My Happy Ending Episode 3 Part 1

 All Content From TV Chosun
Sinopsis Lengkap : My Happy Ending
Sebelumnya : My Happy Ending Episode 2 Part 2
Selanjutnya : My Happy Ending Episode 3 Part 2


Jae Won siuman dan mendapati dirinya seorang diri di kamar rumah sakit.

Tak lama setelah membuka matanya, dia duduk dan melepas infus di punggung tangannya.

Jae Won lalu beranjak keluar dan berjalan pelan2 sambil memegangi perutnya di koridor RS yang panjang.




Soon Young tengah menggendong seorang bayi tak jauh dari meja informasi. Tak lama, Jae Won datang mendekati Soon Young. Soon Young bilang, itu A Rin mereka. Jae Won sampai menitikkan air mata menatap A Rin dan Soon Young secara bergantian. A Rin tiba2 menangis.

Soon Young : A Rin-ah, ini ayahmu. Lihat. Ibu juga di sini. Ya, ayah tahu.

Mereka terlihat bahagia.


Kamera menyorot foto Jae Won, A Rin dan Soon Young di mobil Jae Won. Jae Won menyetir dengan amarah yang menguasai dirinya. Dia bahkan sampai memukul-mukul setir mobilnya teringat Soon Young yang membawa A Rin menemui Yoon Jin.

Ponsel Jae Won berdering. Telepon dari Seketaris Kim.


Seketaris Kiim di depan ruang rapat pasaraya J. Di dalam, klien sudah menunggu. Tak lama, Jae Won datang. Jae Won tanya apa dia tepat waktu. Seketaris Kim mengangguk. Jae Won menenangkan dirinya sejenak, sebelum masuk menemui klien. Begitu masuk, dia tersenyum pada klien seolah tidak terjadi apa-apa.


Rapat selesai. Jae Won dan Seketaris Kim berdiri di depan lift. Jae Won murung lagi.

Seketaris Kim : Mobil sudah siap di bawah.

Jae Won : Aku membawa mobilku.

Seketaris Kim : Anda bisa mengemudi?

Jae Won mengangguk.


Jae Won beranjak keluar dari pasaraya. Tapi setibanya diluar, dia terduduk lemas. Dia bahkan harus berpegangan pada tembok di depannya dan menarik napasnya yang sesak berkali2.

Jae Won lalu curhat pada dokternya.

Jae Won : Kupikir aku tahu segalanya tentang dia. Karena dia ayah A Rin. Karena kami keluarga. Tapi aku tidak tahu lagi.


A Rin lagi belajar sambil bermain dengan Soon Young. Soon Young menunjukkan beberapa kartu abjad pada A Rin. Dan A Rin menjawabnya dengan Bahasa Inggris.

A Rin : Yellow.  Elephant.

Soon Young takjub, heol.

Lalu dia memeluk A Rin.

Soon Young : Bagaimana kau bisa semahir ini? Ayah sangat mencintaimu. Dari mana kau mendapatkan kecerdasanmu?

A Rin jahil, bilang dia dapat dari sang ibu.

Soon Young pura2 sakit hati.

Soon Young : Itu sakit.

A Rin : Aku menjawab semuanya dengan benar, jadi, aku mau bermain gim video.


A Rin langsung beranjak pergi.

Soon Young : Hanya selama 30 menit. Ayah baru memeriksa waktunya.


Jae Won pulang. Soon Young mendekati Jae Won. Jae Won menatap Soon Young dengan tatapan agak judes.

Soon Young : Kau pulang? Kau tampak lelah.

Jae Won hanya sedikit tersenyum pada Soon Young.

Jae Won : Ya. Aku agak tegang seharian. Aku ada rapat penting hari ini. Kami ingin masuk ke J Department Store.

Jae Won melepas jasnya dan duduk di ruang makan bersama Soon Young.

Soon Young : Lalu rapatnya... Apa berjalan lancar?

Jae Won : Tidak buruk. Lumayan, kurasa. Bagaimana harimu? Apa ada hal istimewa yang terjadi?

Soon Young : Tidak juga. Aku bertemu dekan sore ini. Aku akan mulai mengajar semester depan.

Jae Won : Baguslah. Kau merasa sesak di rumah.

Soon Young : Ya. Tapi setelah kupikirkan, itu mungkin keputusan bagus, tapi A Rin tumbuh begitu cepat, dan aku merasa akan melewatkannya.

Jae Won : Benar juga. Pertemuan pasangan pekan depan dibatalkan.

Soon Young : Kenapa tiba-tiba?

Jae Won : Suami Young Seon berselingkuh.


Mendengar itu, Soon Young tiba2 agak terdiam.

Jae Won lantas bilang pada Soon Young kalau Young Seon mungkin akan bercerai.

Soon Young mencoba bersikap tenang.

Soon Young : Begitu rupanya. Bagaimana keadaan Young Seon? Pasti berat baginya.

Jae Won yang udah tahu Soon Young selingkuh, menatap tajam Soon Young.

Jae Won : Bisa kau bayangkan bagaimana rasanya?


Jae Won lalu ingat pembicaraannya tadi dengan Dokter Jo.

Dokter Jo : Kau baik-baik saja?

Jae Won : Aku tidak baik-baik saja. Aku ingin menginjak-injak mereka. Aku ingin membunuh mereka berdua. Aku tidak akan menahan diri lagi.

Flashback end...


Soon Young menjawab pertanyaan Jae Won.

Soon Young : Kurasa aku tidak bisa membayangkannya.

Jae Won : Aku tidak bisa membayangkannya. Kau tidak akan pernah selingkuh dariku. Itu sesuatu yang tidak boleh terjadi pada keluarga kita.

Soon Young kembali terdiam mendengar perkataan Jae Won.


Lalu A Rin datang. Jae Won langsung tersenyum pada A Rin.

A Rin : Ibu, ayo main Poki Poki. Aku sangat pandai melakukannya.

Jae Won pun pergi bersama A Rin.

Soon Young masih terdiam memandangi kepergian Jae Won.


Jae Won menemani A Rin main game. Tapi pikirannya masih kalut. Jae Won lalu bertanya pada A Rin, kemana Soon Young membawa A Rin hari ini.

A Rin : Hari ini? Kami pergi menemui teman ayah.

Jae Won : Teman yang mana?

A Rin : Entahlah. Kami tidak bertemu.

Jae Won : Kenapa tidak?


Kita diperlihatkan flashback saat Soon Young memeriksa ponselnya.

Soon Young kesal, apa-apaan ini?

A Rin menatap ayahnya, ada apa ayah?

Soon Young : Sepertinya kita datang ke tempat yang salah. Dia mengirim alamat yang salah.


A Rin menepuk jidatnya, Oh My God.

Soon Young menirukan A Rin, Oh My God.


Jae Won jadi bingung sendiri. A Rin lalu menyuruh Jae Won bermain.


Hari semakin larut. Jae Won berdiri di depan pintu ruang kerja yang setengah terbuka, melihat Soon Young tengah menulis sesuatu di buku. Soon Young lantas mengambil gelasnya. Tapi setelahnya dia menatap ke pintu dan tak ada siapa-siapa. Soon Young lalu menutup buku hariannya dan menyimpannya di laci.


Jae Won memasang kamera pengawas di ruang tengah.


Te O pulang ke hotelnya. Di sana, ada Rachel lagi mengantarkan Yoon Jin ke pintu yang datang berkunjung. Rachel bilang akan menyenangkan jika Yoon Jin bisa bertemu dengan Te O hari ini. Te O yang melihat Yoon Jin, langsung bersembunyi dibalik koridor.

Rachel : Aku akan memberitahunya bahwa kau menunggunya sebelum kamu pergi.

Yoon Jin pun pergi. Te O muncul di depan Yoon Jin. Yoon Jin kaget setengah mati.

