Skip to main content

Ruby Ring Ep 50 Part 1

Sebelumnya...


Baik Gyeong Min, maupun Roo Na sama-sama tidak bisa tidur.

Gyeong Min memikirkan kata-kata Roo Na tentang dirinya yang begitu sulit mengembalikan syal Roo Bi.

Sementara Roo Na, dia cemas. Dia takut kalau-kalau ingatan Roo Bi kembali dan Roo Bi mengatakan sesuatu pada Gyeong Min saat mereka terjebak di gunung.


Di restoran, Dongpal sudah menenggak beberapa botol soju. Chorim pun penasaran, apa yang mau dikatakan Dongpal padanya.

"Apa yang kau sukai dariku?" tanya Dongpal.

"Jadi kau minum semua ini hanya untuk menanyakan hal itu?"

"Katakan padaku."

"Aku menyukaimu karena kau... dalam hal apapun, kita sudah dekat..."

"Aku tahu aku tampan, tapi selain wajah tampanku, apalagi yang kau sukai dariku sampai kau putus asa dan sangat ingin menikah denganku?"

"Lalu bagaimana denganmu? Kenapa aku dari semua orang?"

"Aku rasa hanya ada satu alasan, karena kau sangat menyukaiku.""

"Sebenarnya apa yang mau katakan? Jangan berbelit-belit, langsung saja ke intinya."


Dongpal lantas memegang tangan Chorim, membuat Chorim terkejut.

"Chorim-ssi, Jeong Chorim. Kau seharusnya mendapatkan pria yang baik dan hidup bahagia setelahnya." ucap Dongpal.

"... Chorim-ssi, sebenarnya adalah, aku sangat sangat menyukaimu. Ketika aku bersamamu, semua kecemasanku hilang begitu saja dan aku merasa, aku bisa melakukan apapun. Kau sangat berarti bagiku. Tapi kau harus tahu satu hal sebelum kita menikah." lanjut Dongpal.

"Kau menyelingkuhiku?" tanya Chorim.

"Bukan, bukan itu." jawab Dongpal.

Dongpal ingin mengaku, bahwa ia sudah memiliki anak. Tapi saat ia akan melakukannya, ia teringat kata-kata Jihyeok yang melarangnya melakukan hal itu agar bisa menikah dengan Chorim.


Lalu ponsel Chorim berdering. Telepon dari Gilja yang menyuruhnya pulang.

"Dia mengomel seperti ibuku saja." ucap Chorim kesal.

Chorim lalu bertanya, apa yang mau Dongpal katakan tadi. Tapi Dongpal sudah jatuh tertidur.



Terpaksa lah Chorim menggendong Dongpal pulang. Sepanjang perjalanan, Chorim mengomel lantaran harus menggendong Dongpal yang mabuk. Orang-orang yang berpapasan dengan mereka pun tampak menertawakan mereka.


"Aku menyesal, baby." oceh Dongpal.

"Apa? Baby? Kau di punggungku, jadi siapa yang baby disini?" sewot Chorim.

"Ayah minta maaf. Ayah akan menemukan jalan terbaik." racau Dongpal.

"Apa? Ayah? Astaga. Aku anakmu dan kau ayahku? Yang benar saja." jawab Chorim.

"Kenapa jalanan ini panjang sekali?" keluh Chorim.


Daepung memberikan Jihyeok uang. Jihyeok bertanya, darimana Daepung mendapatkan uang itu. Daepung pun berkata, bahwa ia sudah mulai berbisnis.

"Paman Daepung, kau sudah bertemu dengan kekasih ayah?"

"Tentu saja."

"Dia orang yang baik, kan?"

"Kenapa? Kau takut dia akan meninggalkan ayahmu? Jangan cemaskan ayahmu. Kau punya dirimu untuk dicemaskan. Wanita itu tidak akan pernah meninggalkannya."


Terdengar suara Chorim. Daepung pun langsung membukakan pintu. Sementara Jihyeok buru-buru masuk ke lemari, menyembunyikan dirinya.

"Chorim, kau sangat kuat dari yang terlihat." ucap Daepung.

"Dongpal lebih ringan dari yang terlihat." jawab Chorim.


Setelah mengantarkan Dongpal, Chorim langsung pulang. Jihyeok pun keluar dari lemari begitu Chorim pergi.

"Kau lihat, kan? Kau tidak perlu mencemaskan ayahmu." ucap Daepung.


