My Happy Ending Episode 6 Part 1

 All Content From  : TV Chosun
Sinopsis : My Happy Ending
Sebelumnya : My Happy Ending Episode 5 Part 2
Selanjutnya : My Happy Ending Episode 6 Part 2


Di ruang kerjanya di rumah, Soon Young tengah tersedu-sedu. Tiba-tiba, A Rin masuk. Soon Young pun langsung menghapus air matanya. A Rin mendekati Soon Young. Soon Young tak mau menatap A Rin. Dia tak mau A Rin tahu dia tengah menangis.

A Rin : Ayah, kenapa tidak datang untuk menyambutku?

Soon Young minta maaf pada A Rin, tanpa melihat A Rin.

A Rin : Ayah bilang akan mengajakku ke taman bermain hari ini.

Soon Young : Maaf, A Rin. Ayo pergi besok.

A Rin : Tidak apa-apa. Aku akan membiarkannya kali ini.

Soon Young : A Rin, Ayah harus bekerja. Minta camilanmu kepada pembantu.

A Rin : Pekerjaan apa?

Soon Young : Hanya pekerjaan ayah.


A Rin pun memegangi baju Soon Young. Barulah Soon Young menatap A Rin. A Rin pun tanya kenapa ayahnya menangis. Apa sang ayah terluka. Soon Young bilang. A Rin tanya lagi, apa sang ayah bertengkar dengan seorang teman. Soon Young bilang dia bertengkar dengan temannya. A Rin pun menghapus air mata ayahnya.

A Rin : Jangan menangis. Aku akan memberinya pelajaran.

Soon Young pun memeluk A Rin.

Soon Young : Kau akan memberinya pelajaran?

A Rin menepuk2 punggung ayahnya dengan tangan mungilnya. Dia mencoba menenangkan ayahnya.


Adegan beralih ke Soon Young yang duduk di tangga, dengan surat dari polisi. Tak lama, Jae Won pun pulang dan melihat Soon Young. Soon Young langsung berdiri dan mendekati Jae Won.

Jae Won : Pengacara bilang kecuali kau menyerah lebih dahulu, hakim tidak akan memberiku hak asuh anak itu. Tapi kau tidak akan pernah menyerah. Aku sudah memikirkannya. Tentang cara mendapatkan hak asuh darimu. Lalu aku sadar ada cara. Jika kau berakhir di penjara, hakim akan berubah pikiran.


Jae Won beranjak ke tangga. Soon Young menghentikannya.

Soon Young marah dan menunjukkan surat itu.

Soon Young : Seo Jae Won, kau serius?

Jae Won : Mari kita bercerai. Aku tidak berniat melepaskan apa pun. Kecuali kau ingin pergi dengan tangan kosong, bersiaplah untuk dituntut.

Soon Young : Apa ini? Keinginanmu untuk melindungi keluarga... Sekuat inikah itu?


Jae Won : Kau serius bertanya kepadaku? Meski hubungan kita sudah berakhir, aku berusaha menahannya karena kau ayah dari anakku. Karena kita keluarga seperti katamu. Jika kau ingin melindunginya... Tidak. Jika kau punya sedikit hati nurani, seharusnya kau tidak melibatkan A Rin.

Soon Young tertawa mendengarnya, itu konyol. Itu lucu.


Lalu dia tak terima perkataan Jae Won.

Soon Young : Kau menoleransiku? Kau dari semua orang? Kau pikir kau berhak mengatakan itu?

Jae Won pun menyuruh Soon Young keluar dari rumahnya.


Setelah mengusir Soon Young, Jae Won menenangkan dirinya di kamar.


Soon Young angkat kaki dari rumahnya.

Jae Won keluar dari kamarnya dan menatap kepergian Soon Young.


