The Promise Ep 64 Part 1

Sebelumnya....


Lanjut gaes,,, episode ini, Se Jin hamil... Sy rada2 lupa, apa Se Jin beneran hamil, terus entar keguguran... atau dia hamil anggur...

Se Jin yang berjalan menuju divisinya Tae Joon, menghubungi Tae Joon. Se Jin tanya, Tae Joon dimana dan mengaku, sedang dalam perjalanan ke kantor Tae Joon sekarang membawa kopi.

Tae Joon yang ada di mobil di basement kantor pun berkata, kalau ia lagi diluar dan memarahi Se Jin karena tidak menelponnya dulu.

Se Jin lalu berkata, kalau ia akan memberikan kopinya ke karyawan Tae Joon saja, lalu ia mengajak Tae Joon makan bareng malam itu.

Tae Joon : Makan malam?

Se Jin : Sudah lama sekali, aku ingin makan ramen.

Tae Joon : Baiklah, akan kuhubungi kau lagi nanti.

Se Jin senang, sampai jumpa nanti.


Usai bicara dengan Se Jin, Tae Joon melirik kotak yang berisi surat2 dari Na Yeon, di sampingnya.


Sementara itu, Se Jin masuk ke divisinya Tae Joon dan hanya menemukan staff yang cewek disana lagi teleponan sambil marah-marah.

"Kau masih melakukannya? Bagaimana bisa kau memukul seseorang! Berapa banyak uang jaminan yang kau butuh? Hah, kau akan ditangkap jika tidak membayar uang jaminan? Darimana aku mendapat uang sebanyak itu? Lupakan!"

Staff cewek memutus panggilannya.

"Kau yang berbuat, jadi kau yang harus bertanggung jawab!"


Ia kemudian berdiri dan terkejut melihat Se Jin.

Se Jin : Semuanya pergi?

"Kau disini untuk menemui Pak Kang?"

"Waktu yang tepat adalah hadiah. Aku tidak begitu berbakat. Ayo minum kopi denganku." ajak Se Jin dengan wajah senang.

Staff cewek pun terkejut.

*FYI gaes,, Se Jin bakal nyuruh tu cewek ngelakuin sesuatu yang merugikan Na Yeon.


Di kamarnya, Young Sook masih membahas Yoon Ae dengan Na Yeon. Young Sook bilang, Yoon Ae sangat baik padanya saat mereka masih sekolah dulu tapi saat ia menikah dengan Pimpinan Park, ia memusuhi Yoon Ae dan memutuskan kontak dengan semua orang dari masa lalunya.

Young Sook : Aku tidak suka orang-orang mengatakan, aku menikahi ayah temanku.

Na Yeon : Tapi itu sudah lama, kenapa kau ingin mencari putrinya?

Young Sook : Aku ingin membantu gadis itu menemukan ayahnya.

Na Yeon kaget, ayahnya?

Young Sook : Karena itu aku sibuk. Aku ingin melakukannya saat aku masih sehat. Itulah kenapa aku minta tolong padamu.

Na Yeon : Kau tahu siapa ayahnya?


Sementara diluar, Yoo Kyung diberitahu pembantunya kalau Young Sook kedatangan tamu. Yoo Kyung : Siapa?

"Wanita yang mirip dengan tukang masak itu. Mereka bicara di kamar Bu Yoon."


Young Sook mengaku, bahwa ia tidak 100% yakin soal ayah Na Yeon.

Na Yeon : Boleh kutanya siapa dia?

Tepat saat itu, Yoo Kyung masuk dan mengajak Na Yeon bicara diluar.


Mereka bicara sambil minum teh. Yoo Kyung mengaku tidak suka Na Yeon menemui Young Sook di belakangnya.

Na Yeon : Aku tidak datang diam-diam dan aku tidak tertangkap basah olehmu.

Yoo Kyung : Mari kita perjelas. Ini rumahku, bukan rumah Hwi Kyung atau ibunya. Tapi rumahku. Aku tidak suka kau sering-sering datang ke rumahku.

Na Yeon : Kalau begitu, aku harus sering-sering datang. Aku ingin menjadi lebih dekat denganmu.

Yoo Kyung : Aku? Kenapa?

Na Yeon : Aku ingin mengenalmu lebih baik. Kau panutanku.


Yoo Kyung tertawa mendengarnya. "Kenapa?"

Na Yeon : Sekarang memang Pak Jang yang mendirikan Baekdo, tapi kau lah di belakangnya. Kau yang mengendalikan Pak Jang. Kau bukan orang yang akan puas hanya dengan mendukung Pak Jang. Kau bisa pergi kapanpun untuk mengambil perusahaan.

Yoo Kyung : Kau benar-benar sesuatu. Jadi apa yang kau bahas dengan ibunya Hwi Kyung? Jika ingin dekat denganku, tidak boleh ada rahasia diantara kita.

Na Yeon : Tentu saja. Bu Yoon bilang ingin mencari seseorang. Dia ingin menemukan putri temannya.

Yoo Kyung : Jangan pikirkan kata-katanya. Dia tidak normal.

Na Yeon : Apa maksudmu tidak normal?

Yoo Kyung : Aku pikir dia butuh perawatan. Kau paham maksudku, kan?

Na Yeon terdiam.


Sementara itu, Hwi Kyung menemui Kyung Wan.

Kyung Wan bilang alasan ia menyuruh Hwi Kyung ke ruangannya karena mau membicarkan soal Young Sook.

Kyung Wan mengatakan soal mental Young Sook yang sakit.

Hwi Kyung : Setelah ayah menigga, dia kehilangan kebun yang dia urus sepanjang hidupnya. Rumah itu sudah seperti kebun baginya. Jika Yoo Kyung tidak memprovokasinya, dia tidak akan membuat masalah.

Kyung Wan jelas membela Yoo Kyung dan meminta Hwi Kyung pindah dengan dalih demi kesehatan Young Sook tapi Hwi Kyung bilang ibunya tak mau pindah.


Di rumah, Yoo Kyung menuduh pembantu Young Sook mencuri cincinnya. Pembantu Young Sook menyangkalnya. Young Sook lantas keluar saat mendengar ribut2. Yoo Kyung pun memberitahu bahwa pembantu Young Sook mencuri cincinnya. Young Sook tidak percaya dan membela pembantunya. Yoo Kyung marah, apalagi ia tahu pembantu Young Sook habis keluar dari kamarnya. Pembantu Young Sook berkata, ia hanya membersihkan kamar Yoo Kyung seperti biasa. Tak lama, pembantu Yoo Kyung datang dan memberikan cincin itu. Ia bilang, menemukan cincin itu di laci pembantu Young Sook.

Yoo Kyung naik pitam dan langsung mengusir pembantu Young Sook. Ia tak peduli meski pembantu Young Sook menyangkal.


Setelah itu, Yoo Kyung kembali ke kamarnya dan menatap cincinnya yang dicuri pembantu Young Sook tadi. Tak lama, pembantunya datang dan Yoo Kyung memberikan cincinnya. Pembantunya menolak, ia bilang, ia membantu Yoo Kyung bukan karena cincin itu.

Yoo Kyung : Ambil lah, ini hadiah untukmu.

Pembantu Yoo Kyung menerimanya dan beranjak pergi.


Ya, itu ulah Yoo Kyung gaes. Dia sengaja menjebak pembantunya Young Sook, agar punya alasan mengusirnya, karena ia akan melakukan sesuatu yang buruk pada Young Sook.
 
Yoo Kyung : Yoon Young Suk, teruslah menggangguku. Kita lihat siapa yang akan menderita.


Sekarang, Young Sook berada di kantornya Dong Jin. Ia menangis tersedu-sedu di depan Dong Jin, sembari memegang saputangan Dong Jin.

Young Sook : Maafkan aku. Kau pria sibuk dan aku datang kesini dan menangis di depanmu. Aku egois, kan?

Dong Jin : Tidak masalah. Menangislah sepuasmu. Emosi tidak boleh dipendam. Jika kau memendamnya, akan buruk bagi kesehatanmu. Jika kau ingin menangis, menangis lah. Jika ingin teriak, teriak lah.

Young Sook : Aku bisa menyembunyikan perasaanku dengan baik di depan Hwi Kyung, tapi di depanmu, itu benar-benar sulit.


Dong Jin kemudian membuka lacinya dan mengambil sebuah kotak kecil dan memberikannya pada Young Sook.

Young Sook terkejut, apa ini?

Young Sook membukanya, ini bros.

Dong Jin : Aku membelinya sejak lama. Aku tidak yakin kau suka atau tidak. Aku membelinya pada hari aku dibebaskan dari penjara. Aku hendak memberikannya padamu, tapi kau tengah melahirkan.

Young Sook : Kau menyimpannya selama ini?

Dong Jin : Kau tahu aku buruk soal membuang barang.


Young Sook pun langsung memakainya.

Young Sook : Sangat cantik.


Sung Joo meletakkan bunga di meja Dong Jin. Saat hendak pergi, ia melihat laci Dong Jin terbuka. Sung Joo mencari2 sesuatu.

Sung Joo : Kemana bros itu pergi?

Tak lama, Sung Joo curiga bros itu diberikan Dong Jin ke Young Sook.


Se Jin diberitahu seketarisnya soal rapat jam 5 nanti.

"Ada di konstruksi department store Hangzhou, dan klien juga hadir."

Se Jin melirik jamnya.

Se Jin : Ada banyak waktu. Aku akan kembali sebelum itu.

"Jika Pak Jang bertanya, ke mana aku harus mengatakan kau pergi?"

"Suatu tempat yang bagus." jawab Se Jin.


Na Yeon yang sedang menuju mobilnya, dicegat Tae Joon. Tae Joon memaksa Na Yeon masuk mobilnya. Na Yeon menghempaskan tangan Tae Joon dan menatap kesal Tae Joon.

Disaat bersamaan, Se Jin sedang menuju mobilnya juga sambil bicara di telepon.

Se Jin : Aku tidak membuat janji, tetapi bisakah aku datang sekarang? Jeong Eunsuk di OB / GYN. Iya. Terima kasih.


Usai bicara di telepon, Se Jin mau masuk mobilnya tapi dia melihat Na Yeon masuk mobil Tae Joon.

Se Jin sontak kaget.


Dan begitu mereka pergi, dia bergegas mengikutinya.


Tae Joon membawa Na Yeon ke tepi sungai Ia mencampakkan semua surat2 Na Yeon serta foto mereka ke tanah.

Tae Joon : Lihat ini.

Tae Joon mengambil salah satu surat dan meminta Na Yeon melihatnya. Mata Tae Joon kembali terlihat putus asa.

Tae Joon : Ini salah satu catatannya Kau memasukkannya ke dalam kotak makan siang yang kau berikan untukku setiap hari. Ini identik dengan catatan yang kau tulis hari ini. Bagaimana ini bisa terjadi?

Na Yeon : Sangat menarik. Apa itu kebetulan?

Tae Joon : Lee Na Yeon, jebal sho geumanhae!

Na Yeon : Haruskah kau bertingkah gila seperti ini?

Tae Joon : Bagaimana dengan ini?


Tae Joon menunjukkan payung kuning serta kaset yang Na Yeon berikan padanya.

Tae Joon : Ini payung yang kau pakai untukku. Dan kaset itu, kau tidak ingat? Ketika kita berusia 12 tahun, kau memberiku ini di gereja. Lagu yang kau mainkan di piano di bar anggur malam itu! Kau mau bilang itu kebetulan! Kau berharap aku percaya!

Na Yeon : Kang Tae Joon-ssi, kau luar biasa. Sudah lama sejak kami berusia 12 tahun? Ternyata kau masih hidup dalam kenangan itu. Kau belum selesai dengan wanita bernama Lee Na Yeon itu.


Tae Joon lantas memegang kedua lengan Na Yeon dengan lembut dan menatap Na Yeon. Air matanya sudah meleleh.

Tae Joon : Kau Lee Na Yeon, ibunya Sae Byeol.

Na Yeon : Kau sangat gigih. Berapa lama lagi aku harus bertahan dengan sikapmu? Aku tidak memiliki ingatan tentang semua ini. Bukan dari kau  atau hal-hal murahan ini. Mengerti?

Tae Joon : Kau bisa membodohi orang lain, tapi tidak denganku. Kau mengirimiku sinyal bahwa kau Lee Na Yeon. Kenapa? Kenapa kau melakukan ini?

Na Yeon : Kalau begitu bawakan aku bukti bahwa aku Lee Na Yeon, lalu aku akan mempercayaimu.


Se Jin datang. Na Yeon pun mendekati Se Jin.

Na Yeon : Sekarang kau mengikuti orang? Pewaris tunggal Baekdo adalah seseorang yang mengekor suaminya karena tidak percaya pada suaminya. Kau tidak peduli dengan citramu? Sebuah rumor tentang kecemburuan, khayalanmu akan sangat menyakitimu.

Se Jin marah dan mencengkram Na Yeon.

Se Jin : Diam! Aku bilang diam!

Tae Joon melepaskan cengkraman Se Jin.

Na Yeon : Pertengkaran sepasang kekasih harus terjadi di kamarmu.  Apakah kau tidak tahu sopan santun?

Na Yeon beranjak pergi.


Se Jin mencengkram Tae Joon dan minta penjelasan kenapa Tae Joon terus membuatnya tersiksa seperti itu.

Tae Joon : Berapa lama lagi aku harus berada di bawah pengawasanmu!

Se Jin : Kau bahkan tidak peduli aku mengawasimu atau mengikutimu! Kau bertemu Baek Do Hee kapan pun kau mau dan memohon perhatiannya!


Se Jin lantas melihat surat2 Na Yeon dan semakin marah. Ia menyebut surat itu sampah dan merobek2nya, serta menginjaknya juga.

Tae Joon berusaha menghentikan Se Jin tapi Se Jin makin menggila. Tae Joon akhirnya mendorong Se Jin.


Kesal, Se Jin pun berjalan menuju sungai.

Na Yeon melihatnya dari kejauhan.

Tae Joon pun bergegas menghentikan Se Jin.

Se Jin : Aku akan menghilang! Aku akan bunuh diri!

Tae Joon : Kumohon sadarlah!


Tae Joon menampar Se Jin. Barulah Se Jin berhenti ngamuk.

Bersambung ke part 2...

0 Comments:

Post a Comment