Roo Na hanya bisa menunduk saat Nyonya Park memarahinya. Nyonya Park merasa malu di depan teman2nya. Selama ini, keluarga mereka dikenal sederhana dan hemat tapi kini Roo Na menghancurkan imej keluarganya.
“Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan tentang keluarga ini,
tapi kami tidak boros. Belilah beberapa barang yang kau butuhkan, tapi aku
melihat kau membeli beberapa dompet yang sama.” Ucap Nyonya Park.
“Maaf, ibu tapi warna dompet itu berbeda.” Jawab Roo Na.
Nyonya Park pun tambah kesal mendengar jawaban Roo Na.
Gyeong Min lalu datang dan Nyonya Park ikut memarahi Gyeong
Min. Gyeong Min membela Roo Na, ia katakan tidak mudah bagi Roo Na menjalani
kehidupan di rumah dan di kantor. Nyonya
Park tambah marah. Tapi Gyeong Min terus saja membela Roo Na. Kali ini, ia
berkata kalau Se Ra juga belanja.
“Jadi kau mau bilang ibu melakukan diskriminasi terhadap
menantu ibu?” tanya Nyonya Park.
“Ibu, maafkan aku.” Jawab Roo Na.
“Se Ra menghabiskan uangnya untuk investasi. Dia juga
menghabiskan uangnya untuk beramal. Aku tidak mengatakan apapun sampai
sekarang, tapi ini bukan kali pertamanya. Ditambah, kau belanja disaat jam
kerja. Aku tidak mau hal ini terulang lagi. Dan kau, Gyeong Min. Jangan membela
istrimu di depan orang yang lebih tua.” Ucap Nyonya Park.
Nyonya Park lantas masuk ke kamarnya. Begitu Nyonya Park
pergi, Roo Na dengan manjanya duduk di pangkuan Gyeong Min. Roo Na bilang, itu
cuma salah paham. Ia mengaku, sedang melakukan penelitian untuk perusahaan.
“Biar kutanyakan satu hal. Kau dulu sangat sederhana dan
hemat, tapi sekarang kau menyukai barang-barang bermerk. Mungkin itu pertanyaan
konyol. Tapi kau tidak terlihat seperti Jeong Roo Bi. Kau seperti orang yang
berbeda.” Ucap Gyeong Min.
Gyeong Min lalu masuk ke kamar. Begitu Gyeong Min pergi, Roo
Na pun mengumpat.
“Sungguh menyebalkan!”
Geum Hee mendengar umpatan Roo Na. Ia pun meminta salah satu
dompet yang dibeli Roo Na sebagai imbalan tutup mulut. Mendengar itu, Roo Na
pun tambah kesal dan kian kesal saat Geum Hee memaksanya memanggil bibi.
Nyonya Park mengadu pada nenek. Ia kesal karena Gyeong Min
membela Roo Na. Geum Hee tiba-tiba datang. Geum Hee mengaku mendengar apa yang
dikatakan Gyeong Min pada Roo Na setelah Nyonya Park pergi. Geum Hee mengatakan
seperti yang dikatakan Gyeong Min tadi, bahwa Roo Bi terlihat seperti orang
yang berbeda.
Roo Na menunggu Gyeong Min di depan kamar mandi. Begitu
Gyeong Min keluar, ia langsung meminta maaf dan berjanji akan mengembalikan
belanjaannya besok. Roo Na juga berkata,
bahwa ia harus mengikuti tradisi di keluarga Gyeong Min karena ia sudah menjadi
bagian dari keluarga Gyeong Min.
“Kami mungkin kaya, tapi kami tidak boros. Bagi ibuku, itu
tidak terpikirkan. Se Ra dan aku mungkin sedikit lebih terbuka tentang itu.”
Jawab Gyeong Min.
“Roo Bi yang dulu tidak pernah melakukan ini. Kurasa, aku
benar-benar harus berubah. Aku pikir, itu karena stress, jadi maafkan aku dan
tolong mengerti lah.” Ucap Roo Na.
“Sekarang kau sudah terlihat seperti Jeong Roo Bi.” Jawab
Gyeong Min.
“Aku memang Jeong Roo Bi.” Ucap Roo Na.
“Haruskah kita melakukan sesuatu yang menyenangkan besok?”
tanya Gyeong Min.
“Menghilangkan stress? Baiklah. Terima kasih, Gyeong Min. Aku mandi dulu.”
Ucap Roo Na.
Saat Roo Na di kamar mandi, Gyeong Min pun menghubungi Roo
Bi.
Keesokan harinya, mereka liburan bersama. Gyeong Min
ternyata mengundang Roo Bi dan In Soo juga. Roo Na pun kesal melihat mereka.
Kekesalan Roo Na kian bertambah, karena Chorim dan Dong Pal juga ikut bersama
mereka.
Chorim minta maaf pada Gyeong Min. Ia mengaku, seumur
hidupnya belum pernah menaiki kapal pesiar. Chorim bilang, ia mendengar
pembicaraan Roo Bi dan Gyeong Min di telepon tadi malam. Chorim lalu memarahi
Roo Bi dan Roo Na karena tidak mengajaknya liburan.
“Aku senang bibi datang.” Ucap Gyeong Min.
Mereka pun mulai naik kapal. Gyeong Min mengajari Roo Na
caranya mengemudikan kapal. Roo Na senang, karena bisa menghabiskan waktu
dengan Gyeong Min. Ia sok mesra dengan mencium pipi Gyeong Min.
“Tapi kenapa kau mengundang Na In Soo dan Roo Na? Bukankah lebih
baik kalau hanya kita berdua saja?” tanya Roo Na.
“Kau tidak tahu, saat kita berbagi kebahagiaan dengan orang
lain, kebahagiaan kita akan menjadi berlipat ganda.
In Soo yang berdiri di bibir kapal, nampak cemburu melihat
kemesraan Gyeong Min dan Roo Na. Sementara Roo Bi menghabiskan waktunya bersama
Chorim dan Dongpal. Melihat In Soo berdiri sendirian, Chorim pun menyuruh Roo
Bi menemani In Soo.
Roo Bi pun menghampiri In Soo. In Soo pun berusaha tersenyum
di depan Roo Bi. Ia juga merangkul Roo Bi.
Mereka lalu bersulang.
Roo Na kemudian bangkit dari duduknya dan beranjak ke bibir
kapal. Ia senang dengan kemewahan yang kini diterimanya.
Tak lama kemudian, In Soo datang dan mencengkram tangannya.
“Apa kau senang?” sindir In Soo.
“Apa maksudmu?” tanya Roo Na.
“Bukankah ini waktu yang tepat untuk melepas topengmu?”
jawab In Soo.
“Ini lucu.” Ucap Roo Na.
“Lucu? Kau pikir ini lucu? Kau pikir aku takut dengan orang
suruhanmu? Itu belum seberapa. Kau seharusnya membuatku terbunuh.” Jawab In
Soo.
“Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.” Ucap Roo Na.
“Ayolah, Jeong Roo Bi. Lain kali, kau harus membunuhku Jeong
Roo Bi. Hanya dengan begitu, hidupmu akan tenang.” Jawab In Soo.
“Kau pikir aku tidak bisa melakukannya?” tanya Roo Na.
“Aku yakin kau bisa melakukannya, tapi sebelum kau
melakukannya, aku akan menunjukkan pada dunia siapa kau sebenarnya. Kau tahu,
kenapa diam saja sampai saat ini? Karena aku penasaran, seberapa lama kau mampu
memainkan sandiwaramu. Sampai saat itu tiba, nikmatilah topengmu. Karena
semuanya akan berakhir.” Jawab In Soo.
In Soo lantas berbalik dan beranjak pergi meninggalkan Roo
Na. Tak mau topengnya terlepas, Roo Na pun berusaha mendorong In Soo ke laut,
tapi In Soo berhasil menghindar hingga akhirnya Roo Na lah yang jatuh ke laut.
Melihat Roo Na jatuh, In Soo pun langsung melompat ke laut
demi menolong Roo Na.
Gyeong Min pun ikut nyebur menolong Roo Na. Sementara Roo Bi
dan Chorim nampak cemas. Dan Dongpal melemparkan pelampung ke arah mereka.
In Soo dan Gyeong Min berhasil membawa Roo Na ke atas.
Gyeong Min pun berusaha membangunkan Roo Na yang tak sadarkan diri. In Soo menarik
Gyeong Min, menjauh dari Roo Na. Lalu, In Soo berusaha menyadarkan Roo Na
dengan menekan-nekan dada Roo Na juga memberikan CPR pada Roo Na.
Roo Na pun sadar. Begitu sadar, Gyeong Min langsung memeluk
Roo Na.
Roo Bi mengkhawatirkan In Soo. In Soo meyakinkan Roo Bi
kalau dirinya baik-baik saja. Roo Bi lantas berterima kasih pada In Soo karena
sudah menyelamatkan Roo Na.
Setelah insiden itu, Gyeong Min dan Roo Na pun langsung
kembali ke rumah. Tak mau keluarganya cemas, Gyeong Min beralasan mereka basah
kuyub karena bermain air.
Setelah berada di kamar, Roo Na langsung berbaring di kasur.
Lalu tiba2, Nyonya Park masuk ke kamar mereka. Merasa ada yang tidak beres
dengan Gyeong Min dan Roo Na, Nyonya Park pun bertanya apa terjadi sesuatu saat
mereka naik kapal.
“Ibu, apa kau punya indera keenam? Sebenarnya, Roo Bi jatuh
ke laut.” Ucap Gyeong Min.
Nyonya Park pun terkejut dan langsung menanyakan keadaan Roo
Na.
“Untungnya dia tidak apa-apa. Ibu ingat Na In Soo, tunangan
Roo Na? Dia menyelamatkan Roo Bi. Jangan katakan apapun pada ayah dan nenek.
Kami tidak ingin mereka cemas.” Ucap Gyeong Min.
Setelah Nyonya Park pergi, Roo Na pun protes pada Gyeong Min
karena menceritakan insiden itu pada Nyonya Park. “Kenapa tidak?” tanya Gyeong
Min. Roo Na pun tambah kesal dan menarik selimutnya. Gyeong Min menyuruh Roo Na
tidur, lalu beranjak pergi.
Dan setelah Gyeong Min pergi, Roo Na ingat kata-kata In Soo
tadi.
Ia lalu turun dari kasur dan mondar mandir memikirkan
sesuatu. Tiba-tiba saja, sesuatu terlintas di otaknya.
0 Comments:
Post a Comment