Besoknya, Yoon Do datang menemui Tae Hyung bersama Seok Hee.
Yoon Do : Aku turut berduka atas apa yang terjadi pada ayahmu.
Tae Hyung tertawa sinis.
"Bukankah itu yang kalian inginkan?" tanyanya.
"Yang kami inginkan adalah kebenaran. Bukankah itu juga alasan kenapa kau duduk di sini?" jawab Seok Hee.
"Aku tidak berpikir ayahmu adalah jaksa yang baik. Tapi, aku tidak mau mengkritik perasaanmu soal kematian ayahmu." ucap Yoon Do.
"Jadi, apa rencanamu?" tanya Seok Hee.
"Direktur Han terlibat dalam kasus penggelapan Pengacara Heo dan dia mengganggu ayahku dalam pelaksanaan tugasnya. Aku memiliki buktinya." jawab Tae Hyung.
"Bukti?" tanya Yoon Do.
"Aku menemukannya ketika aku melacak apa yang telah dilakukan ayahku. Dan tentu saja aku menyadari tentang masa lalu ayahku yang memalukan." jawab Tae Hyung.
"Kenapa kau mau bergabung dengan kami?" tanya Seok Hee.
"Aku membiarkannya lolos kali ini. Tapi, jika aku membiarkannya lolos dua kali, maka aku lah masalahnya. Han Je Kook bukan lawan yang mudah. Aku yakin kalian berdua lebih tahu daripada aku. Kita harus memenangkan permainan ini. Kupikir kalian akan lebih baik daripada aku dalam melawan Direktur Han. Semakin banyak tuntutan kita terhadapnya, makin tinggi peluang kita untuk menahannya." jawab Tae Hyung.
"Sekarang kita sepaham." jawab Seok Hee.
"Kalian menuntutnya menghalangi usaha melalui pemakaian komputer dan pemerasan. Aku bisa menuntutnya untuk tuduhan itu, tapi tidak bisa menjamin dia akan dipenjara. Bukankah kau mau dia dipenjara?" ucap Tae Hyung.
"Tentu saja." jawab Seok Hee.
"Lantas, apakah rencanamu adalah "lebih banyak, lebih baik"?" tanya Seok Hee.
"Aku yakin kau tidak bertangan kosong saat berusaha menangkapnya." jawab Tae Hyung.
"Tentu tidak." ucap Yoon Do.
"Mari kita cari tahu segalanya soal dia dan tunjukkan ke semua orang kejahatan apa yang telah dilakukannya." jawab Seok Hee.
"Oh, Jaksa Joo. Aku punya permintaan. Bisakah kau memberikan berkas kasus pembunuhan 15 tahun lalu yang disembunyikan Kejaksaan?" tanya Yoon Do.
Tae Hyung pun langsung menyerahkan filenya.
Yoon Do kaget.
Tae Hyung : Lakukan yang terbaik. Lawan kita adalah Han Je Kook. Siapkan dengan cermat. Aku akan mengurusnya setelah itu.
Tae Hyung beranjak pergi.
Seok Hee : Apa dia sungguh Joo Tae Hyung yang kukenal?
Yoon Do : Dia pasti sangat terguncang. Dia juga pasti sangat putus asa.
Yoon Do cs langsung rapat di NewsPatch.
Yoon Do : Dalam berkas penyelidikannya, ada laporan investigasi tentang kematian yang tidak wajar.
Detektif Oh : Itu benar. Sangat mungkin pemeriksa medis dari kepolisian datang ke TKP.
Yoon Do : Tapi, pemeriksa medis menulis sudah tiga hingga empat jam sejak korban telah meninggal.
Seok Hee : Pukul berapa dia memeriksanya?
Yoon Do : Pukul 17:10. Itu berarti dia meninggal antara pukul 13:00 hingga 14:00.
Boo Ki : Kalau begitu, waktu kematiannya dipalsukan.
Yoon Do : Berdasarkan ini, kurasa laporan autopsinya juga direkayasa.
Seok Hee : Jika pembunuhan itu terjadi antara pukul 13:00 hingga 14:00, itu berarti...
Yoon Do : Ibuku sedang bersamaku saat itu.
Seok Hee : Pengacara Heo, akhirnya kau membuktikan alibi Ibumu.
Yoon Do mengangguk.
Boo Ki, Gwang Mi dan Detektif Oh memberikan applause pada Yoon Do.
Yoon Do melanjutkan penjelasannya.
Yoon Do : Jika pembunuhan terjadi antara pukul 13:00 hingga 14:00, maka Pimpinan Mo dan Direktur Han bukan tersangka, karena mereka berkunjung setelah itu.
Seok Hee : Jadi, ayahku dan Direktur Han bukan tersangkanya?
Yoon Do mengangguk.
Seok Hee : Maka amat mungkin Direktur Han datang untuk membereskannya.
Yoon Do : Mo Wan Joon berkunjung pukul 11:00, Ha Young Seo datang pukul 13:25, dan Mo Wan Soo datang pada pukul 13:45. Ha Young Seo dan Mo Wan Soo adalah yang datang tepat sebelum waktu pembunuhan. Ini adalah foto TKP dan barang bukti. Ada botol anggur, senjata pembunuh, dan lukisan. Tapi, buku "Appearance from Behind" tidak ada dalam daftar barang bukti.
Seok Hee mencoba mengingat2 saat menemukan ibunya sudah tewas bersimbah darah dgn pisau ditangan Im Soon.
Seok Hee : Ada satu lagi benda yang telah dihilangkan.
Yoon Do : Apa itu?
Seok Hee : Gelas anggur. Aku yakin aku melihatnya sendiri di TKP hari itu.
Gwang Mi : Itu benar.
Detektif Oh : Aneh jika membuka botol anggur tapi tidak ada gelas anggur.
Boo Ki : Itu benar.
Detektif Oh : Kau tidak bisa membuka botol anggur tanpa gelas anggur.
Boo Ki : Itu benar.
Seok Hee : Itu berarti buku dan gelas anggurnya hilang.
Yoon Do : Kenapa?
Boo Ki : Mungkin mereka sengaja menyembunyikannya. Karena buku dan gelas anggur itu adalah bukti mutlak yang menunjukkan pelakunya?
Seok Hee : Ibuku tidak minum alkohol. Ibuku hanya meminum sampanye saat ingin.
Seok Hee lalu melihat foto botol anggur.
Seok Hee : Tunggu dulu.
Seok Hee mendekat ke foto dan memperhatikan fotonya lebih seksama.
Seok Hee : Itu anggur yang biasa diminum Ha Young Seo.
Boo Ki : Bukan berarti orang lain tidak meminumnya.
Yoon Do : Tersisa tiga tersangka, Ha Young Seo, Mo Wan Joon, dan Mo Wan Soo. Dari ketiganya, siapa yang dekat dengan anggur dan buku?
Seok Hee : Wan Soo menyukai buku dan anggur?
Yoon Do : Aku akan mencatatnya.
Seok Hee : Ha Young Seo juga. Dia menyukai anggur dan ingin tampak intelektual. Dia merasa sangat iri kepada Ibuku. Dia mungkin membawa buku itu untuk memamerkannya.
Yoon Do : Aku juga akan mencatatnya.
Gwang Mi : "Transgender bisa mengenakan payudara buatan yang luar biasa. Tapi tulang belikatnya tidak menyembunyikan fakta bahwa mereka laki-laki." Itu yang tertulis di buku itu. Jika kita mempertimbangkan identitas seksual Mo Wan Joon, itu mungkin bukunya.
Boo Ki : Dia reporter terbaik di Newspatch.
Gwang Mi senang dipuji Boo Ki.
Yoon Do : Itu berarti kita tidak bisa mencoret salah satu dari mereka.
Boo Ki : Astaga, kepalaku pusing. Tunggu. Bagaimana jika mereka bertiga bekerja sama untuk membunuhnya?
Yoon Do : Detektif Oh, jika kau membandingkan laporan di tempat dan laporan forensik kau akan bisa melihat dengan jelas waktu kematiannya dipalsukan.
Detektif Oh : Berarti aku juga harus menemukan pemeriksa medis dari forensik, bukan?
Yoon Do : Kau cepat tanggap karena kau seorang detektif.
Boo Ki : Baiklah, ini yang kita capai hari ini. Alibi Ibu Pengacara Heo telah terbukti dan waktu kematiannya dipalsukan. Tersangkanya adalah Ha Young Seo, Mo Wan Joon, dan Mo Wan Soo.
Detektif Oh : Jika persidangan ulang dikabulkan, aku bisa memanggil mereka semua dan menginterogasi mereka dengan cermat.
Yoon Do : Pelaksanaan persidangan ulang adalah yang terpenting sekarang.
Yoon Do lalu teringat sesuatu.
Yoon Do : Oh, kami harus pergi ke suatu tempat. Ayo.
Boo Ki : Kami? Kemana?
Yoon Do : Bukan seperti itu.
Boo Ki : Kalau begitu, apa?
Seok Hee pun langsung menggandeng Yoon Do.
Seok Hee : Apa ini yang ingin kalian lihat?
Yoon Do : Bukan seperti itu juga sih...
Seok Hee mengajak Yoon Do pergi.
Gwang Mi tersenyum melihat mereka.
Boo Ki : Mereka terlihat serasi.
Gwang Mi : Kupikir juga begitu.
Seok Hee dan Yoon Do pergi ke toko bunga Soo Jin. Soo Jin senang melihat Seok Hee dan langsung menyambutnya.
Soo Jin : Kau tidak tersesat?
Seok Hee : Ada navigasi yang mengarahkanku.
Yoon Do : Kau belum berubah sama sekali.
Soo Jin : Bagaimana kabarmu? Lama tidak bertemu.
Seok Hee lalu melihat kalung Soo Jin. Menyadari pandangan Seok Hee mengarah ke kalungnya, Soo Jin pun bilang, itu hadiah kalung dari Seok Hee.
Soo Jin : Cantik, kan?
Dan ternyata kalung Soo Jin bukan sembarang kalung. Kalung itu sebuah flashdisk. *Omo
Yoon Do pun memasang flashdisknya ke laptopnya.
Ia membuka isinya, rekaman percakapan Je Kook dan Pak Yoon.
Je Kook : Bagaimana dengan Baek Soo Jin?
Pak Yoon : Berjalan dengan baik sesuai rencana.
Je Kook : Siapa itu? Biar aku melihat wajahnya.
Pak Yoon : Dia pergi ke Italia untuk belajar musik dan mengubah jurusannya menjadi seni kuliner. Mereka berdua menyukai musik. Kurasa itu yang membuatnya tertarik.
Je Kook : Bagus. Mereka sudah sejauh apa? Tolong periksalah.
Mendengar itu, Soo Jin merasa malu.
Soo Jin : Aku tahu ini tapi aku merasa lebih buruk saat mendengarkannya.
Soo Jin lalu menanyakan kabar Wan Joon.
Yoon Do : Kenapa kau tidak menuntut Direktur Han atas penipuan?
Soo Jin : Itu adalah masa lalu. Aku tidak ingin membuat keributan.
Seok Hee : Eonni, lakukan ini untukku.
Soo Jin kaget, apa?
Yoon Do : Kami butuh bantuanmu.
Tak lama kemudian, pria pacarnya Soo Jin datang. Soo Jin tambah kaget. Yoon Do dan Seok Hee menatap Soo Jin penuh harap. Soo Jin sendiri tampak bingung.
Je Kook dan tim nya sedang membahas seorang wanita.
Di layar, muncul foto wanita itu.
Pak Yoon : Reputasinya tidak buruk untuk keputusan progresif. Melihat bagaimana dia mendukung suaminya belajar di luar negeri, sepertinya dia mendedikasikan dirinya untuk keluarganya.
Je Kook : Apa kelemahannya?
Joo Young : Putranya yang remaja bermasalah dan suaminya pengangguran bergelar Doktor dari Amerika Serikat.
Je Kook : Dia bekerja keras demi keluarganya tapi putranya adalah remaja bermasalah? Sayang sekali. Apa rencana kita?
Joo Young : Kenapa kita tidak memilih cara negatif dengan menggunakan putranya? Anak bermasalah dari pejabat dan konglomerat selalu menjadi isu panas.
Je Kook : Bagaimana menurutmu, Ketua Tim Yoon?
Pak Yoon : Dia sangat mempedulikan reputasinya dan terobsesi dengan penghormatan tinggi. Jadi, kurasa membantunya ke mahkamah agung juga merupakan pilihan yang baik.
Je Kook : Dia menginginkan penghormatan tinggi? Apa jurusan suaminya?
Joo Young : Studi Korea.
Je Kook : Dia punya gelar Doktor dari Amerika tentang Studi Korea?
Joo Young : Ya.
Je Kook : Baiklah.
Malamnya, Je Kook makan malam sambil menikmati wine bersama wanita itu.
Je Kook : Kau pasti menyukai anggur.
"Aku hanya menyesapnya beberapa kali. Jika tetap di pengadilan, kau bisa berhasil sebagai hakim wanita. Sayang sekali."
"Itu bisa terjadi dalam iklim saat ini." jawab Je Kook.
"Kudengar, dulu hakim wanita dirugikan jika menyangkut promosi dan banyak hal lain."
"Jika kau menilai masa lalu dengan standar masa kini, itu buruk." jawab Je Kook.
"Ya."
Ternyata wanita itu adalah hakim yang bertugas untuk persidangan ulang Lim Soon.
Je Kook : Apa yang akan kau lakukan dengan persidangan ulangnya?
"Aku sedang meninjaunya."
"Pengadilan harus mengurus dirinya sendiri agar tidak kehilangan otoritasnya. Setelah kau mengabulkan persidangan ulangnya, itu bisa mengekang pengadilan kepada banyak peristiwa kotor yang terjadi di masa lalu. Aku tahu kau sangat mempedulikan reputasimu. Aku yakin kau sama pedulinya tentang kehormatan kehakiman, bukan? Menariknya, suamimu mendapatkan gelar Doktor dalam Studi Korea di Amerika Serikat."
"Itu memang tidak biasa."
"MC Grup akan membuka Departemen Studi Korea di beberapa universitas di Amerika Serikat. Dibandingkan China dan Jepang, Korea masih dianggap asing di Amerika Serikat. Akan bagus jika perusahaanku mendukung hal yang pemerintah tidak lakukan."
"Kenapa kau mengatakan ini kepadaku?"
"Kau seorang hakim. Kau pantas punya suami yang menjadi dosen di Amerika Serikat."
Wanita itu hanya tersenyum, menatap Je Kook, sambil memegang gelas wine nya.
Yoon Do menerima surat dari pengadilan. Dengan wajah tegang, ia menatap amplop surat dari pengadilan itu. Yoon Do menghela nafas, sebelum akhirnya membukanya dan wajahnya berubah kecewa.
Je Kook dan tim kembali rapat. Pak Yoon memberitahu Je Kook, bahwa persidangan ulang Lim Soon ditolak.
Je Kook : Bagaimana persiapan pelantikannya?
Pak Yoon : Kami berencana hanya mengundang direktur, presdir dan wakil presdir semua afiliasi
Je Kook : Tidak, libatkan juga kepala departemen dari semua afiliasi. Pimpinan yang baru harus menjadi seseorang yang berkomunikasi langsung dengan karyawannya. Bagaimana dengan media?
Kyung A : Kami sudah mempublikasikan artikel prestasi Wakil Pimpinan Mo. Artikel itu akan dipublikasikan setiap hari hingga pelantikan.
Je Kook : Apa itu cukup?
Pak Yoon : Kalau begitu, bagaimana jika kita mengundang reporter untuk pelantikannya?
Je Kook : Bagus. Mari mengadakan konferensi pers 30 menit sebelum pelantikannya dimulai. Buat daftar pertanyaan di awal dan siapkan jawaban dengan cermat.
Pak Yoon : Akan kami lakukan.
Je Kook : Mari mengundang orang penting dari dunia politik dan keuangan untuk makan malamnya. Aku akan mengonfirmasi daftar tamunya nanti.
Joo Young : Baik.
Je Kook : Oh ya, hubungi Pengacara Heo, suruh temui aku.
Anggotanya kaget.
Pak Yoon menjawab, baik.
Pak Kwon datang. Je Kook langsung tanya kabar Bu Jung.
Pak Kwon : Itu...
Je Kook mengajak Pak Kwon bicara di ruangannya.
Pak Kwon : Sepertinya Bu Jung sangat mengganggu pengawalnya.
Je Kook : Benarkah? Kalau begitu, kita singkirkan dia.
Pak Kwon kaget, apa?
Je Kook : Bersihkan rumah Bu Jung. Jangan tinggalkan sehelai rambut pun terutama yang berkaitan dengan Pimpinan Senior.
Pak Kwon : Baik.
Yoon Do masih terus menatap surat itu. Pak Heo mencoba menghiburnya.
Pak Heo : Nak, kau pasti sangat sedih.
Yoon Do : Ini bukan karena aku tidak menduganya.
Pak Heo : Anggap saja itu seperti menginjak lumpur. Sebelum menginjak lumpur, kau khawatir pakaianmu akan terkena noda lumpur. Tapi begitu kau menginjak lumpurnya, maka kau tidak akan takut bajumu akan basah. Nak, pakaianmu sudah kotor dengan lumpur. Apa yang kau takutkan?
Yoon Do : Ayah, aku baik-baik saja. Aku hanya takut bahwa aku mungkin tidak bisa melawan dengan gigih.
Pak Heo : Tentu kau bisa. Kau putraku.
Seok Hee datang. Pak Heo pun langsung pergi meninggalkan mereka.
Seok Hee menatap wajah sedih Yoon Do.
Seok Hee : Kau baik-baik saja?
Yoon Do : Aku baik-baik saja.
Seok Hee : Aku tahu kau baik-baik saja atau tidak hanya dengan mendengar suaramu. Kita sudah menduganya dan mengambil langkah berikutnya.
Yoon Do : Aku tahu. Itu seperti yang kita duga. Kurasa aku tadinya berharap.
Seok Hee lalu memberitahu Yoon Do kalau ia belum makan.
Yoon Do : Sungguh?
Seok Hee : Ya, aku mau daging!
Yoon Do pun tertawa lagi.
Yoon Do lalu minta ayahnya menyiapkan 5 porsi daging.
Ponsel Yoon Do berbunyi. Yoon Do terkejut melihat siapa yang menelponnya.
Seok Hee : Siapa?
Yoon Do : Ketua Tim Yoon.
Yoon Do menjawabnya.
Yoon Do : Ini Heo Yoon Do.
Bersambung ke part 3....
0 Comments:
Post a Comment