Adegan beralih ke Jae Won yang nonton berita Soon Young, di rumahnya, ditemani Dokter Jo. Disebutkan bahwa suami pengusaha terkenal, sekaligus profesor di Universitas Hanguk sedang diselidiki atas upaya membocorkan desain perusahaan istrinya. Pak Heo muncul di media dan mendapat perhatian publik. Selagi pasangan itu bersiap untuk bercerai, dia membocorkan dan mencoba menjual desain ke pesaing. Karena kesan manisnya ternyata palsu, publik terkejut...

Jae Won yang gugup, mencoba meminum lebih dari satu obatnya.

Dokter Jo yang melihat itu, mengingatkan Jae Won kalau meningkatkan dosisnya akan berbahaya.

Tapi Jae Won ora peduli.

Jae Won : Menurutmu itu keputusan bagus?

Dokter Jo : Apa itu mengganggumu?

Jae Won diam saja.


Besoknya, seketaris Young Ik menunjukkan ke Young Ik rekaman video saat Jae Won merusak lukisan Yoon Jin. Seketaris bilang, itu diunggah ke grup obrolan dengan alumni universitas.

Seketaris juga mengatakan bahwa emang benar pria yang sering datang ke rumah Yoon Jin adalah Soon Young.

Mendengar itu, Young Ik marah.


Tae Joo tengah memeriksa laptop Reporter Choi. Dia tidak menyangka menemukan banyak file tentang selebritas sampai politikus di sana. Namun satu file menarik perhatiannya. File tentang Jae Won. Tae Joo pun mengklik file Jae Won tapi file Jae Won dilindungi kata sandi. Tae Joo kesal.


Di ruangannya, Jae Won melamun di depan jendelanya sambil memegangi obat 'sakit kepala'nya. Dia memikirkan tudingan Soon Young padanya, saat mereka bertengkar setelah pulang dari makan malam bersama keluarga Yoon Jin.

Soon Young : Kau meninggalkan orang tuamu dan mengabaikan putrimu. Kau membuat keluargamu berkorban untuk berdiri di posisimu sekarang. Demi kebaikanmu sendiri.

Lalu dia ingat kata2 Soon Young tadi malam saat mereka bertengkar.

Soon Young : Kau menoleransiku? Kau, dari semua orang? Kau pikir kau berhak mengatakan itu?


Ponsel Jae Won berdering. Telepon dari Tae Joo.

Jae Won menjawabnya, ya?


Jae Won pun langsung ke ruang meetingnya. Tae Joo sudah menunggunya di sana. Tak lupa, Jae Won mengunci pintu setelah dia masuk. Jae Won menatap kesal Tae Joo. Dia bilang, Tae Joo tak perlu sampai datang jauh2 ke kantornya.

Tae Joo : Ada banyak mata di luar. Lebih baik berhati-hati.


Tae Joo pun menunjukkan video Jae Won di kafe, yang dia dapat dari laptopnya Reporter Choi.

Jae Won : Kau mengenal Pak Choi?

Tae Joo : Sebaiknya kau berhati-hati dengannya. Si sombong itu mencium bau uang seperti orang gila. Jika sesuatu bernilai uang, dia tidak ragu melakukan hal kotor.

Jae Won : Bagaimana kau mengenal Pak Choi?

Tae Joo : Kami berpapasan di kantor polisi beberapa kali.


Jae Won : Video ini...

Tae Joo : Jangan khawatir. Ini yang asli. Tidak ada duplikatnya. Tentang Pak Choi, aku akan... Kau tahu.

Jae Won : Seharusnya kau bicara denganku dahulu.

Tae Joo : Ini bukan masalah besar.


Mendengar itu, Jae Won terdiam dan menatap kesal Tae Joo.

Tae Joo : Aku tahu kau sibuk.

Jae Won : Kesalahpahaman tentang asuransi sudah beres. Kita harus menyelesaikan masalah di antara kita di sini.

Tae Joo : Tentu. Benar juga. Apa yang akan kau lakukan dengan informan itu?

Jae Won : Informan apa?

