Di kamarnya, Roo Na mulai mencari tahu tentang Mr. O’Neill dari buku harian Roo Bi, dan karena tak bisa menemukannya, ia pun kesal.
Saat Gyeong Min masuk ke kamar, ia langsung menyimpan diary
Roo Bi di laci dan bergegas menghampiri Gyeong Min.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak menyambutku?” tanya
Gyeong Min.
“Mian, kepalaku sakit.” Jawab Roo Na.
“Kau sakit kepala?” tanya Gyeong Min, lalu meletakkan
tangannya di dahi Roo Na.
“Kau tidak demam.” Ucap Gyeong Min.
“Gyeong Min-ssi, apa yang harus kulakukan? Jin Hee
menghubungiku. Dia ingin aku mulai bekerja besok. Aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan. Dia ingin aku menemui Mr. O’Neill tapi kecelakaan itu membuat
sesuatu terjadi pada kepalaku. Aku bahkan tidak bisa mengingat namanya. “ jawab
Roo Na.
“Jadi itukah yang membuatmu sakit kepala? Jangan cemas. Kau
tidak perlu bekerja. Kami sudah menyelesaikan masalah itu. Tuan O’Neill
ditugaskan ke Afrika. Mereka mendapatkan klien baru.” Ucap Gyeong Min.
“Aku lega.” Jawab Roo Na.
“Kau hanya perlu melakukan tugasmu sebagai relawan bersama ibu dan nenek.” Ucap
Gyeong Min.
“Aku tahu, tapi sebenarnya aku ingin bekerja. Sayang sekali
membiarkan bakatku terbuang sia-sia, tidakkah kau berpikir begitu? Aku tidak
perlu melakukan sesuatu yang sulit. Karena kecelakaan itu, ingatanku agak
memburuk.” jawab Roo Na.
“Kau benar-benar ingin bekerja? Bukankah itu terlalu dini?”
ucap Gyeong Min.
“Tapi aku ingin bekerja.” Ucap Roo Na, lalu memeluk Gyeong
Min dengan erat.
“Bagaimana kalau kita memiliki anak dulu?” jawab Gyeong Min,
lalu menggendong Roo Na ke tempat tidur.
Tepat saat mereka bercumbu di balik selimut, Geum Hee masuk
ke kamar mereka dan terkejut. Gyeong Min dan Roo Na juga terkejut. Geum Hee pun sewot, “Kenapa kalian tidak
mengunci pintunya? Kalian tidak tinggal sendiri di rumah ini. Aku tidak tahu
apa yang kalian lakukan dibawah sana, tapi berhentilah dan cepat turun untuk
makan malam!”
Geum Hee lalu menutup pintu kamar. Roo Na pun kesal, “Dia
benar-benar aneh.”
Namun saat turun dari tempat tidur, ponsel Roo Na berdering.
Dan ia terkejut menatap layar ponselnya. “Siapa itu?” tanya Gyeong Min.
“Lupakan. Kau turunlah duluan. Aku mau ke kamar mandi.” Jawab Roo Na.
Setelah Gyeong Min pergi, Roo Na pun kembali menatap layar
ponselnya. Ia kesal membaca pesan In Soo. Ternyata In Soo mengiriminya foto hasil USG calon bayi
mereka. Takut ketahuan, Roo Na pun buru2 menghapus foto hasil USG itu dan
menghubungi In Soo. Ia mengajak In Soo ketemuan, tapi In Soo menolak, kecuali
kalau Gyeong Min ikut bergabung dengan mereka
.
Kesal, Roo Na pun langsung bangkit dari tempat tidur,
kemudian merogoh tasnya dan mengambil sebuah kartu nama.
In Soo yang tengah menuju mobilnya, dihampiri dua orang
pria. Tanpa basa basi, kedua pria itu langsung menghajar In Soo sampai babak
belur. Pria itu lalu memperingatkan In Soo, jangan membuat mereka kembali jika
In Soo masih ingin hidup.
“Itulah kenapa mereka bilang, seorang pria harus bertemu
dengan gadis baik-baik.” Ucap pria satunya.
Mereka lalu pergi meninggalkan In Soo yang terkapar di area
parkir.
Pacar Eun Ji kemudian muncul dan menatap In Soo dari
kejauhan sambil tersenyum senang. Ternyata, kedua pria tadi adalah orang
suruhan pacar Eun Ji. Dan pacar Eun Ji
melakukan itu atas perintah Roo Na.
Roo Bi berlari ke taman, menghampiri In Soo yang terduduk
lemas di sana. Ia mengajak In Soo ke rumah sakit, tapi In Soo menolak. Roo Bi
memaksa In Soo ke rumah sakit, ia mencemaskan In Soo. Perlahan, In Soo menarik
Roo Bi ke dalam pelukannya. In Soo meminta maaf. In Soo mengaku, ia tidak tahu
apa yang harus ia lakukan dan apa yang ia inginkan. In Soo pun menangis.
