• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Live Up To Your Name Ep 14 Part 1

Sebelumnya...


Usai menerima kabar soal kakeknya dari Jae Sook, Yeon Kyung langsung memeriksa kondisi Tuan Kim.

Ia ingat, Tuan Kim adalah si gelandangan yang diobatinya di stasiun bersama Im dan Jae Ha.

Suster berkata, tekanan darah Tuan Kim turun dan denyutnya berdetak lebih cepat.

"Jika kita mengeluarkan jarumnya, dia mungkin akan tewas karena pendarahan. Kita harus ke ruang operasi." jawab Yeon Kyung.


Di kantor polisi, Tuan Park memberikan pernyataan palsu. Ia mengaku, melihat tangan Kakek Choi bergetar saat memberikan akupuntur pada Tuan Kim.

Polisi pun langsung meminta kesaksikan Im tentang pernyataan Tuan Kim.

"Itu..." Im bingung menjawabnya.

"Dimana dia melakukan akupuntur?" tanya polisi.

"Hegu, quchi, zusanli dan zhongwan." jawab Im.

"Itu adalah zhongwan. Dia melakukannya kalau begitu. Jarum pasien berada disitu." ucap polisi.

Im pun tercengang mendengarnya.


Di RS, Yeon Kyung dan Min Jae berusaha menyelamatkan Tuan Kim.

Yeon Kyung yang melihat luka Tuan Kim pun merasa aneh.

"Apanya yang aneh?" tanya Min Jae.

"Darah tidak akan menggenang seperti ini karena tertusuk jarum. " jawab Yeon Kyung.


Yeon Kyung pun mencabut jarum itu dan terus menatapnya.


Im masih di kantor polisi, tapi Tuan Park sudah pergi.

Polisi berkata, akan meminta kesaksikan Tuan Kim karena Im dan Tuan Park memberikan penyataan berbeda.

"Kalau begitu apakah semuanya akan selesai jika dia mengatakan Tabib Choi tidak menusuknya?" tanya Im.

Si polisi pun kaget saat membaca berkas Kakek Choi.

Polisi bilang, Kakek Choi pernah melakukan hal yang sama 20 tahun lalu.

"Seorang pasien hampir meninggalkan karena resep obat yang diberikannya." ucap polisi.


Im pun langsung menemui Kakek Choi. Ia bertanya, apa yang terjadi 20 tahun lalu. Tapi Kakek Choi bilang, Im tidak perlu mengetahuinya.

Kakek Choi yang sadar siapa dalang dibalik semua itu pun meyakinkan Im berkali-kali kalau dirinya baik-baik saja.

"Tidak ada yang boleh membuatmu lemah. Kalau kau mendengarkan kata orang, kau akan kalah." ucap kakek.

"Apa maksud anda?" tanya Im.

"Kau tidak akan kalah oleh orang lain. Kau akan mengalahkan dirimu sendiri. Jangan pernah lupakan tujuanmu menjadi seseorang dokter. Kau tidak boleh goyah karena orang lain." jawab kakek.

Im pun bingung.


Di RS, Yeon Kyung menanyakan data-data Tuan Kim.

Suster Jung berkata, ia tidak bisa menemukan apapun selain nama Tuan Kim karena Tuan Kim bukan pasien mereka.

"Dia gelandangan." jawab Yeon Kyung.

Suster Jung kaget, apa?

Min Jae kemudian datang dan memberikan jas milik Tuan Kim. Yeon Kyung langsung memeriksanya dan menemukan botol aspirin di dalam sana.


Polisi tiba-tiba datang.

Yeon Kyung pun langsung menjelaskan pada  polisi kalau sulit untuk menghentikan pendarahan Tuan Kim karena Tuan Kim pengkonsumsi aspirin.

Polisi kaget, ia percaya Kakek Choi melakukannya.

Yeon Kyung lantas melihatkan bukti lain.

"Kalau kau melihat hasil X-ray ini, jarumnya menusuk hati bagian atas. Meski ada kesalahan melakukan akupuntur dan jarumnya tertinggal disana, jarumnya tidak mungkin menghadap ke atas." ucap Yeon Kyung.

"Bagaimana kau tahu?" tanya polisi.

"Dan juga dokter itu telah melakukan akupuntur lebih dari 50 tahun. Dia tidak pernah membuat kesalahan seperti itu." jawab Yeon Kyung.

"Bagaimana kau tahu?" tanya polisi.

"Aku cucunya." jawab Yeon Kyung.


Jae Ha berusaha menghubungi Yeon Kyung, tapi ponsel Yeon Kyung tak aktif.


Ia lalu tak sengaja melihat Yeon Kyung tengah berbicara pada polisi.

Sontak, Jae Ha langsung menanyakannya pada Suster Jung.

"Ada pasien malpraktek dari klinik pengobatan oriental. Mereka bilang, dokternya menusuk hatinya." jawab Suster Jung.

"Dokter menusuk hatinya? Itu tidak masuk akal." ucap Jae Ha.

"Kau tahu itu? Apa ini pernah terjadi?" tanya Min Jae.

"Itu tidak pernah terjadi. Dokter tidak kompeten seperti apa yang melakukannya?" jawab Jae Ha.

"Nama klinik pengobatan oriental itu adalah Haeminseo." ucap Suster Jung yang sontak membuat Jae Ha kaget.

"Pasien itu adalah gelandangan yang sering mengunjungi klinik itu." jawab Min Jae.


Im dan polisi ke RS. Dan mereka langsung menemui Yeon Kyung. Yeon Kyung memberitahu polisi kalau ia adalah dokter yang mengoperasi Tuan Kim.

"Tuan Kim sudah sadar dan dia sudah bisa bersaksi sekarang." ucap Yeon Kyung.


Setelah polisi pergi, Yeon Kyung pun langsung menanyakan apa yang terjadi pada Im.

"Kakekku tidak melakukan itu kan?" tanya Yeon Kyung.

"Tentu saja tidak, kau tahu dia seperti apa." jawab Im.

"Lalu bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Yeon Kyung.

"Jangan khawatir. Pasien itu sudah sadar, jadi kita bisa mendengar kesaksiannya." jawab Im.


Akan tetapi, Tuan Kim juga memberikan kesaksian palsu. Ia mengaku, memejamkan matanya saat kakek melakukan akupuntur jadi ia tidak tahu apa kakek mengeluarkan jarum itu dari tubuhnya atau tidak.


Im pun langsung teringat saat memeriksa Tuan Kim.

Saat itu, Tuan Kim bersikeras kalau perutnya kembung padahal perutnya tidak bermasalah setelah diperiksa Im dan kakek.

Lalu saat Im hendak memberikan akupuntur, Tuan Kim meminta kakek yang melakukannya.


Setelah itu, Im ingat kata-kata Direktur Ma bahwa uang bisa menindas dan menginjak-nginjak seseorang.

Sadar Direktur Ma yang ada dibalik semua itu, Im langsung pergi.


Tuan Kim mengingat saat dirinya menusukkan jarum itu ke tubuhnya.


Di kantornya, Direktur Ma tersenyum licik.


Tak lama kemudian, Im datang meminta penjelasan kenapa Direktur Ma melakukan itu.

"Aku rasa kau sudah tahu kenapa aku melakukannya." jawab Direktur Ma.

"Apa karena aku?" tanya Im.

"Tidak sulit bagiku untuk menghancurkan klinik kuno itu." jawab Direktur Ma.


Di sel, kakek cemas. Ia takut kalau Im kembali bekerja pada Direktur Ma hanya demi membebaskannya.

Lalu tiba-tiba, kakek merasakan sakit di dadanya.


Im menolak tawaran Direktur Ma. Ia berkata, dirinya adalah seorang dokter.

Direktur Ma membenarkan. Ia berkata, karena Im adalah dokter yang berbakat, maka ia membutuhkan Im.

"Kau bisa mencoba mendapatkan uang dengan praktek pengobatan, dan aku juga suka uang. Tapi ada beberapa hal yang tidak seharusnya kau lakukan sebagai seorang dokter. Aku akan berpura-pura tidak mendengar apa yang kau katakan." ucap Im.

Direktur Ma tertawa sinis.


Im lantas berniat pergi. Tapi Direktur Ma mengancam akan menghancurkan hidup Kakek Choi.

"Kau bisa kembali ke Joseon seperti itu tapi orang tua itu akan menghabiskan waktunya di dalam penjara. Dan hidup yang dia bangun sebagai dokter seumur hidupnya, akan hancur."

Im pun berbalik dan menatap tajam Direktur Ma.

"Aku akan melindunginya." ucap Im, lalu beranjak pergi.


"Kau bisa jadi Heo Im kalau kau punya jarum di tanganmu. Kau bisa mencoba semua yang kau mau. Kau tidak akan bisa melakukan apapun." ucap Direktur Ma.


Im pun berjalan keluar. Setibanya di luar, ia berteriak marah.


Im kembali ke Shinhae. Yeon Kyung yang mondar mandir di depan meja Suster Jung sejak tadi karena menunggu Im pun langsung menghampiri Im.

"Pasien itu berbohong, kan? Apa yang akan terjadi pada kakek?" tanya Yeon Kyung.

"Tidak akan terjadi apa-apa. Aku pastikan itu." jawab Im.


Im membujuk Tuan Kim untuk membebaskan kakek. Tapi Tuan Kim bersikeras mengatakan ia tidak tahu apa-apa.

"Kau tahu seperti apa Tabib Choi." ucap Im.

"Apa yang kutahu? Dia cuma datang ke stasiun dan melakukan akupuntur beberapa kali. Aku cuma pergi ke sana karena gratis. Dan aku tahu pasti tangannya bergetar." jawab Tuan Kim.


Im kemudian berlutut.

"Aku tidak tahu kenapa kau melakukan ini, tapi kalau kau mengatakan yang sebenarnya aku tidak akan menyalahkan dirimu. Jadi kumohon." pinta Im.

"Apa kau sedang berusaha mengancam korban padahal kau adalah pelakunya? Kalau kau terus seperti ini, aku akan memanggil polisi." ancam Tuan Kim.

"Apa karena uang? Aku pernah melakukannya. Aku melakukan akupuntur demi uang tapi aku tidak pernah melukai orang dengan jarum. Jarum akupuntur dibuat untuk menyelamatkan orang-orang. Jarum-jarum itu bukan senjata yang dibuat untuk melukai orang yang berbeda dari mereka. Tidakkah kau ingat bagaimana Tabib Choi membantumu dengan jarum-jarum itu? Jadi kumohon, Tuan Kim." pinta Im.

Tuan Kim mulai tersentuh tapi meskipun tersentuh, ia tetap keras kepala.
 
Im pun bingung harus bagaimana lagi membujuk Tuan Kim.


Yeon Kyung menunggu di depan kamar rawat Tuan Kim.

Tak lama, Im keluar. Mereka pun saling bertatapan.


Di mobilnya, Jae Ha ragu kakeknya dalang dibalik masalah yang menimpa kakek Yeon Kyung.

Tapi kemudian ia ingat seorang pria yang memotret mereka di stasiun.

Ia juga ingat saat melihat Tuan Kim dan Tuan Park dibawa masuk ke RS oleh tangan kanan kakeknya.


Tak lama kemudian, Jae Ha melihat kakeknya masuk ke dalam mobil

Ia pun langsung mengikuti kakeknya.

Bersambung ke part 2........

Ruby Ring Ep 68 Part 3

Sebelumnya...


Kehilangan Geumdong membuat nenek tidak berselera makan. Ia tidak percaya bisa melalui hal itu di usianya.


Tak lama Gyeong Min datang. Gyeong Min meminta maaf, ia berkata itu salahnya.

"Bukan salahmu." jawab nenek.

"Kau sudah menemui Dokter Kim? Apa katanya?" tanya Nyonya Park.

"Semuanya normal dan besok nenek bisa pulang." jawab Gyeong Min.

"Kau harus kerja, kan? Pergilah." ucap Nyonya Park.


Gyeong Min pun mendekati neneknya.

"Aku akan kembali nanti malam." ucap Gyeong Min.

"Aku tidak mau melihatmu! Jangan cemaskan aku. Pulanglah setelah bekerja dan istirahat. Lihat wajahmu." jawab nenek.

Nenek lantas mengelus wajah Gyeong Min.

"Kemana perginya wajah tampan itu?" ucap nenek.

Roo Na ke rumah sakit, tapi ia tak berani masuk dan hanya berdiri di depan kamar nenek.


Tak lama, Gyeong Min keluar.

"Kenapa kau kesini?" tanya Gyeong Min.

"Aku ingin melihatmu dan nenek." jawab Roo Na.

Gyeong Min pun langsung menarik Roo Na pergi.


Mereka bicara di kafe. Gyeong Min meminta Roo Na jujur. Roo Na pun mengaku kalau ia punya alasan dan meminta Gyeong Min mendengarkannya.

Roo Na berniat menceritakan semuanya, bahwa ia bukan Roo Bi. Tapi tak jadi, karena takut Gyeong Min membencinya.

Akhirnya, ia beralasan, berbohong karena takut mengecewakan semua orang.

Tapi Gyeong Min tidak percaya. Ia yakin, masih ada yang disembunyikan Roo Na.


Sontak Roo Na terkejut mendengarnya.

Bersambung.........

Ruby Ring Ep 68 Part 2

Sebelumnya...


Roo Na menginap di rumah Eun Ji. Sontak Eun Ji kaget.

"Kenapa? Tidak boleh?" tanya Roo Na.

"Bukan begitu." jawab Eun Ji.


Roo Na lantas teringat sesuatu.

"Apa kau benar-benar sudah putus dari Yeonho?" tanya Roo Na.

"Ten.. tentu saja. Dia benar-benar bajingan. Dia selalu membohongiku." jawab Eun Ji.

Roo Na pun percaya dan kembali berbaring.


Eun Ji lalu membahas Roo Bi. Ia  memuji Roo Bi dan mengaku iri pada Roo Bi.

"Apa menurutmu Roo Na akan menjadi bintang besar?" tanya Eun Ji.

Roo Na yang kesal, langsung menyuruh Eun Ji dan mematikan lampu.

"Apa kau benar-benar akan tidur disini? Apa mertuamu tidak akan marah? Kau wanita yang sudah menikah. Pulanglah." ucap Eun Ji.

"Urus urusanmu sendiri." jawab Roo Na.


"Kau diusir? Apa yang kau lakukan kali ini, Jeong Roo Bi?" tanya Eun Ji.

"Kenapa aku harus diusir!" sewot Roo Na.

"... bagaimana bisa setiap kata yang kau keluarkan, melukaiku? Dan satu lagi, jika kau memberitahu orang lain aku disini, aku tidak akan pernah memaafkanmu." ucap Roo Na lagi.

Roo Na pun kembali berbaring.


Daepung terus memukuli pinggangnya yang sakit. Dongpal berbaring di sebelahnya. Mereka benar-benar terlihat lelah.

Tak lama kemudian, Jihyeok pun pulang.

"Bau apa ini? Appa, kau bekerja di lokasi konstruksi lagi?" tanya Jihyeok.


Dongpal pun bangun dan duduk di sebelah Jihyeok.

"Kakimu bau. Setidaknya bersihkan kakimu." ucap Jihyeok.

"Jihyeok-ah, selamatkan pamanmu yang malang ini. Ayahmu tidak mau pergi sendiri dan selalu menyeretku agar ikut bekerja dengannya." ucap Daepung.

"Kau tidak mau mencari uang? Kita harus bayar hutang." jawab Dongpal.

"Aku akan sakit dan mati sebelum sempat membayar hutang bodoh itu!" ucap Daepung.


Gilja tak bisa tidur dan terus memikirkan Roo Na. Ia yakin Roo Na sudah kembali ke rumah Gyeong Min.

Lalu, ia bertanya-tanya kenapa Roo Na menipu keluarga Gyeong Min.

"Roo Bi bukan orang seperti itu. Sepanjang hidupnya, ia tidak pernah berbohong. Mungkinkah dia menyembunyikan sesuatu?"


Soyoung mengkhawatirkan Gilja.

"Eonni, apa sonsaengnim akan baik-baik saja?" tanya Soyoung.

"Tentu saja." jawab Chorim sambil menonton TV.

"Menurutmu kenapa Roo Bi melakukannya?" tanya Soyoung.

"Semua orang bahagia dengan kehamilannya. Dia tidak mau mengecewakan mereka." jawab Chorim.

"Roo Bi Eonni yang malang. Dia keguguran dan dibenci mertuanya." ucap Soyoung.

"Aku juga merasa begitu." jawab Chorim.


Tak lama kemudian, Roo Bi pulang dan Chorim juga Soyoung langsung memberikan ucapan selamat padanya.

"Dimana ibu?"

"Ibumu? Dia di kamar." jawab Chorim.

"Terjadi sesuatu?" tanya Roo Bi.

"Dia hanya mencemaskan Roo Bi." jawab Chorim


Roo Bi lantas masuk ke kamar ibunya.

"Eomma, gwenchana?" tanya Roo Bi cemas.

"Aku melihatmu di TV. Kau sangat cantik dan bicaramu juga lancar." puji Gilja.

"Ibu baik-baik saja? Wajah ibu pucat." ucap Roo Bi.

"Ibu hanya lelah. Wawancara itu pasti sulit, kan? Pergilah tidur." jawab Gilja.

Roo Na pun keluar dari kamar ibunya.


"Bagaimana mereka berdua bisa banyak berubah?" ucap Gilja heran.


Se Ra prihatin melihat adiknya. Ia pun mengajak sang adik bicara.


"Kau sudah bicara dengan Roo Bi? Kenapa dia melakukannya?" tanya Se Ra.

"Entahlah. Setiap kali melihatnya, aku menjadi sangat marah dan tidak bisa bicara rasional." jawab Gyeong Min.

"Bae Gyeong Min, bagian mana yang rasional dari cinta? Temui dia dan tanyakan kenapa dia seperti ini? Dia pasti punya alasan melakukannya. Dengarkan hatimu, jangan pikiranmu. Inilah masalah pria pintar seperti mu. Kau berusaha membuktikan sesuatu dengan pikiranmu, logika dan alasan. Aku merasa kasihan padanya karena dia merahasiakan kegugurannya dan tidak ada seorang pun yang lebih sakit dari Roo Bi." ucap Se Ra.


Keesokan harinya, Roo Na memeriksa lemari Eun Ji. Eun Ji pun terbangun.

"Apa kau tidak memiliki yang lebih konserfatif?" tanya Roo Na.

"Wae?"

"Jawab saja!"

"Kau tidak perlu berteriak. Kau mirip Roo Na kalau begini. Jika aku melihatmu lebih dekat, aku pasti akan salah mengiramu." ucap Eun Ji.

Mendengar itu, Roo Na pun marah dan Eun Ji langsung memukul mulutnya.


Lalu, Eun Ji memberikan pakaiannya yang paling bagus.

Bersambung ke part 3......