Yoon Jin : Kau mengagetkanku. Kenapa kau pulang sangat larut? Aku menunggumu.

Te O : Mari bicara.


Sekarang, Yoon Jin di studio Te O. Dia sedang melihat2. Tak lama, Te O datang membawa dua gelas kopi. Yoon Jin mengambil salah satunya dan menasihati Te O agar tidak terlalu banyak minum kopi.

Yoon Jin : Kau tidak tidur nyenyak di malam hari.

Yoon Jin lalu melihat studio Te O lagi.

Yoon Jin : Bagus sekali. Tempat ini mengingatkanku saat kita kuliah di Amerika. Benar, bukan? Aku bersenang-senang saat itu. Kita bergadang minum bir di studio, membicarakan seni. Te O, bagaimana kalau kita...

Te O : Cukup, Yoon Jin. Hentikan sekarang juga.

Yoon Jin menaruh gelasnya di atas meja dan tanya sejak kapan Te O tahu.

Te O : Aku memeriksa perabot untuk hotel.


Flashback, Te O ada di hotel, tengah memeriksa perabot. Saat mau pergi, dia tak sengaja melihat Soon Young tanpa kacamata masuk ke kamar hotel bersama Yoon Jin.


Yoon Jin : Aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau salah. Pria yang kupacari bukan suami Jae Won.

*Hah? Lalu siapa?

Besoknya, Jae Won yang sudah rapi terdiam menatap obat sakit kepalanya di ruang makan. Tak lama, Soon Young datang dan Jae Won langsung menyimpan obatnya ke dalam tas. Soon Young meminta gelas pada Jae Won. Jae Won pun mengambilkan gelas di dekatnya untuk Soon Young.

Soon Young : A Rin ada kelas seni hari ini, jadi, dia juga harus pergi lebih awal.

Jae Won : Dia tidak ada di sini. Aku mengirimnya ke perkemahan.

Soon Young : Bagaimana dengan TK?

Jae Won : Dia tidak akan pergi untuk sementara.

Soon Young : Ada apa ini? Apa dia mengamuk karena tidak mau pergi? Aku akan bicara dengannya.

Jae Won : Aku mengeluarkan A Rin dari TK. Dia akan sekolah di rumah sekarang. Aku sudah menemukan tutor.

Soon Young marah, tanpa membahasnya denganku?

Jae Won balik marah, kau mendiskusikannya denganku sebelum melakukannya?

Jae Won lalu pergi begitu saja, membuat Soon Young terheran-heran dengan sikap Jae Won.


Yoon Jin tengah menurunkan perlengkapan melukisnya dari bak mobil pick up. Bersamaan dengan itu, mobil Jae Won berhenti di depan kantor. Jae Won turun dari mobil dan terdiam, menatap Yoon Jin dengan sorot mata kecewa. Yoon Jin salah tingkah ditatapan Jae Won. Jae Won yang marah sama Yoon Jin, pergi begitu saja tanpa menyapa Yoon Jin. Yoon Jin menghela nafas dan mengikuti Jae Won yang sudah berada jauh di depannya.

Tapi, Yoon Jin tak bisa masuk. Jae Won yang tahu itu, menoleh dan melihat Yoon Jin tengah mencari kartu pegawai agar bisa masuk, namun Yoon Jin tak bisa menemukan kartunya. Yoon Jin lantas menatap Jae Won. Jae Won langsung meng-kode staf yang menjaga palang pintu otomatis agar membiarkan Yoon Jin masuk. Staf mengerti dan membiarkan Yoon Jin masuk. Jae Won langsung pergi. Yoon Jin pun kesal melihat Jae Won.


Jae Won melihat lukisan Yoon Jin yang hampir selesai. Yoon Jin kemudian datang dan terdiam melihat Jae Won di sana. Yoon Jin kemudian berdiri disamping Jae Won.

Yoon Jin : Bagaimana menurutmu? CEO pasti menyukainya.

Jae Won : Jika aku bilang tidak suka, kau akan mulai dari awal?

