The Promise Ep 46 Part 1

Sebelumnya..


Na Yeon sarapan bersama orang tua Do Hee.

Na Yeon menyeruput sup nya dengan lahap. Melihat itu, Sung Joo bertanya, apa Na Yeon menyukai sup nya.

Na Yeon berkata, semuanya enak.

Sung Joo lantas menyuruh Na Yeon mencoba kucai. Sung Joo bilang, kucai akan membantu membangkitkan selera makan Na Yeon.

Na Yeon mencobanya. Ia lalu mengatakan, makanannya enak.

Sung Joo lega.

"Bahkan meskipun dia kehilangan ingatannya, dia ingat makanan favoritnya." ucap Sung Joo.

Mendengar itu, Na Yeon berhenti menyendok sup nya.

"Do Hee selalu menyukai kucai. Bahkan sejak kau masih kecil, kami selalu menggodamu yang memiliki selera seperti nenek." ucap Dong Jin.


Na Yeon tersenyum.

Dong Jin dan Sung Joo senang melihat senyum Na Yeon.


Se Gwang kemudian datang. Membawakan sejerigen air segar untuk mereka. Se Gwang menuangkan satu per satu ke gelas mereka dan khusus untuk Na Yeon, dia berkata akan menuangkan segelas penuh.

Na Yeon berterima kasih pada Se Gwang tapi ia tak langsung meminumnya.

Se Gwang : Kau melukai perasaanku Do Hee Agassi. Biasanya kau akan langsung meminumnya karena ingin punya umur panjang.

Mendengar itu, Na Yeon langsung meminumnya.


Sung Joo lantas menyuruh Se Gwang sarapan bersama mereka. Saat hendak bangkit, mengambilkan mangkuk dan sup untuk Se Gwang, Na Yeon berdiri dan berkata, dia yang akan melakukannya.

Sontak, Se Gwang heran dengan sikap Na Yeon. Ia berkata, Do Hee yang sebelumnya bahkan tidak pernah menuangkan air untuknya sendiri.


Sekarang, Na Yeon sudah duduk di meja Do Hee. Na Yeon melihat tanggal di kalendernya. Hari itu adalah hari ulang tahun Mal Sook.

Na Yeon : Mianhae, Eomma...


Sung Joo lantas masuk. Na Yeon pun langsung meletakkan kalender itu di meja.

Sung Joo duduk di kasur Do Hee dan mengajak Na Yeon bicara. Na Yeon pun menatap Sung Joo.

Sung Joo : Kau berjalan ke wastafel tanpa tujuan dan meletakkan tanganmu di air kotor. Itu adalah hal yang paling ibu benci dan paling menjijikkan buatmu. Aku kesal karen kau tidak menjadi dirimu sendiri. Bahkan jika kau tidak bisa menjadi dirimu yang sebelumnya, jangan bersikap seperti orang asing padaku.

Na Yeon : Jeoseongeyo.

Sung Joo marah, itulah kenapa aku mengatakan ini! Bahkan jika kau tidak ingat, ingatlah sekarang dan jangan lakukan apapun yang kubenci!

Na Yeon : Akan kulakukan.

Sung Joo juga mengajak Na Yeon ke salon untuk mengubah rambut Na Yeon. Ia berkata, lebih suka style Do Hee yang sebelumnya.

*Sung Joo ini sakit jiwa. Gak sepantasnya dia bersikap seperti itu. Dia kan tahunya Do Hee itu amnesia, tapi dia malah maksa Do Hee buat ingat semuanya.


Se Jin sedang memilihkan dasi untuk Tae Joon. Setelah mendapatkan dasi yang cocok, ia berniat membantu Tae Joon memakainya. Tae Joon menolak. Ia bilang, ia akan melakukannya sendiri tapi Se Jin kekeuh mau melakukannya. Se Jin mengaku, sejak dulu ia ingin melakukan itu pada Tae Joon. Tapi Se Jin tidak mengerti bagaimana caranya memasang dasi.

Tae Joon tertawa.

"Biar aku saja. Tidak semua orang bisa melakukannya." ucap Tae Joon.

"Wae? Kau sedang membandingkan aku sekarang?" tanya Se Jin kesal.


Malas berdebat, Tae Joon pun mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan bahwa Kyung Wan mungkin menunggu mereka.

Se Jin lalu berkata, kalau Man Jung mengundangnya untuk makan siang. Se Jin mengaku, kalau ia tidak pernah menyukai masakan Man Jung.

Tae Joon melarang Se Jin datang jika tidak mau.


Tae Joon pamit. Se Jin pun minta cium. Tae Joon pun mencium Se Jin. Lalu, Tae Joon meminta Se Jin untuk tidak melakukan apapun yang tidak mereka sukai.

Se Jin mengerti.


Se Jin lalu mengantarkan Tae Joon keluar sambil mengatakan kalau para dewan direksi akan membicarakan dirinya yang akan segera bergabung dengan Baekdo dan meminta Tae Joon mendukungnya.

Se Jin dan Tae Joon turun ke bawah. Bersamaan dengan itu, Kyung Wan dan Yoo Kyung juga keluar dari kamar.

Melihat Tae Joon, Kyung Wan pun mengaku senang bisa pergi bekerja dikawal menantunya.

Tae Joon : Aku juga senang bisa mengawal ayah mertuaku yang tampan.

Se Jin : Putrimu yang cantik juga akan segera mengawalmu ke kantor.

Kyung Wan tertawa.

"Aku merasa seperti punya 1000 tentara. Tae Joon di kiri, Se Jin di kanan."

"Kau hanya perlu menjaga posisi Se Jin di kantor. Aku suka posisi Hwi Kyung." ucap Yoo Kyung.

"Jangan terlalu serakah. Se Jin punya waktu untuk merangkak naik." jawab Kyung Wan.

"Ayah benar, pikirkan Tae Joon juga. Aku bisa mengejarnya. Aku tidak bisa menjadi atasannya langsung." ucap Se Jin.

Sebelum pembicaraan itu melebar kemana2, Kyung Wan mengajak Tae Joon pergi.


Se Jin mau mengantar Tae Joon, tapi Yoo Kyung langsung menariknya.

"Kenapa kau sangat peduli pada Tae Joon? Dia asistenmu! Dia orang yang akan membuatmu menjadi pemilik Baekdo. Dia anjing yang setia! Kau paham!"

"Eomma, bagaimana bisa kau menyebutnya anjing setia?" protes Se Jin.


Tae Joon dan Kyung Wan tiba di Baekdo Begitu turun dari mobil, Tae Joon berdiri di dekat pintu dan membungkukkan kepalanya pada Kyung Wan. Setelah Kyung Wan turun, ia pun berjalan disamping Kyung Wan, menuju Baekdo.

Hwi Kyung menatap mereka dari kejauhan dengan tatapan kesal.


Na Yeon di salon langganan Do Hee, bersama Sung Joo. Mereka datang untuk mengubah rambut Na Yeon seperti rambut Do Hee.


Para dewan direksi sedang membahas kualifikasi Se Jin. Dua orang diantaranya berkata, bahwa siapa pun yang memiliki kualifikasi seperti Se Jin, akan diterima di perusahaan dan Se Jin memiliki bakat yang diperlukan untuk perusahaan.


Kyung Wan lalu menanyakan pendapat Hwi Kyung.

Hwi Kyung : Aku bisa ada di sini karena nepotisme jadi apa hakku untuk bicara?

Wajah Kyung Wan seketika berubah mendengarnya.

Hwi Kyung : Tapi aku bisa melihat bakat Se Jin.

Tae Joon juga ikut memberikan pendapat yang mendukung Se Jin masuk ke perusahaan. Tak hanya itu, ia juga berkata, mereka juga harus mempertimbangkan karyawan yang merasa minder karena masuk perusahaan karena nepotisme, untuk dipromosikan.


Kyung Wan mengambil muka. Ia berkata, meski Se Jin anaknya tapi jika Se Jin tidak memenuhi kualifikasi, maka Se Jin harus mundur.

Kyung Wan mengatakan itu sambil menatap Hwi Kyung. Hwi Kyung tampak sedikit kesal.

