Skip to main content

Dan, Only Love Ep 1 Part 2

Sebelumnya...


Bu Choi langsung pergi menemui seorang dokter.

Bu Choi tanya, seberapa jauh yang sudah diketahui Tuan Jo.


Dokter itu lantas mengingat saat Tuan Jo menerobos masuk ke ruangannya saat ia sedang bersama pasiennya.


"Dia sudah bicara dengan administrasi dan pusat sumbangan. Bagaimana aku bisa merahasiakan kebenarannya?" jawab dokter itu.

"Jadi, kau mengatakan yang sebenarnya kepadanya?" tanya Bu Choi.

"Hari ini, aku berlagak tidak tahu apa-apa." jawab dokter.

"Hari ini?" tanya Bu Choi.

"Aku sudah tidak sanggup. Aku juga dokter. Aku kemari untuk mengatakan itu." jawab dokter.

"Dokter Kim, aku tahu kau dokter. Karena kau dokter, aku bicara kepadamu dengan sangat sopan dan memperlakukanmu dengan hormat. Aku tidak tahu apa-apa. Dokter yang menangani kornea, transplantasi, dan hal lainnya. Jika ada penyelidikan... Tidak. Itu tidak akan terjadi. Itu tidak boleh terjadi." ucap Bu Choi.

Dokter Kim terkejut, penyelidikan?


Bu Choi : Ingatlah ini. Kau menyeberangi jembatan dan aku mengebom jembatan itu. Sekarang kau tidak bisa kembali. Kau mengerti?

Dokter Kim mengangguk. Lalu Bu Choi beranjak pergi.


Di kamarnya, Yeon Seo memikirkan Dan.

Yeon Seo : Siapa pria itu?

Kesal, Yeon Seo meremas saputangan Dan yang sedang dipegangnya.


Sementara Dan sendiri, berusaha melihat bayangannya. Tapi ia tidak punya bayangan. Lalu ia mencoba menyetopkan sebuah mobil yang melintas, tapi mobil itu terus melaju tanpa melihatnya.

Dan pun pusing. Ia bertanya2, bagaimana bisa Yeon Seo melihatnya.


Lalu mobil yang coba dihentikan Dan tadi, tiba2 saja berhenti.

Dan melihat dua wanita turun dari mobil dan berganti posisi. Setelah itu, mobil itu kembali melaju.


Setelah mobil itu melaju pergi, Dan menemukan seekor kucing yang sekarat karena ditabrak mobil tadi.

Dan : Klienku, kau masih hidup?


Sementara, si pelaku tabrak lari kucing itu adalah Ni Na. Ni Na menangis dan mencemaskan kucing itu. Ia juga merasa bersalah karena sudah menabrak kucing itu.

Roo Na yang menyetir mobil berkata, bahwa mereka sudah melaporkan kejadian itu jadi akan ada yang datang mengurus kucing itu.

Roo Na menyuruh Ni Na berhenti menangis dan minum teh.

Roo Na : Jika menangis, kau akan sesak.

Ni Na : Eonni, ayo kembali. Bagaimana jika kucing itu tertabrak lagi sebelum orang datang? Mari kembali dan menguburnya. Aku ingin melakukannya. Kumohon.


Roo Na menghentikan mobilnya dan menasihati Ni Na.

Roo Na : Ni Na-ya, tenanglah dan berhenti menangis. Itu hanya kecelakaan. Kau tidak membunuhnya. Kucing itu hanya mengalami hal tragis. Itulah tragedi bagi semua orang. Tragedi terjadi secara mendadak dan merenggut segalanya. Sebelum itu terjadi, kau harus menyingkirkannya. Kendalikan dan tenangkan dirimu. Besok kau tampil. Jangan sampai tubuh dan perasaanmu terguncang. Jadi, minumlah ini dan tidurlah, Odette.

Ni Na mengerti.

Ternyata, Ni Na besok akan memerankan Odette di acara yang digelar Yayasan Fantasia.


Dan membawa kucing itu ke rumah 'atasan' nya. Di sana juga ada bayi2 kucing lainnya.

Dan dan 'atasan' nya yang bernama Hoo, melihat kucing2 itu dengan wajah gemas.

Dan : Astaga, lihatlah kalian. Hebat, bukan? Betapa menggemaskan bayi-bayi ini. Mereka jauh lebih baik daripada manusia.


Hoo tiba2 menatap tajam Dan. Hoo :  Berandal. Sekarang apa rencanamu?

Dan : Maaf, tapi mereka menggemaskan. Tadi matamu dipenuhi oleh cinta.

Hoo : Aku sudah melarangmu mencampuri hidup. Kau menyuruhku menjaga janda dan anak yatim piatu.

Dan : Sifat malaikat adalah mencintai kebaikan dan membenci kejahatan. Aku hanya mengikuti naluriku.

Hoo : Begitu rupanya. Itulah sebabnya kau melakukan ini.

Hoo pun mengungkit kelakuan nakal Dan selama ini.


Hoo : Kau mendorong pemuda berusia 17 tahun ke toilet portabel.

Dan : Mendorong? Aku tidak pernah mendorong manusia. Dia merundung teman masa kecilnya.

Hoo : Bukan hanya itu. Kau membuka kandang di truk yang dipenuhi anjing dan membebaskan mereka di jalanan.


Dan : Mereka akan dijual ke pasar anjing. Tindakan itu ilegal dan semua anjing itu dianiaya.

Hoo : Astaga. Apa yang harus kulakukan terhadap bocah ini?

Dan : Tujuan hebat dewa tidak akan gagal hanya karena jentikan jari malaikat rendahan sepertiku. Selain itu... Bagaimanapun, aku akan pergi ke sana besok. Waktuku telah usai.

Hoo : Kau sungguh menyebalkan.


