Hae Gang yang tidak tahu
Jaksa Kim mengkhianatinya, tersenyum melihat cara Jin Eon mengecat dinding. Hae
Gang kemudian berbalik, dan kembali mengecat bagiannya. Gantian Jin Eon yang
tersenyum melihat Hae Gang yang kesusahan mengecat dinding bagian atas. Hae
Gang lantas menoleh lagi ke belakang, namun ia terkejut karena Jin Eon sudah
tidak berada di sana. Namun keterkejutannya tak berlangsung lama. Senyumnya
kembali merekah begitu ia menemukan Jin Eon yang berbaring di lantai. Jin Eon
merentangkan tangannya dan menyuruh Hae Gan berbaring di sampingnya.
“Saat aku memeriksa di sana
sini, banyak tempat yang harus diperbaiki. Laci pakaiannya sedikit cekung. Bak
mandinya juga sangat kuno sehingga kita harus menggantinya. Di kamar mandi, ada
juga beberapa ubin yang pecah. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan
kesempatan ini, aku berniat memperbaiki semuanya.” ucap Hae Gang.
Hae Gang pun menerawang, ke
langit2 ruang bacanya.
“Perbaiki semua dengan
indah. Dan aku ingin mulai hidup di sini di musim semi. Kau mau hidup
bersamaku? Bersama ibumu, kita bertiga?” tanya Hae Gang.
Hae Gang kemudian menatap
Jin Eon, ia lalu berkata bahwa ia akan menunggu Jin Eon.
“Jangan terburu-buru
kembali. Datanglah saat kau ingin. Aku tidak akan pergi ke mana-mana dan akan
tetap berada di sini. Dan akan melindungi rumah kita.” ucap Hae Gang.
Jin Eon lantas memberi
hadiah kecupan di kening Hae Gang sebagai jawabannya. Setelah itu, ia memeluk
Hae Gang dengan erat2. Keduanya lalu mulai terpejam.
Di kamarnya, Seok tengah
mendengarkan rekaman suara Tae Seok. Tak lama kemudian, Seol Ri masuk dan
terkejut mendengar suara Tae Seok. Seok pun terpaksa memberitahu adiknya itu,
bahwa Tae Seok masih hidup. Bahwa rekaman itu membuktikan bahwa Seok masih
hidup.
“Kau merekamnya? Bagaimana?
Bagaimana kau tahu?” tanya Seol Ri penasaran.
“Bukan aku, Ong Gi-ya. Dia
melihat SMS Min Tae Seok di ponsel Choi Jin Ri, dan dia menghubungi telepon
yang tidak terdaftar itu dan merekamnya.” Jawab Seok.
“Tapi, mengapa dia
memberikan rekaman itu padamu bukan pada polisi?” tanya Seol Ri.
“Dia ingin menjadi menantu
keluarga itu lagi. Dia ingin menjadi istri Choi Jin Eon lagi. Saat menerima
hukumannya, dia ingin lebih dulu melamar Choi Jin Eon.” jawab Seok.
Seol Ri terdiam, lalu
beberapa saat kemudian ia berkata itu bagus.
“Dan Min Tae Seok masih
hidup juga bagus. Mereka akan bisa menangkapnya sekarang Semuanya bagus
sekarang. Keluar. Aku akan mengantarkanmu ke kantor.” ucap Seol Ri.
Seol Ri lantas beranjak
keluar. Sepeninggalan Seol Ri, Seok mulai memikirkan sesuatu.
Seol Ri terduduk di luar.
Ia terluka karena Hae Gang yang sebentar lagi akan menikah kembali dengan Jin
Eon. Tak lama kemudian, Tuan Baek keluar dari dapur dan duduk di depan Seol Ri.
Dengan wajah sedih, ia memberitahu appa nya itu tentang pernikahan Jin Eon dan
Hae Gang.
“Baguslah. Harus. Mereka
harus memulainya kembali.” Jawab Tuan Baek.
“Kupikir aku sudah
melupakannya. Kupikir benar-benar sudah selesai, tapi hatiku terlalu sakit. Aku
merasa hampa, hancur dan seperti orang bodoh. Saat bangun, aku berharap sudah
10 tahun kemudian.” ucap Seol Ri.
“Hei, Nak, lalu bagaimana
denganku? Ayahmu mungkin tidak hidup lagi saat itu.” jawab Tuan Baek.
“Tidak mungkin.” ucap Seol
Ri.
“Kau mungkin bisa
menyingkirkan seluruh 10 tahun, tapi bagiku yang tersisa hanyalah10 tahun. Aku
bahkan tak bisa memberikanmu satu tahun, jadi demi diriku, jangan singkirkan 10
tahun seperti itu.” jawab Tuan Baek.
Seol Ri diam saja dan hanya
menatap appa nya.
“Apa? Kau tidak puas pada ayah
karena sesuatu?” tanya Tuan Baek.
“Aku sangat senang kau
adalah ayah kami. Karena tidak menelantarkan kami dan membesarkan kami dengan
baik, aku sangat berterimakasih, Ayah.” jawab Seol Ri.
Tiba2, Seok keluar dan ikut
berterima kasih karena sudah membesarkannya juga.
“Aku akan melakukan yang
terbaik agar besar dengan baik! Hormat!” ucap Seok sambil memberi hormat pada
Tuan Baek.
Tawa Seol Ri pun pecah.
“Hei, nak, menikah sajalah.
Menikah. Berhenti besar dan menikah sajalah, nak!” ucap Tuan Baek sambil
memukul paha Seok.
“Aduh, sakit ayah.” rengek
Seok.
Jin Eon yang tidak tahu
ancaman apa yang menanti Hae Gang, sedang memilih2 cincin pernikahan di toko
perhiasan. Sementara itu, di pengadilan… hukuman Hae Gang pun mulai dibacakan.
“Terdakwa, Do Hae Gang
dengan keji mengancam peneliti baik dan memprovokasi pernyataan palsu, juga,
demi menghancurkan perusahaan farmasi kecil yang dengan tulus berjuang
mengembangkan obat baru, dia menuntutnya karena memfitnah dengan mengemukakan
pernyataan bohong keji. Karena sifat kejahatan yang dilakukannya buruk bagi
terdakwa, Do Hae Gang, yang bertanggungjawab atas provokasi penyataan palsu dan
tuduhan palsu, jaksa ini menuntut hukuman penjara selama 2 tahun 6 bulan.”
Hae Gang keluar dari ruang
pengadilan dengan wajah syok. Seok yang mendampingi Hae Gang pun marah2 atas
tuntutan yang diberikan jaksa.
“Orang seperti itu
menyalahkan dosa-dosanya padamu? Kau ditipu! Kau dikhianati oleh Presdir Choi! Demi
meringankan hukumannya, diam-diam dia lemparkan padamu!” ucap Seok.
Namun Hae Gang tidak
percaya. Ia yakin Presdir Choi tidak seperti itu.
“Kalau begitu, bagaimana
bisa kau menjelaskan pernyataan tertulis Presdir Choi yang muncul hari ini? Kau
juga melihatnya, tanda tangan Presdir Choi.” Ucap Seok.
“Itulah yang ingin kau
percaya. Tanpa sepengetahuanmu, Presdir Choi memutar balik pernyataan tertulis.
Dia membuatmu tenang dan merencanakannya bersama jaksa untuk menikam
punggungmu!” ucap Seok.
Hae Gang tetap tidak percaya.
Tepat saat itu, Jaksa Kim keluar dari ruang sidang dan Hae Gang pun langsung
mengajaknya bicara empat mata.
“Entah itu dengan
penjelasan atau alasan, sebaiknya kau membuatku mengerti di sini. Kalau tidak,
maka aku juga tidak akan berdiam diri. Siapa dia? Yang menekan dirimu dari
belakang, Jaksa Kim? Jawab. Siapa dia?” tanya Hae Gang kesal.
Tepat saat itu, Seok masuk…
“Aku juga muak dengan
perselisihan keluargamu! Ayah Mertua dan Menantu, dan sekarang bahkan kakak
ipar. Masing-masing berusaha saling menangkap!” jawab Jaksa Kim.
“Kalau begitu, Presiden
Choi Jin Ri?” tanya Hae Gang.
“Ya. Dia memegang daftar
suap, berkata jika kami melepaskanmu dengan hukuman percobaan, dia akan
melaporkan semua orang dalam daftar suap pada media. Katanya dia ingin
memastikan kau ditempatkan pada meja peringatan mendiang suaminya yang
meninggal.” Jawab Jaksa Kim.
“Mendiang suaminya?” gumam
Hae Gang kesal.
“Surat pernyataan Presdir
Choi, bagaimana bisa muncul? Hari itu, ayah mertuaku pastinya pulang duluan
sebelum diriku. Kau bilang dia kembali dan memutar balik surat pernyataan?”
tanya Hae Gang.
“Ya, dia kembali pada malam
hari. Karena usianya dan istrinya yang sakit, agar hukumannya diringankan.
Maksudku, dia melakukannya supaya hukumannya ringan.” Jawab Jaksa Kim.
Hae Gang langsung pucat… Ia
sama sekali tidak menyangka Presdir Choi akan melakukan itu.
Jin Eon sudah kembali ke
ruangannya. Ia yang masih belum tahu apapun soal kondisi terkini Hae Gang,
menghubungi seseorang dengan senyum merekah lebar. Sementara itu, Seok berupaya
menenangkan Hae Gang.
Aku akan menerima hukuman
penjara lebih dari setahun?” tanya Hae Gang.
“Setidaknya kau akan
menerima 1 tahun.” Jawab Seok.
“Di hari hukuman
dijatuhkan, aku akan segera ditangkap, di pengadilan. Aku berencana memperbaiki
kamar mandi. Aku akan memperbaiki ubin di kamar mandi. Aku bilang, akan membuat
rumah indah dan menunggunya.” Ucap Hae Gang.
“Aku akan langsung banding
dan memastikan kau dibebaskan dalam 1 atau 2 bulan. Aku pasti akan
mengeluarkanmu. Anggap saja diundur 2 bulan. Yang akan kau lakukan di bulan
Maret, kau lakukan di bulan Mei. Bulan Mei juga lebih indah. Lakukan saja
kemudian. Perbaiki rumah dengan indah saat itu, dan nikahi orang itu, Choi Jin
Eon.” jawab Seok.
“Aku tidak akan banding.”
Ucap Hae Gang.
“Mengapa?” tanya Seok.
“Rahasiakan darinya.
Hal-hal terkait Presiden Choi Jin Ri juga. Bahkan surat pernyataan ayahnya.
Jangan sampai dia tahu apapun, Seok. Bagaimana bisa aku memberitahukannya, ayahnya
melakukan hal itu? Tidak bisa. Takkan
pernah bisa. Akhirnya dia tersenyum. Akhirnya dia mulai membuka hatinya. Dia
akan putus asa lagi. Dan dia akan kabur dariku lagi. Jika kabur lagi kali ini,
dia tidak akan pernah kembali. Aku tak bisa membiarkannya datang ke pengadilan
di hari hukuman dijatuhkan, jadi mari rahasiakan ini di antara kita.Jangan
sampai dia tahu.” jawab Hae Gang.
Seok pun merasa sedih
karena tidak bisa berbuat apapun untuk Hae Gang.
Sementara itu, Jin Eon
masih kesulitan menghubungi Hae Gang. Karena sulit menghubungi Hae Gang, ia pun
menghubungi Seok tapi sama saja. Jin Eon kemudian menatap cincin pernikahan
yang baru dibelinya.
Hae Gang sendiri tengah
membaca surat pernyataan Presdir Choi. Ingatan Hae Gang seketika melayang pada
Presdir Choi. Pada saat2 terakhir Presdir Choi, pada kata2 terakhir Presdir
Choi. Bahwa Presdir Choi bukanlah pembunuh ayahnya. Bahwa itu semua
kesalahannya. Hae Gang pun juga mengaku bersalah pada Presdir Choi saat itu.
Hae Gang terguncang. Sulit
baginya mempercayai itu semua…
0 Comments:
Post a Comment