Jae Won pun beranjak. Tapi Yoon Jin memanggilnya. Yoon Jin nyolot.

Yoon Jin : Kau pikir kau di sini karena kau istimewa? Kau selalu seperti ini. Kau bersikap seolah-olah peduli dan cemas, seperti orang munafik. Tapi kenyataannya, kau menikmatinya. Membuatku tetap dekat untuk memamerkan kesuksesanmu.

Jae Won : Menurut mentalitas korbanmu.

Yoon Jin tertawa kesal. Anggap saja kau benar. Ini salahku karena tidak sehebat dirimu.


Jae Won : Aku pernah mengasihanimu. Aku ingin membantumu diam-diam. Karena kupikir kau temanku. Karena kupikir kau, dari semua orang, tidak akan seperti itu. Tapi kau menghancurkan kepercayaanku. Apa rencanamu sekarang? Kau mengamuk? Kau ingin aku menghiburmu?

Yoon Jin : Yang kau katakan...

Jae Won : Jadi, tutup mulutmu. Jangan bersikap seolah-olah kau pantas dikasihani.

Jae Won beranjak keluar.

Yoon Jin kesal.


Jae Won menenangkan dirinya sejenak, sebelum akhirnya dia menghubungi seseorang.

Dan Jae Won pun bertemu dengan Tae Joo di kafe. Tae Joo memberikan Jae Won salinan rekam medis ibu Jae Won. Dia juga bilang kalau dia bertemu dokter yang bekerja di UGD hari itu.


Kita diperlihatkan flashback ketika Tae Joo menemui dokter itu. Tae Joo menunjukkan foto Bu Jung, ibunya Jae Won.

Dokter bilang Bu Jung sudah lama meninggal. Dokter lalu tanya apa ada masalah.

Tae Joo : Ini masalah yang sedang berlangsung. Kau ingat saat Jung Mi Hyang dibawa kemari?

Dokter : Aku tidak ingat detailnya, tapi aku ingat dia.

Tae Joo : Dia dibawa ke sini tiga kali.

Dokter : Tidak, empat kali. Dia tewas saat tiba kali terakhir.


Hari itu, dokter dan tim nya berusaha menolong Bu Jung. Pak Seo terdiam menatap tim dokter yang tengah melakukan tindakan. Tangannya memegang botol plastik. Dokter menyuruh anggotanya memompa perut Bu Jung. Lalu dia tanya dimana wali Bu Jung. Dokter mendekati Pak Seo.

Dokter : Pak. Apa yang dia telan? Pestisida apa yang dia minum?

Pak Seo diam saja dan menatap cemas Bu Jung.

Dokter : Pak!

Pak Seo : Dia tidak sengaja meminumnya. Dia pikir itu air.


Kembali ke Tae Joo yang bicara dengan dokter. Dokter bilang saat Bu Jung sadar, dia mengatakan hal yang sama. Bahwa itu kecelakaan.

Tae Joo : Penyebab kematiannya adalah kegagalan beberapa organ. Bisakah kau mati karena kegagalan beberapa organ setelah mengonsumsi pestisida?

Dokter : Ya. Itu mungkin saja.

Tae Joo : Kau tidak mencurigai apa pun saat itu? Tidak masuk akal dia tidak sengaja meminumnya.

Flashback end...


Tae Joo : Jika dia diracuni berkali-kali, entah dia mencoba bunuh diri, atau seseorang memberinya untuk membunuhnya. Jadi, menurutmu kenapa mereka berdua bilang itu kesalahan?


Jae Won pun menuju ke mobilnya. Supir tanya Jae Won mau kemana.

Jae Won : Berikan kuncinya. Kau boleh pulang.

Jae Won ke rumah ayahnya. Dia terdiam di halaman dan terbayang masa kecilnya.

Flashback....


