Skip to main content

The Promise Ep 24 Part 2

Sebelumnya...


Do Hee turun ke bawah dan bersikap akrab dengan satpam gedung. Ia juga memberikan satpam gedung sebungkus vitamin. Sontak, si satpam bingung karena tidak mengenal Do Hee. Do Hee pun mengaku, dirinya akan pindah ke unit 702 minggu depan. Unit 702 adalah kamar yang dimasuki mantan istri Hwi Kyung tadi. Satpam kaget karena dia tidak mendengar akan ada penghuni baru. Do Hee beralasan, itu karena dia pindahnya seminggu lagi.

Do Hee : Ada wanita yang tinggal sendirian disana, jadi ada banyak yang harus diperhatikan.


Do Hee kembali ke mobilnya dan teringat kata satpam gedung soal mantan Hwi Kyung. Satpam bilang, ia tidak tahu pasangan itu sudah menikah atau belum tapi mereka tidak tinggal bersama. Wanita itu hanya beberapa kali datang kesana.

"Mungkin sudah 10 tahun atau lebih." ucap satpam.

Do Hee pun bingung. Ia lalu kembali menatap foto Hwi Kyung dan wanita itu.

"Dia bilang 10 tahun. Itu artinya dia sering datang menemui pria itu sebelum menikah dengan Hwi Kyung."

Sekarang, Do Hee menatap foto Hwi Kyung.

Do Hee : Seperti apa kisahmu?


Hwi Kyung masuk ke rumah dengan terburu-buru. Ia fikir, ayahnya sakit lagi. Young Sook menjelaskan, ayah Hwi Kyung baik-baik saja.

"Lalu kenapa ibu menyuruhku pulang?"

Tiba-tiba, terdengarlah suara Pimpinan Park yang sedang mengomel. Disusul kemudian dengan suara Do Hee.

"Apa yang terjadi?"

"Itulah alasanku menyuruhmu pulang. Do Hee datang kesini membawa bunga dan mengucapkan selamat atas kepulangan ayahmu. Bukankah kau tidak ingin menikah? Kau sungguh-sungguh mengencaninya?"

"Itu tidak akan pernah terjadi jadi jangan berharap."


Hwi Kyung marah. Ia masuk ke kamar sang ayah dan mengomeli Do Hee yang main datang ke rumahnya.

Pimpinan Park : Kau tidak lihat, dia mengajakku main mahjong.

Do Hee : Aku akan bicara denganmu setelah menyelesaikan permainan ini.

Hwi Kyung makin gondok.

"Sekakmat!" ucap Do Hee, membuat Pimpinan Park sewot lagi karena Do Hee sudah mengalahkannya 3 kali. Do Hee tertawa. Pimpinan Park pun menyerah.


Na Yeon kembali menemui Tae Joon. Ia memberikan semua buku tabungannya. Tae Joon bingung.

"Aku tidak bermaksud apa-apa. Itu gajimu jadi wajar aku mengembalikannya."

Tae Joon marah, "Menyelingkuhimu dan mencampakkan seorang anak tidak cukup untukmu? Kau ingin membuatku semakin terlihat jelek?"

"Uang ini adalah masa depan dan mimpi kita. Itulah kenapa aku menyimpan setiap sen dan senang melihat jumlahnya kian bertambah. Tapi mimpi dan masa depan kita sudah tidak ada lagi jadi aku tidak butuh lagi. Sudah benar aku mengembalikannya padamu."

"Apa maksudmu? Kau punya Sae Byeol."

"Aku akan membesarkannya sendiri seperti yang sudah kulakukan."

"Apa maksudmu?"

"Seperti yang kukatakan. Aku tidak akan memohon padamu lagi. Aku memaksamu menjadi ayah Sae Byeol bahkan saat kau tidak siap. Itu salahku. Aku tidak berpikir ini yang terbaik untuk Sae Byeol."


"Na Yeon-ah." suara Tae Joon melunak.

"Seperti yang kau lihat. Sekarang, kau tidak perlu bertanggung jawab atau merasa bersalah. Tapi jika Sae Byeol melihatmu setelah dia dewasa nanti, jangan hindari dia dan rangkul dia dengan hangat."

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Jangan pura-pura mencemaskanku. Aku baik-baik saja sampai sekarang dan akan tetap baik-baik saja di masa depan."

"Aku pastikan kau akan membesarkan Sae Byeol tanpa kekurangan apapun."

"Aku tidak butuh dukunganmu. Untuk yang terakhir kali, biarkan aku meminta satu hal."


Sementara itu, Se Jin sedang dalam perjalanan. Ia membawa sebuah boneka teddy bear besar. Sepertinya, ia berencana menemui Sae Byeol.


Bersambung..............

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...