The Game : Towards Zero Ep 1 Part 1

Akhirnya bisa juga nulis sinopsis drama ini...... Tapi bebeb akoooh, kesayangan akoooh disini jadi saiko...


Adegan pertama dibuka dengan Kim Tae Pyeong yang membuka matanya. Tae Pyeong terkejut mendapati dirinya berada di dalam ruangan yang gelap, sendirian. Lalu, seorang anak laki-laki muncul dan bicara padanya.


"Kau bisa melihat kematian seseorang saat kau menatap mata mereka?" tanya anak laki-laki itu.

Tae Pyeong terus menatap mata anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu marah.

"Kenapa kau menatapku seperti itu! Bagaimana bisa aku akan mati jika kau menatapku seperti itu!"


Anak laki-laki itu tiba-tiba menghilang. Tae Pyeong kebingungan dan mengedarkan pandangannya mencari anak itu.

Seorang pria muncul di belakangnya.

"Apa menurutmu kau akan berbeda?" tanya pria itu.


Tae Pyeong berbalik ke belakang, tapi pria itu sudah menghilang.

Tae Pyeong mengedarkan pandangannya, mencari pria itu. Pria itu tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Cobalah kehilangan seseorang yang kau anggap paling berharga." ucap pria itu.


Tae Pyeong mengalihkan wajahnya, ke sampingnya, tapi wajah pria itu muncul di depan wajahnya.

Luka bakar tampak di wajah pria itu.

"Maka kau akan mengerti." ucap pria itu.


Pria itu lalu menghilang.

Tae Pyeong membeku. Tangisnya menyeruak keluar.


Tae Pyeong terbangun dari tidurnya.

Tae Pyeong : Sejak aku bertemu dengannya 20 tahun lalu, aku mengalami mimpi buruk yang sama. Ini seperti peringatan yang melarangku menjadikan siapa pun berharga bagiku.


Tae Pyeong berlari di gang sempit.

Tae Pyeong : Orang sering berkata orang lain yang paling menakutkan.


Tae Pyeong terus berlari dan baru berhenti saat ia berada di jembatan.

Tae Pyeong berusaha menenangkan dirinya.

Tae Pyeong : Tapi jika dipikir-pikir, kau akan menyadari ini. Karma yang menemukanku adalah yang paling menakutkan.


Seorang pria, yang mirip bos gangster, muncul di depannya dan melambai padanya. Ia terkejut.

Ia kemudian menoleh ke belakangnya dan dua pria lagi muncul, memblokir jalannya.


-Ep 1-


Tae Pyeong berada di sebuah taman, bersama Madam Jung.

Tae Pyeong tanya, kenapa Madam Jung ingin tahu bagaimana kematiannya?

Madam Jung : Kenapa? Apa aku akan segera mati?

Tae Pyeong : Tidak selalu baik melihat kematianmu sebelumnya.

Madam Jung : Aku di sini bukan untuk mencari tahu bagaimana aku akan mati.


Madam Jung lalu memberikan Tae Pyeong sebuah foto. Foto bos gangster tadi.

Tae Pyeong : Siapa ini?

Madam Jung : Satu-satunya putra yang kumiliki. Kurasa dia tidak akan mati dengan tenang. Adiknya meninggal lima tahun lalu. Aku tidak mau melihatnya mati sebelum kematianku.


Tae Pyeong mengembalikan foto itu.

Tae Pyeong : Maaf, tapi kurasa aku tidak bisa memberimu jawaban yang kau inginkan.

Madam Jung : Kapan?

Tae Pyeong : Yang bisa kulihat hanyalah momen sebelum kematiannya. Tidak ada yang bisa kulihat tentang tanggal atau waktunya.

Madam Jung : Bagaimana aku bisa memercayaimu?

Tae Pyeong : Begitu putramu mendengar perkataanku, dia akan datang dan menculikku.


Sekarang, Tae Pyeong sudah berada di kamarnya lagi.

Tae Pyeong :  Dia salah satu bos tiga geng terbaik di seluruh negeri ini. Kau tahu apa julukannya? Oh Sung Min si Penjagal. Dia telah membunuh banyak orang dengan pisaunya, seperti ini. Ini membuatku gila.


Tae Pyeong kemudian tertawa, lalu duduk di kasurnya.

Tae Pyeong : Aku sungguh tidak mengerti. Nona Lee, seharusnya kau tahu dia ibu bos geng!


Nona Lee yang berdiri disamping Teacher Baek, diam saja.

Tae Pyeong tambah sewot, seharusnya kau tahu!


Tae Pyeong lalu menoleh pada Teacher Baek yang duduk kursi roda.

Tae Pyeong : Sonsaengnim, kau juga punya mulut. Katakan sesuatu.

Teacher Baek diam saja, dengan alis mengkerut dan matanya yang ditutupi kacamata hitam.

Tae Pyeong berdiri dan melihat Teacher Baek dari dekat.

Tae Pyeong : Kau belum tidur, kan?


Teacher Baek memutar kursi rodanya dan beranjak pergi.


Tae Pyeong tak mengerti dan menatap Nona Lee. Nona Lee hanya nyengir.

Tae Pyeong menggerutu.


Nona Lee menggedor-gedor pintu kamar Tae Pyeong, minta Tae Pyeong membuka pintu.

Nona Lee : Apa yang akan terjadi kepadamu setelah kau diculik? Katakan pada kami,  agar kami bisa membantu.


Teacher Baek menggerakkan kursi rodanya, mendekati kamar Tae Pyeong.

Teacher : Berhentilah membuat alasan! Jika tidak bisa menghindarinya, hadapi langsung!


Tae Pyeong membuka jendela kecil di pintu kamarnya.

Teacher Baek : Keluar!

Tae Pyeong : Tidak!

Teacher Baek : Keluar!

Tae Pyeong : Aku tidak mau!

Teacher Baek : Meski tidak mau, keluarlah!

Tae Pyeong : Tidak! Tidak akan!

Tae Pyeong menutup jendelanya.


Nona Lee menutup kupingnya saat kedua pria itu berteriak.

Tae Pyeong pusing sendiri.

Tae Pyeong : Tidak. Itu tidak masuk akal. Tapi tetap saja... Baiklah, ayo!


Tae Pyeong keluar. Begitu membuka pintu, ia dikejutkan dengan Nona dan Teacher Baek yang masih berada di depan kamarnya.

Nona Lee nyengir dan membawakannya beberapa baju.

Nona Lee : Jangan khawatir. Kami pastikan kau kembali dengan selamat.

Tae Pyeong : Astaga.


Tae Pyeong dibawa ke sebuah gudang dengan kepala tertutup oleh Oh Sung Min.

(Buat yang bingung, ini lanjutan adegan di jembatan tadi ya.. Setelah Tae Pyeong bertemu Madam Jung... terus Tae Pyeong pulang dan ngomel2 sama Nona Lee yg nerima Madam Jung sbg klien. Baru setelah itu, adegan Tae Pyeong lari2 di gang sempit, terus di jembatan ketemu Oh Sung Min).

Oh Sung Min : Apa kau yang mengoceh soal kematianku?

Tae Pyeong : Sebelum aku bertemu ibumu, aku tidak tahu siapa kau. Aku bersumpah.


Sung Min menyuruh anak buahnya membuka tutup kepala Tae Pyeong.

Setelah membuka tutup kepala Tae Pyong, Sung Min mendekatkan matanya ke mata Tae Pyeong.

Sung Min : Lihatlah aku. Kau sekarang tahu, bukan? Siapa itu? Siapa yang akan membunuhku?

Tae Pyeong : Aku sungguh tidak tahu.


Anak buah Sung Min menarik baju Tae Pyeong.

Tae Pyeong takut, yang kulihat hanyalah momen kematianmu.

Sung Min : Kau menyuruhku memercayai itu?

Tae Pyeong : Itu kebenarannya.

Tae Pyeong menyuruh anak buahnya menutup kepala Tae Pyeong lagi.

Tae Pyeong : Tunggu! Kau tampak lega karena ada di sini. Tapi sebentar lagi, 12 orang akan masuk ke sini.


Tiba2, anak buah Sung Min masuk.

"Hyungnim! Geng Myungdong datang!"


Sung Min langsung menatap Tae Pyeong.

Tae Pyeong : Ya. Geng Myungdong akan datang ke sini!

Sung Min : Kukira kau melihatku mati. Kalau begitu, kau pasti juga tahu soal ini. Jawab aku!

Tae Pyeong : Yang bisa kulihat hanyalah momen sebelum kau mati.


Sung Min mencengkram kerah Tae Pyeong.

Sung Min : Kapan itu?

Tae Pyeong : Dimulai sekarang. Kau harus lari. Mereka punya senjata.


Geng Myungdong menyeruak masuk dan menembaki anak buah Sung Min dengan ganas.


Tae Pyeong ikut tertembak. Seketika, Tae Pyeong yang masih terikat di kursi itu terlempar ke lantai.

Tae Pyeong : Di antara semua kekuatan super, kenapa Dewa memberiku kemampuan untuk melihat kematian?