Roo Na sudah tidur. Sementara Gyeong Min yang masih terjaga, tak bisa menghapus wajah Roo Bi dari ingatannya. Ia pun menatap Roo Na dan syal Roo Bi secara bergantian. Ia heran dengan perasaannya.


Keesokan harinya, Gyeong Min pamit ke kantor pada ayah, ibu dan neneknya. Nenek terkejut melihat wajah Gyeong Min yang kurang segar. Gyeong Min tak menjawab pertanyaan neneknya dan langsung pergi ke kantor.


Se Ra kemudian turun dan nenek langsung bertanya pada Se Ra, apa Gyeong Min dan Roo Na ribut lagi.

"Tidak." jawab Se Ra.

"Gyeong Min terlihat sedikit lelah." ucap nenek.

"Jangan cemaskan dia. Kalian tahu sendiri kan bagaimana pekerjaannya." jawab Se Ra.


"Sangat penting bagi seorang pengusaha memiliki istri yang penuh perhatian. Tanpa perhatian Roo Bi, tidak mengheran Gyeong Min terlihat seperti itu. Kita harus menyuruh Roo Bi  tinggal di rumah dan menjadi istri yang baik tapi dia lebih tertarik pada pekerjaannya." ucap nenek.

"Tapi nenek, wanita yang sudah menikah dan punya anak tidak harus tinggal di rumah. Ini abad 21." jawab Se Ra.

"Diamlah! Mau abad 21 atau 22, tidak ada yang lebih baik selain mengurus suami dan anak dengan baik." ucap nenek.

"Nenekku mulai lagi." jawab Se Ra.

"Kau juga harus menikah dan punya anak." ucap nenek.

Malas menanggapi neneknya, Se Ra pun bergegas ke dapur.


Roo Na yang sudah selesai berdandan, tanpa sengaja melihat syal Roo Bi di atas meja. Kesal, ia pun mengambil gunting dan hendak menggunting syal Roo Bi tapi tak jadi dan kembali meletakkan syal itu di atas meja, lalu pergi.


Geum Hee masuk ke kamarnya dan menemukan syal itu serta gunting di atas meja.


Gyeong Min berkonsultasi soal Roo Bi dengan dokter neuropsikiatri.

Bersamaan dengan itu, Roo Bi datang dan menunggu di depan ruangan Gyeong Min.


"Jadi maksud anda, meskipun si pasien menderita amnesia, dia tidak bisa mengacaukan kenangan orang lain sebagai miliknya? Contohnya, jika dia memanggil pacarnya dengan nama berbeda atau dia berpikir, kakak iparnya adalah pacarnya? Oh, baik. Aku mengerti." ucap Gyeong Min, lalu mengakhiri teleponnya.

"Jika tidak mungkin, kenapa dia..." Gyeong Min pun menghela napas, lalu ia memutuskan untuk menjaga jarak dengan Roo Bi.


Roo Bi masuk. Gyeong Min pun langsung membatalkan meeting mereka hari itu. Ia beralasan, ada urusan mendesak yang harus dikerjakannya diluar.

Roo Bi mengerti. Ia bilang, bisa mengerjakannya sendiri dan menjelaskan pada Gyeong Min nanti.


Mereka lantas keluar dari dalam ruangan. Roo Bi meminta maaf pada Gyeong Min atas insiden kemarin. Tapi Gyeong Min dengan tegas, meminta Roo Bi bersikap layaknya atasan dan bawahan di kantor.

"Pekerjaan dan kehidupan pribadi harus dipisah bukan?" ucap Gyeong Min.

Roo Bi pun terperangah mendengarnya. Gyeong Min lalu beranjak pergi.


Di kantornya, Roo Na terus saja menatap kursi Roo Bi dengan wajah cemas. Lalu, Seokho berkata, tidak ada satu pun dari mereka berempat yang memiliki ide segar. Hyeryeon pun kembali memuji ide Roo Bi. Jin Hee menyemangati mereka, agar mereka lebih berusaha lagi.

Ponsel Roo Na berdering. Roo Na pun kesal membaca nama Yeonho di layarnya. Ia tidak menjawabnya sampai akhirnya dering ponselnya berhenti sendiri. Tapi tak lama, ponselnya berdering lagi. Kali ini telepon dari Gyeong Min yang mengajaknya makan siang.


Roo Bi berjalan di lorong sambil memikirkan kata-kata Gyeong Min tadi.

"Tentu saja, tapi kenapa rasanya sangat menyedihkan?" batin Roo Bi.


Lalu, Roo Bi bertemu dengan Se Ra. Ia terkejut saat Se Ra bilang In Soo sakit. Se Ra berkata, In Soo kehujanan sepanjang malam karena mencari Roo Bi yang tersesat di gunung. Se Ra pun menyuruh Roo Bi menjenguk In Soo.

Setelah Se Ra pergi, Roo Bi langsung menghubungi In Soo tapi tak dijawab.


Roo Na berterima kasih pada Gyeong Min atas makan siangnya. Sambil merangkul Gyeong Min, ia berkata bahwa Gyeong Min sangat berharga baginya.

*Ya jelas lah berharga, wong Gyeong Min ladang duitnya.

Gyeong Min pun meminta maaf atas sikapnya pada Roo Na belakangan ini. Roo Na bilang, dirinya lah yang seharusnya meminta maaf. Lalu, Gyeong Min mengajak Roo Na sering-sering menghabiskan waktu berdua.

"Tapi kenapa dengan suaramu di telepon tadi?" tanya Gyeong Min.

Roo Na pun berkata, bahwa ada sasaeng yang terus menelponnya dan mengajaknya bertemu.

"Kau harus hati-hati. Kalau bisa, jangan menjawab teleponnya lagi."

"Jika cemas, kau harusnya menjagaku siang dan malam."

"Haruskah aku melakukannya?"

Mereka lalu tertawa.


Roo Bi mengelap wajah In Soo dengan handuk kecil.

"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sakit? Kenapa kau menderita sendirian? Aku akan membuatkan bubur, makanlah dan setelah itu kita ke rumah sakit." ucap Roo Bi.

"Aku sudah lebih baik karena kau ada di sini." jawab In Soo.

"Jangan keras kepala. Akan kubuatkan kau bubur." ucap Roo Bi, lalu melangkah ke dapur.

"In Soo-ssi, dimana kau menyimpan bakinya?" tanya Roo Bi.

"Itu seharusnya ada di lemari." jawab In Soo.


Roo Bi pun membuka lemari dan menemukan bakinya di sana. Tapi tak hanya baki yang ia temukan. Ia menemukan sebuah flashdisk di sana. Roo Bi pun langsung teringat pada Yeonho yang berdiri di depan pintu apartemen In Soo saat itu karena disuruh Roo Na mengambil flashdisk itu.

"Kenapa kau lama sekali?" tanya In Soo menyadarkan Roo Bi.

Roo Bi pun langsung menyimpan flashdisk itu di sakunya dan membawakan semangkuk bubur untuk In Soo.


"In Soo-ssi, aku harus kembali ke kantor sekarang." ucap Roo Bi.

Roo Bi kembali ke rumah dan langsung masuk ke kamarnya. Sampai di kamar, ia pun menyalakan laptopnya dan langsung melihat isi flashdisk itu.


Roo Bi menemukan video Roo Na yang berlutut pada In Soo, namun sayangnya, videonya sedikit rusak jadi hanya wajah Roo Na yang samar2 terlihat.

Bersambung ke part 2......

Comments

  1. Kak nanya dong, episode rubby ring yg si perempuan baiknya (Ana) klo di film indonesia di antv, pas dipenjara itu di Ruby ring asli di episode brp ya??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Ruby Ring,, Anna asli itu Roo Bi... dan gk ada cerita Roo Bi masuk penjara karena nusuk Se Ra (Diana), adiknya Dennis (Gyeong Min)... Kalo di Ruby Ring, sejak identitas Roo Bi dan Roo Na (Eliza) kebongkar ya udah selesai ceritanya... Mulai kebongkar di ep 77,, ibunya yg pertama tahu... Disusul ayahnya Gyeong Min yg tahu, tapi dia langsung meninggal karena serangan jantung setelah tahu mantunya itu Roo Na bukan Roo Bi.. baru deh Gyeong Min yg tahu yg dia nikahi itu bukan Roo Bi.. terus Roo Na dicerai Gyeong Min.. Gyeong Min ngajak Roo Bi asli balikan tapi Roo Bi gak mau karena Gyeong Min itu pernah nikah sama Roo Na.... Tamat deh dgn ending Roo Na masuk rumah sakit jiwa.. Gitu aja... Gk ada cerita2 msk penjara... BPBM yg sekarang udah gk ngikut Ruby Ring lagi kok....

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...