Dan langsung lari ke taman tempat tadi ia dan Yeon Seo bertemu.
Ia panic karena saputangannya tak ketemu.
Dan pun ingat saat Hoo memberinya saputangan itu. Ternyata saputangan itu adalah saputangann yang hanya dimiliki para malaikat yang ditugaskan ke bumi dan tugas Hoo di bumi adalah menolong para binatang.
Hoo : Saputangan ini menjamin identitasmu sebagai malaikat dan menghubungkan bumi dengan langit. Jadi, jangan sampai hilang. Pastikan kau selalu membawanya.
Lalu Dan mendongak ke langit.
Dan : Tidak! Tidak mungkin!
Saputangan Dan, kini ada di tangan Yeon Seo. Yeon Seo tidur sambil memegang saputangan itu.
Tiba2, Yeon Seo mengigau.
Yeon Seo : Keluarlah, pengecut!
Yeon Seo terbangun dan langsung merasakan kakinya kram.
Yeon Seo pun memencet bel.
Dan Tuan Jo langsung datang, mengompres kaki Yeon Seo.
Tuan Jo : Kau terus bermimpi buruk.
Yeon Seo : Semua mimpiku buruk. Semuanya berwarna cerah.
Tuan Jo : Besok...
Yeon Seo : Aku tidak mau datang ke Fantasia.
Tuan Jo : Aku bertanya kapan kau akan pergi ke kolumbarium. Mereka sangat tidak bijaksana. Bagaimana bisa mereka mengadakannya di hari ini? Yeon Seo-ya, aku akan selalu memihakmu.
Yeon Seo : Ajussi, terkadang aku ketakutan. Bagaimana kau bisa selalu memihakku? Bagaimana kau bisa membantuku mengatur semuanya? Kenapa kau memihakku apa pun tindakanku? Seharusnya kau memanggilku tuan putri gila, berandal, dan bedebah. Bukankah wajar melakukan itu?
Tuan Jo : Yeon Seo-ya...
Yeon Seo : Jangan memanggilku begitu.
Yeon Seo lantas menyuruh Tuan Jo pergi dan mulai berbaring dalam selimutnya.
Tuan Jo menatap Yeon Seo.
Tuan Jo : Aku tahu dirimu yang sesungguhnya.
Yeon Seo : Sudah kubilang jangan sok tahu.
Tuan Jo lalu menatap foto kedua orang tua Yeon Seo.
Tuan Jo mengingat saat pertama kali ia bertemu dengan Yeon Seo.
Flashback...
Yeon Seo kecil menari di atas panggung, bersama teman2nya, dalam pertunjukan yang diadakan sekolahnya.
Di bangku penonton, Tuan Jo sibuk merekamnya.
Pertunjukan usai, ayah dan ibu Yeon Seo mengenalkan Yeon Seo pada Tuan Jo, supir baru mereka.
Tuan Jo sendiri masih sibuk merekam Yeon Seo.
Yeon Seo : Aku tidak bisa melihat penari utama dengan jelas.
"Tidak apa-apa. Dia sopir baru kita." ucap ayah Yeon Seo.
Tuan Jo pun menyapa Yeon Seo.
Tuan Jo : Halo, Tuan Putri. Namaku Jo Seung Hwan. Aku siap membantumu.
Yeon Seo membuang mukanya. Ia tidak menyukai Tuan Jo.
Seiring berjalannya waktu, Yeon Seo mulai dekat dengan Tuan Jo.
Yeon Seo yang baru selesai dengan pertunjukannya, berlari ke pelukan Tuan Jo yang menunggunya diluar ruangan.
Yeonn Seo : Bagaimana penampilanku?
Tuan Jo : Kau yang terbaik.
Yeo Seo : Aku baru merasa lega setelah kau bilang aku yang terbaik.
Yeon Seo lalu menunjukkan penghargaan yang diraihnya. Tuan Jo bangga Yeon Seo bisa meraih hadiah utama.
Flashback end...
"Ini karena hatimu telah terluka. Dulu kau anak yang ceria. Apa pun pendapat orang, meski kau menyangkalnya, kau bagaikan malaikat. Aku ingin melihatmu bersinar terang sekali lagi seperti saat kau masih kecil." ucap Tuan Jo sambil menatap Yeon Seo.
Tapi Yeon Seo malah menarik selimutnya.
Dan yang tahu2 sudah nongol di jendela, mengatai Yeon Seo anak yang kurang ajar.
Tuan Jo lantas berdiri. Ia menyalakan lilin dan berharap Yeon Seo bisa tidur nyenyak.
Setelah Tuan Jo pergi, Dan mengendap2 masuk ke kamar Yeon Seo.
Dan menatap sekeliling kamar Yeon Seo, mencari saputangannya. Lalu, ia melirik Yeon Seo yang masih ada di bawah selimut.
Dan lalu berniat membuka laci meja Yeon Seo. Ia melakukannya sepelan mungkin karena takut Yeon Seo mendengarnya lagi. Tapi belum sempat membuka laci, Yeon Seo menyibak selimutnya dan bangun dari tidurnya sambil berteriak menyebalkan.
Yeon Seo kemudian tidur lagi. Saat itulah, Dan melihat saputangannya dibawah bokong Yeon Seo.
Dan berusaha mengambilnya, sepelan mungkin.
Dan : Tunggu. Aku tidak perlu bersikap seperti ini.
Dan lantas berdehem, untuk mencari tahu apakah Yeon Seo bisa mendengar suaranya. Habis berdehem, dia membalikkan badannya.
Dia berdehem dua kali, tapi Yeon Seo biasa saja.
Karena Yeon Seo tidak mendengarnya, Dan langsung mengambil saputangannya. Bersamaan dengan itu, tangan Yeon Seo juga menarik saputangan Dan.
Yeon Seo pun mengira saputangannya sudah diambil karena nyangkut.
Lalu Yeon Seo menarik saputangannya sekuat mungkin, sampai Dan ikut tertarik ke arahnya.
Dan terkejut.
Yeon Seo lalu mulai tidur.
Dan pun kembali berusaha mengambil saputangannya. Tapi gagal lagi, karena Yeon Seo bangun lagi dan menatap ke arahnya. Dan terkejut dan sontak menjauh karena tidak mau ketahuan. Yeon Seo terus mendekatkan wajahnya ke arah Dan. Dan panic. Tapi berikutnya, Yeon Seo mengarahkan wajahnya ke lilin. Ternyata, Yeon Seo bangun karena mau mematikan lilinnya.
Sekarang, Dan duduk di atap rumah Yeon Seo. Ia gak tau lagi gimana caranya mengambil saputangannya itu.
Paginya, Nona Jung memberitahu seluruh pelayan kalau Tuan Jo akan keluar hari itu, jadi ia butuh seketaris sementara untuk mendampingi Yeon Seo.
Nona Jung : Ada yang ingin menawarkan diri? Bonus 100 persen dan izin cuti sepekan!
Tiba2, Yeon Seo turun.
Yeon Seo : Siapa yang bilang?
Nona Jung terpana melihat penampilan Yeon Seo.
Nona Jung : Dia memakai gaun desainer dan bulu mata palsu yang menawan. Artinya dia akan menghadiri pesta itu, bukan? Riasan itu cocok untukmu. Kau akan tampak lebih cantik daripada Ni Na.
Yeon Seo : Aku selalu lebih cantik daripada dia. Kau tidak tahu?
Tuan Jo tanya, apa Yeon Seo akan baik2 saja.
Yeon Seo mengulurkan tangannya dan mengajak Tuan Jo pergi.
Tuan Jo mengerti dan langsung menggandeng Yeon Seo.
Di perjalanan, Tuan Jo memberitahu kalau mereka akan menampilan tarian 'Swan Lake' selama pesta.
Yeon Seo : Jangan konyol. Aku tidak akan menyaksikannya.
Tuan Jo : Tapi kau bisa merasakannya. Kau juga sudah tahu ceritanya.
Yeon Seo : Itulah sebabnya itu akan lebih menyiksa! Apa aku harus mengatakannya agar kau paham!
Dan tiba2 muncul di dalam mobil.
Dan : Kau lah yang bodoh. Kau selalu bersikap keji. Dimana saputanganku!
Tuan Jo : Karena kau memutuskan menghadiri pesta ini, tunjukkan kepada mereka siapa pemilik Fantasia yang sebenarnya.
Yeon Seo : Kubilang aku tidak tertarik. Kau boleh memilikinya. Aku akan menyetujui semua dokumennya.
Dan : Dia mendapat sertifikat untuk ini? Dia harus mendapat sertifikat karena menjadi orang yang paling sinis dan keji.
Tuan Jo : Lantas, kenapa kau datang? Yeon Seo-ya.
Yeon Seo : Jangan bicara denganku. Kau berisik.
Yeon Seo lantas menyumbat kupingnya. Dan tambah heran melihat kelakuan Yeon Seo.
Dan : Diberkatilah orang-orang yang sabar. Orang bodoh ini mungkin belum menyadarinya, tapi kelak dia akan menghargaimu. Dia akan menangis dan menyesali perbuatannya di masa lalu.
Lalu Dan menanyakan saputangannya. Ia stress karena Yeon Seo tidak bisa mendengarnya.
Yeon Seo akhirnya tiba di Fantasia.
Seluruh pegawai, termasuk paman dan bibinya serta Roo Na sepupunya, langsung menyambutnya.
Bu Choi mengaku senang Yeon Seo datang.
Bu Choi dan Tuan Kim memeluknya erat.
Dan : Kalian berdua dalam masalah besar. Orang bodoh ini tidak punya kesabaran untuk kalian.
Yeon Seo mendorong mereka. Dan pun menyuruh Bu Choi dan Tuan Kim hati2 dengan tongkat Yeon Seo.
Yeon Seo : Kabar kalian baik?
Bu Choi : Tentu saja. Kami menangis tersedu karena ingin bertemu denganmu. Kau belum menemui kami selama tiga tahun terakhir. Tapi hari ini kau datang. Orang tuamu pasti bangga kepadamu. Tamu-tamu kami sangat bermoral dan ingin bertemu denganmu. Kau cukup diam saja. Sebaiknya begitu karena kau cantik. Kau akan tampak lebih tragis. Orang kaya cenderung menghabiskan uang saat merasa superior.
Roo Na menyuruh sang ibu berhenti bicara.
Roo Na lalu meminta pengertian Yeon Seo. Ia bilang, ibunya seperti itu karena sang ibu adalah direktur umum perusahaan balet,
Yeon Seo : Roo Na Eonni.
Roo Na : Kau ingat suaraku.
Tuan Kim : Syukurlah kau datang. Ayo masuk. Astaga. Ni Na akan sangat senang. Dahulu dia sering menangis dalam sehari karena merindukanmu.
Bu Choi mendekati Yeon Seo, mau menuntun Yeon Seo. Tapi dilarang Tuan Jo. Terpaksalah Bu Choi berhenti.
Tuan Jo lantas menggandeng Yeon Seo dan mengajaknya masuk.
Bersambung ke part 4..............
0 Comments:
Post a Comment