Dan : Hoo Sunbae, manusia tidak bisa melihat kita, bukan? Sekuat apa pun spiritual mereka.

Tapi kemudian, Dan meminta Hoo melupakan apa yang baru ditanyakannya. Ia beralasan, dirinya baru bertemu  manusia sensitif yang bermulut kotor.

Hoo curiga, jangan bilang kau....

Dan : Aku tidak melakukan apa pun. Justru dia yang menyentuhku.

Hoo : Jika menyentuh manusia, kau akan langsung menghilang.


Hoo : Kau akan menghilang seperti asap dan debu dalam sekejap.

Hoo mengatakannya, sambil mematikan lilin dengan menjentikkan jarinya.

Dan : Sisa waktuku hanya 24 jam. Tidak akan terjadi apa pun.

Hoo : Aku cemas karena sisa waktumu 24 jam. Sepertinya kau akan berhasil mengalami kepunahan malaikat yang sulit itu.

Dan : Ya, aku akan berhati-hati bahkan terhadap daun yang gugur. Aku takut akan bertemu manusia yang liar dan kejam.


Dan teringat kata2 Yeon Seo di taman tadi.

Yeon Seo : Indra keenamku lebih meningkat. Aku tidak butuh. Dewa? Tentu dia ada. Hanya saja dewa itu bedebah.


Dan menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir wajah Yeon Seo dari benaknya.

Saat itulah ia melihat sakunya dan tidak mendapati saputangannya disana.

Dan lalu ingat ketika Yeon Seo menyentuh badannya.


Flashback...

Yeon Seo menyentuh badannya. Saat itulah, Yeon Seo menarik sapu tangannya dan menjatuhkannya ke rumput.

Flashback end...


Dan langsung menutupi sakunya karena takut ketahuan Hoo.

Sementara Hoo yang berdiri membelakangi Dan, meminta Dan tidak datang terlambat besok.

Dan mengerti dan diam2 beranjak pergi.

Bersambung ke part 3....

Comments

Popular posts from this blog

I Have a Lover Ep 50

Sebelumnya.... “Aku rasa aku jatuh cinta lagi padamu.” Ucap Jin Eon begitu Hae Gang menghampirinya. “Aku sudah tahu.” jawab Hae Gang. “Berikan tasmu.” Pinta Jin Eon. “Tidak mau, tas melambangkan harga diri seorang wanita.” Jawab Hae Gang. “Berikan padaku. Tas wanitaku melambangkan harga diriku.” ucap Jin Eon. Hae Gang pun tersenyum, lalu memberikan tas alias keranjangnya yang berisi peralatan mandi pada Jin Eon. Jin Eon kemudian menyuruh Hae Gang menggandeng lengannya. Hae Gang pun menggandeng lengan Jin Eon, dan selanjutnya keduanya beranjak pergi menuju sauna dengan senyum terkembang. “Kau akan memakai itu?” tanya Hae Gang saat melihat Jin Eon sedang memilih2 baju sauna. “Aku pernah memakainya dulu.” Jawab Jin Eon. “Tak bisa kubayangkan…” dan Hae Gang pun tersenyum geli, “… tapi entah bagaimana tampaknya akan lucu.” “Awas ya kalau kau jatuh cinta padaku.” Ucap Jin Eon.   Ajumma penjaga sauna kemudian memberitahu bahwa Jin Eon...

I Have a Lover Ep 17 Part 2

Sebelumnya <<< Hae Gang di rumah sakit, menunggui Moon Tae Joon yang sedang di operasi. Wajahnya tampak cemas. Tak lama kemudian, Jin Eon datang. Dua staf keamanan Jin Eon yang sudah duluan tiba di sana, langsung menemui Jin Eon begitu Jin Eon datang. "Bagaimana dengan Moon Tae Joon?" tanya Jin Eon. "Dia sedang di operasi." jawab salah satu staf keamanan Jin Eon. "Lalu Do Hae... ah, maksudku Nona Dokgo Yong Gi?" tanya Jin Eon. "Dia menunggu di depan ruang operasi." jawab staf keamanan itu lagi. "Kau sudah mendapatkan nomor platnya?" tanya Jin Eon. "Sudah." Staf keamanan Jin Eon pun memberikan nomor plat kendaraan yang menabrak Tae Joon pada Jin Eon. Jin Eon menatap nomor plat itu dengan wajah cemas. Ia lalu menyusul Hae Gang ke ruang operasi. Keluarga Moon Tae Joon menyalahkan Hae Gang atas kecelakaan yang menimpa Tae Joon. Kakak Tae Joon berkata, jika saja Tae Joon mendengarkannya untuk m...

I Have a Lover Ep 29 Part 2

Sebelumnya... Seok sedang galau di kamar yang dulu ditempati Hae Gang. Tak lama kemudian, sang ayah datang. Seok mengaku bahwa mungkin dia harus keluar dari rumah untuk sementara waktu karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya. “Berusaha melupakan dengan putus asa akan membuatmu bertambah putus asa. Tidak bisakah putus asamu berkurang sedikit?” tanya sang ayah. “Aku punya penyesalan. Aku menyesal dan itu membuatku gila. Aku seharusnya menikahinya saat kau menyuruhku tahun lalu. Maka dengan begitu, dia akan berada di sampingku selamanya. Setidaknya, aku bisa mengatakan padanya untuk tinggal, untuk memohon padanya untuk tinggal. Aku rasa aku tidak bisa melepaskannya. Aku rasa tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku rasa aku tidak akan pernah bisa melepaskannya.” Jawab Seok. “Hanya kau menahan seseorang, hanya karena kau menyukainya, itu hanya akan membuat tanganmu sakit.   Tanpa bisa merasakan kehangatan, kau akan berteriak kesakitan. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah ...