My Happy Ending Episode 2 Part 2

 All Content From : TV Chosun
Sinopsis Lengkap : My Happy Ending
Sebelumnya : My Happy Ending Episode 2 Part 1
Selanjutnya : My Happy Ending Episode 3 Part 1


Pintu lift terbuka. Jae Won keluar duluan. Te O menyusul Jae Won sambil protes.

Te O : Makin kupikirkan, makin aku marah. Kau mencurigaiku? Saat ada keributan di kantor karena penguntit itu, aku pergi makan ayam goreng dan bir dengan Rachel




Te O pun menunjukkan fotonya dengan Rachel di restoran, yang dia upload di medsosnya.

Te O : Lihat tanggal dan waktunya. Aku bahkan membantumu saat kamu tidak muncul untuk presentasi.Ini tidak benar. Bagaimana kau bisa...


Jae Won pun menghadapkan kedua telapak tangannya ke Te O. Te O pun berhenti mengomel.

Jae Won : Aku sungguh minta maaf.

Te O : Kalau begitu, bantu aku.

Jae Won : Ada apa?

Te O : Batalkan jadwal sore.

Jae Won gak mau, banyak yang harus kulakukan.

Te O sewot, kumohon.


Jae Won tak berkutik dan menuruti kemauan Te O.

Dengan mobil pribadinya, Te O membawa Jae Won ke studionya.

Studio Te O penuh dengan peralatan desain dan pertukangan.

Te O : Kau belum pernah ke studioku, bukan?

Jae Won lalu melihat beberapa kayu panjang yang ditarok di atas sebuah meja kecil.

Jae Won : Apa ini?

Te O mengambil dua celemek yang tergantung disampingnya, lalu mendekati Jae Won.

Te O : Sepertinya aku lupa identitasku belakangan ini, menggambar perabot setiap hari.

Jae Won : Kau membuat kanvas. Kau menyiapkan pameran?

Te O : Aku memikirkan itu.

Jae Won : Kenapa kau mengajakku ke sini?

Te O : Pakai ini dahulu.

Te O memberikan satu celemek ke Jae Won.

Jae Won menurut dan memakai celemek itu.


Te O tersenyum menatap Jae Won yang sudah memakai celemek.

Lah, Jae Won nya malah menatap Te O dengan muka jutek.


Mereka lalu mulai bekerja. Jae Won membantu Te O membuat kanvas.

Te O menatap Jae Won yang tengah memaku kayu penyangga di atas kain kanvas.

Jae Won : Pegang bingkainya dengan erat agar tidak bergerak.

Te O : Astaga.

Jae Won : Kau mengeluh saat aku membantumu.


Te O : Kurasa ini bukan kali pertamamu, dilihat dari caramu melakukannya.

Jae Won : Aku punya banyak pengalaman. Aku membuat semua kanvas untuk teman-teman jurusanku saat aku kuliah.

Te O : Jika kau melukis saat itu, kau pasti sudah menjadi pelukis terkenal sekarang.

Jae Won mulai tersenyum, aku meragukannya. Aku suka melukis, tapi aku tidak berbakat.


Te O : Kau kuliah di Universitas Hanguk. Kau tidak bisa bilang tidak berbakat.

Jae Won pun menatap Te O dengan serius.

Jae Won : Omong-omong, kenapa kau membuat kanvas sendiri? Kau sengaja melakukan ini?

Te O : Kau mengetahuinya dengan baik. Melakukan pekerjaan sederhana adalah cara ampuh buang pikiran mengganggu. Lihat. Kau tampak menyedihkan sebelumnya. Sekarang, kau terlihat lebih seperti dirimu.

Te O lalu menawari Jae Won kopi.

Jae Won mau.


Selagi Te O pergi membuat kopi, Jae Won melihat2 studio Te O. Dan, dia pun terdiam saat menatap satu lukisan Te O.

Te O di depan pintu, dengan dua cangkir kopi di tangannya. Dia terdiam melihat Jae Won memandangi lukisannya.


Adegan beralih ke besok paginya, dimana A Rin menuruni tangga dengan sangat anggun, layaknya bos besar. Soon Young menunggu A Rin di dekat tangga, layaknya seketaris A Rin.

Soon Young : Nona Heo, kau keluar.

A Rin melepas kacamatanya dan menatap Soon Young.

A Rin : Pak Heo, apa jadwal hari ini?

Soon Young : Hari ini, kau harus makan camilan sepulang sekolah. Di sore hari, kau harus bermain ayunan dengan Seo Jun.

A Rin : Astaga, aku lelah sekali.

