Oke gaes lanjut...... abis ini, baru sy lanjut Blessing of The Sea....
Seung Jin mengacungkan pistol pada Won Bong! Apa yang terjadi?
-Episode 13, Butik Hyehwa-
Fukuda melihat Young Jin yang duduk bersama pria lain di kafe seberang jalan.
Pria itu, Won Bong. Won Bong tanya, bagaimana Rumah Sakit Umum Pemerintah Joseon?
Young Jin : Aku sering ke sana, sudah tidak asing lagi bagiku. Beberapa rekan kerja dari Klinik Jahye juga di sana.
Young Jin lalu menanyakan rencana Won Bong.
Won Bong : Ya. Kami akan menyelesaikan urusan butik itu. Aku akan membuat identitas baru.
Young Jin : Beri tahu aku kalau butuh bantuanku.
Won Bong : Kim Goo memberitahuku Korps Pahlawan dan Korps Patriotik Korea tidak searah.
Young Jin : Tetap saja kau tidak merasa tujuan kalian mungkin sama?
Won Bong : Entahlah. Aku tidak yakin.
Young Jin : Kau tidak memercayaiku.
Won Bong meminum tehnya, lalu mengatakan, yang tidak ia percaya adalah orang2 di sekitar Young Jin.
Young Jin tanya, apa itu karena ia putrinya Hiroshi.
Young Jin meneguk tehnya.
Won Bong : Lihat mobil hitam di seberang jalan sana. Lakukan sewajarnya mungkin. Dia sudah mengikutimu sejak dari butik. Dia seseorang yang mengenalmu.
Perlahan, Young Jin menatap ke arah Fukuda yang masih mengawasinya. Ia terkejut.
Won Bong lantas memberitahu Young Jin identitas barunya.
Won Bong : Saat aku bersamamu, aku akan menyamar sebagai pebisnis Tiongkok Jin Gook Bin. Aku mengimpor pasokan medis dan memiliki butik. Salvarsan yang dibawa Kim Seung Jin ke Manchuria juga dipasok olehku. Karena itulah kau dan aku pergi ke Manchuria.
Young Jin mengerti.
Fukuda melihat Young Jin beranjak dari duduknya bersama pria itu.
Won Bong menggunakan kacamata dan mengajak Young Jin pergi.
Sekarang, Fukuda sudah berada di Kepolisian Jongno. Ia memeriksa laporan yang diberikan Matsuura.
Fukuda : Aku sudah mengatakannya padamu.
Matsuura : Kau di sini untuk mengkritik pekerjaanku?
Fukuda : Untuk apa? Aku hanya mengatakan bukti yang kau kumpulkan tidak bisa diakui. Beberapa di antaranya bahkan sulit ditemukan Biro Urusan Yudisial.
Matsuura : Jadi maksudmu proses mendapatkan bukti itu lebih penting dibanding fakta itu sendiri?
Fukuda : Itu lebih baik dibanding melihat surat-surat dakwaan yang dikembalikan di mejaku ini.
Fukuda bangkit dari duduknya dan beranjak pergi.
Matsuura menjawab kata2 Fukuda.
Matsuura : Tidak mungkin menguliti monster tanpa membuat tanganmu penuh darah. Aku harus menguliti mereka demi mengetahui siapa mereka sebenarnya. Cari mereka yang bersembunyi, menguliti dan menghabisi mereka. Itulah tugasku. Akulah yang mengotori tangannya, bukan kau.
Fukuda berbalik dan menatap Matsuura.
Fukuda : Biar kuulangi sekali lagi. Aku tidak bisa mengeluarkan surat perintah untukmu terkait Lee Young Jin.
Matsuura : Saat Yoo Tae Joon meninggal, dia! Pergi ke Manchuria untuk bertemu Yoo Tae Joon. Dia ada disana.
Fukuda : Biar aku yang mengurusnya. Kau harus mencari jejak dana itu.
Fukuda berniat pergi, tapi ia balik lagi karena teringat sesuatu yang masih mau ia katakan.
Fukuda : Kau salah sangka soal sesuatu. Menguliti monster tanpa jejak darah merupakan tindakan seorang ahli. Kulit yang berdarah menurunkan nilainya.
Di ruangannya, Matsuura berteriak marah dan menjatuhkan barang2nya yang ada di meja.
Fukuda yang masih di lorong, tersenyum mendengarnya.
Sekarang, Fukuda sudah berada di kantor Oda. Fukuda mengatakan, ia memeriksa beberapa dokumen yang dikumpulkan tim Matsuura dan curiga, seseorang membocorkan informasi dari kantor Oda.
Oda kaget, maksudmu Matsuura?
Fukuda : Aku punya satu cara untuk membuktikannya.
Masih ingat dengan pasien pria yang membuat keributan di Klinik Jahye saat Young Jin menolongnya? Kini pria itu, duduk di beranda rumahnya. Tak lama, putrinya keluar membawakannya makanan.
"Aga, bawa mangkuk nasi dan peralatan makanmu."
"Aku akan makan di dapur." jawab putrinya.
"Dunia sekarang sudah berubah. Dokter wanita menyelamatkan nyawaku, apa lagi yang perlu ayah takuti? Kita makan bersama. Begitulah yang keluarga lakukan."
"Baik." jawab putrinya.
Daiki tiba2 datang ke rumah mereka. Sontak, pria itu marah karena Daiki berani menginjakkan kaki di rumahnya.
Daiki melihat lauk makan siang pria itu. Ia mencokok lauknya dengan tangannya dan mencicipinya.
Daiki : Kau memakai harta keluargamu untuk mendanai pengeboman. Tapi apa ini?
"Nagaseyo." usir putri pria itu.
Daiki : Aku akan kembali lagi. Kalau kau melaporkan putramu yang kau katakan sudah mati, kau akan mendapat satu dolar. Pikirkan baik-baik. Waktu hidupmu tidak lama lagi. Kalau kau habiskan sisa hidupmu di penjara, bagaimana kau menghadap para leluhurmu? Sampai nanti...
Daiki beranjak pergi.
Pria itu marah dan membuang lauk yang disentuh Daiki tadi.
Putrinya langsung membereskan lauk yang dibuangnya.
"Biarkan saja! Si bedebah menjijikkan itu sudah menyentuhnya!"
Pria itu masuk dan tidak jadi makan.
Dari kejauhan, Seung Jin menatap mereka dengan wajah sedih. *Ooooo, keluarga Seung Jin toh.
Di ruangan rahasia Butik Hyehwa, Majar sedang membuat bom, disaksikan Nam Ok dan Jung Im.
Nam Ok takjub, itu peledak hitam yang terkenal hebat itu?
Majar langsung menyuruh Nam Ok diam. Ia bilang, ucapan Nam Ok hanya akan membawa sial.
Giliran Jung Im yang tanya.
"Kau sedang membuat kue beras?"
"Kau benar. Kalau kukukus, ini akan menjadi kue beras wijen hitam." jawab Majar.
Sontak Nam Ok kesal karena Majar bicara dengan manis saat Jung Im yang bertanya. Ia menjambak rambut Majar. Majar kesakitan. Jung Im menyuruh Nam Ok berhenti.
Seung Jin pulang.
Jung Im yang hendak kembali ke atas, menegur Seung Jin tapi Seung Jin diam saja dan langsung berbaring.
Nam Ok memarahi Seung Jin yang menurutnya berkeliaran gak jelas di jalan. Tapi Seung Jin tidak mempedulikannya.
Nam Ok marah dan mau memberi Seung Jin pelajaran tapi dicegah Jung Im. Nam Ok mengerti. Jung Im pun beranjak ke atas.
Sementara itu, Seung Jin tampak berkaca-kaca. Nam Ok menatap curiga Seung Jin.
Fukuda ke Butik Hyehwa.
Jung Im yang tidak tahu siapa Fukuda, menyambut Fukuda seperti menyambut pelanggan biasa.
Majar langsung tegang, apalagi saat Fukuda menatapnya.
Fukuda lalu menatap Won Bong. Won Bong berdiri dan menyambut Fukuda seperti menyambut pelanggan biasa.
Majar mulai mengukur Fukuda.
Fukuda : Butik ini pasti masih baru.
Won Bong : Ya, kami masih mengatur beberapa hal. Anda pasti bekerja di dekat sini.
Fukuda : Benar, tidak jauh dari sini.
Di dekat pintu, Seung Jin dan Nam Ok mulai waspada.
Majar berkata, ia sudah mencatat ukurannya.
Fukuda mengerti.
Jung Im menyuruh Fukuda datang 3 hari lagi untuk mengepas pakaian.
Won Bong menanyakan nama Fukuda.
Fukuda : Aku Fukuda Saburo.
Won Bong : Ingin minum teh sebentar?
Fukuda : Tidak, terima kasih. Mungkin lain kali. Tolong kerjakan yang bagus.
Fukuda beranjak pergi.
Begitu Fukuda pergi, Majar langsung menarik napas lega.
Majar : Aku seperti akan mati saja.
Won Bong : Kerja bagus.
Jung Im : Dia jaksa dari Biro Urusan Yudisial. Namanya Fukuda Saburo.
Sekarang, Won Bong menemui Nam Ok dan Seung Jin. Nam Ok langsung memarahi Seung Jin begitu tahu siapa Fukuda.
Nam Ok : Apa kataku, harusnya kau tidak berkeliaran begitu. Semua orang di Gyeongseong mengenalimu, bukan?
Seung Jin : Seharusnya aku di Manchuria saja. Bagaimana bisa aku tidak menemui orang tuaku setelah ke sini?
Nam Ok : Kau cari mati? Mungkin itu malah jadi perpisahan terakhirmu.
Won Bong meminta Seung Jin bersabar. Ia berjanji, akan mencari jalan keluarnya.
Young Jin sampai di rumah dan mendapati Hyun Ok sedang duduk di ruang tengah sambil menatap bingkisan yang berisi kimono.
Hyun Ok berkata, ia baru kali ini melihat sesuatu yang sangat cantik seperti itu..
Hyun Ok : Ayahmu memesannya untukmu. Ini punyamu. Kau menyukainya?
Young Jin : Aku harus memakainya untuk Hari Pendirian rumah sakit?
Hyun Ok : Aku cemas kau tidak mau ke sana.
Young Jin : Aku harus ke sana. Ini kali pertama setelah Ayah menjadi direktur.
Hyun Ok : Aku yakin kau akan bertemu banyak pria seusiamu di sana.
Young Jin : Dan mereka semua sudah menikah. Tidak perlu memusingkanku lagi.
Hyun Ok : Aku tidak akan menyerah untuk menikahkanmu sampai mati.
Hyun Ok lalu mengajak Young Jin makan. Ia bilang, ia membeli jeli buckwheat di Jincheon.
Young Jin mengangguk sembari tersenyum.
Begitu Hyun Ok pergi, Young Jin menatap kimono itu dengan kesal.
Lalu ia ingat kata2 Won Bong saat mereka duduk di kafe.
Won Bong : Kau terhubung dengan terlalu banyak pejabat tinggi Jepang. Kau pedang bermata dua.
Young Jin melemparkan kimononya ke kasur. Ia benar-benar kesal.
Won Bong dan Nam Ok menuju suatu tempat.
Tanpa mereka sadari, mereka diikuti anggota tim Matsuura.
Won Bong dan Nam Ok tiba di Apotek Seohwa yang menjadi lokasi persembunyian rahasia Pemerintah Sementara.
Won Bong melihat salah satu obat dan menatap tajam si pemilik toko.
Won Bong lalu mendekati si pemilik toko. Ia mau bicara, tapi langsung disuruh diam oleh si pemilik toko.
Si pemilik toko berkata, mereka sedang diawasi polisi.
Won Bong dan Nam Ok kemudian beranjak pergi.
Anggota Matsuura masih terus mengikuti mereka. Namun tak lama, ia kehilangan jejak mereka.
Se Na masuk ke ruangan Oda, mengantarkan minuman untuk Oda dan Fukuda.
Saat itu, Oda dan Fukuda tengah membicarakan soal dana yang diantar ke Lee Soon Goo.
Fukuda : Dia sangat dekat dengan Lee Dong Hee, mantan perdana menteri pemerintah sementara. Dia belum lama ini berada di Moskow. Tapi sekarang, kurasa dia di Gyeongseong.
Se Na beranjak keluar.
Fukuda dan Oda langsung menatap tajam padanya.
.
Di Hyehwa, Seung Jin menatap sebuah syal yang ada di leher manekin. Sepertiya dia ingin memberi syal itu pada wanita itu.
Melihat itu, Jung Im mendekati Seung Jin.
Jung Im : Kau menyukainya? Wanita menyukainya. Tipis, tapi lebih hangat dari kelihatannya.
Jung Im kemudian mengambil syal itu dan memberikannya pada Seung Jin.
Jung Im : Ambillah. Saat bertemu calon istrimu, berikanlah padanya.
Seung Jin tertegun.
Won Bong dan pria si pemilik apotik bertemu di sebuah kedai.
"Sayang sekali, tapi mata polisi Jepang sudah terbuka. Aku mendengarnya dari Andong. Katanya kau membuka satu apotek di Jemulpo. Donggu akan memberikanmu uang itu. Bagaimana kalian bisa terhubung? Siapa kau hingga dia mau membantu?" tanya pria itu.
"Aku Kim Wong Bong."
Sontak pria itu kaget.
Mereka lantas masuk ke inti pembicaraan. Pria itu tanya, apa yang dibutuhkan Won Bong.
Won Bong : Nitrogliserin. Sulitkah?
"Apa pun yang dilakukan diam-diam tidak pernah mudah. Pabrik mesiu. Syukurlah tempat itu terletak di dekat Jemulpo. Ada seorang manajer dari Universitas Kekaisaran Tokyo. Setengahnya dari Joseon. Selain itu, mereka memihak kita." ucap pria itu.
"Cara masuknya masalahnya." jawab Won Bong.
"Ada satu cara. Mereka sedang membangun tanggul, buruh datang dan pergi setiap hari." ucap pria itu.
Malam pun tiba. Nam Ok makan dengan lahap. Won Bong duduk di depan perapian.
Nam Ok : Kau tahu, Seung Jin bukan bagian dari Korps Pahlawan. Kita hanya merekrut satu orang, Yoo Tae Joon. Bagaimana kalau kita mengirimnya?
Won Bong : Ke mana? Ke rumah yang diawasi polisi Jepang itu? Kau mau dia ke sana?
Nam Ok : Mau bagaimana lagi. Dia seharusnya mengetahuinya. Kurasa dia hanya akan memberi kita masalah.
Won Bong : Kau sendiri jangan cari masalah.
Nam Ok : Terkadang kurasa aku lebih hebat darimu. Dia tidak bisa ke mana-mana kalau kita mengirimnya.
Won Bong : Kita hanya membuatnya dalam bahaya. Dia lemah.
Won Bong lantas duduk di depan Nam Ok.
Nam Ok : Heok juga lemah, lihat apa yang dilakukannya.
Won Bong : Bukannya kau merindukan orang tuamu?
Nam Ok : Karena mereka sudah tiada, lebih baik aku menemui mereka terlambat dibanding lebih cepat. Bagaimana denganmu? Sudah cari orang tuamu?
Won Bong : Waktu itu di restoran nasi sup seperti ini. Itu kali terakhir aku melihat ayahku. Dia diam saja saat kubilang aku akan ke Manchuria. Sebelum pergi, di berkata, "Anggaplah orang tuamu sudah mati, keluargamu tidak akan menghentikanmu dan ibumu tidak akan terluka karenamu. Sekarang bagimu kami sudah mati. Jangan lupakan itu. Jangan sekali pun kau berpikir untuk kembali atau mencari kami". Tidak mencari mereka adalah hal terbaik yang bisa kulakukan untuk mereka. Aku ingin memercayainya.
Nam Ok : Keluarga kita. Terserahlah.
Won Bong : Makan saja, saekkia.
Nam Ok : Kau tidak makan?
Won Bong : Kau saja!
Kita ke Jongno. Fukuda tanya ke Matsuura perkembangan pencarian dana Tae Joon.
Matsuura : Lee Soon Goo. Pernah dengar tentang dia?
Sontak, Fukuda tersenyum mendengarnya dan langsung tahu siapa yang membocorkan info itu ke Matsuura.
Matsuura : Dia informan pemerintah sementara di Shanghai. Dia akan menggantikan Yoo Tae Joon.
Fukuda menatap Matsuura dan tanya keberadaan Lee Soon Goo.
Matsuura : Di antara orang Korea berusia antara 20 sampai 50 tahun, aku mencari nama itu dan sudah memisahkan mereka yang pergi ke Shanghai atau Manchuria dalam dua tiga tahun terakhir dan sekarang tinggal di Gyeongseong. Hanya ada dua orang.
Fukuda terenyum.
Matsuura heran, ada apa.
Fukuda : Aku tidak bisa berkata-kata. Aku tidak kau mengenalnya.
Matsuura : Aku akan segera menangkapnya.
Fukuda langsung semangat, ayo kita pergi bersama.
Tapi Fukuda mengajak mereka ke kantor Oda. Sontak, Matsuura dan tim nya bingung.
Fukuda meminta mereka mengikutinya saja jika mau tahu.
Fukuda membawa mereka menemui Sena.
Sena pun berkata, Oda sedang tidak ada di tempat.
Fukuda : Aku tahu.
Fukuda lalu menyuruh Matsuura masuk. Sena pun bingung. Fukuda lantas menunjukkan surat yang sudah dibubuhi cap.
Fukuda : Nona Sena Misomo. Kau ditangkap tanpa surat perintah karena membocorkan informasi dan menghalangi jalan keadilan. Kau membubuhi cap, bersumpah tidak membocorkan apa pun yang kau lihat atau dengar di Kantor Gubernur Joseon. Hukuman tambahan diberlakukan untuk pelanggaran itu juga.
Fukuda menyuruh Matsuura menangkap Sena. Terpaksalah Matsuura menangkap Sena.
Setelah Sena dibawa pergi anggotanya, Matsuura coba tersenyum pada Fukuda. Fukuda membalasnya dengan tersenyum lebar.
Matsuura menemui Sena di ruang interogasi.
Matsuura mencengkram bahu Sena dan meminta Sena mendengarkannya baik2.
Matsuura : Fukuda tahu semuanya. Meski begitu, dia masih memintaku menginterogasimu karena...
Matsuura melepas cengkramannya. Sena langsung memegangi bahunya yang terasa sakit habis dicengkram Matsuura.
Matsuura : Katakan kau tidak tahu apa-apa. Kau mendengar banyak hal di kantor Direktur Oda, tapi nyatakan kau tidak pernah memberi tahu siapa pun atau mendapat uang dariku.
Sena : Kata Anda dia tahu semuanya.
Matsuura : Kalau masalah ini jadi resmi, Direktur Oda akan bertanggung jawab. Rupanya ini sebuah peringatan.
Hari itu tiba.. Hiroshi datang bersama Young Jin. Young Jin terlihat cantik sekali.
Seluruh rekan2 Young Jin sesama dokter, memuji kecantikan Young Jin.
Madam Yoo datang dan memberi ucapan selamat pada Hiroshi.
Madam Yoo : Aku mendengar banyak hal tentangmu. Senang kita bisa bertemu.
Ishida menatap Young Jin dari jauh dengan tatapan waspada.
Oda memanggil Madam Yoo, memberitahukan kedatangan Tuan Noda.
Tak lama, Tuan Noda datang bersama Kenta.
Hiroshi berterima kasih atas kedatangan Tuan Noda. Tuan Noda berkata, Miki lah yang memaksanya datang.
Tuan Noda lalu menatap Young Jin yang mengenakan kimono, namun tatapannya remeh sekali.
Tuan Noda kemudian pergi.
Oda dan Kenta sama2 memberi ucapan selamat pada Hiroshi. Setelah itu, perhatian keduanya tertuju pada Young Jin.
Di ruangannya, Miki sedang bersiap2.
Acara dimulai. Tuan Noda naik ke panggung, memberikan pidato singkat.
Tuan Noda : Belakangan ini anak muda tidak senang saat orang tua naik panggung dan berbicara terlalu lama. Hari ini kita merayakan pendirian Rumah Sakit Umum Pemerintah. Aku, Noda Haijiro, akan mewakili gubernur dan menjelaskan apa arti rumah sakti ini bagi kita semua. Hanya mereka yang sehat yang bisa menjadi pendiri dan membantu kaisar agung kita dalam memenuhi impiannya. Kuharap kita semua bisa memahaminya dan menghabiskan malam ini merayakan pendirian rumah sakit ini dengan terus mengingatnya. Hidup kaisar!
Semua orang bersorak, Hidup Kaisar!
Tapi tidak dengan Young Jin yang terlihat dingin.
Tapi Young Jin yang tidak mau menarik perhatian, membalut wajah dinginnya dengan senyuman.
Fukuda baru datang dan tertegun melihat Young Jin.
Miki mulai bernyanyi.
Semua hadirin menikmati nyanyian Miki.
Young Jin ikut tersenyum. Fukuda menatap Young Jin penuh cinta.
Fukuda menghela nafas, lalu beranjak mendekati Young Jin.
Young Jin terkejut melihat Fukuda.
Fukuda lantas membisikkan sesuatu ke Young Jin.
Young Jin tersenyum dan pergi bersama Fukuda.
Miki yang melihat itu cemburu.
Tapi di depan tamu undangan, ia coba tersenyum dan menyanyi dengan ceria.
Bersambung ke part 2..........
0 Comments:
Post a Comment