusuk Jin Gyeom.


 Tapi Jin Gyeom dengan sigap menghindar dan membawa pria itu jatuh ke bawah bersamanya.

Jin Gyeom memborgol pria itu dan menyerahkannya ke polisi lain.


Kapten Ko merepeti Jin Gyeom. Dia bilang Jin Gyeom hampir membuat jantungnya copot.

Rekan Kapten Ko tanya, apa Jin Gyeom baik-baik saja?

Jin Gyeom mengangguk dan tanya kondisi sandera.

Tak lama, mereka dapat laporan kalau sandera baik-baik saja.


Kapten Ko lalu mengajak Jin Gyeom ke rumahnya. Dia bilang istrinya membuat sup ayam dan mengundang Jin Gyeom ke rumah untuk makan siang. Tapi Jin Gyeom bilang lain kali saja karena dia ada janji.

Kapten Ko tanya, apa Jin Gyeom mau menemui Do Yeon.

Jin Gyeom : Bagaimana kau tahu?

Kapten Ko : Siapa lagi?

Jin Gyeom lalu pergi.


Do Yeon di kantornya, berjalan dengan wajah marah.

Do Yeon teriak, Pak Kim!

Pria bernama Pak Kim berjalan melewatinya begitu saja. Do Yeon pun langsung menariknya.

Pak Kim : Mari bicara lain kali saja. Aku sedang tidak enak badan.

Do Yeon : Kau tampak tidak sehat. Kusarankan kau segera melakukan autopsi atau haruskah aku melakukannya untukmu!


Pak Kim marah dan menghempaskan tangan Do Yeon.

Pak Kim : Hei! Dia mungkin tidak bekerja sama dengan kita tapi dia tetap sesama reporter. Kau sungguh ingin mengkhianatinya?

Do Yeon : Aku bahkan bisa mencincangnya dan menjadikannya rebusan. Jadi terbitkan artikelku.

Pak Kim mendengus kesal.


Sekarang, Do Yeon sudah bersama Jin Gyeom. Jin Gyeom menuangkan soju untuk Do Yeon.

Do Yeon masih kesal.

Do Yeon : Semua orang harus menyimpan nurani mereka  dan menggunakannya hanya saat diperlukan. Dia rekan sesama reporter, lalu kenapa? Semua orang tahu dia membawa pemagang ke hotel. Kenapa mereka diam saja?


Do Yeon mendengus kesal.

Do Yeon lalu bilang kalau dia akan menerbitkan artikelnya apapun caranya.

Do Yeon : Jika artikelku tidak diterbitkan, akan kuunggah di internet!

Do Yeon menuangkan soju ke gelasnya kali ini.

Jin Gyeom hanya minum air putih biasa.


Do Yeon : Kenapa kau diam saja?

Jin Gyeom : Aku yakin kau akan baik-baik saja.

Do Yeon : Itu artinya kau mencemaskan, peduli dan mendukungku. Bukankah begitu?

Jin Gyeom : Iya.

Do Yeon tersenyum, lalu dia mengajak Jin Gyeom minum di tempat lain.

Do Yeon tanya, Jin Gyeom mau kemana? Ke rumah Jin Gyeom.

Jin Gyeom : Orang tuamu akan khawatir. Mereka tahu kita teman tapi wanita dewasa tidak boleh datang ke rumah pria sendirian.


Do Yeon ketawa.

Do Yeon : Uri Jin Gyeom-i, akhirnya kau sadar apa yang terjadi saat pria dewasa dan wanita berduaan.

Do Yeon menepuk dadanya. Ia bangga Jin Gyeom sudah dewasa.

Do Yeon : Apa kau bahkan menonton film dewasa?

Jin Gyeom : Sudah kubilang ini membosankan.


Do Yeon teriak, Hei! Bagaimana bisa kau sebut video dewasa membosankan!

Sontak semua pengunjung langsung menatap ke arahnya.


Do Yeon menutupi mukanya. Malu.

Do Yeon : Apa kau berniat menjadi pendeta? Atau kau punya masalah kesehatan?

Jin Gyeom bilang dia hanya tidak tertarik.

Do Yeon tanya kenapa Jin Gyeom bisa tidak tertarik?

Do Yeon : Di usiamu  ini, kau seharusnya ingin melakukannya bukan menonton video dewasa.


Jin Gyeom lalu menerima telepon dari Kapten Ko. Dia pun bergegas pergi.


Jin Gyeom beserta tim nya berkumpul. Ada kasus baru. Hong Eun Soo, gadis berusia 7 tahun hilang saat mengunjungi peternakan.

Kapten Ko bilang, ayah Eun Soo siap membayar tebusan tapi si penculik belum menghubunginya hingga saat ini, hingga melapor pada polisi.

"Ibunya sedang melakukan perjalanan bisnis diluar negeri. Dalam hal kekayaan, mereka masuk 5 persen teratas. Kemungkinan besar penculiknya mengincar uang mereka." ucap Kapten Ko.


Jin Gyeom dan rekannya menginterogasi guru-guru Eun Soo.

Jin Gyeom tanya, kapan pertama kali mereka sadar Eun Soo hilang.

Kepala Akademi bilang, saat anak-anak berkumpul makan siang, sekitar jam 12.30.

"Apa semua berkumpul untuk makan siang?"

"Kelas lain makan siang di tempat lain."

"Apa para guru makan siang di tempat lain?"

"Ya. Tapi kami mengawasi anak-anak selama ini."

Jin Gyeom minta Kepala Akademi mengirimkan foto-foto ke e-mailnya.


Kepala Akademi curiga Eun Soo dibawa sang ibu.

Jin Gyeom : Kau tidak tahu dia sedang perjalanan bisnis keluar negeri?

Kepala Akademi : Benar, tapi dia ada di salah satu foto.

Kepala Akademi menunjukkan fotonya. Memang benar, ada ibu Eun Soo di dalam foto itu.


Rekan Jin Gyeom langsung melaporkan itu pada Kapten Ko.

Dia bilang mereka sudah melakukan analisis dan memang benar itu ibu Eun Soo.

Kapten Ko : Kukira dia di Eropa untuk perjalanan bisnis.

Rekan Jin Gyeom pun bilang, dia sudah memeriksa catatan keberangkatan ibu Eun Soo dan memang benar ibu Eun Soo sedang melakukan perjalanan bisnis.

Kapten Ko bingung. Jika ibu Eun Soo ada di Eropa, bagaimana bisa dia ada di foto.

"Kau sudah periksa kamera pengawas?"

"Peternakan tidak ada kamera pengawas. Dia tidak tertangkap kamera di jalan."

"Dimana Jin Gyeom?"

"Dia ingin menginterogasinya begitu dia kembali jadi dia pergi ke bandara."


Dan memang benar, ibu Eun Soo ada di pesawat. Dia terus menangis.


Jin Gyeom pun langsung menginterogasi ibu Eun Soo.

Ibu Eun Soo emosi karena ia dicurigai menculik putrinya sendiri.

Ibu Eun Soo nangis dan marah karena mereka belum mencari Eun Soo.

Jin Gyeom : Menangis seperti itu tidak akan menemukan Eun Soo.Berhenti membuang waktu jika kau ingin temukan Eun Soo.

Jin Gyeom tanya, berapa banyak orang yang tahu tanggal perjalanan ibu Eun Soo dan karyawisata Eun Soo.

"Dua. Suamiku dan pembantu rumah tangga."

"Tidak ada orang tua dari TK Eun Soo?"

"Aku keluar dari grup obrolan orang tua karena sibuk."

"Apa Eun Soo menyukai pembantu rumah?"

"Tidak. Dia baru jadi Eun Soo takut padanya."

"Pernahkah kau merasa seseorang berpura-pura menjadi dirimu?"

"Tidak."


Detektif lain tiba-tiba masuk dan memberitahu bahwa Eun Soo sudah pulang.


Eun Soo terdiam di pelukan ibunya yang menangis.

Para detektif masih berkumpul di rumah mereka.

Jin Gyeom tanya ke Kapten Ko apa yang terjadi.

"Gadis itu berjalan pulang sendiri."

"Dia bersama siapa selama 3 hari ini?"

"Dia bilang bersama ibunya."


Eun Soo bersama Jin Gyeom di kamarnya.

Jin Gyeom : Kau bersama ibumu selama ini?

Eun Soo mengangguk.

Jin Gyeom : Kau tidak tahu ibumu pergi keluar negeri untuk bekerja?

Eun Soo : Aku tahu.

Jin Gyeom : Jadi kau tetap bersama ibumu?

Eun Soo terdiam. Lalu dia bilang itu rahasia kata ibunya.

Eun Soo : ... tapi dia kembali dengan mesin waktu untuk menemuiku.


Jin Gyeom beranjak keluar. Tiba-tiba dia melihat sebuah drone terbang di langit.

Drone itu menganalisa Jin Gyeom.

Jin Gyeom memotret drone itu, lalu berlari mengejarnya.


Jin Gyeom terus berlari.

Jin Gyeom akhirnya berhenti berlari.


Bersamaan dengan itu, Tae Yi muncul dan melihat ke langit.

Jin Gyeom terkejut melihat Tae Yi.

Jin Gyeom : Eomma.

Jin Gyeom pun bergegas berlari ke arah ibunya.


Bersamaan dengan itu, mobil bak terbuka melaju kencang ke arahnya.

Pemilik mobil mengerem mendadak, sampai terdengar bunyi berdecit dan ban belakang mobil sedikit terangkat. Kaca mobil pecah. Jin Gyeom memejamkan matanya. Waktu seketika berhenti. Jin Gyeom terkejut melihat sekelilingnya tidak bergerak.


Jin Gyeom lalu menatap ke arah ibunya. Hanya ia dan ibunya yang bergerak.

Jin Gyeom berkaca-kaca melihat Tae Yi. Eomma.
 

Jin Gyeom ingat kata-kata terakhir ibunya sebelum meninggal. Sang ibu minta ia menjauhinya jika suatu hari bertemu lagi dengannya.

Tae Yi sendiri juga menatap Jin Gyeom, sambil berjalan ke arahnya.


Bersambung...

0 Comments:

Post a Comment