Soon Young : Jika kau lelah, haruskah kubatalkan salah satunya?

A Rin : Tidak.

Soon Young : Aku sudah menyiapkan bus TK di luar. Kita pergi sekarang?

Jae Won muncul dari dapur dan menatap mereka berdua.

A Rin tertawa, tidak.


A Rin lalu memakai kacamatanya lagi dan mulai beranjak. Saat melihat ibunya, dia mengaku akan bekerja lembur hari ini dan meminta Jae Won tidak menunggunya. Jae Won tertawa mendengarnya dan menyemangati A Rin. A Rin keluar duluan. Soon Young menatap Jae Won. Dia bilang akan mengantar A Rin ke bus. Senyum Jae Won langsung hilang saat menatap Soon Young. Dia menatap Soon Young dengan wajah kebingungan.


Jae Won di jalan sekarang. Dia memeriksa dokumennya di perjalanan. Ponselnya berbunyi. Telepon dari ayahnya. Jae Won menolak panggilan ayahnya.

Hujan turun dengan deras. Pak Seo di halte, sambil terus berusaha menelpon Jae Won. Jae Won lewat dan terkejut melihat ayahnya. Sang ayah mulai menyebrangi jalan, sambil memegang rantang. Jae Won jadi bingung harus gimana.


Saat Pak Seo berjalan di trotoar setelah menyebrang, Jae Won muncul di belakang dan memayungi Pak Seo.

Jae Won : Appa!

Pak Seo berbalik dan senang melihat Jae Won.

Jae Won : Sedang apa ayah di sini?

Pak Seo : Ayah membawakan lauk untukmu.


Jae Won terdiam dan ingat masa kecilnya, saat dia menemui dokter psikiater.

Dokter : Bagaimana obatnya?

Jae Won : Itu membuatku mengantuk dan mual.

Dokter : Semua akan baik-baik saja setelah kau terbiasa.

Jae Won : Sampai kapan aku harus minum obat?

Di meja, ada papan nama dokter. "Psikiater Hwang Yong Chul"

Dokter Hwang bilang sampai Jae Won benar-benar pulih.

Jae Won : Ini bukan bekas luka yang bisa disembuhkan. Bagaimana anda tahu aku sudah sembuh atau belum?

Dokter Hwang : Belajarlah dengan giat. Jangan berpikir untuk membuat masalah, pikirkan orang tuamu yang mencemaskanmu. Kau akan pulih.


Jae Won keluar dari ruang dokter dan menatap Pak Seo yang menunggunya di depan ruangan dokter. Pak Seo langsung berdiri begitu Jae Won keluar. Dia tersenyum pada Jae Won. Jae Won membalas senyum Pak Seo dengan tersenyum juga.

Flashback end...


Pak Seo dan Jae Won di perjalanan sekarang. Jae Won mengelap jaket dan wajah ayahnya yang basah kuyub, sambil memarahi ayahnya.

Jae Won : Seharusnya ayah meneleponku. Pasti tidak ada orang di rumah.

Pak Seo : Ayah hanya ingin membawakan lauk tanpa mengganggumu saat kau bekerja. Tidak apa-apa. Ayah tidak banyak kehujanan. Turunkan ayah di dekat stasiun kereta bawah tanah.

Jae Won : Aku akan meminta sopir mengantar ayah pulang.

Pak Seo : Tidak perlu. Tidak butuh waktu lama dengan bus.

Jae Won : Dengarkan saja. Jangan membuatku khawatir.

Pak Seo menurut.


Pak Seo kemudian tanya, apa Jae Won baik-baik saja.

Pak Seo : Kau tidak bermasalah?

Jae Won terdiam menatap ayahnya yang tersenyum kepadanya.


Tae Joo di depan kantor imigrasi. Dia menunggu di dalam mobilnya, di seberang kantor. Tak lama, salah satu staf imigrasi masuk ke mobil Tae Joo. Dia memberikan Tae Joo sesuatu dan berkata, dia akan dihukum jika ketahuan membantu Tae Joo.

Tae Joo : Istrimu berpura-pura menjadi pasien selama lebih dari tiga bulan, tapi aku pura-pura tidak tahu meski berisiko menghadapi tindakan disipliner.

Si staf imigrasi terdiam mendengarnya. Tae Joo lalu membaca dokumen yang diberikan staf imigrasi. Itu adalah sertifikat masuk dan keluar Seoul.


Jae Won di ruangannya, mengirimi Soon Young pesan setelah berpikir sejenak.

Jae Won : Mari makan malam bersama malam ini. Ada yang ingin kukatakan dan kudengar.


Seketaris Kim lalu masuk.

Seketaris Kim : Bu Seo, ini perjanjian toko-dalam-toko J Department Store.

Jae Won : Pukul berapa rapat hari ini?

Seketaris Kim : Pukul 15.00, Bu Seo. Anda harus pergi sekarang.

Jae Won : Kau tidak perlu menyiapkan mobil. Aku akan bawa mobilku sendiri.

Seketaris Kim mengerti dan beranjak keluar.


Tapi saat mau pergi, Tae Joo menelponnya.

Tae Joo : Kau memintaku mengambil catatan imigrasi Yoon Te O, bukan?

Jae Won : Itu sudah beres. Kau tidak perlu mengambilnya.

Tae Joo : Aku sudah mengambilnya. Aku harus bagaimana?

Jae Won : Dia diadopsi oleh keluarga Amerika saat masih kecil dan datang ke Korea empat tahun lalu setahuku. Apa itu benar?

Tae Joo : Ya, benar. Tapi bukan empat tahun lalu saat dia datang ke Korea untuk kali pertama. Menurut catatan, dia juga masuk Korea tujuh tahun lalu.


Jae Won terdiam menatap papan nama Te O sebagai manajer eksekutif Tim Desain Dereve. Dia pun ingat saat bertanya pada Te O di pameran mereka.

Jae Won : Kudengar kau akan terbang ke Korea setelah pameran ini. Ini kunjungan pertamamu?

Te O : Bisa dibilang begitu. Aku belum pernah ke sana sejak diadopsi saat delapan tahun. Ayahku meninggal karena sakit saat usiaku enam tahun, dan ibuku meninggal dalam kecelakaan mobil saat usiaku tujuh tahun. Orang Korea jarang ingin mengadopsi anak laki-laki yang lebih tua. Jadi, aku berakhir di Amerika. Apa aku membuatmu bosan? Orang tampaknya lebih memedulikan masa laluku daripada pekerjaanku.

Jae Won pun kembali meragukan Te O.


Jae Won lalu beranjak keluar kantornya sambil bicara dengan pembantu  yang menelponnya.

Pembantu : Aku harus pergi lebih awal hari ini karena alasan pribadi. Aku sudah memberi tahu suami anda, tapi aku tidak bisa menghubunginya.

Jae Won : Di mana A Rin?

Pembantu : Dia belum pulang. Profesor Heo menjemputnya dari TK pukul 15.00, tapi entah apa dia melakukannya hari ini.

Jae Won : Baiklah, kau boleh pergi.


Jae Won berdiri di lift dan menghubungi Soon Young.

Soon Young tak menjawab..


Pintu lift terbuka. Jae Won masuk ke lift dan menghubungi Seketaris Kim.

Jae Won : Bisakah kita menunda rapatnya selama satu jam?


Adegan beralih ke Soon Young tanpa kacamata, kekasihnya Yoon Jin. Di mobilnya, dia mengawasi kediaman Soon Young. Tak lama, dia melihat pembantu Soon Young meninggalkan rumah. Soon Young tanpa kacamata pun melepas jasnya. Lalu dia turun dan berdandan seperti Soon Young, suami Jae Won. Setelah itu, dia masuk ke kediaman Soon Young membawa sebuah amplop putih. Begitu masuk, dia terus ke ruang kerja dan menyimpan amplop itu di laci. Setelah itu, dia bergegas keluar dan bertemu tetangga Soon Young. Tetangga Soon Young menyapanya. Soon Young tanpa kacamata pergi begitu saja tanpa membalas sapaan tetangga Soon Young karena tidak kenal.

Tetangga Soon Young heran sendiri, itu ayah A Rin.


Soon Young tanpa kacamata lalu melajukan mobilnya. Mobil yang dipakainya, sama dengan mobil yang menghalangi laju mobil Jae Won setelah Jae Won selesai video call-an dengan Soon Young di hari ultah Pak Seo.


Jae Won ke kelas A Rin. Wali Kelas A Rin langsung keluar dari kelas, menemui Jae Won.

Jae Won : Apa suamiku menjemput A Rin?

Wali Kelas : Apa? A Rin izin sakit hari ini. Kau tidak tahu?

Jae Won terkejut dan langsung menghubungi Soon Young tapi Soon Young tak bisa dihubungi.


Jae Won pun mencari A Rin ke taman. Tapi A Rin dan Soon Young tak di sana. Dia juga sudah mencoba menghubungi Soon Young lagi tapi Soon Young masih tak bisa dihubungi.

Jae Won pun bertanya kepada satpam akhirnya. Satpam bilang dia bertemu Soon Young dan A Rin saat makan siang.