Tae Pyeong melihat Sung Min menikam satu per satu anggota Geng Myungdong.

Tae Pyeong : Dewa memberinya kemampuan membunuh orang dengan mudah. Seolah-olah dia menyombongkan kemampuannya, dia akan membunuh sampai saat kematiannya. Namun, dia tidak akan mati karena disergap, ditikam, atau ditembak.


Flashback--saat Tae Pyeong bicara dengan Madam Jung di taman tadi. Tae Pyeong berkata, Sung Min akan mati karena serangan jantung.

Madam Jung : Serangan jantung?

Tae Pyeong : Ya.

Madam Jung : Maka kau harus membantunya. Bukankah kau bilang akan hadir juga?

Tae Pyeong : Aku akan mencoba membujuknya, tapi tidak akan mudah....

Flashback end....


Tae Pyeong melihat Sung Min menikam boss Geng Myungdong.

Tae Pyeong : ... kau tidak bisa mengubah takdir seseorang.

Tae Pyeong lantas melarang Sung Min membunuh boss Geng Myungdong.

Tae Pyeong : Jika kau membunuhnya, kau akan langsung merasakan sakit di jantungmu. Ini masih belum terlambat. Lepaskan aku. Aku akan membantumu. Jika kau membunuhnya, kau juga akan mati!

Sung Min : Kenapa aku harus mati? Aku Oh Sung Min yang hebat!

Sung Min menikam boss Geng Myungdong.


Sung Min lalu berdiri, menyombongkan dirinya ke Tae Pyeong.

Sung Min : Kau lihat itu! Benarkah!

Tiba2, Sung Min terjatuh dan.... tewas.


Tae Pyeong menatapnya lirih.

Tae Pyeong : Namun, prediksiku tidak pernah salah. Aku tahu itu akan terjadi. Jadi, kenapa aku berusaha keras membujuknya? Aku sangat marah. Dia memilih untuk membunuh orang lain, alih-alih menyelamatkan dirinya. Fakta ini membuatku marah. Dalam hal itu, kematian menunjukkan bagaimana seseorang menjalani hidup. Saat aku menatap mata seseorang, aku bisa melihat momen sebelum kematian mereka.


Tae Pyeong tak sadarkan diri, diantara mayat2 bergelimangan darah.

Polisi berdatangan. Mereka langsung memberikan pertolongan pada Tae Pyeong mengetahui Tae Pyeong masih bernapas.


Mereka membuka baju Tae Pyeong. Ternyata, Tae Pyeong mengenakan rompi anti peluru.

Tae Pyeong : Aku bertahan sekali lagi.


Joon Young dan Bong Soo sedang latihan tembak.

Setelah beberapa kali menembak,, mereka baru berhenti dan mendekatkan hasil tembakan mereka.

Bong Soo kesal, kenapa aku harus berlatih setiap hari jika ada kemungkinan aku tidak akan pernah memakai pistolku?

Joon Young : Itulah sebabnya. Kita tidak akan menembak dengan niat membunuh mereka. Kita ingin menyelamatkan mereka.


Kang Jae masuk, Sunbae, ada telepon. Ketua Tim Han.

Kang Jae memberikan teleponnya ke Joon Young.


Joon Young : Halo?

Han Dong Woo yang berada di lokasi pertikaian Sung Min dan Myungdong, berkata pada Joon Young bahwa disana sangat kacau.

Joon Young : Di mana kau?

Dong Woo : Aku di TKP.

Joon Young : Kukira kau tidak akan pergi.

Dong Woo : Ya. Kudengar kau masih di kantor polisi.

Joon Young : Ya. Omong-omong, TKP macam apa itu?

Dong Woo : Ada penembakan.

Joon Young kaget, penembakan?


Woo Hyun : Dong Woo, itu Joon Young?

Woo Hyun meminta teleponnya.

Woo Hyun : Joon Young, Oh Sung Min dari Ohsung Capital tewas. Kau benar. Mereka pasti bertikai dengan Geng Myungdong. Pertumpahan darah. Omong-omong, kami menemukan seorang penyintas.

Joon Young : Seorang penyintas?

Woo Hyun : Ya. Dia pria berusia 20-an. Dia diculik. Dia dibawa ke RS Universitas Hankuk. Kau harus mengunjunginya.

Joon Young, Bong Soo dan Kang Jae bergegas pergi.


KRIING!! Telepon di UGD berbunyi.

"Halo, ini UGD. Tunggu sebentar. Dia tidak tertembak. Dia terluka saat penembakan."

Tae Pyeong masih belum sadarkan diri di UGD.


Joon Young, Kang Jae dan Bong Soo masih di jalan.

Kang Jae yang menyetir berkata, jika Oh Sung Min si Penjagal tewas, itu berarti sangat intens.

Kang Jae lalu menakuti Bong Soo.

Kang Jae : Sunbae, menurutmu, akan ada bagian tubuh di mana-mana?


Bong Soo merinding, ba... bagian tubuh?

Joon Young hanya tersenyum mendengarnya.

Kang Jae : Bong Soo-ya, pastikan kau mengambil semuanya. Kali terakhir, kami melupakan jempol kaki, dan Ketua Tim Han memarahi kami.

Bong Soo : Apa polisi bertanggung jawab atas pekerjaan itu?

Kang Jae : Lalu siapa?

Bong Soo : Kau benar.

Kang Jae : Benar. Kau belum pernah melihat Ketua Tim Han marah, bukan?


Joon Young lalu minta diturunkan duluan saat mobil mereka melintasi pintu UGD.


Joon Young bergegas menuju ke UGD, diikuti oleh Bong Soo.

Di koridor, Joon Young berpapasan dengan Nona Lee yang menjemput Tae Pyeong.


Bong Soo minta izin Joon Young ke toilet.

Joon Young mengangguk.

Bong Soo : Terima kasih.


Joon Young masuk UGD.

"Polisi." Joon Young menunjukkan tanda pengenalnya pada suster yang berjaga.

"Bukankah seorang pasien dibawa kemari sejam lalu?" tanya Joon Young.

"Maksudmu pasien dari penembakan? Dia baru saja dipulangkan."

"Jadi, pasien yang baru saja aku lewati...?"

"Kau benar."


Mendengar itu, Joon Young pun langsung lari mengejar Tae Pyeong yang masih belum siuman di atas brankar.

Bong Soo yang melihat itu, mengikuti Joon Young.


Joon Young melihat Nona Lee yang sudah di lift, tapi terlambat. Pintu lift keburu tertutup.

Joon Young : Sial!

Joon Young lalu menyuruh Bong Soo memeriksa lantai yang dituju Nona Lee.


Joon Young lari ke bawah. Joon Young terus berlari hingga ke basement.


Nona Lee dan Tae Pyeong masih di lift.


Bong Soo yang sudah tahu mereka ke lantai mana, langsung menghubungi Joon Young.

Joon Young : Lantai berapa?

Bong Soo : Lantai basemen kelima.

Joon Young : Lapor ke kantor polisi dan minta bantuan.


Bong Soo pun langsung meminta bantuan.

Bong Soo : Ini Ko Bong Soo dari Divisi Kejahatan Satu. Aku meminta bantuan ke RS Universitas Hankuk. Cepat.


Joon Young mengejar ambulance yang membawa Tae Pyeong.

Joon Young : Berhenti! Berhenti di sana!


Nona Lee terus melajukan mobilnya. Teacher Baek duduk disampingnya.


Joon Young menghubungi Kang Jae.

Kang Jae sendiri baru selesai memarkir mobilnya.

Joon Young : Kau dimana? Dimana kau memarkir mobilnya?

Kang Jae : Aku parkir di tempat parkir.

Joon Young : Tutup jalan keluarnya! Mereka dalam pelarian!

Mendengar itu, Kang Jae langsung berlari.


Sementara itu, Joon Young masih berlari mengejar mereka.

Joon Young : Aku dari kepolisian! Hentikan sekarang!

Nona Lee : Bukankah kita harus menepi jika dia dari kepolisian?

Teacher Baek : Kita belum tahu pasti. Injak gasnya.


Nona Lee menginjak gasnya. Tepat saat itu, mobil Kang Jae datang memblokir jalan mereka.

Kang Jae langsung turun. Bong Soo datang. Joon Young, Kang Jae dan Bong Soo mengarahkan senjata mereka pada Nona Lee dan Teacher Baek.


Nona Lee : Dia benar-benar seorang polisi. Kita harus bagaimana, Pak?

Teacher Baek : Bagaimana menurutmu? Jika dia polisi sungguhan, kita tidak bisa apa-apa.

Nona Lee takut, dia punya pistol.


Joon Young menyuruh mereka keluar dari mobil.

Joon Young : Meski aku berusaha menghentikanmu, kau mencoba kabur dengan korban, saksi mata, atau tersangka pembunuhan. Kau bisa dihukum karena menghalangi tugas polisi. Jadi, turunlah saat kuminta baik-baik.


Nona Lee menoleh ke Teacher Baek : Sendirian?

Teacher Baek : Ya. Kita harus meluruskan ini.


Nona Lee turun sendirian sambil mengangkat tangannya.