Tae Joo : Bukankah sudah kubilang? Ada informan anonim yang memberitahuku soal kuitansi asuransi Seo Chang Seok yang tidak sah. Begitulah seluruh penyelidikan ini dimulai. Bagaimana? Kau ingin aku mencari tahu siapa dia?

Jae Won terdiam.


Young Ik tengah bicara dengan Yoon Jin. Young Ik meminta Yoon Jin menyerah sebelum Jae Won melakukan bertindak. Dia juga bilang, posisi profesor sudah penuh.

Yoon Jin : Aku memang akan melakukan itu.

Young Ik : Inikah yang kau maksud dengan mengurusnya? Kau tidak bisa menemukan orang selain Heo Soon Young? Akhiri hubunganmu dengannya sekarang.

Yoon Jin menolak. Dia bilang, dia tidak akan memulai hubungan itu jika akan mengakhirinya seperti ini. Young Ik kaget mendengarnya. Yoon Jin juga bilang, Jae Won dan Soon Young akan segera bercerai. Dan setelah bercerai, dia dan Soon Young akan bersama.


Young Ik : Pada akhirnya, kau menikahi pria yang ditinggalkan Jae Won.

Yoon Jin kesal dengan kata2 sang ayah.

Young Ik : Apa yang tidak ayah berikan untukmu? Kenapa kau melakukan itu di bawah Seo Jae Won yang sepele padahal kau punya segalanya?

Yoon Jin pun protes, dia tanya, kapan sang ayah akan berhenti membandingkannya dengan Jae Won.

Young Ik meminta Yoon Jin sadar.

Young Ik : Sidang akan diadakan. Apa ayah harus menjadi omongan rendahan karenamu? Bagaimana ini bisa lebih memalukan daripada sekarang?


Yoon Jin tertawa mendengarnya.

Yoon Jin : Ayah benar. Ayah akan segera menjadi menteri. Ayah tidak boleh menjadi topik pembicaraan di sini karena aku. Tapi tahukah ayah Jika orang tah ayah menggelapkan uang dari yayasan untuk berinvestasi pada Jae Won, apa yang akan terjadi?

Young Ik pun menampar Yoon Jin.

Young Ik : Jaga bicaramu.

Yoon Jin makin melawan ayahnya.


Yoon Jin : Apa? Ayah takut? Aku tidak peduli apa yang ayah lakukan. Jadi, jangan hiraukan aku.

Young Ik : Jangan hiraukan kau? Jika kau ingin mengatakan itu jangan lakukan apa pun yang melibatkan ayah.

Mendengar itu, Yoon Jin terdiam.

*Wae? Apa Yoon Jin pernah melakukan sesuatu yang fatal dan minta bantuan ayahnya?


Soon Young lagi di ruangan rekannya, Profesor Lee.

Profesor Lee : Saat kau bilang hanya butuh satu hal, maksudmu kebocoran desain? Apa yang terjadi? Dekan membicarakan apakah kau bisa kembali atau tidak. Kau  sungguh melakukannya?

Dengan entengnya, Soon Young ngaku kalau dia selingkuh.

Profesor Lee yang lagi minum, sampai tersedak mendengarnya.

Profesor Lee : Itu konyol. Sungguh?

Melihat raut wajah Soon Young, Profesor Lee sulit percaya Soon Young melakukan itu.

Profesor Lee : Aku tidak pernah bisa membayangkannya. Kau hanya memedulikan istrimu.

Soon Young : Aku yakin. Bahwa aku harus mengakhiri pernikahan ini.


Jae Won tengah membaca berita Soon Young diselidiki polisi yang diterbitkan Harian Cheonghwa dan Hot Issue Today.

Lalu dia memikirkan kata2 Soon Young padanya saat mereka bertengkar tadi malam.

Soon Young : Kau menoleransiku? Kau dari semua orang Kau pikir kau berhak mengatakan itu?


Tiba2 aja, Jae Won mendengar suara keras lagi. Sontak lah dia langsung teringat kejadian malam itu, saat dia diteror oleh Seung Kyu, di kantornya. Dia juga ingat saat dicekik, sampai jatuh ke Sungai Han. Jae Won tiba2 membayangkan kalau si pelaku adalah Soon Young. Kata2 Soon Young tadi malam kembali terngiang di telinganya saat membayangkan Soon Young lah yang mencekiknya di jembatan Sungai Han.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara ketukan di pintunya. Jae Won yang ketakutan, langsung menutup jendelanya serta mengunci pintunya dan mematikan lampu.

Tapi ternyata yang datang Te O.

Te O : Aku tahu kau di dalam.


Jae Won pun menyalakan lampunya dan membuka pintu.

Jae Won : Sedang apa kau di sini? Kau membuatku takut.

Te O : Apa aku menakutimu Maafkan aku.

Jae Won pun kembali ke mejanya.

Jae Won : Tidak apa-apa. Kukira kau sudah pergi.

Te O : Aku sudah pergi. Lalu aku ingat ada yang harus kulakukan. Klien bilang itu surel mendesak.

Jae Won : Kau bisa memeriksa surelmu di rumah.

Te O jadi pusing menjelasinnya, begini... Aku baru menyadarinya, jadi, aku baru mau pulang.


Te O mendadak jadi gugup. Tapi kemudian dia menawari diri mengantar Jae Won pulang. Te O beralasan, mereka searah.

Jae Won yang tahu Te O cuma nyari alasan doang, terus mengerjai Te O.

Jae Won : Kau bilang harus memeriksa surel mendesak.

Te O : Itu... Itu terus memuat.

Jae Won pun tertawa.


Mereka lantas beranjak ke lift bersama. Jae Won memencet tombol lift. Bersamaan dengan itu, Te O juga mau memencet tombol lift. Tapi karena tangan Jae Won duluan yang menyentuh tombol lift, tangan Te O jadi menyentuh tangan Jae Won. Te O terdiam menatap tangannya yang menyentuh tangan Jae Won. Jae Won pun menatap Te O yang meyentuh tangannya.

Jae Won : Apa yang kau pikirkan?

Te O : Apa?

Jae Won : Kenapa kau tersipu?

Te O : Apa maksudmu...

Jae Won : Kau menyentuh tanganku.


Te O yang melihat itu, langsung menyingkirkan tangannya dari tangan Jae Won.

Jae Won menggoda Te O.

Jae Won : Itu pasti kebiasaanmu.

Te O : Apa?

Jae Won : Saat kau melihat tangan wanita...

Te O, astaga.. aku....


Pintu lift terbuka. Te O buru2 masuk. Jae Won diam saja menatap Te O.

Te O : Kau tidak masuk? Atau aku akan pergi.


Jae Won pun masuk.

Jae Won terus menatap Te O. Te O nya malu ditatap Jae Won.

Te O : Jangan lihat aku. Aku tidak bisa menahan rasa malu.

Jae Won : Terima kasih sudah datang, tapi aku pergi sendiri malam ini. Mungkin ada reporter di depan rumahku.

Te O : Kau tidak apa-apa sendirian?

Jae Won : Ya.


Jae Won lalu menatap Te O, kali ini dengan tatapan serius.

Jae Won : Te O-ya, meskipun aku bersalah kepadamu, maukah kau memaafkanku sekali saja?

Te O : Kalau begitu, beri tahu aku dahulu. Jangan sampai aku mendengarnya dari orang lain dahulu. Setidaknya aku bisa membelamu. Seperti yang kau lihat, aku tidak pandai berimprovisasi.

Jae Won jadi terdiam mendengar kata2 Te O.


Seketaris Kim menjenguk Seung Kyu. Dia menggenggam tangan Seung Kyu.

Seketaris Kim : Seung Kyu. Kau harus bangun. Kita harus menemukan orang yang melakukan ini kepadamu.


Besoknya, Jae Won membuka brankasnya dan mengambil obatnya dari sana. Lalu dia juga mengambil label bertuliskan 'sakit kepala'. Di sana, banyak sekali obat Jae Won dan juga label nama 'sakit kepala'. Jae Won lantas menempelkan label 'sakit kepala' itu ke botol obatnya.


A Rin menolak makan. Pembantu bersusah payah membujuknya. Jae Won turun dan mendengar A Rin menolak makan. Jae Won pun mendekati A Rin.

Jae Won : Semua baik-baik saja?

Pembantu : Dia tidak mau makan.

Jae Won : Sesuatu terjadi semalam?

Pembantu : Entahlah. Tidak ada yang khusus. Dia terus bertanya kapan ayahnya datang.


Jae Won mencoba membujuk A Rin.

Jae Won : A Rin, ayo makan. Jika kau makan dengan baik, ibu akan membawamu ke tempat yang kau inginkan.

A Rin : Tidak. Aku tidak mau ke mana-mana. Aku juga tidak mau makan.


Pak Seo lalu datang membawakan sesuatu.

Pak Seo : Kakek membelikan roti piza kesukaanmu.

Jae Won : Kedengarannya lezat.

Pak Seo menaruh roti2nya di depan A Rin.

Pak Seo : Ini dia. Ada roti piza dan roti cokelat.

Tapi A Rin membuang rotinya ke lantai.


Jae Won marah, Heo A Rin, apa yang kau lakukan? Siapa bilang kau bisa kasar seperti ini?

A Rin nangis.

A Rin : Aku benci Ibu. Aku mau Ayah.


Pak Seo pun memeluk A Rin. Dia mencoba menenangkan A Rin.

Pak Seo : Jika kau tidak mau roti, ayo makan yang lain. Jangan menangis. Tidak apa-apa.


Soon Young menemui wali kelas A Rin.

Soon Young : A Rin tidak akan pergi ke TK untuk sementara?

Wali kelas : Tidak. Kukira kau sudah bicara dengan istrimu. Aku merasa terlalu gapil untuk mengatakan ini, kuharap itu tidak membebani A Rin. Dia terlalu muda untuk mengerti apa yang terjadi antara orang dewasa.

Soon Young mengerti.


Reporter Choi masuk ke mobilnya dengan mata masih lebam. Tapi begitu dia masuk, dia dikejutkan dengan Tae Joo yang tiba2 masuk ke mobilnya. Reporter Choi pun ketakutan. Takut akan dipukul lagi.

Reporter Choi : Kembalikan laptopku.

Tae Joo : Jadi, kau tahu. Kenapa kau tidak melaporkannya? Seharusnya kau ke kantor polisi atas kekerasan dan pemerasan. Tapi kau tidak melakukan itu, jadi, pasti ada sesuatu di laptopmu. Apa itu?

Reporter Choi : Ada apa?

Tae Joo : Kenapa repot-repot bertanya? Akan kuperiksa sendiri. Kata sandinya. Kata sandi laptopmu, Berengsek.

Sekarang, Tae Joo tengah memasukkan kata sandi yang melindungi file Jae Won. Begitu terbuka, dia langsung memeriksa file itu. Isinya, foto2 Jae Won.

Tae Joo : Sudah kuduga. Si berengsek itu. Siapa dia? Penguntit?


Tae Joo lalu memeriksa foto yang lain. Disana, dia melihat foto Jae Won dan Yoon Jin saat masih memakai seragam. Di foto itu, Jae Won juga memegang sertifikat penerima beasiswa.

Tae Joo : Siapa itu?

Lalu Tae Joo melihat foto Jae Won dan Yoon Jin saat lulus kuliah.

Tae Joo pun ingat Yoon Jin yang dilihatnya saat dia habis dari ruangan Young Ik.

Senyum Tae Joo langsung merekah menyadari siapa Yoon Jin.


A Rin lagi bermain di halaman rumahnya sendirian.


Seorang wanita berjalan melewati meja yang memajang foto2 A Rin dan Soon Young. Lalu dia membuka lemarinya dan memilih stelan baju kerja diantara baju2nya. Setelah itu dia juga berdandan dan memakai anting.


Wanita itu kemudian mendatangi kediaman Jae Won dan mendekati A Rin yang lagi main.

A Rin pikir itu ibunya. Makanya dia memanggil ibu. Tapi ternyata itu Yoon Jin! Yoon Jin berdandan seperti Jae Won. Dia tersenyum setelah A Rin memanggilnya ibu.


Jae Won tengah memeriksa outletnya.

Jae Won : Kudengar lemari yang diperbarui diterima dengan baik.

Manajer : Ya, Bu Seo. Pelanggan suka berbagai pilihan pintu dan ruang rias.

Jae Won : Mana yang dapat ulasan terbaik?

Manajer : Mereka suka pintu berengsel biasa. Tapi pintu lipat baru dan pintu kaca paling banyak terjual.

Jae Won : Terus awasi respons mereka.


Seketaris Kim mendekati Jae Won.

Seketaris Kim : Kurasa anda harus mengangkatnya.

Seketaris Kim memberikan ponsel Jae Won.

Jae Won menjawab panggilan di ponselnya.

Pak Seo : Kenapa sulit sekali menghubungimu?

Jae Won : Itu karena para reporter. Apa terjadi sesuatu?

Sontak lah Jae Won langsung lari setelah mendapat kabar dari Pak Seo.


Yoon Jin mengemudikan mobilnya, meninggalkan lingkungan tempat tinggal Jae Won. Dia tersenyum lebar. Bersamaan dengan itu, Jae Won tiba di lingkungannya. Mobil mereka berpapasan tapi mereka tak saling melihat.


Begitu tiba di rumah, Jae Won langsung mencari A Rin. Dia menemukan A Rin menangis ditemani Pak Seo.

Jae Won pun tanya apa yang terjadi pada Pak Seo.

Pak Seo : Ayah juga tidak tahu.


Jae Won menggendong A Rin.

Jae Won :  Ada apa? Kau sakit?

Pak Seo : Ayah rasa dia tidak terluka.

Jae Won : Lalu kenapa dia bersikap seperti ini?

Jae Won menurunkan A Rin.

Jae Won : A Rin, lihat ibu.


Lalu Soon Young datang. A Rin langsung lari ke Soon Young. Soon Young memeluk A Rin.

Jae Won terdiam menatap Soon Young.

Pak Seo bilang dia yang menelpon Soon Young karena Jae Won tak menjawab panggilannya.

Soon Young menggendong A Rin. Jae Won sesak melihatnya.


Jae Won berdiri diluar. Tak lama, sang ayah keluar. Sang ayah bilang, tetangga Jae Won mungkin mengatakan sesuatu pada A Rin.

Jae Won : Itu sebabnya aku melarang ayah membawanya keluar.

Pak Seo : Bukan hanya sehari dua hari. Bagaimana bisa ayah kurung dia? Itu pasti sangat sulit baginya.

Jae Won pun kesal.

Pak Seo : Jae Won-ah, bisakah kau membiarkannya sekali saja? Apa kau harus bercerai
saat kau punya anak kecil?

Jae Won : Ayah. Dia... Hal-hal yang dia lakukan...

Jae Won tak bisa mengatakannya, kalau Soon Young berselingkuh dengan Yoon Jin.


Jae Won dan Pak Seo kembali ke dalam. Bersamaan dengan itu, Soon Young turun. Pak Seo tanya keadaan A Rin. Soon Young bilang, A Rin baru saja tidur. Jae Won menatap sengit Soon Young. Dia menyuruh Soon Young pergi.

Soon Young : Apa yang akan kau katakan saat dia bangun? Atau aku akan membawanya.

Jae Won : Tidak bisa.

Pak Seo membujuk Jae Won.

Pak Seo : Jae Won-ah,  suruh dia tinggal beberapa hari. Itu akan lebih baik.

Jae Won yang kesal, tak mengatakan apa-apa lagi dan beranjak ke atas.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment