Skip to main content

Ruler : Master Of The Mask Ep 14 Part 2

Sebelumnya...


Chung Woon dan Moo Ha mengawasi iring2an pengawal yang membawa tembaga menuju dermaga. Tak lama kemudian, Seja bersama Hwa Gun datang. Seja memberitahu mereka kalau Woo Jae dan Tae Ho kabur. Moo Ha cemas karena Tae Ho mengenali wajahnya.


Seja yakin Dae Mok akan segera tahu masalah ini, karena itu ia harus bergegas kembali ke ibukota. Moo Ha ragu mereka bisa kembali tepat waktu dengan barang bawaan sebanyak itu. Tak lama kemudian, Mae Chang datang mengejutkan mereka.

“Aku senang tidak terlalu terlambat.” Ucap Mae Chang.

“Aku kira tidak akan sempat bertemu denganmu sebelum pergi.” Jawab Hwa Gun.

“Ada sesuatu yang harus aku urus.” Jawab Mae Chang.

“Harus diurus? Kalau begitu, kau mengabulkan keinginanku? Maka, aku tunggu kau di ibukota.” Ucap Seja.

“Aku juga akan menunggu saat kita bisa minum bersama di ibukota.” Tambah Hwa Gun.


Moo Ha bingung, ia bertanya2 apa Mae Chang akan ikut ke ibukota bersama mereka. Namun tak ada yang bersedia menjelaskannya. Seja dan Hwa Gun kembali duluan. Setelah kapal yang membawa Seja dan Hwa Gun pergi, Moo Ha dan Chung Woon pun bergegas menyusul Mae Chang.

  
Hwa Gun berdiri di bibir kapal dengan wajah sedih. Tak lama kemudian, Seja pun mendekati Hwa Gun. Seja cemas, ia takut Hwa Gun sakit. Hwa Gun mengaku pada Seja kalau ia bergabung dengan Seja karena ingin membantu Seja. Seja penasaran kenapa Hwa Gun membantunya.

“Karena aku anak buahmu. Jadi, bisakah kau memercayai aku dalam segala situasi?” pinta Hwa Gun.


Hwa Gun kembali ke rumahnya dan langsung diberitahu pelayannya kalau ia sudah ditunggu sang ayah. Woo Jae panic karena mereka kehilangan tembaga itu. Ia ngeri membayangkan reaksi Dae Mok kalau tahu hal ini.

“Tapi menutupinya juga tidak akan memberi solusi.” Ucap Hwa Gun.

“Bagaimana? Ada cara lain mendapat tembaga?” tanya Woo Jae.

“Aku tidak akan bisa mendapat tembaga sebanyak itu sekarang. Jujur saja pada Harabeoji sebelum situasinya lebih buruk. Dengan memberitahukan apa adanya, maka ia bisa bersiap akan segala kemungkinan nanti.” Jawab Hwa Gun.

  
Woo Jae makin panic. Di tengah kepanikannya, ia bertanya kenapa Hwa Gun bisa ada di sana. Hwa Gun dengan wajah menyesal hanya mengatakan kalau ia ada urusan dan bisnis.  Woo Jae pun mengatakan kalau ia akan berada dalam masalah besar jika Hwa Gun tidak menolongnya. Hwa Gun pun menanyakan Tae Ho.

“Dia bilang, ia merasa aneh karena pasukan mendadak menyerbut. Dia terpikir sesuatu.” Jawab Woo Jae.


Woo Bo tanya pada Seja, apa Seja akan memberikan tembaga itu pada Daebi Mama (ibu suri). Seja bilang, ia butuh seseorang untuk melawan Dae Mok dan mau menyerahkan tembaganya pada Kementerian Keuangan. Hanya Daebi Mama yang bisa melakukan itu.

“Daebi Mama punya cukup kekuasaan untuk melawan Dae Mok. Artinya, kau akan bekerja sama dengan Daebi Mama?” tanya Woo Bo.

“Beliau satu-satunya yang bisa melawan Dae Mok. Aku akan mendukungnya saat ini dan melawan Pyunsoo-hwe.” Jawab Seja.

  
Lalu seorang pedagang datang dengan panic dan memberitahu kalau Tae Ho mendatangi toko obat Ga Eun. Seja cemas luar biasa dan langsung melesat pergi menyusul Ga Eun.


Tae Ho melabrak Ga Eun. Ia menuduh Ga Eun melaporkan isi gudang Pyunsoo-hwe pada Moo Ha. Sontak Ga Eun bingung. Ia mengaku tidak tahu menahu isi gudang itu, tapi melihat Tae Ho yang begitu panic, ia yakin gudang itu berisi sesuatu yang salah. Tae Ho tak percaya dan memaksa Ga Eun membuka mulut. Ga Eun tak gentar. Ia dengan tegasnya berkata tak pernah melaporkan hal semacam itu.


Ga Eun lantas menyingkirkan pedang Tae Ho dari lehernya dan beranjak pergi. Tae Ho maraha dan menyusul Ga Eun. Ga Eun mengancam, akan melaporkan isi gudang Tae Ho itu pada petugas hanseongbu. Tae Ho murka, ia mencabut pedangnya dan bersiap menebas Ga Eun. Ibu Sun langsung menghalanginya. Tapi Tae Ho malah mengancam ibu Sun membuat ibu Sun ketakutan. Ga Eun pun langsung menarik ibu Sun ke belakangnya dan menatap tajam Tae Ho. Tae Ho mengayunkan pedangnya, mau menebas Ga Eun.


Tepat saat itu, sebuah pedang menghalangi pedang Tae Ho. Pedang itu milik Hyun Seok. Hyun Seok lalu meminta Ga Eun ikut dengannya karena Raja ingin bertemu. Tae Ho kaget mendengar Raja memanggil Ga Eun. Ga Eun ikut dengan Hyun Seok. 




Beberapa detik setelah Ga Eun pergi, Seja tiba di toko obat Ga Eun. Ibu Sun terkejut melihat Seja. Ia mengenali Seja sebagai Chun Soo. Ibu Sun memberitahu Seja kalau Ga Eun dipanggil Raja. Seja terkejut, ia sadar Raja yang dimaksud adalah Sun.

  
Ga Eun menunggu di rumah hijau. Begitu Raja datang, ia langsung bersujud pada Raja. Raja langsung menyuruh Ga Eun bangun. Raja menanyakan kabar Ga Eun. Namun Ga Eun menatap Raja dengan dingin. Raja lantas mengaku bahwa dirinya ingat pada Ga Eun. Ia bilang, mengeksekusi Tuan Han adalah kesalahannya. Raja meminta maaf.

Sontak, Ga Eun emosi. Ia langsung mengepalkan tangannya setelah mendengar ucapan Raja. Raja kemudian berkata, ingin melakukan sesuatu untuk Ga Eun. Ia akan mengabulkan apapun permintaan Ga Eun.

“Kalau begitu... bisakah Yang Mulia Raja mengembalikan reputasi ayah hamba? Bisakah namanya dibersihkan dan tarik tudingan pengkhianat darinya?” tanya Ga Eun dengan tatapan tajam.

“Kalau itu... Untuk saat ini, aku belum bisa mengungkit masa lalu. Mintalah hal lain. Adakah lagi yang kau inginkan? Aku bisa memberikan kekayaan bila kau mau.” jawab Raja.

“Selain mengembalikan kehormatan Ayah hamba, tak ada hal lain lagi. Jika tidak ada lagi yang ingin dikatakan, hamba permisi.” Ucap Ga Eun.

  
Ga Eun mau pergi, tapi Raja menahannya. Raja meminta Ga Eun mengurus rumah hijaunya. Ia dengar Ga Eun ahli obat2an dan ia meminta Ga Eun memenuhi rumah hijaunya dengan tanaman obat. Ga Eun dengan dinginnya berkata akan melaksanakan titah Raja.

  
Ga Eun meninggalkan istana dengan hati terluka. Tuan Chun Soo nya tiba2 muncul di hadapannya, membuatnya kaget. Seja menatap Ga Eun dengan cemas.

Bersambung…….

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...