Roo Bi kemudian melepas pelukan In Soo dan menatap In Soo.
Ia menghapus air mata In Soo, “Jangan menangis. Lihat aku.
Aku masih bertahan. Aku menjalani kehidupan yang menyedihkan. Aku bahkan tidak
tahu siapa diriku. Namun aku tetap hidup, seperti orang bodoh.
“Roo Na-ya...”
“Jika aku penyebab rasa sakitmu, kau boleh pergi
meninggalkanku. Aku tidak ingin kau terluka karena aku.” Ucap Roo Bi.
“Bukan itu, bodoh! Kau... kau...”
“Kau Jeong Roo Bi, bukan Jeong Roo Na.” Lanjut In Soo dalam
hati.
In Soo pun kembali memeluk Roo Bi, dan menangis.
Keesokan harinya, Roo Na tak sengaja melihat Roo Bi dan In
Soo di lift kantor. Ia pun terkejut saat diberitahu In Soo bahwa mereka akan
bekerja di JM Home Shopping mulai hari itu. Lift pun berhenti. In Soo merangkul
Roo Bi keluar dari lift. Roo Na menyusul mereka. Ia memaksa Roo Bi keluar dari
perusahaan.
“Na In Soo-ssi, ini akan canggung.” Ucap Roo Na.
“Canggung untuk siapa? Kau atau aku?” jawab In Soo.
In Soo lalu mengajak Roo Bi pergi.
Roo Na yang kesal, menerobos masuk ke sebuah ruangan. Gyeong Min yang sedang rapat di ruangan itu bersama staff nya pun terkejut melihat Roo Na. Roo Na lalu pergi begitu saja. Dan Gyeong Min kembali melanjutkan rapatnya.
Di ruangannya, Se Ra tampak serius melakoni pekerjaannya.
Tak lama kemudian, seketarisnya pun datang bersama In Soo dan Roo Bi.
Seketarisnya bilang, In Soo dan Roo Bi adalah orang yang direkomendasikan oleh
Gyeong Min.
Melihat Se Ra, In Soo pun terkejut. Begitupula dengan In
Soo.
Pindah ke Roo Na yang protes karena Gyeong Min mempekerjakan
Roo bi di kantornya. Roo Na beralasan, ia tidak mau Roo Bi membuat masalah yang
akan membebani Se Ra.
“Kenapa Roo Na harus membuat masalah?” tanya Gyeong Min.
“Kau tahu seperti apa dia. Dia masih amnesia. “ jawab Roo
Na.
“Kupikir kau akan senang aku memberi adikmu pekerjaan.” Ucap
Gyeong Min.
“Aku tidak mau ada rumor berkembang kalau mereka
dipekerjakan karena koneksi. Tolong pecat mereka.” Jawab Roo Bi.
“Aku yang merekrutnya. Na In Soo-ssi, produser berbakat. Roo
Na disini sebagai asistennya. Jadi bukan masalah, kan? Aku ini pengusaha. Aku
mempekerjakan mereka, bukan karena dia adikmu dan Tuan Na adalah tunangannya.”
ucap Gyeong Min.
Se Ra tiba-tiba datang. Dia juga protes karena Gyeong Min
mempekerjakan In Soo. Ia memberitahu kalau In Soo adalah orang yang menabrak
mobilnya. Tapi Gyeong Min tetap pada keputusannya. Gyeong Min juga meminta Se
Ra tidak mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan.
Roo Na ternyata mulai bekerja di JM Group. Ia duduk di meja
Roo Bi dan stress memikirkan Roo Bi yang mulai bekerja di perusahaan Gyeong
Min. Lalu tiba2, ia pergi begitu saja. Rekan2nya pun heran melihatnya.
Roo Bi sendiri tampak sibuk dengan pekerjaannya, begitu pula
dengan In Soo. Di sana, ia bertemu Eun Ji yang juga mulai bekerja di sana.
Roo Na ke ruangan Se Ra, saat berbicara dengan Se Ra,
ponselnya berbunyi, tapi ia memilih tidak menjawabnya. Roo Na lantas meminta Se
Ra memecat Roo Bi. Dengan muka sedih, Roo Na berkata bahwa Roo Bi belum
sepenuhnya sehat dan ia tidak ingin membebani Se Ra.
“Aku baik-baik saja. Aku sudah bertanya. Mereka bilang,
adikmu pintar dan cepat belajar. Aku setuju dengan mereka. Jangan cemas.” Jawab
Se Ra.