*Kasihan Hwi Kyung, 'diserang' mulu ama mereka yg haus kekuasaan.


Se Jin dan Yoo Kyung menunggu di ruangan Kyung Wan. Se Jin mengaku gugup dan takut kalau dewan direksi menolaknya.

Yoo Kyung : Coba saja kalau mereka berani.

Se Jin : Uri eomma menakutkan. Kau terlihat seperti akan membuat daftar sasaran.

Yoo Kyung : Kau meragukan ibumu? Lagipula, mereka tidak cukup bodoh untuk menolak seseorang yang bertalenta sepertimu.

Se Jin : Tapi kakek mungkin tidak senang. Dia takut aku akan menjatuhkan Paman Hwi Kyung.

Yoo Kyung : Kakekmu tidak cukup sehat untuk mencemaskan itu. Lagipula, kau harus menunjukkan apa yang bisa kau lakukan dan dapatkan persetujuannya. Kau paham?

Se Jin : Benarkah?


Ponsel Kyung Wan berbunyi. Se Jin pun langsung beranjak ke meja Kyung Wan. Se Jin : Sepertinya ayah melupakan ponselnya. Haruskah kujawab?

Yoo Kyung : Berikan padaku.

Yoo Kyung menjawabnya. Suara seorang wanita terdengar.

"Ini nomor Pimpinan Jang Kyung Wan?"

"Benar. Dia sedang rapat. Aku istrinya. Biar kusampaikan pesanmu untuknya."

"Kebetulan sekali, majalah kami menerima sesuatu. Ini tentang artikel Kang Tae Joon dan Jang Se Jin. Isi artikelnya sangat ekstrim. Karena itu aku ingin mendapatkan konfirmasi."

Yoo Kyung kaget, dimana kita bisa bertemu?


Yoo Kyung langsung pergi menemui orang itu di kafe.

"Anda Jang Se Jin eommoni?" tanya wanita itu.

Mereka lalu duduk dan wanita itu memberikan kartu namanya. Reporter Min So Hye dari Jungle News.


Yoo Kyung ingin melihat artikelnya. Reporter Min langsung menunjukkan artikelnya. Yoo Kyung kaget membacanya.

Reporter Min berkata, artikel itu tidak hanya menyebutkan nama Tae Joon dan Se Jin, tapi juga nama Kyung Wan dan Yoo Kyung.

"Itu mengatakan, kalian semua bekerja sama untuk membunuh seorang wanita. Ah, anak wanita itu juga. Umurnya baru 5 tahun."

Yoo Kyung kesal tapi ia tetap tersenyum dan mengklaim artikel itu sebagai sebuah cerita fiksi. Ia lalu bertanya, siapa yang menulis cerita fiksi itu.

Reporter Min berkata, seseorang yang tidak dikenal.

"Berdasarkan keadaaan, itu sangat masuk akal. Aku akan mencatat sangkalanmu. Aku akan menghubungimu lagi setelah aku melakukan penyelidikan lebih lanjut."


"Kau berencana melakukan penyelidikan untuk sesuatu yang tidak masuk akal? Kita seharusnya tidak duduk disini lagi untuk tujuan yang tidak jelas. Aku pastikan kau tidak mau dituntut, kan?"

Reporter Min menghela nafas.

"Begini saja. Aku akan memberimu sesuatu yang masuk akal dan lebih ekstrim." ucap Yoo Kyung.


Young Sook mengantarkan Pimpinan Park ke rumah abu Choi Min Hee, istri pertama Pimpinan Park.

Young Sook : Katakan semua yang mau kau katakan. Aku akan menunggu diluar.

Young Sook beranjak keluar.


Pimpinan Park : Aku berhutang permintaan maaf padamu. Aku akan segera berada di sana, jadi bersiaplah untuk mengomel. Aku tahu kau marah karena itu. Aku akan memastikan, akan menjelaskan semuanya pada Yoo Kyung, sebelum aku pergi. Jadi jangan cemas.

Pimpinan Park lalu menatap Young Sook. Kemudian ia mengatakan pada Min Hee, kalau Young Sook tidak melakukan kesalahan apapun.

"Semua itu karena aku pria yang mengerikan. Jadi tolong lepaskan dan jaga Hwi Kyung dan ibunya."


Yoo Kyung masuk ke kamarnya.

"Aku merasa bersalah pada ayah, tapi cepat atau lambat ini pasti ketahuan. Aku harus melakukan ini agar ibuku tenang disana."


Pimpinan Park dan Young Sook yang baru turun dari mobil, di depan rumah, dikejutkan dengan kehadiran para reporter. Para reporter meminta penjelasan soal Young Sook yang 'membunuh' Min Hee dan minta dinikahi Pimpinan Park dengan imbalan memberikan seorang putra pada Pimpinan Park. Mereka juga sengaja menuding Young Sook sengaja satu sekolah dengan Yoo Kyung untuk menggoda Pimpinan Park.


Young Sook membawa Pimpinan Park masuk ke kamar. Ia heran kenapa reporter2 itu mengungkit masa lalunya.

Young Sook : Kau pasti terkejut. Kau baik-baik saja?

Pimpinan Park : Kau harusnya mencemaskan dirimu. Aku baik-baik saja.

Young Sook : Aku terlalu tua untuk membiarkan ini menggangguku. Sejak aku masih muda, orang-orang memanggilku wanita simpanan dan pelacur. Aku sudah biasa.

Pimpinan Park : Benar, teruslah kuat seperti itu.


Sekarang, Young Sook sedang menunggui air yang ia masak matang, terduduk lemas setelah membaca artikel dirinya di internet. Tangisnya seketika pecah.


Pimpinan Park menghubungi seseorang bernama Tuan Go. Ia minta Tuan Go mencari tahu darimana sumber artikel Young Sook.


Hwi Kyung yang juga sudah membaca artikel itu, langsung menghubungi Soo Jin, mantan istrinya. Ia marah dan menuduh Soo Jin pelakunya. Soo Jin pun berkata, ia sudah membaca artikelnya tapi itu bukan ulahnya. Ia mengatakan itu ulah Do Hee karena ia sudah menceritakan soal itu pada Do Hee. Hwi Kyung kaget mendengarnya.


Pimpinan Park kembali dihubungi Tuan Go. Tuan Go tidak enak memberitahu siapa pelakunya.

"Apa itu Yoo Kyung!" tanya Pimpinan Park.

"Pimpinan..." Tuan Go tidak enak mengatakannya.

"Cepat proses wasiatku sesuai rencana." ucap Pimpinan Park.


Young Sook masuk ke kamar, membawakan teh untuk Pimpinan Park.

Ia langsung histeris menyadari suaminya sudah tidak ada.


Sementara itu, Hwi Kyung ke rumah Do Hee. Kebetulan Na Yeon baru saja pulang. Hwi Kyung melabrak Do Hee. Ia bahkan menuduh amnesia 'Do Hee' hanya pura-pura.

Na Yeon pun mengklaim, ia tidak ingat apa2 jadi tidak bisa mengajukan pembelaan.

Hwi Kyung : Kau mungkin sudah menyelesaikan artikel itu sebelum kau hilang ingatan. Aku juga ingat kata-katamu. Kau lupa siapa dirimu sejak kau berkencan denganku. Tapi tentu saja kau tidak ingat.

Na Yeon : Benar, aku tidak ingat. Tapi apakah Baek Do Hee yang kau kenal tipe seseorang yang akan menusukmu dari belakang?

Hwi Kyung terdiam mendengarnya. Na Yeon kemudian pergi meninggalkan Hwi Kyung dan masuk ke rumah Do Hee.


Ponsel Hwi Kyung berbunyi. Telepon dari sang ibu yang memberitahu kabar kematian Pimpinan Park. Sontak, Hwi Kyung syok mendengarnya.


Sementara Na Yeon langsung menatap Hwi Kyung saat mendengar Hwi Kyung bicara dengan Young Sook.

Hwi Kyung berkata, ia tidak akan memaafkan 'Do Hee' jika memang 'Do Hee' pelakunya.

Bersambung ke part 2.............

0 Comments:

Post a Comment