Won Bong dan Young Jin berdiri di tepi danau. Young Jin menangis mendengar curhatan Won Bong soal Nam Ok.
Ya, Won Bong sangat terpukul dengan kematian Nam Ok. Dia sangat2 kehilangan Nam Ok.
Won Bong : Nam Ok di depan mataku, dia terpuruk dan dikepung oleh polisi. Dia dibawa keluar dari gereja. Yang aku miliki hanyalah pistol dan senapan. Total 15 peluru. Jika aku membunuh diriku setelah membunuh 10 dari mereka, aku bisa menepati janjiku padanya. Kami berjanji akan mati dalam keadaan yang sama. Tapi saat itu, kepala dan hatiku membeku seolah-olah sebuah bongkahan es telah menembus mereka. Pandanganku kabur karena air mata. Dari situ aku sadar, aku ditakdirkan untuk bertarung sampai akhir, menahan rasa sakit dan penderitaan rekan-rekanku di sini...
Won Bong memegang dadanya.
Won Bong : Aku akan terus berjuang dan akan mati di senjata musuhku. Merasakan rasa sakit yang brutal yang dirasakan teman-temanku. Aku yakin akan diterima di akhirat. Mereka akan menyambutku disana. Cha Jung Im, Majar, Kim Nam Ok dan Heok. Heok yang malang.
Won Bong lalu berteriak, sialan kalian! Sialan!
-Different Dreams, Epi 39-40-
Matsuura sedang sarapan bersama istri dan kedua putranya.
Matsuura : Bagaimana sekolah kalian.
Hanya anak bungsunya yang menjawab, kalau sekolahnya baik2 saja.
Istri Matsuura langsung menatap anak sulung mereka.
Barulah si anak sulung menjawab kalau ia baik2 saja dan minta ayahnya tidak cemas.
Matsuura : Bahasa Korea sama sekali tidak berguna, jadi tetaplah menjadi orang Jepang. Negara ini bukan apa-apa tanpa Jepang. Jadi setia lah kepada Jepang, bukan patriotik.
Anak sulungnya tidak menjawab. Anak bungsunya lah yang menjawab iya dengan ceria.
*Bahkan anaknya sendiri memberontak, enggan memihak Jepang, tapi dia bisa apa? Dia hanyalah anak2.
Matsuura diantarkan istrinya keluar.
"Hati-hati lah." ucap istrinya.
Matsuura mengangguk.
Istri Matsuura tiba2 menjerit. Rupanya ada mayat yang tergeletak di depan rumah mereka.
Matsuura pun menyuruh istrinya masuk ke dalam. Sang istri diam aja.
Matsuura : Masuk!
Matsuura menyibak tikar jerami yang menutupi si mayat. Ia terkejut dan marah melihat itu mayat Matsuuda.
Matsuura menoleh ke belakang, mencari seseorang yang meletakkan mayat Matsuuda disana.
Won Bong sekarang sudah berada di kediamannya. Ia sedang bersama Se Joo. Se Joo duduk di kasur. Won Bong berdiri di depan ranjang.
Se Joo : Di mana Nam Ok sekarang?
Won Bong : Kumendengar dia dikremasi. Bersama dengan Majar, Jung Im, dan pemilik restoran.
Se Joo pun menyesal karena tidak bisa melihat rekan2nya untuk yang terakhir kalinya.
Se Joo lalu mendekati Won Bong.
Se Joo : Aku bersedia melakukan apa saja.
Won Bong : Apakah kau siap?
Se Joo mengangguk.
Sekarang, Won Bong dan Young Jin sedang bicara dengan Miki. Mereka menemui Miki di kediaman Tuan Noda. Won Bong berdiri di depan jendela.
Young Jin duduk bersama Miki
Young Jin terkejut melihat foto 3 orang dan langsung menatap Miki.
Won Bong : Berapa banyak yang menerima undangan?
"Mereka semua." jawab Miki sambil menikmati tehnya.
Flashback...
Saat Miki menulis undangan itu.
Flashback end...
Miki : Putra tertua Lee Geun Taek, Viscount Lee Chang Hun. Dia adalah perwakilan dari Asosiasi Aristokrat Joseon....
Miki : ... Dia memiliki sepupu yang bergelar baron dan salah satunya baru berusia 20 tahun.
Miki : ... Yang lain adalah seorang atlet judo profesional. Inilah mereka yang mendaftar Lampiran Korea-Jepang.
Miki : ... Satu-satunya anggota yang masih hidup dari Joongchuwon, penasihat Min Yeong Jun.
Miki : ... Para perwira muda dengan pandangan radikal tentara, angkatan laut, dan angkatan udara ... juga menerima undangan.
Matsuura tidak terima Matsuuda dibunuh.
Tak lama kemudian, Daiki datang menemuinya..
Matsuura : Bagaimana hasilnya?
Daiki : Keluargamu sudah berkemas dan pergi. Mereka akan menghubungi begitu mereka tiba disana.
Matsuura : Apa kau melihat ada yang mencurigakan?
Daiki : Tidak, tidak ada yang menonjol.
Matsuura : Pasti dia. Pria yang bersama Lee Young Jin di Shanghai.
Daiki : Dia mungkin anggota terakhir Korps Pahlawan.
Matsuura lantas berdiri dari duduknya dan menghadap ke jendela.
Matsuura : Kim Won Bong. Sesuatu yang besar akan terjadi. Sesuatu yang besar.
Fukuda menemui Oda di ruangannya.
Oda : Jadi masalah Korps Pahlawan sudah selesai?
Fukuda : Anggota yang tersisa akan meninggalkan Gyeongseong setelah kerusakan yang mereka terima.
Oda : Hidup pasti tidak dapat diprediksi, bukan? Apa yang akan terjadi jika kau terlibat dengan gadis itu? Bahkan gubernur ... diam-diam senang Hiroshi
tidak ada lagi di sini. Jika kau terlalu ambisius, sayapmu akan terbakar. Hiroshi contohnya.
Fukuda hanya tersenyum mendengarnya, sembari menatap Oda.
Oda yang kikuk ditatap Fukuda seperti itu pun meneguk tehnya.
Fukuda : Kudengar kau menghadiri pesta di Kelab Gyeongseong besok.
Oda : Betul. Otoritas militer muda akan datang, jadi aku harus tampil. Kenapa kau tidak ikut juga?
Fukuda tidak menjawab. Ia hanya tersenyum, lalu meneguk tehnya.
Won Bong memperingatkan Young Jin untuk tidak mengikutinya ke kelab. Won Bong bilang, hanya dia dan Se Joo yang akan menyusup ke kelab dan meminta Young Jin meninggalkan Gyeongseong.
Young Jin : Kalian berdua tidak bisa melakukannya sendiri.
Won Bong : Aku berjanji pada Kim Goo. Ini bukan peranmu.
Young Jin : Aku tahu peranku lebih baik daripada siapa pun.
Won Bong : Lakukan saja yang kukatakan! Korps Pahlawan memulai ini, jadi kamilah yang harusmengakhirinya. Fukuda adalah pria yang bisa dipercaya. Dia akan membantumu meninggalkan negara dengan aman.
Young Jin : Mengapa kau memilih saat ini untuk menyuruhku pergi?
Won Bong : Bukan aku. Kita baru saja kembali ke posisi kita masing-masing.
Won Bong lalu pergi meninggalkan Young Jin.
Maru dibebaskan dari Penjara Seodaemun.
Begitu keluar, ia melihat Fukuda sudah menunggunya.
Maru mendekati Fukuda.
Maru : Kau yang membebaskanku?
Fukuda melarang Maru kembali ke militer. Maru sendiri ternyata memang tidak berniat kembali lagi ke militer. Ia mengaku, menjadi polisi militer hanya untuk melayani Hiroshi. Fukuda lalu berkata, bahwa Maru sebenarnya orang Joseon.
Maru terkejut Fukuda mengetahuinya.
Fukuda mengajak Maru pergi. Fukuda bilang, ada seseorang yang ingin bertemu dengan Maru.
Maru terkejut Fukuda membawanya ke kediaman Hiroshi. Maru bertanya, kenapa mereka kesitu tapi Fukuda tidak menjawab dan berlalu begitu saja, menuju ke dalam. Maru pun mengikuti Fukuda.
Sampai di dalam, Maru melihat seorang pria berdiri di depan jendela kamar Hiroshi.
Maru langsung meminta penjelasan Fukuda tapi Fukuda diam saja.
Pria di jendela berbalik dan menatap Maru. Maru kaget melihat pria itu yang ternyata Won Bong.
Won Bong mendekati mereka.
Fukuda menjelaskan, kalau besok sore, Oda, Kenta dan Matsuura akan menghadiri pesta bangsawan Joseon dan perwira muda Jepang.
Won Bong juga ikut menjelaskan, kalau Korps Pahlawan masih punya urusan dengan orang2 itu.
Won Bong : Aku yakin kau juga ingin membunuh Matsuura.
Maru terdiam. Ia berpikir sejenak, sebelum akhirnya bertanya, apa yang bisa ia bantu.
Maru membawa Won Bong dan Fukuda ke gudang senjata Hiroshi.
Maru berkata, senjata2 itu tidak punya pemilik sekarang.
Won Bong melihat satu per satu senjata itu. Lalu kemudian, ia mengambil sebuah senapan dan melemparkannya ke Maru.
Won Bong : Mulai saat ini, kita berada di kapal yang sama.
Maru sontak terkejut.
Kelab Gyeongseong sedang mempersiapkan pesta yang diperuntukkan bagi para perwira muda demi kemakmuran Jepang.
Miki dan Nyonya Yoo menikmati teh sambil melihat persiapan itu dan bicara.
Nyonya Yoo tidak mengerti kenapa Miki menyuruhnya pergi sebelum acara dimulai.
Miki : Saat aku memberi kode, bawa para gadis itu dan pergi ke kamar dan jangan khawatir.
Nyonya Yoo : Apa yang sedang terjadi?
Miki pun memegang tangan Nyonya Yoo.
Miki : Aku selalu berterima kasih kepadamu. Tanpamu, hidupku bukan apa-apa. Kelab ini akan berada dibawah namamu lagi. Meskipun mungkin kau harus merenovasinya nanti.
Fukuda dan Won Bong bicara berdua.
Won Bong mengambil salah satu pistol dan meminta tolong pada Fukuda.
Won Bong : Young Jin akan tetap datang ke kelab.
Fukuda : Aku tahu.
Young Jin : Di kelab besok, akan sulit membedakan yang mana musuh dan teman, itu termasuk kau juga. Aku tidak akan punya waktu untuk memberitahumu dan Matsuura secara terpisah.
Won Bong memberikan pistol itu pada Fukuda. Fukuda menerimanya. Won Bong menatap Fukuda penuh keyakinan.
Paginya, Fukuda dan Young Jin melepas kepergian Won Bong, Maru dan Se Joo.
Young Jin berterima kasih atas bantuan Maru.
Maru meminta Young Jin berhati2. Ia bilang bahwa Hiroshi juga tidak mau Young Jin terluka.
Setelah mereka pergi, Fukuda memperingatkan Young Jin untuk tidak pergi ke kelab.
Fukuda juga bilang, itu juga yang diinginkan Won Bong.
Young Jin diam saja dan beranjak masuk ke dalam.
Fukuda menghela nafas sambil memperhatikan Young Jin. Ia tahu, tidak akan bisa menghentikan Young Jin.
Won Bong mampir ke lokasi dimana Nam Ok tewas bunuh diri. Masih ada darah Nam Ok disana.
Won Bong pun menangis lagi.
Maru dan Se Joo berhasil menyusup ke kelab.
Maru membawa mobilnya ke halaman belakang kelab.
Setibanya disana, seorang pria yang juga sudah menunggu kedatangan mereka, langsung membantu mereka membawa barang2 berisi senjata ke dalam gudang.
Won Bong sendiri sudah tiba duluan disana. Begitu kedua rekannya datang, Won Bong langsung menghampiri mereka.
Miki menemui Won Bong, Maru dan Se Joo. Ia membagikan seragam untuk Maru dan Se Joo.
Miki kemudian melihat senjata2 itu dan menatap Won Bong.
Miki : Jangan bergerak sampai roti siap dipanggang.
Won Bong mencemaskan Miki.
Won Bong : Jika itu terjadi, kau....
Miki : Jangan khawatirkan aku.
Miki mencengkram bahu Won Bong.
"Good luck." ucap Miki sembari tersenyum.
Won Bong juga tersenyum pada Miki.
Para tamu undangan mulai berdatangan.
Nyonya Yoo dan Miki berdiri diluar, menyambut para tamu penting.
Miki lalu melihat kedatangan Penasihat Min Yeong Jun.
Tamu undangan sudah memadati kelab.
Miki memasangkan sebuah lencana pada Viscount Lee Chang Hun. Miki bilang itu hanya lencana yang diberikan pada mereka yang mewakili asosiasi.
Tuan Lee : Pangeran Noda adalah panutan untuk bangsawan Joseon. Kau mungkin tidak tahu karena kau bukan wali sahnya.
Miki : Tidak tahu apa?
Tuan Lee : Apakah kau tahu betapa istimewanya kami para bangsawan?
Miki Bukankah uang memberimu hak istimewa?
Tuan Lee : Kau sapi murahan. Ada hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Anak-anak istimewa tidak perlu mengikuti ujian. Hanya mereka yang bisa masuk ke Universitas Gakushuin atau universitas kekaisaran.
Miki : Aku tahu.
Miki lalu mengambil dua lencana lagi dan menyuruh dua gadisnya memasangkan lencana itu pada dua pria tersisa.
Sontak, dua gadis Miki senang.
Young Jin resah memikirkan permintaan Won Bong yang menyuruhnya meninggalkan Gyeongseong dan melarangnya ikut campur di kelab.
Fukuda melihat Young Jin dari depan pintu. Ia menghela nafas dan sadar tidak akan bisa menghentikan Young Jin ke kelab.
Oda dan Kenta datang.
Begitu sampai di dalam, mereka juga menerima lencana dari Miki.
Won Bong dan Se Joo sudah selesai bersiap. Maru tanya, apa Won Bong benar2 yakin bisa mengubah dunia setelah menghabisi beberapa bangsawan.
Won Bong pun menatap tajam Maru.
Won Bong : Min Yeong Jun adalah lelaki terakhir yang bertahan di antara mereka yang menandatangani Lampiran Korea-Jepang. Seorang pencuri yang bekerja sama dengan musuh kita hidup di bawah gelar bangsawan. Gelar itu ... hanya akan membawa kekuatan untuk keluarga dan warisannya. Apa yang diturunkan dari generasi ke generasi bukan judulnya, tapi tindakan jahatnya. Kita harus menunjukkan padanya dan yang lainnya ... bahwa Joseon tidak akan mentolerirnya.
Won Bong dan Se Joo beranjak pergi.
Maru terdiam dan menatap sebuah pistol yang ada di depannya.
Tak lama kemudian, ia mengambil pistol itu dan menatap ke arah Won Bong pergi dengan mata berkaca-kaca. Ia mulai merasa yakin kalau Won Bong benar.
Young Jin sudah mengambil keputusan.
Ia keluar dari kamarnya dan terkejut melihat Fukuda berdiri di depan kamarnya.
Young Jin bilang pada Fukuda, bahwa ia harus pergi.
Fukuda hanya tersenyum. Ia memahami keputusan Young Jin.
*Si Fukuda bener2 ngawasin Young Jin padahal dia juga sadar gk akan bisa menghentikan Young Jin.
Malam pun tiba.
Matsuura menemui Daiki dan kedua rekannya yang berjaga di depan pintu kelab.
Matsuura : Bagaimana semuanya?
Daiki : Tidak ada yang luar biasa. Polisi militer sedang berjaga-jaga.
Matsuura : Menimbang bahwa aku sedang diancam, pesta ini tidak mungkin kebetulan. Tetap waspada.
Matsuura mengajak ketiga rekannya ke dalam.
Setelah semua tamu undangan masuk, seorang pelayan memanggil kedua temannya yang berdiri diluar untuk masuk ke dalam. Setelah temannya masuk ke dalam, ia mengunci pintu kelab.
Di dalam, Matsuura yang ditemani Daiki mengawasi setiap sudut kelab.
Miki yang melihat kedatangan Matsuura langsung masuk ke dalam.
Acara dimulai. Nyonya Yoo minta tamu undangan memberikan tepuk tangan untuk Tuan Min, Oda dan Kenta.
Sementara itu, pelayan yang menutup pintu tadi mulai mengevakuasi rekan2nya.
Miki terus berjalan masuk ke dalam, menjauhi lokasi acara.
Sementara Nyonya Yoo masih melanjutkan pidatonya.
Nyonya Yoo : Jepang Besar ditempatkan di sini di Gyeongseong. Sekarang, Viscount Min Yeong Jun yang menghiasi kami dengan kehadirannya akan menyampaikan beberapa kata.
Nyonya Yoo lantas melirik ke arah Miki yang berdiri diluar. Miki mengangguk, memberikan kode agar Nyonya Yoo lekas keluar.
Matsuura curiga saat melihat Nyonya Yoo buru2 keluar dari lokasi pesta.
Diluar, Nyonya Yoo kaget melihat pelayan yang mengevakuasi pelayan2 lainnya tadi. Ternyata pelayan itu Maru yang menyamar.
Nyonya Yoo kemudian pergi dan Maru segera mengunci pintu.
Para pelayan mulai meninggalkan kelab lewat pintu lain.
Won Bong tiba2 muncul dan langsung menembaki semua yang ada di ruangan saat Tuan Min sedang berpidato.
Oda dan Kenta ketakutan dan langsung mencari tempat sembunyi.
Polisi militer berusaha masuk tapi pintu terkunci.
Polisi militer berusaha mencari jalan lain.
Tepat saat itu, Young Jin datang dan menembak mereka.
Won Bong terus menembaki mereka. Tuan Min akhirnya tewas.
Polisi militer yang lain berhasil membuka pintu, tapi Young Jin menembak mereka dari belakang.
Para pelayan dan Nyonya Yoo berkumpul di ruangan lain.
Miki tampak menikmati tehnya di ruangan itu.
Oda berusaha kabur, tapi Se Joo tiba2 muncul di depannya membawa senjata.
Oda langsung kabur ke arah lain.
Won Bong meloncat dari lantai atas dan terus menembaki mereka.
Diluar ruangan, Maru juga ikut menembaki bangsawan yang ditemuinya.
Oda berusaha mencari jalan keluar, namun sialnya ia malah bertemu Se Joo yang langsung menembaknya di kepala.
Se Joo kemudian pergi.
Tak lama setelah Se Joo pergi, Young Jin datang dan menembaki mereka.
Won Bong terus menembaki para bangsawan yang sudah membunuh rekan2nya.
Daiki mencoba melindungi Kenta.
Tapi tak lama, Se Joo datang dan Kenta menjadikan Daiki sebagai tamengnya. Daiki tertembak dan tewas seketika.
Setelah itu, Se Joo menembak Kenta. Kenta tewas.
Tapi kemudian, Matsuura datang dan menembaki Se Joo.
Se Joo tewas.
Melihat Se Joo tewas, Won Bong langsung berlari ke arah Se Joo.
Matsuura : Kim Won Bong!
Matsuura pun menembak Won Bong.
Young Jin datang dan balas menembak Matsuura.
Matsuura berbalik dan langsung menembaki Young Jin dua kali.
Won Bong terkejut Young Jin tertembak.
Matsuura terus menembaki Young Jin.
Bersambung ke part 2......
Di 2 episode terakhir ini aku nangis kejer, waktu liat Won Bong makin nangis. Liat gimana rasa setia kawannya. Dia hancur banget waktu tau Nam Ok meninggal. Tangisnya pecah banget. Setelahnya aku sampe ikut nangis terus tiap liat Won Bong T_T bisa bayangin kan gimana terguncangnya Won Bong misal Young Jin tertembak atau meninggal? Hancur bener2 hancur, mungkin dia bakal kayak Nam Ok yg membunuh dirinya sendiri.