My Happy Ending Episode 3 Part 2

 All Content From : TV Chosun
Sinopsis Lengkap : My Happy Ending
Sebelumnya : My Happy Ending Episode 3 Part 1
Selanjutnya : My Happy Ending Episode 4 Part 1


Setelah tabrakan, Te O turun dari mobil dan bergegas memeriksa kondisi Jae Won. Pipi Te O sedikit tergores karena pecahan kaca. Jae Won nangis dan menatap Te O dengan wajah kalut.


Sekarang, Te O lagi bicara dengan polisi. Petugas medis juga datang. Te O lalu menatap ke arah Jae Won. Jae Won sendiri tengah menatap ke arah sungai tempat dia tercebur setelah dicekik si pelaku. Jae Won ketakutan. Te O yang menyadari itu, mendekati Jae Won. Dia memegang bahu Jae Won. Jae Won terkejut setengah mati menatap Te O.


Te O : Jangan lihat.

Te O lalu bilang apa yang dikatakan polisi.

Te O : Mereka bilang bantalan remnya mungkin masalahnya.

Jae Won : Beberapa jam lalu itu baik-baik saja. Bagaimana dengan kamera dasbornya?

Te O : Itu dimatikan. Kau tidak tahu?

Jae Won : Ini bukan mobil yang biasa kukendarai.

Te O : Apa kau seharusnya bertemu seseorang hari ini?

Jae Won terdiam mendengar pertanyaan Te O. Te O lantas meminta Jae Won melupakan pertanyaannya tadi dan memberitahu Jae Won bahwa dia sudah memanggil taksi.

Jae Won ingat kata2 Tae Joo kepadanya tentang Te O.

Jae Won : Setahuku dia diadopsi oleh keluarga Amerika saat masih kecil dan datang ke Korea empat tahun lalu. Apa itu benar?

Tae Joo : Ya, benar. Tapi bukan empat tahun lalu saat dia datang ke Korea untuk kali pertama. Menurut catatan, dia juga masuk Korea tujuh tahun lalu.

Jae Won lalu tanya, bagaimana Te O tahu dia di sana dan bagaimana Te O bisa kesana.

Te O : Nanti. Akan kuberi tahu nanti saat semuanya sudah jelas.


Taksi kemudian datang.

Jae Won duduk di belakang, dengan wajah lesu.

Te O duduk disamping supir.


Tak lama, taksi pun berhenti di depan kediaman Jae Won. Setelah meeka turun, taksi pergi.

Te O : Masuk dan tidurlah dengan nyenyak. Jangan memikirkan apa pun.

Jae Won : Aku masih belum bisa memercayaimu sepenuhnya. Aku tidak bisa memercayai siapa pun saat ini. Bahkan diriku sendiri. Tapi terima kasih.


Jae Won beranjak masuk. Di depan pintu, dia jatuh terduduk dan menangis.

Lalu narasi Jae Won terdengar.

Jae Won : Aku sungguh tidak tahu sekarang. Bagaimana aku bisa melewati hari ini?

Te O sendiri mematung, menatap kediaman Jae Won.


Sebuah taksi berhenti di seberang jalan. Te O turun dari taksi dan melihat pesan dari Lee Soo Min, rekan setim nya. Sementara itu, orang2 mengerumuni sebuah apartemen. Polisi juga di sana. Te O pun mendekati kerumunan setelah membaca alamat yang dikirimkan Soo Min. Alamat yang dikirimkan Soo Min adalah apartemen itu.

Te O tanya apa yang terjadi pada orang sekitar. Ternyata ada yang jatuh dari atap. Te O menghubungi seseorang. Bersamaan dengan itu, orang yang jatuh dari atap, dibawa petugas medis ke ambulans. Dan, ponsel di dalam saku orang itu berbunyi setelah dihubungi Te O. Te O terkejut.


Jae Won memandangi foto keluarganya dan juga lukisan A Rin yang dipajang di ruang makan, dengan wajah suntuk.

Soon Young lalu datang.

Soon Young : Kau belum tidur?

Jae Won : Kurasa aku sangat sensitif belakangan ini.

Soon Young : Jae Won-ah, kau bisa meletakkannya jika itu membebanimu. Biar kubantu.

Jae Won diam saja menatap Soon Young.

Soon Young : Aku akan kembali ke kamar.


Besok paginya, Tae Joo ke Yayasan Beasiswa Seni Yein. Dia masuk ke ruangan Young Ik, diantar seketaris Young Ik.

Seketaris : Pimpinan Kwon akan segera datang. Kau mau teh apa?

Tae Joo : Tidak perlu.

Seketaris kemudian pergi. Tae Joo lalu melihat2 ruangan Young Ik.


Young Ik sendiri tengah diwawancarai oleh Reporter Choi.