Jae Won tengah menatap satu boneka yang dipajang rak di sebuah warung. Sementara ibu pemilik warung, tengah menonton berita kriminal. 3 anak laki-laki masuk dan mengambil barang di rak, tapi mereka tak sengaja menyenggol satu barang hingga jatuh dan pecah. Si pemilik malah menuduh Jae Won. Jae Won menggeleng. Si pemilik warung menuding Jae Won berbohong. Lalu dia menghina Jae Won dan Bu Jung.

"Ibu dan anak sama saja. Kenapa kau selalu di sini padahal tidak punya uang? Apa? Ibumu bilang akan menang permainan dan membelikanmu boneka?"

Jae Won kembali menatap boneka yang dia suka.


Sekarang, Jae Won berdiri di depan toko. Tak lama, Pak Seo datang.

Pak Seo : Kau baik-baik saja? Kau takut?

Pak Seo mengajak Jae Won pulang setelah memeluk Jae Won beberapa saat. Namun pemilik meminta ganti rugi. Pak Seo marah. Dia tanya, kenapa menyalahkan anak nya padahal anak laki2 tadi yang salah. Pemilik bilang, Pak Seo harus mengganti boneka yang dirusakkan Jae Won. Pak Seo menatap Jae Won.

Pak Seo : Kau yang melakukan ini?

Jae Won mengangguk.


Pak Seo lalu membawa Jae Won pulang. Dia mengayuh sepedanya, membonceng Jae Won. Jae Won diam saja. Pak Seo menghibur Jae Won.

Pak Seo : Tidak apa-apa. Ayah akan melakukan hal yang sama. Begitulah keadaannya. Jangan khawatir.

Pak Seo tertawa.

Jae Won mulai tertawa sambil memegang pinggang sang ayah dan boneka yang dia rusakkan tadi dengan erat.

Flashback end....


Pak Seo datang dan melihat Jae Won. Dia senang Jae Won datang.

Jae Won tersenyum menatap sang ayah.


Jae Won lalu masuk dan melihat foto2 sang ibu. Pak Seo bilang, dia akan pergi ke pasar untuk membeli buah kesukaan Jae Won jika Jae Won bilang mau datang. Jae Won bilang tidak apa-apa. Pak Seo bilang dia tidak akan lama.

Jae Won : Duduklah. Ada yang ingin kukatakan.

Pak Seo : Ayah akan segera kembali.

Jae Won : Duduklah.

Jae Won pun cerita kalau seseorang dari perusahaan asuransi datang mengunjunginya karena hasil asuransi ibu.

Pak Seo kaget mendengarnya.

Pak Seo lalu tanya apa Jae Won tahu.

Pak Seo lantas bercerita apa yang terjadi.


Saat itu, Bu Jung berteriak meminta uang pada Pak Seo.

Pak Seo bilang, Bu Jung kecanduan berjudi dan pergi dari rumah setiap kali punya uang.

Pak Seo : Ayah ingin dia mengalahkan kecanduannya. Jadi, ayah menyembunyikan semua buku tabungan dan perhiasan. Dan dia mengancam ayah bahwa dia akan bunuh diri.

Bu Jung mengancam Pak Seo akan minum racun.

Bu Jung : Aku akan minum ini dan mati.

Pak Seo : Lakukan sesukamu!

Pak Seo : Ayah sering tertipu oleh gertakannya.

Dan Bu Jung beneran minum racun.


Pak Seo : Ayah menyuruhnya melakukan apa yang dia inginkan. Itu mungkin memicu sifat keras kepalanya. Dia benar-benar meminum pestisida. Ayah sangat terkejut. Ayah kira dia akan mati jadi, Ayah memberikan semua keinginannya. Ayah bahkan meminjam uang saat itu tidak cukup. Ayah mungkin membuatnya berpikir bahwa itu taktik yang berguna. Setiap kali kehabisan uang, dia mengancam ayah untuk minum pestisida dan mati. Saat itu tidak berhasil, dia akan meminumnya untuk dibawa ke rumah sakit lagi. Saat selamat, dia mengancam ayah lagi. Itu terjadi beberapa kali.

Jae Won : Kenapa ayah tidak memberitahuku? Seharusnya ayah memberitahuku.

Pak Seo : Ke kau yang harus mengurusnya seumur hidupmu? Hidupmu baru mulai membaik berkat bisnismu. Kau mulai tersenyum, melarikan diri dari bayangan. Pada saat itu, seseorang bilang ke ayah bahwa ayah bisa menerima uang asuransi. Ayah melunasi semua utangnya dengan itu. Ayah membeli apartemen kecil dengan sisa uangnya. Ayah tidak mau bergantung padamu dan suamimu nantinya. Apa ayah salah?

Jae Won : Tidak.

Pak Seo : Maaf ayah tidak memberitahumu sebelumnya.

Jae Won : Siapa yang bilang ayah bisa menerima uang asuransi? Apa itu Soon Young?

Pak Seo : Bagaimana kau tahu?


Kita diperlihatkan flashback saat Pak Seo melihat dokter yang melakukan tindakan pada Bu Jung.

Soon Young datang dan menemani Pak Seo.


Pak Seo : Kami setuju untuk tidak memberitahumu karena kami tidak ingin membuatmu khawatir.

Jae Won : Apa dia juga tahu? Bahwa ibuku dibawa ke UGD setelah minum pestisida?

Pak Seo : Ya.

Jae Won jadi bingung sekarang.


Te O menemui Pak Yoo, tim IT Dereve yang sebelumnya diminta Jae Won untuk melacak keberadaan Soon Young lewat jam pintar.

Pak Yoo : Jadi, seseorang menyelinap ke kantor hari itu untuk mengancam Bu Seo? Tapi kenapa semua orang diam saja? Kau harus segera melapor ke polisi.

Te O : Ada masalah.

Pak Yoo : Masalah apa? Bagaimana jika itu terjadi lagi?

Te O : Aku harus menemukan dia sebelum itu. Aku akan menemukan dia dan menanyakan alasannya. Kenapa dia berusaha menyalahkanku?

Pak Yoo : Ada apa lagi sekarang? Tapi bagaimana kau akan menemukan dia? Kurasa mereka bilang kamera pengawas sedang diperbaiki.


Te O : Sebenarnya...

Te O menunjukkan memori card pada Pak Yoo.


Kita diperlihatkan flashback, saat Te O memberitahu Jae Won kalau dia ada di ruangannya setelah insiden terjadi. Te O melihat kamera rumah di atas meja di ruangan kerja Jae Won.

Pak Yoo : Jadi, itu merekam pelakunya?

Te O : Tidak. Itu merekam, tapi rekamannya dipotong sebelum dia muncul. Kurasa sebagian failnya hilang.

Pak Yoo : Jika hilang di proses penyimpanan, itu bisa dipulihkan. Ayo jalankan programnya.


Mereka pun langsung memulihkan video rekaman.

Pak Yoo : Hei, Kawan. Bukankah rasanya seperti syuting serial kriminal?

Pak Yoo lalu melihat rekan2 setim Te O tidak masuk.

Pak Yoo : Di mana rekan-rekan timmu?

Te O : Mereka berdua bekerja di luar kantor. Salah satunya absen tanpa pemberitahuan.

Pak Yoo : Absen tanpa pemberitahuan?

Te O : Benar. Kenapa dia menghilang setelah pergi rapat?

Tak lama, videonya pulih. Pak Yoo kaget melihat bagaimana Jae Won diserang.

Kamera rumah kemudian menangkap wajah si pelaku. Itu Seung Kyu.


Te O langsung ingat kata2 Seung Kyu yang dia dengar hari itu saat dia baru tiba di kantor, keesokan harinya setelah Jae Won diserang.

Seung Kyu bilang dia tak menyangka Jae Won akan masuk kerja hari itu.

Teringat itu, Te O langsung pergi.


Seketaris Kim mencoba menghubungi seseorang. Lalu Te O datang.

Te O : Di mana Baek Seung Kyu?

Seketaris Kim : Kenapa kau. bertanya di mana dia?

Te O : Aku tahu kalian berdua berpacaran. Kau tahu di mana dia atau tidak?

Seketaris Kim : Bagaimana kau tahu?

Te O : Itu tidak penting. Aku harus menemukannya sekarang. Ini berkaitan dengan Bu Seo.

Seketaris Kim : Kenapa dia ada hubungannya dengan Bu Seo?


Tak lama, Seketaris Kim ingat sesuatu.

Te O tanya ada apa.

Seketaris Kim : Dia bilang akan segera pergi ke Wonju. Tapi Bu Seo juga pergi ke Wonju untuk menemui ayahnya.

Mendengar itu, Te O pun langsung pergi.

Dan yang dihubungi Seketaris Kim tadi ternyata Seung Kyu.


Di perjalanan, Te O berusaha menghubungi Jae Won.

Namun tak dijawab. Ponsel Jae Won sendiri tertinggal di mobil.

Te O pun menambah laju mobilnya.


Pak Seo mengantarkan Jae Won ke mobil. Jae Won masuk ke mobil dan menurunkan kaca mobilnya. Lalu dia memegang tangan ayahnya.

Jae Won : Masuklah. Jangan lupa makan, ya?

Pak Seo : Baiklah. Hati-hati di jalan.

Jae Won pergi.


Setela Jae Won pergi, Pak Seo kembali ke dalam. Tapi kemudian dia terdiam menatap foto Bu Jung. Setelah beberapa saat, Pak Seo menjatuhkan foto Bu Jung ke lantai dengan sengaja.

Lalu kita diperlihatkan flashback, ketika Bu Jung sekarat setelah menenggak pestisida.

Bu Jung berusaha meminta tolong pada Pak Seo. Tapi Pak Seo hanya menatap Bu Jung yang sekarat dengan tatapan dingin.


Hari sudah malam. Jae Won masih di jalan. Tiba2, Jae Won melihat sebuah mobil kontainer yang lagi mundur. Dia menginjak rem, tapi rem nya tidak berfungsi. Jae Won panic dan membanting setir untuk menghindari kemudi.

Mobil Jae Won melaju kencang. Jae Won berusaha menginjak rem tapi rem nya rusak. Jae Won panik karena tak bisa menghentikan laju mobilnya. Para polisi tengah mengatur lalin karena ada perbaikan jalan. Mobil Jae Won datang. Jae Won menghindari tabrakan dengan mobil lain. Tapi mobilnya menabrak pembatas jalan dan tetap tidak berhenti. Jae Won ketakutan.

Tak lama setelah itu, Te O melintas di jalan yang dilalui Jae Won. Melihat pembatas jalan yang tertabrak, Te O semakin mempercepat laju mobilnya. Dia mencari Jae Won. Tak lama kemudian, dia melihat mobil Jae Won yang melaju ugal-ugalan. Te O pun segera menyusul Jae Won. Dia berhasil mensejajarkan mobilnya dengan mobil Jae Won.

Te O : Bu Seo!

Jae Won menatap Te O dengan tatapan panic.

Te O : Apa yang terjadi?

Jae Won : Remnya tidak berfungsi. Mobil ini tidak mau berhenti.


Te O terus menatap Jae Won, memikirkan cara untuk menghentikan mobil Jae Won.

Tiba2, sebuah mobil muncul dari arah berlawanan di depan mobil Te O. Jae Won yang melihat itu, memberitahu Te O. Te O pun langsung membanting setirnya, ke belakang mobil Jae Won. Singkat cerita, Te O berhasil menghentikan mobil Jae Won. Dia mendahului mobil Jae Won terlebih dahulu. Setelah itu, dia berhenti di tengah-tengah jalan. Mobil Jae Won datang dan menabrak mobil Te O. Mobil Te O terseret dan berhenti tepat pada waktunya di dekat railing pengaman.

Bersambung ke part 2.....

0 Comments:

Post a Comment