Lalu, wajah Roo Bi muncul di layar. Se Ra pun memuji Roo Bi
habis-habisan. Se Ra bilang, Roo Bi memiliki sesuatu yang spesial yang bisa
menarik perhatian semua orang. Se Ra lalu berniat membuatkan Roo Bi sebuah
program yang langsung ditentang keras oleh Roo Na. Roo Na lagi2 beralasan, itu
karena kesehatan Roo Bi.
Ponsel Roo Na kembali berdering. Roo Na pun keluar dari
ruangan Se Ra dan menjawab teleponnya. Telepon dari Jin Hee, yang menanyakan
apa Roo Na sudah mengirimkan kontrak mereka ke Amerika.
Roo Na pun marah, kau memiliki staff lain! Kenapa harus aku!
Sontak, Jin Hee terkejut. Ditambah lagi, Roo Na memutuskan
panggilannya begitu saja.
Saat tengah makan, nenek berdebat dengan Geum Hee. Nenek
menyuruh Geum Hee makan pelan-pelan. Tapi Geum Hee bilang, makanannya tidak
akan terasa nikmat jika dimakan pelan-pelan. Tuan Bae setuju dengan Geum Hee.
“Itu tidak benar, kau juga harus memperhatikan kesopananmu
saat di meja makan.” Jawab nenek.
Tapi Geum Hee terus saja membantah. Nyonya Park pun kesal
dan menyuruh Geum Hee diam. Tuan Bae mencoba mencairkan suasana dengan menyuruh
nenek mencoba lauk ikan. Tapi Geum Hee lagi-lagi bersikap kurang sopan. Ia
mengambil lauk langsung dengan tangannya, membuat nenek kembali marah. Nenek
menyuruh Nyonya Park mengusir Geum Hee dan beranjak dari ruang makan.
Geum Hee menangis. Tuan Bae pun mencoba menenangkan Geum Hee
dengan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Nyonya Park menyusul nenek ke kamar. Nyonya Park minta maaf
atas kelakuan Geum Hee. Nyonya Park juga bilang akan segera mencari pengganti
Geum Hee. Geum Hee yang menguping pembicaraan itu, kaget. Ia menerobos masuk ke
kamar nenek dan minta maaf sama nenek sambil menangis.
Roo Na mengajak Roo Bi ikut dengannya. In Soo yang takut Roo
Na menyakiti Roo Bi, ingin tahu kemana Roo Na akan membawa Roo Bi. In Soo juga
melarang Roo Bi ikut dengan Roo Na. Tapi Roo Bi ingin ikut dengan Roo Na.
Roo Na mengajak Roo Bi ke kafe. Ia menyuruh Roo Bi sekolah
di luar negeri dan akan membayar biayanya. Tapi Roo Bi menolak. Roo Na pun
penasaran alasan Roo Bi. Ia bertanya, apa karena In Soo? Apa Roo Bi mencintai
In Soo?
“Itu bukan cinta. Kau bersama dengannya karena kau merasa
bersalah atau semacamnya. Kalau kau tidak mencintainya, tinggalkan dia.” Ucap
Roo Na.
“Aku tidak bisa meninggalkannya.” Jawab Roo Bi.
“Kau pikir, dia mencintaimu? Itu karena aku! Dia ingin
mendapatkan keuntungan dariku karena aku menikah dengan orang kaya! Dia
mengikutimu seperti anjing, seperti anjing kampung yang menggali sampah. Lakukan
saja perintahku! Ini demi kebaikanmu.” Ucap Roo Na.
“Aku tidak pernah meminta apapun darimu.” Jawab Roo Bi.
“Kau harus melakukan apa yang kusuruh! Kau tahu? Saat kau di
rumah sakit, siapa yang membayar tagihan rumah sakitmu? Suamiku! Siapa yang
memberikan pekerjaan pada seseorang sepertimu? Suamiku! Jika bukan karena
diriku, kau tidak akan ada disini.” Ucap Roo Na.
“Kenapa kau berusaha mengusirku keluar negeri? Kenapa kau
berusaha memisahkanku dengan In Soo? Katakan. In Soo pria yang baik. Dia tidak
menginginkan uangmu atau koneksimu. “ jawab Roo Bi.
Roo Bi lantas berdiri. Ia mau pergi, tapi Roo Na menahannya.
“Lakukan saja apa yang kuperintahkan! Kalau tidak, aku akan
membuat kalian berdua dipecat.” Ancam Roo Na.
“Kau pikir kau siapa!” tanya Roo Bi.
“Lakukan saja perintahku!” teriak Roo Na, sambil mencengkram
tangan Roo Bi.
Roo Bi pun tak sengaja menampar Roo Na saat ia menepis
tangan Roo Na. Roo Na marah dan balas menampar Roo Bi. Roo Na menatap Roo Bi
kesal. Sementara Roo Bi menatap Roo Na dengan tatapan bingung.
0 Comments:
Post a Comment