My Happy Ending Episode 6 Part 2

 All Content From : TV Chosun
Sinopsis : My Happy Ending
Sebelumnya : My Happy Ending Episode 6 Part 1
Selanjutnya : My Happy Ending Episode 7 Part 1

Jae Won yang sudah mengenakan gaun tidurnya, duduk di depan kaca riasnya sambil memegang obat depresinya. Dia ingat pertengkarannya dengan Soon Young sebelum Soon Young angkat kaki dari rumahnya. Jae Won lantas berniat meminum obatnya. Awalnya, dia mengeluarkan satu pil. Tapi kemudian dia ingat kata2 dokternya kalau meningkatkan dosis obatnya berbahaya. Jae Won tak peduli dan meminum pilnya 3 sekaligus. Setelah meminum obatnya, dia membuka gaun tidurnya dan menggantungnya di kursi begitu saja.


Soon Young minum sendirian di dapur. Ponselnya kemudian berbunyi. Telepon dari Yoon Jin tapi Soon Young tak menjawab. Pak Seo lalu datang.

Pak Seo : Kau bahkan tidak bisa minum sebanyak itu.

Soon Young : Ayah tahu aku sangat menyukai Ayah, bukan?

Pak Seo : Tentu saja.

Pak Seo terdiam sejenak menatap Soon Young.

Pak Seo : Soon Young-ah.

Soon Young : Ada yang ingin ayah katakan tentang Jae Won?

Pak Seo : Maafkan ayah, Soon Young. Tidak ada yang bisa ayah katakan untuk saat ini.

Yoon Jin menelpon lagi. Soon Young lagi2 menolak panggilan Yoon Jin, lalu dia membalik ponselnya.

Jae Won gelisah dalam tidurnya. Tak lama kemudian, dia bangun. Dia turun dari ranjangnya dan berjalan sempoyongan ke arah meja rias. Dia mengambil gelas, mau minum tapi gelasnya kosong. Jae Won pun akhirnya turun ke bawah dengan pelan2. Dia ke dapur dan mengambil air. Tapi sebuah suara mengagetkannya. Dia melihat, seseorang yang berdiri di luar rumah. Jae Won pun mendekat, masih dengan tubuh sempoyongannya dan melihat ada dua orang diluar yang beranjak pergi tapi dia tak bisa melihat dengan jelas.

Paginya, Jae Won terbangun karena suara dari jam bekernya. Dia mematikan alarmnya dan mendapati gelas minumnya ada di dekat jam beker.

Jae Won pun bingung sendiri. Dia lantas turun dari tempat tidur dan mendapati gaun tidurnya terlipat dengan rapi di atas kursi. Padahal tadi malam saat gaunnya masih menggantung di kursi.

Besoknya, Jae Won pergi menemui pengacaranya, membahas perceraiannya.

Pengacara : Kudengar suamimu mengaku dia tidak bersalah seperti dugaan. Tapi polisi yakin karena mereka punya bukti jelas. Akan lebih baik jika dia ditangkap. Tapi meski kasusnya dikirim ke kantor kejaksaan, kita akan punya keuntungan.

Jae Won mengerti.


Si pengacara menerima telepon lain.

Pengacara : Begitukah? Kita harus mendapatkan rekam medisnya dahulu.

Jae Won mendengar itu.

Pengacara : Jangan khawatir. Aku bisa meminta pengadilan untuk memproduksi bukti.


Setelah si pengacara selesai menerima telepon, Jae Won pun tanya apa boleh dia memeriksa rekam medis pasangannya.

Pengacara : Ya, bisa saat diperlukan. Saat pasanganmu berbohong soal penyakit parah, seperti penyakit kejiwaan, itu bisa menjadi dasar untuk perceraian.

Jae Won langsung diam mendengar itu.

Pengacara tanya, apa yang Jae Won pikirkan.

Pengacara : Apa ada yang mencurigakan tentang suamimu?

Jae Won : Tidak.

Pengacara : Kau harus memberitahuku jika ada sesuatu. Aku perlu tahu masalah yang klienku punya agar bisa bersiap.


Jae Won ingat obat-obatannya yang dia sembunyiin di brankas. Dia juga ingat saat melihat dua orang yang bicara diluar rumah tadi malam. Dia curiga, orang itu adalah Soon Young dan Pak Seo. Lalu dia ingat gaun tidurnya yang terlipat dengan rapi di kursi.


Teringat semua itu, Jae Won langsung pulang untuk menyingkirkan obat-obatannya.

Tapi Soon Young tiba2 masuk.

Soon Young : Kau mencari sesuatu?

Sontak lah Jae Won kaget dan langsung menutup brankas dan tasnya.

Soon Young melihat itu.

Soon Young : Aku bertanya apa kau mencari sesuatu.

Jae Won tak menjawab.

Jae Won pun ingat masa lalunya saat dia dan Soon Young masih bahagia.

Flashback....


Jae Won yang duduk di taman, buru2 menyembunyikan obatnya di tas saat Soon Young datang. Soon Young tanya, apa Jae Won mencari sesuatu.

Jae Won tak menjawab pertanyaan Soon Young.

Jae Won : Kau sudah datang?

Soon Young : Antrean toiletnya panjang sekali. Jadi, aku menyerah.

Soon Young lantas menyenderkan kepalanya ke bahu Jae Won.

 Jae Won : Kau akan baik-baik saja?

Mereka lalu tertawa.


Jae Won lalu berjalan, sambil merangkul lengan Soon Young. Soon Young tanya Jae Won mau makan siang apa.

Jae Won berpikir sejenak. Lalu keduanya sama2 menjawab tteokbokki.

Soon Young tertawa, sudah kuduga. Sudah sembilan tahun dan kau masih ingin tteokbokki. Sudah 3.256 hari dan kau masih ingin makan tteokbokki.

Jae Won : Kau masih menghitung?

Soon Young : Tentu saja. Setiap hari adalah hari jadi bagiku.

Tapi Soon Young kemudian kesal.

Soon Young : Apa ini? Tiba-tiba aku kesal. Apa hanya aku yang menghitung?


Jae Won lantas mengganti topic pembicaraan.

Jae Won : Apa pernikahan putra profesor akhir pekan ini? Kau sudah memilih pakaian yang akan kau kenakan?

Soon Young : Pernikahannya dibatalkan. Mereka membatalkan pertunangan.

Jae Won : Kenapa?

Soon Young : Mempelai wanita menjalani pengobatan untuk depresi.

Mendengar itu, Jae Won langsung berhenti melangkah. Soon Young terus berjalan.

Jae Won : Depresi?

Soon Young berbalik, menatap Jae Won.

Soon Young : Ya. Sepertinya itu cukup parah.

Jae Won pun bergegas mendekati Soon Young.

Jae Won : Jika aku punya penyakit seperti itu, bagaimana perasaanmu?

Soon Young : Entahlah. Kau terlalu ceria untuk membicarakan depresi.

Jae Won : Aku serius sekarang.

Soon Young : Jangan khawatir. Aku akan memperlakukanmu lebih baik agar kamu tidak merasa depresi. Aku berjanji.

Soon Young dan Jae Won saling menautkan jari mereka.

Flashback end...


Jae Won :  Itu bukan urusanmu. Keluar.

Soon Young : Benar. Itu bukan urusanku lagi.

Soon Young lalu membahas A Rin. Dia bilang A Rin masih 7 tahun sekarang.

Soon Young : Aku tidak.. Aku tidak melakukan ini karena keserakahanku. Kau tidak bisa melepaskan pekerjaanmu. Jika seseorang harus tetap bersamanya, aku orang yang lebih baik. Karena aku ayahnya.

Jae Won : Bagaimana aku bisa memercayaimu?


Jae Won lalu meminta Soon Young jujur padanya.

Jae Won : Hubungan kita benar-benar berakhir. Tidak ada yang tidak bisa kau katakan saat sudah berakhir. Tidak seperti itu sejak awal, bukan? Bahkan jika kau tergila-gila dengan Yoon Jin... Aku tahu kau tidak akan bertemu dengannya seperti itu saat kau punya A Rin. Beri tahu aku. Kenapa kau banyak berubah?

Soon Young diam saja sambil menatap Jae Won dengan sorot mata kecewa.

Jae Won emosi, kau tahu apa yang kupikirkan untuk bertahan setiap kali aku tahu tentang fakta yang tidak bisa kuterima? Jadi, kumohon. Setidaknya cobalah jelaskan. Apa yang membuatmu begitu berubah? Apa salahku?

Soon Young : Jika kau tahu, menurutmu kau bisa kabur?

Soon Young lantas mengatakan bahwa dia mengharap Jae Won lah yang paling menderita di dunia ini.

Soon Young : Aku sungguh berharap kau tahu seperti apa rasanya hidup dalam penderitaan. Hanya ini yang bisa kukatakan.

Soon Young pun beranjak keluar.


Jae Won gak ngerti maksud Soon Young.

Kita lalu mendengar narasi Jae Won.

Jae Won : Sepertinya ingatan hari itu menahanku dan memberitahuku. Bahwa akulah yang mengundang semua kemalangan ini kepadaku.

Jae Won lalu ingat saat ibunya menggendongnya ke tengah laut.

Saat itu, Jae Won mengeluh kedingingan. Sang ibu meminta bertahan.

Ibu Jae Won : Akhir yang bahagia akan segera datang.

Narasi Jae Won :  Aku mencoba melarikan diri dari kenangan buruk itu. Aku menggunakan semua kekuatanku untuk melarikan diri. Tapi setiap kali aku menemui jalan buntu, ingatan itu mengejarku lagi. Seolah-olah memberitahuku bahwa aku tidak akan pernah bisa kabur.


Te O pergi ke toko ponsel untuk menjemput ponsel Seung Kyu yang dia perbaiki di sana. Pemilik toko bilang, dia mengganti layar dan memperbaiki papan utama. Lebih baik membeli ponsel baru.

Te O : Terima kasih.

Te O beranjak keluar dan menyalakan ponsel Seung Kyu. Kemudian, dia memeriksa kotak pesan Seung Kyu dan menemukan sebuah pesan dari sebuah nomor.

"Di mana kau? Kenapa aku tidak bisa menghubungimu? Semua baik-baik? Angkat teleponnya. Kapan kau akan mengambil barang-barangmu?"

Te O pun menghubungi nomor itu.


Te O lantas mendatangi teman Seung Kyu yang tadi nomornya dia hubungi.

Teman Seung Kyu bilang dia tidak tahu Seung Kyu di rumah sakit.

"Bagaimana keadaannya?"

"Dia masih belum sadar. Jadi, kami mengawasinya."

Te O lalu tanya, kapan mereka terakhir kali bertemu.

"Dia bilang tiba-tiba akan pindah dari studionya. Jadi, dia mengunjungiku untuk meninggalkan barangnya sebentar."

Teman Seung Kyu bilang sebagian besar barang2 Seung Kyu adalah pakaian.

Te O ingin melihat. Dia memeriksa barang2 Seung Kyu dan menemukan sertifikat beasiswa dari yayasannya Young Ik serta foto Seung Kyu dan Young Ik.


Di ruangannya, Young Ik tengah menatap fotonya dengan Seung Kyu. Lalu dia menyuruh seketarisnya memeriksa apa yang dilakukan Yoon Jin.

Young Ik : Awasi dia agar dia tidak melakukan hal bodoh. Baek Seung Kyu masih dalam keadaan kritis.

Seketarisnya diam saja.

Young Ik : Kenapa? Kau tidak mau melakukan itu karena kalian berteman?

Seketaris : Tidak, bukan begitu.

Young Ik : Pastikan untuk mengirim undangan kepada Anggota Kongres Kim dan Choi, dekan Universitas Seowon, dan Bu Seo.

Seketaris : Bu Seo Jae Won juga?

Young Ik : Akan ada banyak reporter. Kita harus mengundang seseorang.

Seketaris : Ada kontroversi di sekelilingnya karena skandal baru-baru ini. Apa itu tidak apa-apa?

Young Ik : Dia pasti berguna.

Di ruangannya, Jae Won melamun, mikirin kata2 Soon Young. Sementara di mejanya, layar tabletnya menampilkan berita tentang penjualan Dereve yang menurun akibat skandal di sekitarnya.

Soon Young : Jae Won-ah, kuharap kau yang paling menderita di dunia ini. Aku sungguh berharap kau tahu seperti apa rasanya hidup dalam penderitaan.


Jae Won lalu meraih ponselnya dan menghubungi Tae Joo.

Jae Won : Riwayat panggilan atau catatan transaksi keuangan. Apa saja boleh. Dapatkan apa pun yang bisa kau temukan secepat mungkin.

Tae Joo : Tentu.


Habis teleponan dengan Tae Joo, Jae Won kembali membaca judul berita nya.

"Profesor Heo, suami Bu Seo, sedang diselidiki karena membocorkan desain produk Dereve"


Seketaris Kim membuka pintu, ngasih tahu kedatangan Yoon Jin.