Joon Young menunjukkan identitasnya pada Nona Lee.
Joon Young : Aku Detektif Seo Joon Young dari Divisi Kejahatan Satu Stasiun Pusat Seoul.

Nona Lee : Jika kau memang polisi, bisa singkirkan senjatamu?

Joon Young : Apa?

Nona Lee : Maaf. Aku sungguh tidak tahu bahwa kau seorang detektif.

Joon Young : Lalu, kau pikir aku siapa saat kau mengemudi?

Nona Lee : Orang yang memakai senjata dan pisau dengan terang-terangan. Bagi orang-orang itu, menirukan seorang polisi sangat mudah. Jadi...


Nona Lee menurunkan tangannya.

Joon Young : Jangan bergerak!

Nona Lee kembali mengangkat tangannya.

Nona Lee : Namaku Lee Yeon Hwa. Dia bukan tersangka kasus pembunuhan yang kau kira. Dia saksi mata. Tapi aku sekretaris dan pengacara pribadi korban.

Joon Young : Tapi tidak mungkin memeriksa apakah kau sungguh orang yang kau katakan.

Nona Lee : Aku punya kartu nama di sakuku.

Nona Lee mau mengambil kartu namanya tapi Joon Young minta dia tidak bergerak.


Joon Young melihat Teacher Baek yang tetap di dalam.


Tae Pyeong terbangun dan melihat ribut2 diluar.


Joon Young lalu minta Bong Soo dan Kang Jae melindunginya. Setelah itu, Joon Young bergegas mendekati pintu ambulance.


Tae Pyeong yang sedang mengganti bajunya, melihat Joon Young melintas di depan kaca. Ia terkejut melihat mata Joon Young.

Tae Pyeong : Apa ini? Kenapa aku tidak bisa melihat kematiannya?


Joon Young membuka pintu ambulance dan menemukan Tae Pyeong sedang bertukar pakaian.

Joon Young : Maafkan aku. Jendelanya sangat gelap, jadi, aku tidak tahu kau berganti pakaian.


Tae Pyeong lalu turun dan menunjukkan lebam di badannya.

Tae Pyeong : Aku bahkan diculik. Ini. Kurasa ini cukup agar kau mengetahui kondisiku.

Joon Young : Kau tampak tidak sadar bahwa kau harus dilarikan dengan ranjang tadi.

Tae Pyeong : Aku tahu. Untunglah, aku sadar sekarang. Kau bisa bicara dengan pengacaraku jika ingin menghubungiku. Aku ingin pulang dan istirahat, ya?


Joon Young : Tunggu. Siapa namamu?

Tae Pyeong : Kim Tae Pyeong.


Joon Young dan Bong Soo kembali ke dalam. Mereka mengecek identitas Tae Pyeong pada di meja UGD.

Suster : Nama Koreanya Kim Tae Pyeong. Usianya 27 tahun. Dia warga negara Amerika.

Bong Soo dan Joon Young kaget.

Joon Young : Warga negara Amerika?

Suster : Pengacaranya membawa salinan paspornya. Saat pertama dia dibawa masuk, ada terlalu banyak darah. Kami pikir bagian belakang kepalanya terluka. Tapi itu bukan darahnya.

Suster memberikan salinan paspor Tae Pyeong.


Joon Young dan Bong Soo kembali ke mobil. Joon Young merasa aneh.


Joon Young memeriksa senjata yang digunakan Geng Sung Min dan Geng Myeongdong.

Rekannya,, Ji Soo Hyun, memberi penjelasan.

Soo Hyun : Dan... Benar. Di tulang selangkang kiri bawah tempat dia tertembak, itu hanya luka ringan. Selain itu, dia baik-baik saja karena dia memakai rompi antipeluru.

Soo Hyun menunjukkan rompi anti peluru yang tadi dipakai Tae Pyeong.

Soo Hyun : Menurut kami, rompi antipeluru menyelamatkan nyawanya. Kami juga terkejut saat tahu dia memakai rompi. Kurasa Oh

Sung Min tidak menduga akan ada senjata.

Joon Young : Benarkah?

Soo Hyun : Ya. Senjata dari nomor dua hingga 16 disiapkan oleh Geng Myungdong. Hanya itu senjata yang dipakai Geng Ohsung. Hanya itu yang mereka pakai. Tapi dia tetap berhasil melukai mereka. Dengan kata lain, Sang Penjagal jelas bersemangat.


Joon Young heran.

Joon Young : Bahkan Oh Sung Min tidak menduganya. Bagaimana pria ini, Kim Tae Pyeong, memprediksi akan ada senjata?

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment