Skip to main content

Ruler : Master Of The Mask Ep 14 Part 1

Sebelumnya...

  
Moo Ha, Seja dan Chung Woon akhirnya menjamu Komandan Angkatan Laut itu.  Moo Ha memainkan perannya dengan apik. Sesuai instruksi Seja, ia mengaku sebagai penyelidik rahasia kerajaan. Komandan Angkatan Laut itu menganga tidak percaya. Moo Ha lantas menunjukkan tanda pengenalnya di depan wajah si Komandan Angkatan Laut.

  
Komandan Angkatan Laut itu pun berlutut, memohon ampun pada Moo Ha atas sikap kurang ajarnya. Seja tersenyum geli melihat adegan itu. Komandan Angkatan Laut itu berkata, bahwa ia hanya petugas di sebuah kota kecil tapi ia selalu hidup mematuhi hukum.

“Sayang sekali kalau orang sepertimu hanya bertugas di kota kecil begini.” Ucap Moo Ha.


Moo Ha pun mulai mengatakan maksud dan tujuan mereka. Ia berkata, datang kesana karena tembaga. Ia mengaku sudah menyelidikinya dan berdasarkan penyelidikannya, ada orang2 yang menyamar sebagai bajak laut dan merampok pasokan tembaga. Moo Ha menakuti pria itu, ia bilang kalau hal ini sampai ketahuan maka baik pria itu maupun perwakilan Jepang tidak akan selamat. Pria itu ketakutan. Ia bilang jika ia tahu, ia tidak mungkin diam saja. Moo Ha lantas mengajak pria itu bergabung dengan mereka untuk menangkap para pencuri tembaga itu.


Woo Jae marah karena Tae Ho masih belum bisa menangkap si pencuri peta itu. Tae Ho hanya bisa menundukkan wajahnya dan meminta maaf. Woo Jae penasaran siapa sebenarnya pencuri itu. Woo Jae lalu berencana mengubah tempat berlabuh kapalnya. Ia menyuruh Tae Ho mencari jalan untuk mengabari si pedagang Jepang.

“Saya akan coba mengirim elang, tapi tidak yakin bisa mencapai mereka.” Jawab Tae Ho.

“Kirim 10 elang. Tidak, 100 elang. Kirim sekalian 312 elang! Kirim semua sampai pesan itu diterima!” suruh Woo Jae panic.

Woo Jae lalu mengingatkan Tae Ho akan reaksi Dae Mok kalau sampai mengetahui hal ini.


Hwa Gun melihat Seja, Chung Woon dan Moo Ha yang mengantar Komandan Angkatan Laut itu keluar. Setelah Komandan Angkatan Laut itu pergi, Seja meminta bantuan Moo Ha sekali lagi. Hwa Gun pun mencoba mencuri dengar percakapan mereka. Seja meminta Moo Ha tidak memberitahu Ga Eun soal identitasnya. Moo Ha heran sendiri.

“Aku ingin dia hidup normal seperti yang ia jalani sekarang. Aku, maupun Pyunsoo-hwe, dia tidak boleh terlibat dengan kami agar tidak terseret bahaya.” Jawab Seja.


Hwa Gun akhirnya mengerti kenapa Seja pura2 tidak mengenal Ga Eun. Ia terluka melihat Seja yang begitu mencemaskan Ga Eun.

Seja lalu menyuruh Moo Ha istirahat karena perjuangan mereka besok akan lebih berat. Moo Ha dengan wajah penuh semangat berkata, kalau ia sudah sangat lama menantikan hal seperti ini. Seja tersenyum mendengarnya.


Hwa Gun memanggil Gon. Dengan wajah terluka, ia menyuruh Gon menyelamatkan ayahnya. Ia merasa Seja sedang berusaha menjebak ayahnya.

  
Seja dan Chung Woon mulai mengintai tempat berlangsungnya transaksi antara Pyunsoo-hwe dengan pedagang Jepang. Namun anehnya, tak ada satu pun kapal yang nampak. Chung Woon curiga informasinya salah atau Pyunsoo-hwe sudah menyadari rencana mereka. Tapi tak lama, mereka melihat kepulan asap di balik bukit yang merupakan tanda dari pasukan kerajaan.

  
Benar saja, orang2 Pyunsoo-hwe sedang melakukan transaksi tembaga dengan pedagang jepang itu. Begitu mereka selesai dan ingin pergi, Moo Ha muncul dengan gagahnya bak pemimpin pasukan kerajaan dan berniat menahan mereka atas tuduhan penyeludupan tembaga. Tae Ho langsung mengenali Moo Ha sebagai petugas Hanseongbu.

  
Moo Ha berteriak memanggil para pasukan untuk menangkap mereka. Pasukan kerajaan yang dipimpin si Komandan pun langsung muncul menyerbu mereka. Tae Ho bertanya apa yang harus mereka lakukan pada Woo Jae. Tapi si bodoh Woo Jae malah nampak ketakutan dan bersembunyi di belakang Tae Ho.

“Inilah sebabnya aku bilang kita harusnya mengubah lokasi!” marah Woo Jae.

  
Tae Ho akhirnya menyuruh anak buahnya menyerang mereka. Perang pun pecah seketika. Saat anak buahnya bertarung, Tae Ho pun membawa Woo Jae lari. Seja muncul dari atas bukit dan melihat Woo Jae dan Tae Ho yang berusaha melarikan diri. Tepat saat itu, Chung Woon datang menyergap mereka. Woo Jae sok mau melawan Chung Woon. Dengan wajah sebal, Tae Ho menyuruh Woo Jae mundur.

“Kepala Departemen Pengadaan Air adalah bajak laut penyelundup tembaga? Sungguh menyedihkan.” Ucap Chung Woon.
  
Tae Ho langsung mengeluarkan sabitnya. Chung Woon pun mencabut pedangnya. Mereka bertarung. Saat Chung Woon hendak menebas Tae Ho, seseorang datang membantu Tae Ho menyerang Chung Woon. Orang itu adalah Gon. Sementara Gon dan Chung Woon bertarung, Tae Ho lekas membawa Woo Jae pergi.

Begitu anak buah Tae Ho berhasil ditangkap, Moo Ha dengan bangganya memberi kode pada Seja kalau ia berhasil. Seja tersenyum. Ia kemudian melihat Gon kabur ke hutan. Chung Woon menatap Seja, menunggu instruksi Seja. Setelah diizinkan Seja, ia pun langsung mengejar Gon. Seja sendiri mengejar Woo Jae dan Tae Ho.

  
Di bibir pantai yang lain, Hwa Gun sudah menunggu ayahnya. Begitu ayahnya datang, ia mengambil pedang ayahnya dan menyuruh ayahnya pergi dengan kuda yang sudah ia persiapkan. Setelah ayahnya pergi, Hwa Gun pun melukai lengannya dengan pedang sang ayah.Tak lama kemudian, Seja datang dan Hwa Gun meminta maaf karena gagal menangkap mereka. Seja yang baik hati itu tentu saja lebih mencemaskan Hwa Gun.

Seja membebat luka Hwa Gun dengan cadarnya. Air mata Hwa Gun pun jatuh. Ia menyesal sudah mengkhianati Seja dengan membantu ayahnya kabur. Hwa Gun meminta maaf. Seja yang tak mengerti maksud Hwa Gun sebenarnya pun malah mengira Hwa Gun minta maaf karena gagal menangkap mereka.

“Apa kau sakit?” tanya Seja cemas.

“Aku... tidak tahu akan sesakit ini.” jawab Hwa Gun.

Setelah itu, Hwa Gun berjanji dalam hatinya tidak akan mengkhianati Seja lagi. Hwa Gun perlahan2 menyenderkan kepalanya di dada Seja. Seja menepuk2 punggung Hwa Gun, berupaya menenangkan Hwa Gun.

“Apa kau tahu, Jeoha? Bisa menangis di pelukan Jeoha seperti yang kualami sekarang, bagiku adalah momen paling membahagiakan dalam hidup.” batin Hwa Gun.

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...