Jae Won menyuruh Seketaris Kim membiarkan Yoon Jin masuk.


Yoon Jin masuk.

Jae Won memberikan salinan kontrak pada Yoon Jin. Yoon Jin membacanya, lalu menatap Jae Won.

Jae Won : Sudah kubilang. Kita akan membuat kontrak seniman setelah kau selesai dengan muralnya.

Jae Won lalu ingat kata2 pengacaranya. Ternyata itu saran dari pengacaranya.

Pengacara : Bagaimana kalau kau membuatnya tampil di depan umum? "Heo Soon Young, suami yang berselingkuh." "Kwon Yoon Jin, selingkuhannya." Makin banyak perhatian yang mereka terima, makin keras kritiknya. Kau butuh dukungan publik agar perusahaanmu sukses.

Yoon Jin : Aku tidak tahu tawarannya masih berlaku. Bagaimana jika aku tidak mengambilnya?

Jae Won : Itu pilihanmu. Tapi kau tidak bisa menolaknya.

Yoon Jin : Apa?

Jae Won : Seniman yang tetap tidak diakui bahkan setelah mempertahankan karyanya selama lebih dari 20 tahun. Kau tidak tahu itu kesempatan yang terlalu bagus untuk dilewatkan? Kau masih punya harga diri bodohmu.

Yoon Jin : Kau sangat egois. Apa aku harus menelan harga diriku sebagai seniman hanya karena aku tidak diakui?

Yoon Jin lalu mengerti, pantas saja. Aku tidak berharap banyak darimu saat kau mengubah upacara pengungkapan menjadi skandal sepele meski kau tahu betapa keras usahaku mengerjakan mural itu. Kontraknya? Baiklah. Aku akan memikirkannya.

Yoon Jin beranjak. Dia mau pergi.

Jae Won menghentikannya.

Jae Won : Tidak. Aku berubah pikiran. Kurasa kau tidak pantas mendapatkan kesempatan ini.


Yoon Jin pun kesal dan menaruh kontrak itu ke atas meja Jae Won.

Jae Won : Kau tahu? Sebelum kau membicarakan harga dirimu sebagai seniman, kau harus punya harga diri sebagai manusia. Karena kau yang terlibat dalam skandal memalukan, bukan aku.

Yoon Jin melawan, tentang A Rin.

Jae Won : Aku tidak peduli apa yang kalian lakukan. Tapi meski kami bercerai, jangan berani-berani untuk mengintai A Rin.

Yoon Jin : Baiklah. Aku mengerti. Tapi kami akan menjadi keluarga. Bukankah aku harus mengenalnya perlahan?

Jae Won : Siapa yang akan menjadi keluargamu? Itu tidak akan pernah terjadi, jadi, sadarlah. Kenapa tidak memedulikan ayahmu yang mengundangku ke setiap acara?

Yoon Jin tertawa kesal, kau benar. Ya.

Tapi kemudian dia menatap Jae Won dengan tatapan penuh amarah.

Yoon Jin : Ayahku. Dia selalu menyuruhku menjadi setengah dari dirimu. Aku amat sering mendengarnya sampai telingaku berdarah. Tapi suatu hari, aku gemetar. "Jadilah sebaik Seo Jae Won yang hebat." Coba tebak? Keluargamu, perusahaanmu, dan citra hebatmu. Banyak yang harus kau perjuangkan. Tapi aku tidak. Aku hanya membutuhkannya. Aku bisa merelakan keluargaku dan seni. Bisakah kau melakukan itu?

Jae Won terdiam mendengar itu.

Yoon Jin lantas beranjak pergi.


Te O yang baru datang, dihubungi Yoon Jin namun Te O menolak panggilan Yoon Jin. Yoon Jin yang ada di belakang Te O, mendekati Te O.

Yoon Jin : Yoon Te O. Teganya kau.


Te O dan Yoon Jin bicara diluar.

Yoon Jin protes, haruskah kau melakukan ini kepadaku? Aku tahu kau kecewa kepadaku. Tapi kita juga tidak perlu menjauh.

Te O : Aku mengingatmu sebagai orang baik. Kau tahu seperti apa kau tampak sekarang? Jangan meneleponku mulai sekarang. Aku tidak mau bertengkar denganmu.

Yoon Jin : Yoon Te O, haruskah kau bertindak sejauh ini karena Jae Won?

Te O : Akan kukatakan lagi. Ini karena kau,  bukan Seo Jae Won. Kau merusak segalanya.

Jae Won : Jangan mendorongku terlalu keras. Makin terpojok aku, makin aku ingin mengamuk.

Te O : Kau sungguh seperti ini?


Yoon Jin : Mungkin saja. Jae Won juga seperti itu. Desain yang bocor. Jae Won memakai laptop Soon Young dan membuatnya terlihat buruk. Kau tidak mengerti? Orang yang tampil di TV untuk membicarakan filosofi desainnya melakukan itu. Hanya untuk menjebak suaminya, dia mengambil dan memakai desainmu yang berharga. Itulah yang dilakukan Jae Won.

Tapi Te O tidak terpengaruh sama sekali sama omongan Yoon Jin.

Yoon Jin heran, kenapa ekspresimu begitu? Kau tahu?

Te O : Tepatnya, itu aku, bukan dia.

Yoon Jin : Apa?

Te O : Jadi, jangan berpikir menggunakan itu untuk membuatnya dalam masalah. Jika kau bertindak lebih jauh, aku tidak akan diam saja.


Te O beranjak pergi.

Yoon Jin tambah kesal karena Te O membela Jae Won.

Soon Young tengah melihat foto Jae Won bersama para selebritas di acara peluncuran Dereve 7 tahun.


Soon Young lantas masuk ke mobilnya. Dia tinggal di rumah yang disewa Yoon Jin.

Saat mau menyimpan ponselnya di laci dashboard, dia menemukan ponsel lain.

Soon Young : Milik siapa ini?

Soon Young menyalakan ponsel itu dan melihat catatan panggilan yang penuh dengan nama Seung Kyu.

Soon Young heran, ini semua hanya Baek Seung Kyu.

Soon Young lalu menaruh ponsel itu lagi di laci dashboard dan menghubungi Yoon Jin.


Jae Won yang tengah di perjalanan, dihubungi Tae Joo.

Tae Joo : Dimana kau? Aku punya riwayat panggilan dan informasi transaksi Heo Soon Young.

Jae Won : Mari lakukan ini lain kali.

Tae Joo : Di mana kau? Aku akan mendatangimu.

Jae Won : Tidak. Tidak perlu.


Jae Won tiba di tempat acara. Seketaris Young Ik yang datang bersama Yoon Jin, menghampiri Jae Won.

Yoon Jin menatap sinis Jae Won.

Yoon Jin : Dia harus datang. Dia penerima beasiswa paling terkenal di Yayasan Yein.

Jae Won : Sedang apa kau di sini? Aku ragu Pimpinan akan senang bertemu denganmu.

Jae Won beranjak pergi. Yoon Jin kesal dengan kata2 Jae Won.


Lagi berjalan dengan Seketaris Kim, Jae Won dikejutkan dengan kemunculan Tae Joo yang tiba2. Jae Won pun akhirnya pergi ke tempat lain dan diikuti Tae Joo. Tae Joo menunjukan amplop yang dia bawa.

Tae Joo : Ini yang kau minta. Kau menginginkannya secepat mungkin. Bukankah kita boleh bertemu di tempat terbuka sekarang?

Jae Won mengambil amplop itu.

Tae Joo : Mau kuberi tahu satu hal lagi untuk merayakan pertemanan kita?

Jae Won mau pergi tapi Tae Joo menghentikan langkahnya.

Tae Joo : Tentang Yoon Te O... Dia tahu kau berencana membocorkan desainnya.

Jae Won kaget.


Kita diperlihatkan flashback, saat Tae Joo mau masuk ke mobilnya. Tiba2, Te O memanggilnya.

Te O : Kau bertemu Bu Seo, bukan?

Tae Joo : Siapa kau?

Te O : Kau tidak mengenalku?

Tae Joo : Entahlah.

Te O : Kau punya diska lepasku.

Tae Joo : Entahlah.

Te O : Itu tidak akan berguna bagimu. Aku memasang pelacak GPS untuk mencegah kebocoran.

Te O lalu memberi Tae Joo flashdisk lain.

Te O : Ambil ini saja. Jangan beri tahu Bu Seo.


Setelah memberitahu Jae Won, Te O pergi.

Jae Won terdiam.

Te O di studionya, mencari tahu tentang Yayasan Seni Yein di internet.

Sementara itu, acara penyerahan beasiswa Yayasan Seni Yein dimulai.

Young Ik berbicara di depan para hadirin.

Young Ik : Hadirin sekalian. Ada seseorang yang harus kita sebutkan jika menyangkut penerima beasiswa kita. Bu Seo Jae Won. Naiklah dan beri pidato singkat.


Jae Won naik ke panggung. Dia berdiri di podium, di tengah2 para murid yang menerima beasiswa Yein.

Jae Won : Halo. Aku Seo Jae Won, CEO Dereve.

Jae Won kemudian terdiam menatap Soon Young yang berdiri di dekat bangku paling atas.

Soon Young juga menatap Jae Won.


Setelah terdiam beberapa saat menatap Soon Young, Jae Won pun bicara lagi.

Jae Won : Ada lebih banyak reporter daripada dugaanku. Kalian pasti menganggap acara ini menarik, melihat semua orang yang terlibat skandal ini hadir. Aku mengerti. Tapi acara ini bukan tentang aku. Tolong tahan diri demi para siswa di sini.

Salah satu reporter mulai bertanya.

Reporter : Ada banyak pembicaraan tentang artikel itu. Seberapa banyak yang benar?


Reporter Choi ikut2an.

Reporter Choi : Semua orang sangat penasaran.

Jae Won : Kalian pasti penasaran.

Jae Won ingat saran pengacaranya untuk membuat si pezina tampil di depan umum.

Jae Won : Kalian sungguh ingin tahu yang sebenarnya?


Tapi baru mau bicara, Jae Won menerima pesan bertubi2 dari Ami.

Ami : "Halo. Kau yakin soal ini? Kau menjadi berani, Seo Jae Won. Kau belum melupakanku, bukan? Dari Ami."

Jae Won pun menatap ke arah Young Ik, Yoon Jin dan Seketaris Kim untuk mencari tahu siapa Ami. Terakhir dia menatap ke arah Soon Young. Soon Young sendiri keheranan melihat reaksi Jae Won.

Jae Won lalu menerima kiriman foto2nya yang berdiri di depan podium sekarang. Jae Won makin kaget. Terakhir, Jae Won menerima kiriman obat depresinya. Jae Won yang ketakutan, tidak jadi bicara perihal perselingkuhan Yoon Jin dan Soon Young.


Acara selesai. Jae Won bergegas pergi bersama Seketaris Kim. Soon Young heran melihat Jae Won buru2 pergi.

Young Ik juga melihat Jae Won pergi.


Yoon Jin mendekati Soon Young yang masih berdiri di dekat pintu keluar.

Yoon Jin senang Soon Young datang.

Soon Young bilang dia datang untuk menyelidiki sesuatu.

Yoon Jin : Itu terdengar menakutkan. Haruskah aku merasa gugup?

Soon Young : Kau tahu Baek Seung Kyu, bukan?

Yoon Jin : Baek Seung Kyu? Siapa itu?

Soon Young menemukan ponsel yang dia temukan di mobil Yoon Jin.

Soon Young : Aku menemukan ini di mobilmu.

Yoon Jin : Itu bukan milikku. Aku belum pernah melihat ponsel itu.

Soon Young : Hentikan, Yoon Jin.

Yoon Jin : Aku bersumpah. Ada apa? Apa hubungannya dengan Baek Seung Kyu?

Soon Young : Kau sungguh tidak tahu? Jujur? Kalau begitu, aku akan tanya Pimpinan Kwon. Baek menerima beasiswa Yein. Pimpinan mungkin tahu namanya.

Yoon Jin mencoba merayu Soon Young. Dia memegang lengan Soon Young.

Yoon Jin : Sikapmu aneh sekali hari ini. Aku tidak mengerti maksudmu. Mari bicara di rumah.


Young Ik melihat mereka berdua.

Soon Young menepis tangan Yoon Jin dan beranjak pergi.

Yoon Jin pun kesal.


Jae Won bersama Seketaris Kim meninggalkan ruangan tempat acara yayasannya Young Ik. Tapi begitu keluar, Jae Won langsung dikerubungi para reporter yang kepo dengan hubungan Jae Won dan Soon Young. Dikerubungi para reporter, membuat Jae Won mendapatkan serangan panic. Di tengah serangan panic nya, Te O datang dan membawanya pergi. Reporter Choi melihat Jae Won dibawa Te O.


Di parkiran, para reporter menunggu Jae Won.

Seketaris Kim berdiri disamping mobil.

Tak lama, mobil Te O melintas di depan para reporter. Jae Won yang berada di mobil Te O, langsung menutupi wajahnya agar tidak terlihat. Seketaris Kim menatap kepergian mobil Te O.

Setelah mobil Te O pergi, Seketaris Kim naik ke mobilnya. Para reporter heran melihat supir dan seketaris Jae Won mau pergi tanpa Jae Won. Mobil Jae Won berlalu. Para reporter merasa aneh seketaris dan supir Jae Won pergi tanpa Jae Won.


Jae Won murung di perjalanan. Te O yang tahu situasi Jae Won pun tak mengajak Jae Won bicara. Tapi tiba2, Jae Won minta diturunkan. Te O menepi. Jae Won turun dari mobil begitu mobil Te O berhenti. Te O yang cemas, ikut turun dan menyusul Jae Won. Namun Jae Won berbalik, menatap Te O.

Jae Won : Kudengar kau tahu semuanya.

Te O : Tentang apa?

Jae Won menatap tajam Te O.

Te O mengaku, itu? Apa tidak ada yang bisa dirahasiakan?

Jae Won : Siapa yang memberitahumu?

Te O tak menjawab.

Jae Won : Maaf, Te O-ya. Aku sungguh minta maaf. Karena tidak memberitahumu sebelumnya.

Te O : Kau bisa mengatasinya?

Jae Won terdiam.

Te O : Kau pikir kau menyakiti orang lain, tapi pada akhirnya, kamu yang paling terluka. Kau yakin tidak akan menyesal?

Jae Won lagi2 diam mendengar perkataan Te O.


Sesampainya di rumah, Jae Won mencium A Rin yang sudah tertidur. Setelah itu, dia kembali ke kamarnya.


Di kamarnya, Jae Won melihat lagi kiriman foto-foto dari Ami. Lalu dia membaca pesan dari Ami.

Ami : "Jangan lupakan perbuatanmu hari itu"

Perhatian Jae Won kemudian tertuju pada sebuah link yang dikirimkan Ami, sebelum pesan itu. Link bertuliskan Dorim Bio. Jae Won mengklik link itu dan ternyata itu adalah aplikasi tes DNA.


Besoknya di ruangannya, Jae Won menatap amplop yang dari Tae Joo. Dia lalu ingat kata2 Tae Joo, bahwa Tae Joo memiliki riwayat panggilan dan informasi transaksi Soon Young.

Maka Jae Won membuka amplop itu dan memeriksa riwayat panggilan Soon Young yang dikirimkan Tae Joo. Jae Won lantas menandai beberapa nomor dan mencari nomor itu di kontak ponselnya. Salah satu dari nomor itu adalah nomor taman bermain dalam Poki Poki.

Tapi ada nomor yang tidak ada di kontaknya. Jae Won yang tak mengenal nomor itu, mencoba mencari tahu di google itu nomor apa dan dia pun terkejut itu nomor Dorim Bio.

Jae Won yang keheranan, mencoba mengontak nomor itu.

Dorim : Halo, ini Dorim Bio.

Jae Won terdiam.

Dorim : Halo?

Jae Won : Tempat itu...

Dorim : Kau mau tes gen?

Jae Won : Apa?

Dorim : Kau bisa bicara dengan bebas.


Jae Won langsung berlari keluar dari ruangannya setelah dia bertanya bagaimana caranya mendapatkan hasilnya jika dia melakukan tes. Dorim Bio bilang, jika Jae Won meninggalkan alamat, maka hasil tes akan dikirimkan via pos. Seketaris Kim melihat Jae Won pergi.

Seketaris Kim : Bu Seo.

Namun Jae Won tak terus berlari.


Jae Won berlari pulang. Dia mencari hasil tes DNA di ruangan Soon Young, tapi tak ada. Dia juga membongkar kamarnya tapi tak bisa menemukan hasil tes tersebut. Jae Won lantas mencari hasil tes di gudang. Tak lama, dia menemukan amplop Dorim Bio.

Jae Won dengan wajah takut, mencoba melihat hasil tes DNA.

Dan hasilnya adalah....

Bersambung.....

Next episode :

A Rin putri kandung Jae Won, tapi bukan putri kandung Soon Young.

Ingatan Jae Won kembali. Jae Won membiarkan Soon Young membesarkan A Rin, demi kebaikan A Rin.

0 Comments:

Post a Comment