• Sinopsis Wonderful World Episode 1-16

    Kim Nam Joo dan Cha Eun Woo memiliki rasa sakit yang sama akibat kehilangan seseorang yang sangat berharga bagi mereka.

  • Duis non justo nec auge

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Mauris eu wisi. Ut ante ui, aliquet neccon non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris duis sed assa id mauris.

Babel Ep 2 Part 1

Sebelumnya...

Sy lanjut drama ini dulu ya gaes,, di episode ini, Min Ho nya udah terbunuh. Min Ho terbunuh usai menghajar Jung Won. Tapi apakah Jung Won pembunuhnya? Ada dua tersangkanya disini.. Nyonya Shin dan Soo Ho. Sebelum sy mulai sinopsisnya, sy sedikit menganalisa dulu ya.. insiden helikopter, jelas Nyonya Shin terlibat... Secara setelah insiden itu, yg pertama kali ditemui Min Ho pan Nyonya Shin dan Min Ho bilang kalau itu bukan kali pertama ia lolos dari kematian. Lalu, setelah insiden helikopter, si Min Ho tiba-tiba dibunuh. Pelakunya kayaknya Soo Ho. Tapi penulis bakal ngebuat kita mengira Jung Won lah pembunuhnya karena di akhir episode ini, diperlihatkan cerita sebelum Min Ho terbunuh, dimana Min Ho menghajar Jung Won di ruangannya karena tahu 'perselingkuhan' Jung Won dan Woo Hyuk. Untuk menyelamatkan diri, tangan Jung Won diperlihatkan menggapai pisau yang ada di sisi kanannya.

Sy gk percaya, Jung Won pembunuhnya... masa si Min Ho dibuat meninggal cuma karena alasan itu... Tugas Woo Hyuk lah untuk membersihkan nama Jung Won.


Usai dicium Woo Hyuk, Jung Won pun pergi meninggalkan Woo Hyuk. Namun begitu pintu terbuka, ia dikejutkan dengan Min Ho yang tau- tau sudah berdiri di depannya, menatapnya dengan tajam. Min Ho langsung menarik Jung Won masuk dan membanting pintu. Woo Hyuk menoleh saat mendengar suara bantingan pintu.


Min Ho menarik Jung Won ke dalam rumah sakit. Ia tidak peduli pada Jung Won yang kesakitan lantaran dirinya mencengkram tangan Jung Won kelewat kuat.


Di dalam rumah sakit, para reporter sudah menunggu. Min Ho terkejut melihat para reporter yang langsung mengerubunginya begitu ia datang. Para reporter meminta penjelasan Min Ho. Min Ho langsung memasang ekspresi sedih dan menceritakan semuanya.

Flashback...


Sebelum terbang, Pimpinan Tae mendapatkan telepon dari Blue House. Setelah itu, Pimpinan Tae langsung menyuruh Min Ho turun.

Pimpinan Tae : Untuk perjalanan presiden keluar negeri, Geosan diundang, bergabung dengan istana, sebagai perwakilan keuangan Korea. Pergilah dan ikut meeting dengan mereka.

Min Ho terkejut, aku?

Pimpinan Tae : Buatlah beberapa koneksi dan perkuat posisimu sebelum kembali dengan mewakili Geosan.

Min Ho : Abeoji.

Pimpinan Tae tertawa, sudah lama sekali aku tidak mendengarmu memanggilku ayah.

Flashback end...


Reporter lantas menanyakan, dimana Min Ho selama ini.

Min Ho mengaku, akan menjelaskan hal itu secara resmi melalui perusahaannya. Tangan Min Ho yang tadinya mencengkram pergelangan tangan Jung Won, kini menggenggam erat tangan Jung Won.

Min Ho : Jigeumeun, aku hanya ingin fokus pada perusahaan dan karyawan yang meninggal karena kecelakaan itu serta kondisi ayahku. Aku mohon pengertian kalian.

Reporter lantas menanyakan perasaan Min Ho saat ini.


Min Ho mengedarkan pandangannya dan melihat Woo Hyuk diantara para wartawan. Min Ho menatap Woo Hyuk dengan pandangan tak suka. Sementara Jung Won hanya bisa menunduk.


Nyonya Shin duduk sendirian di ruang rapat. Soo Ho menerobos masuk dan mengatakan tentang Min Ho yang masih hidup. Nyonya Shin diam saja, dengan pandangan kesal tentunya. Soo Ho lantas kaget setelah menyadari sang mama hanya duduk sendiri di sana.

Soo Ho : Apa ini? Apa yang terjadi? Kemana semua orang pergi?


Ternyata semua orang berkumpul di Restoran Bon Jeom. Tak lama kemudian, Min Ho datang dan orang-orang itu langsung bersikap hormat pada Min Ho. Min Ho menyuruh semua orang duduk. Setelah mereka duduk, Min Ho ikut duduk dan menatap tegas salah satu karyawannya.


Jung Won sedang mengurus Pimpinan Tae ketika Min Ho datang. Ketegangan langsung terasa.

Min Ho : Apakah ini kebetulan atau takdir? Bagaimana dengan kau dan aku?

Min Ho yang tadinya menatap ayahnya, kini menatap Jung Won.

Min Ho : Kebetulan? Takdir?

Jung Won pun membalas tatapan Min Ho dengan tatapan penuh rasa benci.


Sekarang, Jung Won mengikuti Min Ho yang berjalan menuju mobil.

Min Ho membukakan pintu untuk Jung Won, tapi Jung Won diam saja, seolah menolak untuk masuk.

Min Ho kesal. Ia menutup pintu mobil, kemudian berjalan ke sisi lain dan mengedarkan pandangannya.

Min Ho melihat kamera CCTV.


Melihat kamera CCTV, Min Ho pun menarik Jung Won ke sudut yang tidak terekam kamera CCTV.

Di sana, Min Ho mendorong Jung Won. Jung Won pun jatuh. Setelah Jung Won jatuh, Min Ho menendang perut Jung Won berkali-kali.

Min Ho baru berhenti setelah melihat Jung Won kesakitan.


Min Ho lantas menarik rambut Jung Won dan menatap marah Jung Won.

"Kau tahu seperti apa nasibmu? Tidak mampu melarikan diri dariku selamanya. Itulah takdirmu." ucap Min Ho.

Min Ho lalu mengusap bibir Jung Won dengan jempolnya, lalu menjilat jempolnya.


Setelah itu, ia berdiri dan tersenyum melihat Jung Won kesakitan.

Min Ho lantas pergi. Kamera CCTV merekam kepergian Min Ho.


Setelah Min Ho pergi, Jung Won berusaha berdiri sambil menahan rasa sakit di perutnya.

Ia berhenti sejenak di depan kamera CCTV dan berpaling sedikit ke arah kamera CCTV.


Min Ho melajukan mobilnya dengan wajah tenang seperti biasa.


Di apartemennya, Woo Hyuk menatap keluar jendela.


Jung Won menangis sembari menyetir.


-Episode 2, Jurang-


Dua staff menemukan Min Ho tewas bersimbah darah akibat luka tusukan. Bahkan, pisau yang digunakan untuk menikamnya pun masih tertancap di dadanya. Sebelum menemukan tubuh Min Ho yang sudah tidak bernyawa itu, salah seorang diantara mereka sempat ditabrak oleh si pelaku yang jelas adalah seorang pria.

(Fix mah, Soo Ho pembunuhnya)


Young Eun keluar dari kamarnya dan berdiri di balkon. Saat hendak menyalakan rokok, ia melihat Jung Won yang baru pulang.

Young Eun pun menarik lengan bajunya dan melihat jam. Ia mengernyit heran, Jung Won baru pulang jam 4 pagi.


Jung Won menukar bajunya dengan baju tidur. Ia kemudian duduk di meja riasnya dan menutupi lebam di lehernya dengan syal (yg ditendang kek nya perut deh tadi, kenapa lehernya jadi ikut lebam begitu? Sepertinya ada cerita lagi setelah Jung Won ditendang Min Ho di area parkir).


Setelah menutupi luka lebam di lehernya, Jung Won membuka lacinya dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna cokelat. Ia membuka amplop itu yang ternyata isinya surat perceraian.

Ponsel Jung Won berdering.


Woo Hyuk yang sedang tidur, terbangun lantaran bunyi ponselnya. Ia terkejut mendengar berita kematian seseorang.


Surat perceraian yang dipegang Jung Won seketika jatuh ke lantai. Jung Won tampak seperti ingin menangis mendengar kabar kematian Min Ho.


Kabar kematian Min Ho juga sampai ke telinga Nyonya Shin. Hyeong Cheol lah yang memberitanya kalau Min Ho ditusuk di ruangan Pimpinan Tae.

Hyeong Cheol : Tapi...


Usai menerima telepon Hyeong Cheol, Nyonya Shin langsung mengecek Soo Ho.

(Sepertinya mereka curiga Soo Ho lah si pelaku penikaman)

Nyonya Shin panic saat tidak menemukan Soo Ho di kamar.

Ia lantas melihat obat-obatan Soo Ho di atas meja.


Tak lama kemudian, Nyonya Shin mendengar suara gemericik air di kamar mandi.

Nyonya Shin bergegas ke kamar mandi dan menemukan Soo Ho tenggelam di bathup.

Nyonya Shin teriak, KEPALA PELAYAN YANG!


Young Eun langsung datang begitu mendengar teriakan Nyonya Shin. Ia terkejut melihat suaminya tenggelam di bathup.

Nyonya Shin bergegas menarik Soo Ho keluar dari bathup.


Bersambung ke part 2...........

Ice Adonis Ep 10 Part 1

Sebelumnya...


Soo Ae sudah terlelap, sementara Yeon Hwa masih terjaga. Ia duduk di mejanya dan sibuk memikirkan masalahnya.

Yeon Hwa : Hari itu, hari pertamaku bekerja di perusahaan. Aku mengirim e-mail pada Charming Cosmetics, bahwa aku menjual dokumen pengembangan produk. Bagaimana orang itu tahu aku memiliki dokumen pengembangan produk yang lengkap? Jam 8.47, aku masih di kantor dan ruanganku, itu berarti ada orang lain di kantor.

Tak lama kemudian, Yeon Hwa tersenyum. Ia merasa sudah menemukan solusi untuk masalahnya.


Besoknya, Yeon Hwa berniat membuktikan dirinya tidak bersalah, tapi sayangnya ID card nya sudah tidak berfungsi.

Staff keamanan berkata, bahwa Yeon Hwa sudah dilarang masuk ke perusahaan.

Sontak Yeon Hwa kaget. Yeon Hwa lalu mengatakan, ia harus masuk agar bisa membuktikan dirinya tidak bersalah. Tapi staff keamanan tidak mau mendengarnya dan menyuruhnya pergi.


Supervisor Go dan rekannya yang satu pun datang. Yeon Hwa meminta Supervisor Go mendengarkannya. Yeon Hwa bilang, ada bukti yang akan menunjukkan dirinya tidak bersalah. Tapi Supervisor Go yang mengira Yeon Hwa benar-benar berniat menjual dokumen mereka, tidak mau mendengar Yeon Hwa dan beranjak pergi.

Rekan Supervisor Go marah pada Yeon Hwa. Ia meminta Yeon Hwa bertanggungjawab karena Supervisor Go kemungkinan besar akan dipecat akibat 'ulah' Yeon Hwa itu.

Yeon Hwa berteriak, kalau ia memiliki bukti dirinya tidak bersalah.


Tepat saat itu, Yoo Ra datang dan mendengar teriakan Yeon Hwa tentang bukti.

Yoo Ra pun bergegas mendekati Yeon Hwa.

Yeon Hwa menjelaskan pada Yoo Ra, kalau ada kesalahpahaman besar yang terjadi di departemennya dan ia memiliki bukti yang menunjukkan bukan dia pelakunya.

Mendengar itu, Yoo Ra pun langsung menawarkan dirinya membantu Yeon Hwa.

Yeon Hwa tersenyum lega dan berterima kasih pada Yoo Ra.


Yoon Hee menemui team leader Charming Cosmetic. Team leader Charming Cosmetic pun mengaku, merasa dipermainkan oleh Yeon Hwa dan marah. Ia berkata, jika hal ini diketahui publik, citra J-Cosmetic akan hancur. Yoon Hee pun minta maaf atas nama Yeon Hwa dan bertanya, apa yang diingnkan Charming Cosmetic.

Charming Cosmetic meminta Yoon Hee menunda peluncuran produk terbaru J.

Yoon Hee jelas menolak. Ia berkata, masalah ini bisa tuntas karena Yeon Hwa hanya meminta uang pada Charming Cosmetics.

Tapi Charming Cosmetic mengaku, masalah ini belum selesai karena perusahaan mereka sama-sama akan meluncurkan produk terbaru di hari yang sama.

Charming Cosmetic lantas mengancam akan membeberkan pada media bahwa Yeon Hwa adalah kekasih Yoon Jae. Ia juga mengatakan, semuanya akan tambah hancur karena kondisi Pimpinan Ha yang tidak bagus.

Mendengar itu, Yoon Hee pun geram.


Yeon Hwa : Malam itu, saat Team Leader Park menerima email dariku, aku sedang menyelesaikan tugas dari Team Leader kami. CCTV yang terpasang di koridor Departemen Pengembangan seharusnya bisa melacak jejak orang itu. Aku harus melihatnya. Tapi karena aku dilarang masuk ke dalam, aku tidak bisa melakukannya.

Sontak lah, Yoo Ra kaget mendengarnya.

Yeon Hwa lantas meminta bantuan Yoo Ra melihat CCTV itu. Yoo Ra yang tak mau kedoknya terbongkar, bahwa dirinya lah yang mengirimkan email itu pada Team Leader Park, langsung menyanggupi permintaan Yeon Hwa. Ia berjanji, akan langsung mengontak Yeon Hwa begitu dirinya memeriksa CCTV itu.


Yoon Hee terpaksa menandatangani surat persetujuan bahwa J-Cosmetic akan menunda peluncuran produk terbaru mereka. Ia menandatanganinya dengan marah. Team Leader Park pun berjanji pada Yoon Hee, akan menghancurkan semua bukti tentang Yeon Hwa yang berusaha menjual dokumen pengembangan produk J-Cosmetics padanya.


Yeon Hwa yang masih di lobby J, menghubungi Team Leader Park. Ia meminta Team Leader Park memberitahunya jam berapa ia mengirimkan SMS no rekeningnya pada Team Leader Park. Yeon Hwa berkata, ia tidak bisa tahu jamnya lantaran SMS di ponselnya sudah dihapus.

Team Leader Park pun berkata, bahwa masalahnya sudah selesai. Ia dan Yoon Hee sudah membuat kesepakatan, bahwa ia akan menghancurkan semua bukti asalkan J menunda peluncuran produk terbaru. Yeon Hwa kaget mendengarnya.


Yoon Hee datang dan emosi melihat Yeon Hwa. Ia meminta keamanan mengusir Yeon Hwa.

Yeon Hwa pun meminta Yoon Hee mendengarkannya sebentar.

Tepat saat itu, Kang Wook datang dan melihat semuanya. Kang Wook teringat kata-kata ibunya bahwa Yeon Hwa adalah kekasih Yoon Jae.


Yeon Hwa : Masalah seperti ini pernah terjadi saat aku di kelas 5. Ada bukti yang menunjukkan bahwa aku melakukan sesuatu yang tidak pernah kulakukan. Saat itu, aku demam dan seluruh badanku terasa tidak enak. Aku takut kalau guruku akan memukulku. Itulah kenapa aku tidak bisa mengakui kalau itu salahku. Itu karena, sampai sekarang aku masih merasa menyesal. Jika anda tidak mengizinkanku masuk, apakah anda mengizinkan polisi menyelidiki masalah ini?

Yoon Hee : Polisi? Kau tahu apa yang kulakukan untuk mengendalikan masalah ini? Sekarang, kau masih ingin membuat masalah di perusahaan ini?

Yeon Hwa terus berusaha menjelaskan dirinya tidak bersalah, tapi Yoon Hee tidak percaya. Singkat cerita, Yoon Hee meminta Yeon Hwa menjauh dari Yoon Jae dan juga keluarganya.

Yoon Hee : Kau harusnya bersyukur karena aku tidak menjebloskanmu ke dalam penjara.


Yoon Hee beranjak pergi. Yeon Hwa pun langsung menahan Yoon Hee dan meminta Yoon Hee mengecek CCTV untuk menemukan si pelaku.

Tapi Yoon Hee tidak mau mendengar dan beranjak pergi.

Yeon Hwa berusaha mengejar Yoon Hee tapi dihalangi keamanan.

Yeon Hwa lantas melihat Kang Wook. Ia berniat meminta bantuan Kang Wook, tapi Kang Wook malah pergi meninggalkannya.


Yoon Hee masuk ke ruangannya dengan wajah kesal.

Jin Sang pun meminta Yoon Hee memberikan sanksi hukum pada Yeon Hwa.

Yoon Hee pun memberitahu mereka, bahwa peluncuran produk mereka akan dihentikan.

Sontak, Jin Sang dan rekannya yang satu lagi merasa kesal karena mereka sangat menderita demi menciptakan produk itu.

Jin Sang berkata, mereka sudah memilih staf yang salah. Sementara Supervisor Go merasa bersalah.

Yoon Hee meminta tim nya tidak saling menyalahkan.


Di ruangannya, Yoo Ra sibuk memikirkan cara untuk menghapus rekaman CCTV.

Ia lalu mencari nomor seseorang yang ahli melakukan itu di internet.

Setelah menemukannya, ia langsung menghubungi orang itu dan bertanya, apakah rekaman CCTV bisa dihapus dan diedit.

Yoo Ra : Maksudmu kau bisa melakukannya?


Bersambung ke part 2..............

Blessing of the Sea Ep 3 Part 3

Sebelumnya...


Di sekolah, Hong Joo sedang membagi-bagikan brosur makanan ditemani dua temannya, Jo Hun Jung dan Lee Woo Yang.

"Sim Chung Yi, kau berusaha meningkatkan penjualan? Kau berkali-kali melanggar." ucap Hun Jung.

"Ini, kuberikan dua pamflet terakhir untuk kalian." jawab Hong Joo memberikan brosurnya.

Hong Joo lantas merengek, minta Hun Jung memberitahukannya dimana Si Joon bekerja.

Lalu terdengar bunyi bel dan Hong Joo pun buru-buru pergi.


Di bandara, terpajang spanduk bertuliskan "Pemenang Kontes Piano Chopin ke-16" disertai foto seorang pria berambut panjang.

Tak lama kemudian, pria di foto keluar dari terminal kedatangan. Para fans nya langsung berteriak.

"Poong Do! Kau tampan sekali! Ma Poong Do si tampan berkulit pucat."


Poong Doo lantas menghubungi temannya, Ryan. Poong Doo mengaku sedang dalam perjalanan menuju hotel. Ryan pun meminta Poong Doo waspada.

"Kurasa ada yang menguntitmu. Sisa air botol minummu dijual daring sebagai air suci." ucap Ryan.

Poong Do tertawa mendengarnya.


Hong Joo pulang ke rumahnya, membawa dua plastik penuh berisi lauk. Tapi baru masuk rumah, ia langsung disambit kemarahan sang ibu.

"Orang-orang bilang aku menggunakan anak tiri sebagai budak. Kau yang gila uang dan terus bekerja, jadi, kenapa harus aku yang disalahkan?"

Hak Kyu datang dan meminta Deok Hee berhenti memarahi Hong Joo.

"Sim Hak Gyu! Di mana kau menghabiskan 20 dolarmu kemarin? Kenapa kau beri aku kurang dari seharusnya?" tanya Deok Hee.

Mendengar itu, Hak Kyu pun pura-pura sakit perut dan berlari keluar.


Deok Hee berusaha mengejar Hak Kyu tapi dihalangi Hong Joo.

"Ibu. Aku dapat makanan gratis dari toko lauk. Mau kubawakan untuk Ji Na? Ada rebusan akar lotus dan telur puyuh, kesukaannya."

"Ini sebabnya aku tidak tahan denganmu. Kau tidak pernah peduli padanya selain memberikan barang gratis. Kapan kau pernah peduli pada Ji Na?"

"Hanya dia yang tidak pernah menjawab teleponku."

"Berikan kepadanya dengan kotak lauk yang bersih. Jangan pakai plastik juga. Ji Na benci berantakan dan kotor."

"Jangann cemas, Bu Bang!"


Sekarang, Hong Joo sudah berada di kamarnya. Ia sedang menatap buku rekeningnya.

Setelah itu, ia membuka lacinya dan mencium cat nya.


Lalu, ia melihat sebuah jas berwarna biru.


Tak lama kemudian, ia dihubungi Hun Jung, yang memberitahunya dimana tempat Si Joon bekerja.

Hong Joo pun senang.


Hong Joo langsung ke hotel tempat Si Joon bekerja. Ia menelpon Si Joon dan berkata akan menunggu Si Joon di lobby.

Sementara, Poong Doo juga berada di lobby yang sama. Poong Doo kemudian bangkit dan pergi tanpa membawa tasnya.


Hong Joo lantas melihat para fans Poong Doo yang diusir keamanan hotel.

Hong Joo lalu mendekati tempat Poong Doo duduk tadi dan melihat sejumlah papan bertuliskan 'Istri Poong Doo' dan 'Ma Poong Doo Berkulit Pucat' berserakan dilantai.


Hong Joo tertawa, lalu meletakkan papan2 itu di atas meja dan duduk di kursi.

Ia pun kembali melihat jas yang ternyata akan dia berikan pada Si Joon. Ia berharap, Si Joon menyukainya. Tak lama kemudian, Poong Doo datang dan melihat Hong Joo sedang mencium jas itu tapi dalam penglihatannya, Hong Joo sedang mencium jas berwarna hitam.


Mengira jas itu miliknya, Poong Doo langsung mendekati Hong Joo dan merebut jas Hong Joo.

"Orang tuamu tahu apa rencanamu?" tanya Poong Doo.

Sontak, Hong Joo terheran-heran dan meminta jas nya dikembalikan.

Poong Doo lantas melihat papan-papan milik fansnya di atas meja. Mengira Hong Joo akan menjual jas nya, Poong Doo pun bertanya berapa harga jas itu.

"Tanya saja di toko baju." jawab Hong Joo, lantas berusaha mengambil jas nya.

"Kudengar kau bahkan menjual air yang kuminum. Anggap saja itu manis, tapi ini pencurian."

"Apa yang kau bicarakan? Beraninya kau meremehkanku?" Hong Joo mulai marah.


"Jika menyukai seseorang, harus dengan tulus. Dari mana kau mempelajari trik kotor itu?" tanya Poong Doo.

"Kau benar-benar sudah gila. Kembalikan jaketku!" teriak Hong Joo.

"Kau... beraninya kau. Kau hanya penguntit!" ucap Poong Doo.

"Apa yang kau bicarakan? Apa kau sakit? Apa yang membuatmu berpikir aku menyukaimu? Kau seperti bandit!" jawab Hong Joo.

"Bandit? Itu lebih buruk daripada pencuri." ucap Poong Doo.


Hong Joo berusaha mengambil jaketnya. Poong Doo pun memanggil keamanan untuk mengusir Hong Joo.

Hong Joo marah dan memukul hidung Poong Doo dengan kepalanya.

Poong Doo langsung jatuh. Hong Joo pun mengambil jaketnya dan bergegas pergi.


Poong Doo terkejut menyadari hidungnya berdarah.

"HYA!!" Poong Doo meneriaki Hong Joo.

Hong Joo pun menghentikan langkahnya dan tersenyum puas.


Bersambung.........