All Content From : TV Chosun
Sinopsis : My Happy Ending
Sebelumnya : My Happy Ending Episode 6 Part 2
Selanjutnya : My Happy Ending Episode 7 Part 2
Soon Young tengah sibuk membuat sarapan di dapur. Jae Won pun datang dan bertanya, apa Soon Young melihat blouse birunya. Jae Won bilang, dia membutuhkan blouse itu untuk wawancara hari ini.
Soon Young : Itu? Kucuci dan kujemur di balkon sampai kering.
Jae Won pun bergerak ke balkon tapi Soon Young bilang di balkon atas.
Jae Won langsung ke atas.
Sambil membulat2kan nasi, Soon Young bilang ke A Rin kalau sarapan hampir siap.
Soon Young : Bertahanlah untuk ayah. Mari makan ini dahulu. Kenapa aku yang paling sibuk di pagi hari? A Rin, ini...
Soon Young membawa nasi kepalnya ke A Rin yang menunggu di ruang makan.
Tapi dia kaget melihat apa yang dilakukan A Rin.
Soon Young : Apa? Kau juga memasak?
A Rin tertawa menatap sang ayah.
Soon Young lantas menyingkirkan 'masakan' A Rin dan menyuruh A Rin makan.
Soon Young dan A Rin meninggalkan rumah. Soon Young mau mengantarkan A Rin ke sekolah. Sambil berjalan, Soon Young dan A Rin bermain kata sambung.
Soon Young mulai duluan, maju.
A Rin : Jungkat-jungkit.
Soon Young : Jungkat-jungkit? Kit...
Soon Young memikirkan kata yang diawali dengan huruf 'Kit'.
Soon Young : Kitab.
A Rin : Tab...
A Rin tak bisa menjawab. Soon Young berseru senang kalau dia menang.
A Rin ngambek.
A Rin : Jangan gunakan kata sesulit itu saat bermain dengan bayi berusia enam tahun.
Soon Young : Apa? A Rin ayah masih bayi? Kau bilang kau masih kecil.
A Rin : Aku masih bayi. Jadi, bisakah ayah membiarkanku kali ini?
Soon Young : Kau manis sekali. Baiklah.
Tetangga mereka lewat dan menyapa mereka. Soon Young menyuruh A Rin memberi salam. A Rin dengan manisnya mengucapkan salam pada ajumma tetangganya. Ajumma tetangga bilang, A Rin tampak manis hari ini.
"Aku berpakaian sebagai tuan putri hari ini."
"Kau benar-benar terlihat seperti seorang tuan putri. Dengan mata besar dan hidung mancungmu. Dari mana kau mendapatkan kelopak mata gandamu? Kurasa itu bukan dari ibu atau ayahmu. Apa itu kakekmu?"
Soon Young tertawa, kami beruntung.
Usai mengurus A Rin, Soon Young kembali ke rumah. Dia sudah duduk di ruangannya dan tengah berbicara dengan Seung Kyu di telepon sambil menatap layar laptopnya.
Soon Young : Lama tidak bertemu Seung Kyu-ya. Kau sudah kembali dari jalan-jalan?
Seung Kyu : Apa kabar profesor?
Soon Young : Aku baik-baik saja. Chan Ho pergi ke universitas kemarin untuk mentraktir orang karena dia mendapat pekerjaan. Sayang sekali kau tidak ada di sana.
Seung Kyu : Akan menyenangkan bertemu denganmu. Kapan kau kembali?
Soon Young : Entahlah. Aku harus segera kembali.
Tiba2, Soon Young mendapatkan surel baru.
Soon Young membuka surel yang baru saja diterimanya. Sontak dia terkejut. Di surel itu tertulis, bahwa A Rin bukanlah putri Soon Young.
Malamnya, Soon Young menonton wawancara Jae Won sambil memikirkan surel itu. Jae Won pulang dan langsung mematikan televisi. Soon Young kaget Jae Won udah pulang. Dia tanya, kapan Jae Won masuk. Jae Won tak jawab dan melarang Soon Young menonton wawancaranya.
Soon Young : Kenapa jangan? Kau terlihat cantik.
Jae Won : Aku bersiap sangat keras untuk wawancara itu, dan dia bertanya apa pekerjaan suamiku, dan berapa penghasilan kita. Semua pertanyaan yang tidak kita sepakati.