Satpam : Mereka pergi ke suatu tempat dengan terlihat cukup bahagia.

Satpam juga memberitahu mereka bersama wanita lain.

Satpam : Aku belum pernah melihatnya di sini, tapi dia dan Profesor tampak dekat.


Jae Won panas mendengar itu dan kembali ke mobil. Di mobil, dia menghubungi Seketaris Kim untuk memastikan Yoon Jin ada di kantor apa tidak. Seketaris Kim bilang, Yoon Jin tak bekerja. Jae Won pun marah dan pergi ke apartemen Yoon Jin yang letaknya satu gedung dengan pusat kebugaran yang sering Soon Young datangi.

Jae Won membunyikan bel, tapi pintu tak kunjung terbuka.

Jae Won marah, keluar!

Jae Won menggedor2 pintu, menyuruh Soon Young dan Yoon Jin keluar. Sampai tetangga Yoon Jin pada keluar karena teriakan Jae Won.


Hari sudah malam. Soon Young di depan pintu, mencoba menghubungi Jae Won. Tepat saat itu, Jae Won pulang dan langsung ke kamar tanpa menjawab pertanyaan Soon Young. Soon Young menyusul Jae Won dan mengulangi pertanyaannya, kenapa dia tidak bisa menghubungi Jae Won.

Soon Young : Kau tahu betapa cemasnya aku?

Jae Won : Bukankah seharusnya aku yang bertanya?

Soon Young : Benar sekali. Ada puluhan panggilan tidak terjawab, tapi kau tidak menjawab. Kukira terjadi hal buruk.

Jae Won : Dari mana saja kau hari ini?

Soon Young : Aku keluar untuk mencari udara segar.


Melihat reaksi Jae Won, Soon Young pun tanya ada apa.

Jae Won : Dengan siapa?  Bukankah kau ada urusan mendesak? Dengan siapa?

Soon Young : Aku pergi dengan A Rin. Dia tidak mau pergi ke TK hari ini.

Jae Won : Hanya kalian berdua?

Soon Young : Hanya kami. Siapa lagi yang akan bergabung dengan kami? Maafkan aku. Kau sibuk. Aku berniat memberitahumu saat kamu pulang.

Jae Won : Kenapa kau tidak menelepon pacarmu untuk menggantikan istri sibukmu?

Soon Young : Kau marah karena aku tidak bilang aku membiarkannya bolos TK?

Jae Won : Kau sungguh tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu?

Soon Young : Tahu apa?

Jae Won : Alasan aku kesal. Kau sungguh tidak tahu alasannya?

Soon Young : Aku sungguh tidak tahu. Mari kita dengar. Maaf aku membiarkan A Rin bolos TK diam-diam, tapi reaksimu berlebihan.

Jae Won : Kumohon! Tidak bisakah kau jujur sekali saja? Ekspresimu seolah-olah tidak tahu apa-apa.

Soon Young : Aku sungguh tidak tahu. Kenapa kau seperti ini? Aku sungguh tidak tahu.

Jae Won yang tidak tahu harus berkata apa lagi karena Soon Young masih bohong, akhirnya pergi lagi.


Di mobil, Jae Won dihubungi Choi Dong Ho, teman zaman kuliahnya.

Dong Ho : Jae Won. Kau tidak akan datang lagi? Aku tahu kau sibuk, tapi datanglah ke pertemuan alumni.

Jae Won : Kita akan bertemu hari ini?

Dong Ho : Yoon Jin tidak memberitahumu?

Jae Won : Dia di sana?

Dong Ho : Ya. Dia sudah cukup lama di sini. Kenapa?

Jae Won : Di mana kau?


Jae Won pun bergegas ke sana, sebuah kafe dimana rekan2 seangkatannya sudah berkumpul.

Yoon Jin di sana. Jae Won pun duduk disamping Yoon Jin.

Yoon Jin beralasan tidak memberitahu Jae Won karena Jae Won masih sakit.

Salah satu teman menawari Jae Won minum. Tapi Yoon Jin bilang Jae Won belum bisa minum alkohol.

Jae Won pun langsung meminum alkohol yang dituangkan temannya ke gelas.

Semua heran melihatnya.


Yoon Jin tanya apa ada masalah belakangan ini.

Jae Won menatap kesal Yoon Jin.

Jae Won : Bagaimana kabarmu? Semuanya baik-baik saja? Kau menyembunyikan sesuatu dariku?

Yoon Jin : Apa yang kusembunyikan darimu? Aku selalu terjebak melukis di dalam ruangan.


Teman2 mendesak Jae Won membagikan kisah bagaimana Jae Won bisa sukses. Mereka bilang, gak expect sama sekali kalau Jae Won bisa lebih sukses dari Yoon Jin. Jae Won membenarkan dan berkata kalau saat kuliah, Yoon Jin lebih baik darinya. Teman2 setuju. Mereka bilang Yoon Jin sangat populer di kampus dan mereka mengira Yoon Jin lah yang akan sukses.

Yoon Jin : Baiklah. Maafkan aku karena tidak sukses.

Teman2 bilang lagi kalau Yoon Jin sukses. Yoon Jin satu-satunya seniman sekarang. Tidak mudah bertahan di seni selama lebih dari 20 tahun. Akan lebih mudah jika Yoon Jin membiarkan ayah Yoon Jin membantu.


Jae Won : Alih-alih membicarakan seni, haruskah kita membicarakan perpisahanmu?

Jae Won menatap Yoon Jin.

Jae Won : Bagaimana kabar mantan tunanganmu? Benar juga. Dia pebisnis yang sukses. Aku membaca tentang pertunangannya baru-baru ini. Siapa yang dia nikahi? Siapa aktrisnya?

Yoon Jin agak kesal menjawab Jae Won.

Yoon Jin : Kim Mi So. Dia model, bukan aktris. Kau masih peduli? Aku tidak tahu kau mengawasi mantan tunanganku.

Jae Won : Kau juga sangat tertarik dengan keluargaku. Dan suamiku.

Yoon Jin kaget dengan jawaban Jae Won. Tapi kemudian dia bilang Jae Won mabuk berat.

Lalu profesor mereka datang. Semua sibuk menyapa profesor, kecuali Jae Won yang minum dan minum.



Paginya, Jae Won terbangun karena bunyi alarm jam bekernya. Dia pun mendapati dirinya sudah berada di kamarnya. Lalu pesan dari Soon Young masuk ke ponselnya.

Soon Young : Kau sudah bangun? Kau tertidur lelap, jadi, aku tidak membangunkanmu. Aku membuat sup pollack kering. Makanlah sebelum bekerja. Kantormu mengirim dokumen lewat kurir. Ada di ruang kerja.


Jae Won ke ruang kerja dan mencari dokumen yang dimaksud Soon Young, tapi tak ada di meja. Dia pun membuka laci dan menemukan amplop putih yang disimpan oleh Soon Young tanpa kacamata. Jae Won pikir itu dokumennya, tapi saat melihat isinya, dia heran ada daftar real-estate di dalamnya.

Jae Won membaca lebih lanjut.

Dituliskan pembelian, dilakukan pada 15 Desember 2022. Nama pemilik real estate, Seo Chang Seok. Transaksi senilai 500 ribu dolar. Sontak Jae Won kaget dan ingat kata2 Tae Joo kalau setelah kematian ibunya, ayah tirinya menerima uang asuransi.

Lalu Jae Won membaca surat yang satunya. Itu surat perjanjian sewa apartemen, real-estate yang dibeli Pak Seo. Jae Won kaget melihat nama si penyawa adalah Yoon Jin.


Jae Won yang penasaran, akhirnya pergi ke apartemen ayahnya yang disewa Yoon Jin.

Dia menunggu dengan cemas di mobil. Tak lama, dia melihat Yoon Jin datang membawa belanjaan.

Ponsel Jae Won berbunyi. Telepon dari Seketaris Kim.

Seketaris Kim : Anda tahu rapat dengan J Department Store dipindahkan ke pagi ini, bukan? Aku mengirim salinan kontrak ke rumah anda pagi ini.

Jae Won : Ya, baiklah. Aku akan datang tepat waktu. Tidak, aku akan langsung ke pasaraya.


Selesai menelpon, Jae Won turun dari mobil. Dia mau mendatangi Yoon Jin tapi malah melihat kedatangan Soon Young dan A Rin.

Jae Won syok berat melihat Soon Young membawa A Rin ke rumah sewaan Yoon Jin.


Sekarang, Jae Won tengah melajukan mobilnya. Dia ingat saat Yoon Jin membuka pintu dan menyambut A Rin layaknya ibu kandung A Rin.

Yoon Jin : A Rin-ah. Selamat datang. Kau tampak cantik.

Jae Won yang marah, tanpa sadar menambah laju mobilnya dan hampir menabrak seseorang.

Jae Won lalu terdiam dengan amarah di wajahnya. Tak lama kemudian, dia melampiaskan amarahnya dengan berteriak sejadi-jadinya.

Bersambung....

0 Comments:

Post a Comment