Reporter Choi : Pak, baru-baru ini, ada kabar anda mundur dari posisi direktur independen Dereve.

Young Ik : Saya pikir sudah waktunya untuk lebih fokus pada yayasan, jadi, saya membuat keputusan itu.

Reporter Choi : Atau mungkin anda memimpikan hal yang lebih besar? Rumornya, anda akan ditunjuk sebagai kandidat Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.

Young Ik : Begitukah? Itukah rumor yang beredar?

Reporter Choi : Jangan seperti ini. Ini tidak akan tercatat sampai resmi.

Reporter Choi mematikan alat perekamnya.

Young Ik : Ya... Sudah hampir 30 tahun sejak aku akrab dengan Yayasan Yein. Butuh banyak biaya untuk menjadi seniman. Akan menyenangkan mendapat dukungan tanpa henti dari orang tua kaya, tapi itu bukan sesuatu yang bisa kau pilih. Orang dewasa harus membantu siswa miskin untuk mengejar impian mereka. Itu yang kulakukan. Bukankah itu alasanmu di sini? Untuk membantu mereka?

Reporter Choi : Kalau begitu, selama 30 tahun terakhir, siapa murid beasiswa yang paling berkesan? Apa orang yang kita kenal itu?


Tae Joo melihat foto Jae Won yang menerima beasiswa Yein.

Tak lama, Young Ik datang. Young Ik bilang itu foto Jae Won.

Young Ik : Kurasa usianya 15 tahun saat itu. Dia direkomendasikan karena ingin menjadi seniman, dan sudah jelas dia bukan anak biasa.


Young Ik lalu duduk di balik mejanya.

Young Ik : Hal-hal yang ditemukan pada anak-anak dari keluarga miskin. Kegigihan dan ketangguhan.

Tae Joo : Lama tidak bertemu, Pimpinan Kwon.

Young Ik : Duduklah. Aku punya firasat banyak yang ingin kau katakan.

Tae Joo : Haruskah?


Tae Joo keluar dari ruangan Young Ik. Bersamaan dengan itu, Yoon Jin datang. Mereka papasan. Tapi Yoon Jin tak kenal Tae Joo. Tae Joo yang tahu siapa Yoon Jin, menatap Yoon Jin.


Kamera pengawas merekam Soon Young yang bermain dengan A Rin.

Di ruangannya, Jae Won terus mengawasi mereka lewat kamera pengawas yang dia pasang. Tak lama, Seketaris Kim datang ngasih tahu kalau rapat sudah siap.


Jae Won langsung beranjak. Tapi saat menuju ruang rapat, dia dapat teror lagi. Kali ini, fotonya di sebuah acara tujuh tahun lalu.

"Ingat hari itu dari tujuh tahun lalu?" tanya si pengirim pesan.

Sontak lah Jae Won langsung menatap satu per satu karyawannya untuk mencari tahu pelakunya. Tapi tak ada satu pun karyawannya yang mencurigakan.


Te O sendiri di depan ruang operasi.

Perawat kemudian keluar dari ruang operasi.

Perawat : Kau wali Pasien Baek Seung Kyu?

Te O : Operasinya sudah selesai?

Perawat : Belum. Dari kepala sampai kaki, tidak ada bagian yang tidak terluka. Karena dia tersangkut di pohon saat jatuh, dia bisa selamat. Saat aku mengganti pakaiannya, aku menemukan ponselnya di jaketnya.

Perawat memberikan barang2 Seung Kyu pada Te O.


Te O mengambil ponsel Seung Kyu. Tiba2, ponsel Seung Kyu berbunyi. Te O menerima panggilan, tapi diam saja.

Terdengar suara Soon Young.

Soon Young : Seung Kyu, apa yang terjadi?

Soon Young di ruangannya, heran Seung Kyu diam saja.

Soon Young : Apa yang terjadi? Kenapa kau diam saja?

Soon Young lalu mutusin panggilan.


Te O mencari tahu tentang Soon Young di internet.


Jae Won melamun di depan jendelanya. Lalu Seketaris Kim masuk.

Jae Won pun beranjak ke kursinya.

Seketaris Kim : Haruskah kusiapkan mobilnya?

Jae Won : Kau bisa pergi lebih dahulu. Aku tetap di sini untuk bekerja.

Seketaris Kim : Anda ingat ada konferensi pers besok?

Jae Won : Ya.

Seketaris Kim : Ada yang anda butuhkan?

Jae Won : Aku baik-baik saja. Sampai jumpa besok.


Jae Won menghabiskan malam itu dengan men-desain. Tapi kemudian dia ingat semua masalah-masalahnya.

Dimulai dari dokumen real-estate yang dia temukan di laci ruang kerja di rumahnya.

Lalu kata2 sang ayah.

Pak Seo : Apa ayah salah?

Kemudian jawaban A Rin saat dia tanya kemana Soon Young membawa A Rin.

A Rin : Kami pergi menemui teman Ayah.

Jae Won : Teman yang mana?

A Rin  :Entahlah. Kami tidak bertemu.


Dan jawaban Te O saat dia tanya bagaimana Te O tahu di sana.

Te O : Nanti. Akan kuberi tahu nanti saat semuanya jelas.


Jae Won lantas berusaha fokus mendesain.

Pikirannya kembali melayang lagi. Dia ingat saat Soon Young tanya kenapa dia seperti ini.

Soon Young : Aku sungguh tidak tahu.

Lalu dia ingat ancaman yang diterimanya tadi.

"Ingat hari itu dari tujuh tahun lalu?"


Jae Won tak jadi meminum obatnya. Alih2 meminum, dia membuangnya ke tempat sampah dan kembali mendesain. Dia terus dan terus mendesain tapi pikirannya melayang ke 7 tahun lalu, saat dia di acara peluncuran pertama Dereve.

Flashback...


Jae Won berterima kasih pada tamu undangan yang sudah datang ke acara peluncuran pertama Dereve.

Di belakang, tepatnya di dekat pintu, Yoon Jin berdiri dan menatap Jae Won.

Flashback end....


Acara konferensi pers tiba. Reporter Choi duduk bersama rekan2nya.

"Aku tahu kau tidak akan melewatkan apa pun yang melibatkan Seo Jae Won." ucap temannya.


Seketaris Kim mendekati moderator.

Setelah itu, dia beranjak pergi sambil melihat jamnya. Wajahnya gelisah. Reporter Choi melihat itu.


Di ruang ganti, Seketaris Kim menghubungi Soon Young.

Seketaris Kim : Ya. Kami membuat Bu Seo sangat sibuk sampai dia tidak bisa pulang. Maaf soal itu. Aku pasti akan menyuruhnya pulang malam ini. Ya, sampai jumpa.


Te O datang.

Te O : Kau bisa menghubunginya?

Seketaris Kim : Tidak. Dia bahkan tidak pulang semalam. Dimana dia?

Te O : Kau sudah menelepon kediamannya?

Seketaris Kim : Dia tidak menjawab.


Salah satu kru menghampiri mereka dan menanyakan Jae Won. Te O minta diberikan beberapa menit lagi. Kru bilang waktu mereka kurang dari 30 menit. Mereka makin gelisah.

Tapi Jae Won tiba2 muncul.

Jae Won : Maaf, aku... Aku lupa waktu saat membuat sketsa semalaman. Aku berniat mandi dan pergi...

Seketaris Kim : Bu Seo, Anda harus berganti pakaian dan bersiap sekarang.

Kru meminta staf nya mengambilkan kertas petunjuk untuk Jae Won.


Acara peluncuran dimulai.

Host : Halo. Ini perabot yang membuat keluarga bahagia. Selamat datang di peluncuran perabot baru Dereve. Aku pembawa acara kalian, Oh Yong Jun.

Jae Won menunggu untuk masuk. Dia berdiri di depan pintu, tapi dia terlihat gelisah. Te O yang melihat Jae Won gelisah, memberikan Jae Won air minum. Tapi Jae Won menolak minum.

Jae Won : Aku... Aku hanya lelah karena kurang tidur. Tidak, bukan karena aku lelah. Aku tidak merasa... Pokoknya, tidak ada masalah.

Jae Won terus mengoceh, ini bukan kali pertama. Dahulu... Di mana itu? Busan! Saat kita membuka toko di Busan, konferensi persnya... Aku harus memeriksa toko Busan saat ada waktu.


Host bersiap memanggil orang yang sudah ditunggu2 tamu undangan.

Jae Won mau masuk, tapi dicegah Te O.


Alih2 memanggil Jae Won, host memanggil Direktur Park.

Tamu undangan, terutama Reporter Choi kaget yang naik bukan Jae Won.


Jae Won marah pada Te O.

Jae Won : Apa yang kau lakukan? Kau tidak tahu betapa pentingnya ini bagiku?

Te O : Aku melakukan ini karena aku tahu.

Jae Won : Jangan menghalangiku.

Te O : Tidak.

Jae Won : Kenapa kau melakukan ini kepadaku?

Te O : Bu Seo!

Jae Won : Kau pikir ini lucu? Menusukku dari belakang setelah berpura-pura peduli dan khawatir?

Te O : Kau harus tenang.

Jae Won : Kau selalu ditemukan di tempat dan di saat yang tidak seharusnya dan itu membuatku mencurigaimu. Kau akhirnya memutuskan untuk mengungkap dirimu? Inikah yang kau incar?

Te O : Hentikan.

Jae Won : Hentikan apa? Kau yang berhenti. Kenapa kau menyulitkanku? Kenapa kau menghancurkan karierku? Hari ini... Konferensi persnya.


