The Promise Ep 96 Part 2

Sebelumnya...


Di restoran, Man Jung memberikan Mal Sook daftar hadiah yang harus mereka berikan padanya atas pernikahan Se Gwang-Geum Bong.

Mal Sook : Cincin berlian, mantel bulu dan dompet edisi terbatas. Apa lagi akses gratis ke restoran kami selama 10 tahun? Ini tidak benar.

Man Jung : Geum Bong, aku melakukan ini untukmu. Jika kau tidak membawa banyak hadiah, aku akan melecehkanmu sepanjang hidupmu. Tentu saja, aku tidak akan pernah melakukan itu, tapi kau tidak pernah tahu. Ini langkah pencegahan.

Mal Sook : Usir dia sekarang! Poong Dal Oppa!

Pak Heo : Baik. Ini benar-benar tidak benar.


Se Gwang juga ikut mengusir Man Jung. Ia bilang, Man Jung sudah membuatnya malu. Tapi Man Jung tak mau pergi.

Mal Sook : Apa sekarang? Apa yang akan membuatmu pergi?


Joong Dae keluar, memberikan Mal Sook dua kotak ayam.

Joong Dae : Ini dia. Sekarang pergilah.

Man Jung : Baik, aku akan pergi. Mal Sook, aku mengatakan apa yang perlu aku lakukan, jadi jika kau tidak ingin membuat putrimu menderita, jangan tinggalkan apa pun dari daftar itu.


Geum Bong kesal.

Geum Bong : Apa dia membayar ayamnya!

Geum Bong lalu menatap kesal Se Gwang.


Di toko, Man Jung dan Pak Heo lagi menikmati ayam Mal Sook.

Pak Heo : Kau harusnya membayar ayam ini.

Man Jung : Aku tidak punya uang.

Pak Heo : Kenapa tidak? Apakah kau sudah menghabiskan dana pernikahan Se Kwang?

Man Jung : Jangan khawatir. Tae Joon adalah putra yang baik, jadi dia akan memberiku banyak lagi.

Pak Heo : Semakin besar mimpimu, semakin pahit kekecewaannya.

Man Jung : Kau tidak percaya padaku? Haruskah kutunjukkan?

Man Jung lalu meraih ponselnya, menghubungi Tae Joon, tapi ponsel Tae Joon sudah tak aktif.

Man Jung kaget, apa dia menghindariku karena tahu aku akan minta uang lagi?


Na Yeon kembali menemui Pimp. Lee.

Na Yeon : Kau sudah melihat Se Jin?

Pimp. Lee : Sudah. Dia pasti sangat sakit kakinya. Dia tidak membiarkan aku mendekatinya.

Na Yeon : Sudah kuduga. Dia sangat gugup sekarang. Dia takut ... Pimpinan Jang yang membesarkannya akan meninggalkannya.

Pimp. Lee : Aku kecewa. Tapi dari caraku melihatnya, bahkan jika Pimpinan Jang mengetahui bahwa dia bukan anaknya, dia tidak akan meninggalkannya dengan mudah.


Na Yeon : Kau benar, tetapi situasi bisa berubah ... jika putri asli Pimpinan Jang .. muncul. Lebih dari itu, jika putri kandungnya itu mati karena Se Jin. Aku yakin.

Pimp. Lee : Maksudmu apa? Pimp. Jang punya anak perempuan? Dan apa? Putri itu meninggal karena Se Jin?

Na Yeon : Iya. Jika itu masalahnya, apakah Pimp. Jang bisa mencintai Se Jin?

Pimp. Lee : Apa yang kau mau dariku?

Na Yeon : Pimp. Jang akan segera meninggalkan Se Jin tanpa melihat ke belakang. Setelah itu terjadi, bukankah kau harus mengisi kekosongan itu? Aku tidak bermaksud kasar, tapi kudengar kau terpisah dari istrimu. Kau terasing dari anak perempuanmu juga.

Pimp. Lee : Apa yang kau coba katakan?

Na Yeon : Baekdo akan mendapatkan pimpinan baru besok. Probabilitasnya bahkan sekarang, tetapi orang yang berhubungan denganmu memiliki keuntungan yang kuat. Grup Baekdo ... Pimpinan Park Yoo Kyung. Dan pewarisnya, Jang Se Jin. Bagaimana menurutmu? Bukankah itu menarik?

Pimp. Lee mulai memikirkan kata2 Na Yeon.


Malam pun tiba. Na Yeon yang berjalan menuju rumah Do Hee, terkejut melihat Kyung Wan duduk di depan pagar.


Kyung Wan lalu berdiri setelah melihat Na Yeon. Na Yeon pun mendekatinya.

Kyung Wan : Kau pindah ke rumah Do Hee?

Na Yeon : Iya. Katakan apa yang kau mau. Aku harus masuk.


Kyung Wan pun memberikan Na Yeon hadiah.

Na Yeon : Apa itu?

Kyung Wan : Buka begitu kau berada di dalam.

Na Yeon menerimanya.


Kyung Wan lalu pergi. Na Yeon terdiam memandangi kepergian Kyung Wan.


Sampai di kamar Do Hee, Na Yeon membuka hadiah pemberian Kyung Wan. Isinya, sebuah dress dan jam tangan.


Jam tangan itu mengingatkan Na Yeon pada masa lalunya, saat Kyung Wan memberinya jam tangan yang sama, ketika mereka sedang di jalan menuju rumah Kyung Wan.


Na Yeon juga menemukan surat disana.

Kyung Wan Bagaimana mungkin aku berani memintamu memperlakukanku seperti seorang ayah? Yang bisa aku lakukan ... menyalahkan diriku sendiri karena tidak mengenalimu 20 tahun yang lalu. Aku harap kau hidup bahagia mulai sekarang. Kau mungkin membenciku.


Kyung Wan berjalan menyusuri jalanan.

Mata Na Yeon langsung berkaca-kaca membaca surat Kyung Wan.


Hari H pun tiba, hari pemilihan pimpinan baru Baekdo.

Yoo Kyung yang berjalan bersama para pendukungnya, bertemu Hwi Kyung di lobi.


Pemilihan dimulai.

"Setelah menambahkan semua saham masing-masing kandidat dan mereka yang mendukung mereka, Park Hwi Kyung memiliki keuntungan 2,5 persen." ucap moderator.

Sontak Yoo Kyung terdiam mendengarnya.

Sementara Kyung Wan dan pendukung Hwi Kyung senang. Moderator berkata, karena pemilik saham 3% Baekdo tidak datang, jadi suaranya tidak akan dihitung dan Hwi Kyung terpilih sebagai pimpinan ketiga Baekdo.


Namun Na Yeon tiba2 datang, membalikkan keadaan. Na Yeon mengenalkan diri perwakilan Ahn Sung Joo, pemilik saham 3% Baekdo.


Sontak, Hwi Kyung, Kyung Wan dan Yoo Kyung kaget mendengar Sung Joo lah si pemilik 3% saham itu.


Na Yeon pun memberikan dokumennya pada Pak Ko. Pak Ko menatap pada si moderator dan si moderator mengizinkan Na Yeon memberikan suara Sung Joo.

Na Yeon langsung maju, memberikan kertas suara Sung Joo.


Pimp. Lee datang dan melihat pemilihan itu.


Moderator membacakan suara Sung Joo yang memilih Yoo Kyung sebagai pimpinan baru Baekdo.


Yoo Kyung terkejut Sung Joo memilihnya, begitu pun dengan Hwi Kyung dan Kyung Wan.


Yoo Kyung senang tapi saat menatap Na Yeon, dia langsung tegang.


Di rumah, Se Jin senang mendengar kabar ibunya terpilih sebagai pimpinan Baekdo.


Tae Joon meringkuk di selnya.


Rapat selesai. Hwi Kyung beranjak meninggalkan Baekdo dengan wajah kecewa.


Yoo Kyung keluar dari ruang rapat bersama para pendukungnya. Diluar, ia bertemu Na Yeon dan para pendukungnya langsung pergi.

Yoo Kyung tersenyum pada Na Yeon yang memberinya ucapan selamat.


Na Yeon : Jangan puas dulu. Ini baru awalnya.

Yoo Kyung yang tadinya senyum, langsung menatap Na Yeon dengan wajah tegang setelah mendengar kata2 Na Yeon.


Bersambung...

1 Comments:

Post a Comment