Soon Young : Itu pasti sulit.
Soon Young : Jae Won-ah, apa terjadi sesuatu hari ini?
Jae Won : Hari ini? Seperti apa?
Soon Young : Tadi, ada orang gila... Lupakan saja.
Jae Won : Aku lelah. Aku akan mandi dan tidur.
Soon Young : Tidur yang nyenyak.
Jae Won beranjak masuk.
Besoknya, Soon Young yang hendak mengantar A Rin, melamun saat keluar dari pagarnya. Sementara A Rin mengajaknya bermain kata sambung. A Rin menyebutkan kata 'Tomato'. Soon Young diam saja, tak melanjutkan kata-kata A Rin. A Rin kira ayahnya tidak bisa mencari kata dengan awalan 'To'.
A Rin pun berseru, aku menang!
Barulah Soon Young merespon A Rin.
Soon Young : Ayah tidak mendengarmu.
A Rin : Haruskah kubiarkan sekali saja?
Soon Young : Ya.
A Rin lantas memegang kedua tangan ayahnya.
A Rin : Katakan tolong.
Soon Young : Tolong.
Setelah mengantar A Rin, Soon Young meminta bantuan mahasiswinya untuk melacak alamat surel yang mengiriminya pesan semalam. Mahasiswinya bilang, itu alamat surel sekali pakai.
Soon Young : Ada alamat surel sekali pakai?
Mahasiswinya bilang ada. Kita tidak perlu mendaftar, dan alamatnya kedaluwarsa secara otomatis setelah beberapa saat. Tidak akan mudah melacak pengirimnya.
Soon Young : Benarkah? Baiklah. Terima kasih.
Soon Young lalu membaca nama si pengirim surel.
Soon Young : "AMI"?
Soon Young pun menghapus pesan dari AMI, tapi e-mail dari AMI masuk lagi.
AMI terus mengatakan A Rin bukan putrinya Soon Young.
Tak hanya itu, AMI juga mengirimkan foto saat Jae Won dipapah ke kamar hotel oleh seorang pria. Baju yang dikenakan Jae Won saat dibawa ngamar, sama dengan baju yang Jae Won pakai di hari peluncuran pertama Dereve.
Karena itulah Soon Young melakukan tes DNA antara dirinya dan A Rin, juga Jae Won dan A Rin, memakai jasa Dorim Bio.
Saat hasilnya keluar, Soon Young syok membaca hasil tes DNA nya dengan A Rin tidak lah cocok.
Soon Young yang mengira Jae Won menduakannya, akhirnya memutuskan membalas dendam. Dari telepon umum, dia meminta seseorang memeriksa rekam medis ibunya Jae Won sebelum meninggal serta catatan perjalanan ibu Jae Won ke UGD.
Narasi Soon Young terdengar.
Soon Young : Aku ingin kau juga tahu rasanya. Rasa terus meragukan orang yang kau cintai karena kau tidak bisa memercayainya. Bagaimana rasanya berada di neraka.
Ketika Jae Won memergoki Soon Young dan Yoon Jin pertama kali, Soon Young ternyata tahu Jae Won ada di sana. Dia sengaja melakukan itu karena ingin Jae Won merasakan apa yang dia rasakan.
Kita diperlihatkan juga flashback saat Ji Won menggedor2 pintu apartemen Yoon Jin lantaran mengira Soon Young dan A Rin ada di sana. Tapi pintu tak kunjung dibuka. Jae Won pun putus asa. Dia tak tahu harus bagaimana sekarang.
Jae Won lalu memergoki Soon Young membawa A Rin ke sekitaran rumah yang disewa Yoon Jin. Tapi Soon Young tak benar-benar membawa A Rin ke sana. Soon Young memberitahu A Rin bahwa temannya memberi alamat yang salah. A Rin menepuk jidatnya sambil mengatakan 'Oh My God'. Soon Young juga melakukan hal yang sama. Jae Won kemudian pergi. Soon Young melihat kepergian Jae Won.
Setelah Jae Won pergi, Soon Young mengajak A Rin pergi.
Kamera menyorot wajah Soon Young yang terlihat dingin.
Sekarang, hasil tes DNA Dorim Bio ada di tangan Jae Won.
Jae Won menguatkan dirinya sebelum akhirnya membuka amplop Dorim Bio. Dia ingin tahu hasilnya namun, hanya ada brosur Dorim Bio di sana.
Akhirnya, Jae Won pun mengambil sikat giginya, Soon Young dan A Rin dan membawanya ke Dorim Bio. Seorang staf Dorim Bio yang sebelumnya sudah dihubungi Jae Won, keluar dan menghampiri Jae Won.
"Seo Jae Won-ssi?"
Jae Won menyerahkan ketiga sikat gigi itu ke staf Dorim Bio dan meminta hasilnya secepat mungkin.
Setelah itu, Jae Won kembali ke studionya. Dia mencoba mencari tahu apa yang dia lakukan 7 tahun lalu dengan membuka file-file peluncuran pertama Dereve 7 tahun lalu. Tapi dia tak bisa mengingat apapun. Yang dia ingat hanyalah dia yang berbincang dengan Young Ik dan seorang pria di perayaan peluncuran pertama Dereve.
Ponsel Jae Won kemudian berdering.
Pesan dari Dorim Bio yang mengabarkan bahwa hasilnya sudah keluar.
Adegan beralih ke Seketaris Kim yang masuk ke ruangan Jae Won. Tapi dia tak menemukan Jae Won di sana. Seketaris Kim lalu mencari Jae Won di studio Jae Won yang letaknya di dalam ruangan Jae Won juga. Tapi yang dia lihat hanyalah studio Jae Won yang berantakan. Amplop Dorim Bio nampak tergeletak di lantai. Saat mau pergi, Seketaris Kim menyadari sesuatu. Dia pun menoleh dan mendapati Jae Won yang terduduk dibalik meja.
Seketaris Kim pun langsung mendekati Jae Won.
Jae Won sendiri nampak syok.
Seketaris Kim : Bu Seo, anda baik-baik saja? Bu Seo.
Jae Won tak menjawab.
Seketaris Kim pun beranjak keluar dan menghubungi Te O. Dia memberitahu Te O kondisi Jae Won. Te O mengerti dan langsung pergi padahal lagi rapat.
Seketaris Kim kembali ke studio Jae Won, membawa secangkir teh. Tapi Jae Won nya sudah pergi.
Jae Won sendiri berjalan dengan wajah linglung di basement parkir. Staf keamanan langsung menghentikan Jae Won karena melihat Jae Won berjalan menuju ruang listrik. Jae Won kebingungan.
Jae Won : Di mana... Di mana aku?
Jae Won pun melangkah menuju keluar dari basement parkir.
Hari sudah malam. Bayangan Jae Won nampak di jendela. Jae Won sendiri ada di apartemen Dokter Jo. Dia duduk di lantai, menyender ke kasur. Narasi Jae Won terdengar. Dia bilang dia sungguh tidak tahu. Tidak pernah sekali pun dia membayangkan situasi serumit itu.
Jae Won : Semuanya dimulai dariku.
Kamera menyorot ponselnya yang berbunyi. Telepon dari Te O. Jae Won bergeming. Botol obat nya juga tergeletak di dekat ponselnya. Dua butir obatnya keluar dari dalam botol. Jae Won diam, memikirkan kata2 Soon Young saat mereka bertengkar sebelum dia mengusir Soon Young dari rumahnya.
Soon Young : Kau menoleransiku? Kau dari semua orang? Kau pikir kau berhak mengatakan itu?
Jae Won lalu ingat saat tadi dia membaca hasil tes DNA, bahwa A Rin bukanlah putri kandung Soon Young.
Dia marah.
Dia juga ingat kata2 Soon Young saat dia meminta penjelasan atas sikap Soon Young.
Soon Young : Jika kau tahu, menurutmu kamu bisa kabur? Kuharap kau yang paling
menderita di dunia ini. Aku sungguh berharap kau tahu bagaimana rasanya hidup dalam penderitaan.
Jae Won pun makin tertekan. Lalu dia coba mengingat apa yang terjadi di acala peluncuran pertama Dereve 7 tahun lalu. Tapi yang dia ingat hanyalah saat dia meminum 3 butir obat depresinya, lalu dia mabuk dan Soon Young menelponnya, tapi kemudian ponselnya jatuh dan tangan seorang pria memungut ponselnya di lantai.
Jae Won juga ingat saat dia meninggalkan kamar hotel pagi harinya seolah tidak terjadi apa-apa.
Dokter Jo tiba2 datang.
Dokter Jo : Apa yang kau lakukan? Sudah berapa lama kau di sini seperti ini?
Dokter Jo lalu melihat obat Jae Won di lantai. Dia lantas menyuruh Jae Won untuk marah dan berteriak, atau menangis setidaknya.
Dokter : Jangan hanya duduk di sana, Jae Won-ah. Lakukan sesuatu.
Tapi yang anehnya. bayangan Dokter Jo tidak nampak di kaca. Hanya ada bayangan Jae Won.
Jae Won lalu bertanya, haruskah dia melakukan itu.
Jae Won : Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Apa yang kulakukan di masa lalu?
Te O menunggu di dalam mobilnya, di depan kediaman Jae Won. Wajahnya nampak cemas. Karena Jae Won tak kunjung terlihat, Te O pun menghubungi Jae Won lagi. Tiba2, dia melihat seseorang mengintai rumah Jae Won. Te O pun turun diam2 dari mobilnya. Tapi, kaki Te O menginjak daun kering. Pria yang mengintai rumah Jae Won dari depan pagar, langsung lari begitu mendengar suara daun kering yang diinjak.
Te O pun mengejar orang itu. Dia juga sempat melempar kepala orang itu dengan botol plastik bekas minuman. Te O lalu mencari jalan potong agar bisa menangkap orang itu. Sementara orang itu terus berlari. Tiba2, Te O datang menerjangnya dari belakang. Mereka jatuh, termasuk kamera orang itu.
Te O lalu menarik topi orang itu agar bisa melihat dia siapa. Dan ternyata, dia Reporter Choi.
Reporter Choi sewot dan langsung mengambil kameranya yang jatuh.
Reporter Choi : Siapa kau? Ini sangat mahal.
Te O : Kau ketahuan mengintip dan kau tidak keberatan?
Reporter Choi : Aku di sini untuk melaporkan.
Te O : Benarkah? Kita akan segera tahu.
Te O memeriksa kamera Reporter Choi.
Dia pun melihat banyak foto2 Jae Won di sana.
Te O : Kau sebut memata-matai, pelaporan orang zaman sekarang?
Reporter Choi : Bukan begitu. Bagaimana kau bisa bangga dengan perbuatanmu? Perlakukan aku seperti ini dan aku akan bertindak.
Te O juga melihat foto saat Tae Joo memukul Detektif Lee.
Melihat reaksi Te O, Reporter Choi tanya apa Te O melihat sesuatu yang tidak Te O sukai.
Te O : Kau membuntuti Nam Tae Joo juga?
Reporter Choi : Kau mengenalnya juga? Aku sedang mengerjakan berita luar biasa. Jika tersebar, ini akan menciptakan badai gila.
Te O pun menyita memory card kamera Reporter Choi.
Reporter Choi : Kau tidak ingin tahu apa ini?
Te O : Aku akan mengambil ini.
Te O mulai beranjak.
Reporter Choi : Kapan kau mengetahuinya? Bahwa Seo Jae Won tidak waras.
Te O berbalik dan menatap Reporter Choi, apa maksudmu?
Reporter Choi : Apa aku benar? Aku yakin dia punya masalah mental, tapi aku tidak tahu apa itu. Beri aku petunjuk. Atau haruskah kutanya suaminya yang sedang memperebutkan hak asuh? Jika mental ibunya tidak stabil, dia tidak bisa mempertahankan anak itu.
Te O marah dan mencengkram Reporter Choi.
Te O : Teruslah bicara. Tuntut aku jika kau mau. Atas penyerangan atau apa pun yang kau inginkan.
Adegan beralih ke Young Ik yang tengah menghitung sahamnya di Dereve. Salah satu orangnya bilang kalau dia memiliki saham yang besar di perusahaan Jae Won itu.
Young Ik : Seperti yang kau tahu, aku punya hubungan dengan Bu Seo Jae Won.
Orangnya pun bilang kalau ada banyak kontrovesi di sekitar Jae Won. Lalu dia tanya, apa ada yang harus mereka siapkan sebelum sidang.
Seketarisnya tiba-tiba masuk, memberitahu sesuatu.
Tae Joo di ruangan Young Ik. Dia duduk di kursi Young Ik. Tak lama, Young Ik datang. Tae Joo langsung berdiri dan menyapa Young Ik.
Young Ik lalu duduk di sofanya.
Young Ik : Aku dengar Yoon Te O menyelidiki kasus Baek Seung Kyu. Kau tidak bercerita terlalu banyak, bukan?
Tae Joo : Mana mungkin. Ini kasus yang kututupi sendiri. Yoon Te O, mari kita awasi dia untuk saat ini. Apa yang bisa dia lakukan jika semua buktinya hilang?
Tae Joo lalu memanggil seseorang diluar.
Seketaris Young Ik masuk. Tae Joo langsung pergi.
Young Ik tampak kesal. Lalu dia menyuruh seketarisnya memasukkan sesuatu ke mobil Tae Joo.
Jae Won pulang ke rumah dan melihat Soon Young menyendiri di dapur. Jae Won pun terdiam sejenak, sebelum akhirnya mendekati Soon Young dengan wajah tertunduk.
Jae Won : Kurasa itu acara peluncuran pertama.
Soon Young menatap Jae Won dengan tatapan terluka.
Kita diperlihatkan flashback apa yang terjadi saat peluncuran pertama Dereve.
Jae Won menunggu dengan gelisah di kamar hotel. Sesaat kemudian, dia meminum obatnya langsung 3 butir. Tak lama, Seketaris Kim masuk, ngasih tahu kalau waktu Jae Won 5 menit lagi.
Jae Won : Kuharap masih bagus lima menit dari sekarang.
Jae Won lalu naik ke panggung, memberikan kata sambutannya di acara peluncuran pertama Dereve.
Jae Won : Aku berterima kasih dari lubuk hatiku karena sudah menghadiri acara peluncuran pertama Dereve.
Acara dilanjutkan dengan perjamuan. Jae Won mendekati Young Ik yang tengah berbicara dengan seorang pria. Young Ik mengenalkan pria itu kepada Jae Won.
Young Ik : Ini Menteri Song dari Kementerian Perusahaan Rintisan.
Jae Won : Terima kasih sudah datang.
Menteri Song : Halo, Bu Seo. Pimpinan Kwon bercerita banyak tentangmu.
Young Ik : Dia bekerja keras untuk perabot pintar. Aku ingin kau membantunya.
Menteri Song : Tentu saja.
Pelayan datang membawa miras. Menteri Song memberikan miras nya ke Jae Won. Dia mengajak Jae Won bersulang. Tapi Jae Won menolak. Dia mengaku tak bisa minum. Menteri Song rada kecewa mendengar penolakan Jae Won. Young Ik membujuk Jae Won. Dia bilang hanya satu minuman.
Jae Won terpaksa minum. Young Ik yang melihat Jae Won menghabiskan miras, mengambil satu gelas lagi. Jae Won tak bisa menolak karena Young Ik mengajaknya bersulang untuk masa depan Menteri Song dan Dereve. Jae Won menghabiskannya lagi. Dan Young Ik memberinya minuman lagi.
Setelah minum beberapa gelas, Jae Won mulai mabuk. Pandangannya juga mengabur.
Young Ik menatap Jae Won.
Young Ik : Bu Seo, kau baik-baik saja? Kurasa dia terlalu banyak minum.
Jae Won lalu mulai beranjak. Dia sempat berpegangan pada dua orang di sebelahnya saat dia hampir jatuh. Salah satunya seorang pria.
Jae Won kemudian pergi.
Jae Won berjalan perlahan. Tiba2, ponselnya bunyi. Dia melihat itu panggian dari Soon Young. Saat mau menjawab, ponselnya jatuh. Seseorang memungut ponsel Jae Won di lantai.
Adegan beralih ke Jae Won yang tahu2 udah menjawab panggilan Soon Young.
Soon Young : Kau tidak lupa soal besok, bukan? Di mana kau?
Paginya, Jae Won terbangun di atas ranjang karena bunyi teleponnya. Jae Won hanya mengenakan pakaian dalamnya. Jae Won memeriksa ponselnya. Telepon dari Seketaris Kim.
Seketaris Kim : Anda sudah bangun, Bu Seo?
Jae Won : Ya.
Seketaris Kim : Aku akan ke kamar anda 30 menit lagi.
Jae Won : Tapi siapa yang membawaku ke sini kemarin?
Seketaris Kim : Anda tidak ingat?
Jae Won : Aku benar-benar pingsan.
Seketaris Kim : Aku melihat anda pergi saat bicara dengan Profesor Heo di telepon.
Jae Won pun ingat saat dia menjawab telepon dari Soon Young.
Jae Won : Benar. Kau benar. Benar.
Seketaris Kim : Anda mau kopi yang akan membangunkan anda?
Jae Won : Ya.
Setelah bicara dengan Seketaris Kim, Soon Young menelpon Jae Won.
Soon Young sendiri sudah di depan kampusnya.
Soon Young : Astaga. Kau baru bangun?
Jae Won : Ya. Kepalaku sakit sekali.
Soon Young : Astaga. Sudah kubilang jangan minum terlalu banyak. Kenapa kau minum banyak kemarin?
Jae Won : Kurasa aku bersemangat setelah menyelesaikan acara pertama. Di mana kau?
Soon Young : Tentu saja di kampus.
Jae Won : Kau pergi ke mana?
Soon Young : Aku ada banyak kuliah hari ini. Jadi, aku pergi pagi-pagi sekali.
Jae Won : Kenapa kau tidak membangunkanku?
Soon Young : Maafkan aku. Aku terlalu sibuk di pagi hari. Seharusnya aku membangunkanmu.
Seorang mahasiswi memanggil Soon Young.
Soon Young mengerti dan pamit pada Jae Won.
Soon Young : Maafkan aku, Sayang. Aku akan mengabarimu nanti.
Jae Won : Baiklah. Semoga kuliahmu lancar.
Usai bicara dengan Soon Young, Jae Won memakai baju handuknya dan beranjak ke kamar mandi. Namun dia terkejut melihat kamar mandi yang berantakan.
Jae Won : Bagi penggila kerapian sepertinya, ini tidak biasa.
Jae Won lalu pergi seolah tidak terjadi apa-apa.
Sepertinya Jae Won berpikir dia habis tidur dengan Soon Young.
Flashback end...
Jae Won mengaku tidak tahu. Lalu dia bilang dia tak pernah membayangkannya. Dia tak pernah berpikir bahwa A Rin bukanlah putri Soon Young.
Mendengar itu, Soon Young marah. Dia membanting gelasnya ke meja.
Jae Won terkejut dan bergegas mengambil serbet. Ternyata, tangan Soon Young berdarah. Jae Won membalut luka Soon Young dengan serbet. Tapi Soon Young menepis tangan Jae Won sambil berteriak, menyuruh Jae Won melepaskannya.
Soon Young : Kau pikir aku akan percaya? Pernahkah kau merasa bersalah kepadaku sedikit saja? Kau tahu? Aku... Seluruh duniaku runtuh karenamu. Tapi kau membicarakan kebahagiaan dengan senyuman. Setiap kali kau melakukan itu, aku sangat membencimu sampai ingin membunuhmu. Kau tahu itu? Aku... Aku...
Soon Young tak sanggup lagi bicara. Jae Won minta maaf. Soon Young bilang sudah terlambat.
Jae Won pun tanya Soon Young mau dia melakukan apa. Soon Young minta Jae Won menyerahkan A Rin padanya. Jae Won menolak. Dia bilang, dia tak bisa melakukannya.
Soon Young : Baiklah. Tidak bisa? Kalau begitu, mari kita lanjutkan sampai akhir.
Soon Young pun beranjak pergi.
Tangis Jae Won pecah.
Soon Young di kamarnya, teringat saat dia bahagia menyambut kelahiran A Rin.
Dia juga ingat saat menenangkan A Rin yang masih bayi.
Soon Young juga rela menahan kantuknya, demi menenangkan A Rin yang rewel.
A Rin mulai tumbuh. Dia menangis di baby walker nya.
Soon Young menemani A Rin, astaga, kau menggemaskan.
Terakhir Soon Young ingat saat dia menenangkan A Rin yang rewel karena dia pergi dari rumah.
Tangis Soon Young pecah.
Kamera menyorot ponsel Soon Young di atas meja dapur.
Sebuah pesan, dari AMI, masuk ke ponselnya.
AMI : "Ini baru saja dimulai. Tunggu saja"
Adegan beralih ke Yoon Jin yang tengah melukis di rumah yang dia sewa.
Lalu kamera menyorot dua ponsel Yoon Jin di atas meja dekat dia melukis.
*Apakah AMI adalah Yoon Jin?
Besoknya, Jae Won membaca buku tentang psikiatri karangan Dokter Jo.
Tertulis bahwa gangguan bipolar sering diwarisi dari orang tua.
Adegan beralih ke saat Jae Won dibawa ibunya ke tengah laut.
Tiba2 saja, kita diperlihatkan dengan Jae Won yang membawa A Rin ke tengah laut. A Rin kemudian terbangun dan terkejut melihat sang ibu membawanya ke tengah laut.
A Rin : Ibu, aku takut.
A Rin memeluk Jae Won dengan erat.
Bersamaan dengan itu, Jae Won yang dibawa ke tengah laut, bilang pada ibunya bahwa dia kedinginan.
Dan, Jae Won terbangun dari tidurnya.
Jae Won yang cemas, langsung keluar mencari A Rin. Tapi langkahnya terhenti saat melihat A Rin berada dalam gendongan Soon Young. Soon Young melewati Jae Won dan beranjak menuruni tangga. Jae Won mendengarkan percakapan mereka.
A Rin : Tidak.
Soon Young : Kenapa? Biarkan ayah pergi ke kampus sebentar saja.
A Rin : Itu sebabnya aku ingin ikut ayah.
Soon Young membawa A Rin ke ruang makan.
Soon Young : Ayah akan bekerja.
A Rin : Aku juga bisa bekerja di sana.
Soon Young : Kau juga ingin bekerja di sana?
A Rin : Ya.
Soon Young : Ayah akan memikirkannya. Jika kau makan sarapanmu dengan baik, akan ayah pikirkan.
A Rin langsung minta makan sama pembantu.
Pembantu pun bergegas memberikan sarapan pada A Rin.
Jae Won beranjak ke meja dapur. Dia terus menatap Soon Young. Saat Soon Young menatapnya, dia langsung mengalihkan pandangannya.
Tae Joo menerima video dari nomor tidak dikenal. Itu video saat dia memukul Detektif Lee.
Tae Joo kesal, lihat berandal ini.
Tae Joo pun bergegas menemui Detektif Lee di sebuah taman.
Tae Joo : Kau mengirimnya?
Detektif Lee malah terkejut melihat Tae Joo di sana.
Detektif Lee : Tae Joo?
Tae Joo : Apa itu kau?
Detektif Lee : Apa maksudmu?
Tae Joo : Apa yang kau lakukan di sini?
Detektif Lee : Aku mendapat pesan bahwa ponsel Baek Seung Kyu sudah didapatkan. Kami seharusnya bertemu di sini.
Te O datang, kalian berdua telah datang.
Tae Joo tertawa melihat Te O.
Tae Joo : Aku tidak menduga akan bertemu denganmu lagi seperti ini, Te O.
Te O : Di mana rekaman kamera pengawas gedung apartemen Baek Seung Kyu?
Tae Joo : Kenapa kau mencarinya di sini?
Te O : Karena salah satu dari kalian akan tahu. Kurasa pelakunya akan lebih tahu daripada korban.
Tae Joo : Astaga. Aku menghapus semuanya.
Te O : Benarkah? Kalau begitu, aku harus ke kantor polisi untuk menyelesaikannya. Tapi apa yang harus kubawa? Video kau memukulnya? Atau haruskah aku membawa Baek Seung Kyu sendiri? Astaga, haruskah kubawa keduanya?
Detektif Lee mulai ketar ketir.
Tae Joo santai, bawalah yang ringan. Itu akan lebih mudah.
Detektif Lee mendekati Tae Joo, sial. Sunbae! Bukan hanya aku yang akan berada di posisi sulit. Semua berakhir jika mereka tahu aku menyembunyikan buktinya.
Tae Joo : Tutup mulutmu.
Te O mengerti dan mulai beranjak.
Detektif Lee yang takut, akhirnya mengaku.
Detektif Lee : Pimpinan Kwon Young Ik. Putrinya terekam di rekaman hari itu.
Tae Joo kesal Detektif Lee mengaku, kau tidak tahu cara diam.
Bersambung ke part 2..
0 Comments:
Post a Comment