Te O : Tolong hentikan. Kau sudah minum obat hari ini?

Jae Won terdiam mendengar pertanyaan Te O.

Te O : Obat itu. Kau tidak minum obat untuk sakit kepala, bukan?

Jae Won pun terhenyak, siapa kau?


Sekarang, Jae Won terdiam di depan cermin di toilet.

Tak lama kemudian, dia menghubungi seseorang.

Dan Dokter Jo langsung pergi dari kliniknya.


Jae Won tertidur sambil diinfus di apartemennya. Tak lama, dia terbangun dan melihat Dokter Jo disampingnya. Jae Won lalu duduk.

Jae Won : Pukul berapa ini?

Dokter Jo : Sudah lewat pukul 22.00. Bagaimana perasaanmu?

Jae Won : Lebih baik.

Dokter Jo : Sejak kapan kau berhenti tidur?

Jae Won : Aku tidak lelah bahkan setelah terjaga semalaman. Kukira aku tidak perlu tidur.

Dokter Jo : Kenapa kau tidak minum obat?

Jae Won : Aku tidak bisa fokus. Aku tidak mau mengandalkan obat. Aku pernah menghadapi kecanduan dan efek samping.

Dokter Jo : Tetap saja, kau tidak boleh melewatkannya. Sudah kubilang tidak apa-apa selama kau meminum jumlah yang tepat.

Jae Won : Aku ada presentasi penting. Kukira aku akan baik-baik saja selama beberapa hari. Kurasa Te O tahu. Bahwa aku mengidap gangguan bipolar.


Adegan beralih ke keesokan harinya dimana Jae Won tengah mengurus A Rin. A Rin yang duduk di kasurnya, memasang wajah cemberut. Jae Won merapikan dress A Rin. Namun dia heran satu pita A Rin menghilang.

Jae Won : Kenapa satu pitanya hilang? Tetap saja, kau terlihat cantik.

Jae Won yang melihat A Rin murung, tanya ada apa.

A Rin : Aku berjanji kepada Do Yoon akan bermain bingo dengannya.

Jae Won : Kau bisa bermain sepulang sekolah, bukan?

A Rin : Guru bilang kami akan mengadakan pesta camilan jika mengumpulkan 30 stiker pujian. Aku hanya kurang dua.

Jae Won : Hanya sebentar.

A Rin : Apa maksudnya?


Jae Won : Begini... Ibu akan mengantarmu ke TK tepat setelah sepuluh hari.

A Rin : Benarkah?

Jae Won : Ya, ibu berjanji.

Mendengar itu, A Rin langsung girang dan memeluk Jae Won.

A Rin : Ibu, terima kasih sudah mengabulkan permintaanku.


A Rin di meja makan sekarang, bersama Soon Young.

Tak lama, Jae Won turun dan menatap Soon Young dengan jutek. Soon Young menyusul Jae Won yang tengah memakai jas.

Soon Young : Kenapa kau tidak tinggal untuk sarapan?

Jae Won : Jangan bawa A Rin keluar bersamamu. Aku tidak bertanya.

Jae Won lalu pergi.


Jae Won yang mau berangkat kerja, disamperin tetangganya yang bertemu Soon Young tanpa kacamata tempo hari.

"Apa ayah A Rin ada di rumah?"

"Apa?"

"Maksudku, aku bertemu dengannya tempo hari saat berjalan-jalan. Dia tampak aneh. Dia selalu menyapaku lebih dahulu, tapi hari itu, meski kami bertatapan, dia berjalan seperti orang asing."

Tetangga lalu melihat mobil Jae Won.

"Astaga. Kau punya mobil lain? Itu bukan mobil yang kulihat."

Jae Won terkejut mendengarnya.


Jae Won yang tengah memeriksa dokumennya, tak bisa konsen karena teringat aduan tetangganya soal Soon Young. Teringat itu, Jae Won pun memeriksa kamera pengawas yang sudah terhubung ke ponselnya. Dia melihat Soon Young lagi main sama A Rin.

Tapi tiba2, Soon Young datang.

Jae Won terkejut melihat Soon Young yang dilihatnya lagi main sama A Rin, tiba2 ada di hadapannya sekarang.


Tanpa mengatakan apapun, Jae Won langsung lari keluar dengan wajah ceas sambil memegang ponselnya.

Soon Young mengejar Jae Won.

Bersambung...

Next episode :

Te O mulai mencari tahu tentang Soon Young.

Jae Won makan malam bersama keluarga Yoon Jin dan Soon Young.

Pada orang tua Yoon Jin, Jae Won bilang ada pria yang mirip Soon Young yang dipacari Yoon Jin. Soon Young mendengar itu, memberikan ucapan selamat pada Yoon Jin. Yoon Jin nya tampak kesal.

0 Comments:

Post a Comment