The Game : Towards Zero Ep 2 Part 1

Sebelumnya...


Joon Young, Kang Jae dan Bong Soo pergi ke taman tempat Tae Pyeong dan Madam Jung kemarin bertemu sebelum kematian Sung Min. Ternyata, itu bukan sekedar taman. Itu adalah halaman depan rumah yang ditinggali Tae Pyeong bersama Teacher Baek dan Nona Lee.

Mereka tidak percaya ada tempat sebesar itu di Seoul.

Joon Young : Kemampuannya hebat. Dia pasti menghasilkan banyak uang.


Kang Jae : Tapi tetap saja. Bukankah dia agak terlalu kaya? Astaga, pria yang bisa melihat kematian. Aku tidak percaya yang kudengar.

Bong Soo : Mustahil dia punya kekuatan supernatural, jadi, dia cenayang yang ahli melihat kematian?

Kang Jae : Bong Soo-ya.

Bong Soo : Ya?

Kang Jae : Temukan pintunya.

Bong Soo : Pintunya?


Nona Lee membawa mereka masuk.

Nona Lee : Biasanya, kalian harus membuat janji dahulu. Tunggu di sana. Dia akan segera datang.

Nona Lee pergi.


Bong Soo takjub melihat rumah Tae Pyeong.

Bong Soo : Astaga, dia pasti kaya raya.

Kang Jae : Aku tahu. Aku penasaran siapa saja kliennya sampai dia bisa sekaya ini.

Joon Young : Mereka mungkin kaya dan berkuasa. Tampaknya, dia sangat terkenal dalam dunia politik dan keuangan.


Mereka melihat lukisan wajah Teacher Baek.

Bong Soo : Orang kaya memang berbeda. Dia bahkan punya lukisan seseorang. Omong-omong, siapa ini?

Joon Young : Kim Tae Pyeong masih 27 tahun, itu pasti ayahnya.

Kang Jae : Ey, Sunbae, dia terlalu jelek untuk menjadi ayahnya.


Tiba2, Teacher Baek datang dengan kursi rodanya.

Teacher Baek : Kalau begitu, apa kau tampan?

Joon Young, Bong Soo dan Kang Jae berbalik.

Kang Jae : Astaga.

Joon Young : Maafkan aku. Kami tidak tahu anda di sini.


Joon Young lalu memperkenalkan diri.

Joon Young : Halo, aku dari Divisi Kriminal Satu dari Kepolisian Seoul Pusat.

Teacher Baek : Seo Joon Young?

Joon Young : Benar. Maaf menanyakan hal ini, tapi apa hubungan anda dengan Pak Kim Tae Pyeong?


Teacher Baek : Jika kau sungkan, jangan tanya.

Joon Young melirik kedua rekannya. Ia heran dengan sikap Teacher Baek.

Teacher Baek : Jangan usik orang yang tidak bersalah.

Teacher Baek pergi.


Tae Pyeong datang dan melihat mereka.

Tae Pyeong : Halo.


Tae Pyeong dan ketiga detektif itu bicara di ruang tengah.

Kang Jae dan Bong Soo berdiri mendengarkan mereka.

Joon Young : Kudengar kau bisa meramalkan kematian.

Tae Pyeong tertawa, itu konyol.

Joon Young : Kau tidak bisa meramalkan kematian?

Tae Pyeong : Detektif Seo, kupikir kau pintar. Tidak mungkin seseorang memiliki kemampuan seperti itu.


Kang Jae : Berdasarkan penyelidikan kami...

Tae Pyeong : Penyelidikan kalian pasti salah.

Bong Soo : Lalu apa hubunganmu dengan Oh Sung Min...

Tae Pyeong : Aku tidak mengenalnya. Aku diculik dan mengalami hal yang tidak kuinginkan.


Joon Young : Bagaimana dengan rompi anti-peluru?

Tae Pyeong : Rompi anti-peluru? Aku selalu memakainya.


Tae Pyeong lalu memukul-mukul badannya, mendengarkan bunyi rompi anti pelurunya.

Tae Pyeong : Kau dengar itu? Merdu, bukan? Memakai rompi anti-peluru adalah suatu keharusan zaman sekarang karena ada banyak penjahat di luar sana. Sering terjadi penembakan belakangan ini. Ada film berjudul "Platoon". Di film itu, orang-orang sedang berperang. Lalu tiba-tiba...


Tae Pyeong memperagakan adegan seseorang yang terkena tembakan..

Tae Pyeong : Ada adegan seperti ini. Saat menonton adegan itu, aku ketakutan Aku memikirkan harus bagaimana dalam situasi seperti itu. Saat itulah aku memikirkan rompi anti-peluru. Kuputuskan memakainya agar bisa menyelamatkan nyawaku dalam situasi seperti itu. Aku terpikirkan ide ini....

Kang Jae dan Bong Soo bengong menatap Tae Pyeong yang sedang bercerita alasannya memakai rompi anti peluru.

Tae Pyeong : .... pikirkanlah. Jika tidak memakainya, aku akan ditikam dan menembak. Lalu apa yang bisa kulakukan?


Tae Pyeong melihat tatapan Joon Young.

Tae Pyeong : Kau menatapku seolah-olah aku gila.

Joon Young : Benar.

Tae Pyeong : Ayolah, Detektif.

Joon Young : Baiklah. Aku mengerti. Terima kasih atas kerja samamu.

Ketiga detektif itu pergi.


Sambil berjalan keluar, Kang Jae dan Bong Soo mengatakan Tae Pyeong aneh dan gila.

Dari lantai atas, Tae Pyeong dan Nona Lee menatap kepergian mereka.

Nona Lee : Tidakkah menurutmu kau memperburuk situasi?

Tae Pyeong : Sama sekali tidak. Akan lebih buruk jika mereka tahu. Bayangkan jika media tahu.

Nona Lee : Aku bahkan enggan membayangkannya.


Nona Lee beranjak masuk. Tae Pyeong menghela nafas, lalu menyusul Nona Lee ke dalam.

Tae Pyeong : Lebih baik dianggap gila. Jika para reporter tahu, aku akan seperti binatang yang dikurung di kebun binatang. Lagi pula, tidak akan ada bukti.

Saat hendak memindahkan cangkir kopi di atas meja, Nona Lee menemukan sebuah amplop. Nona Lee membukanya. Isinya, foto seorang wanita.

Nona Lee : Mereka sangat teliti. Mereka akan mengujimu.


Tae Pyeong mendekati Nona Lee.

Nona Lee memberikan foto itu.

Tae Pyeong menatap foto dan terkejut.


Nona Lee : Ada apa? Apakah itu mengerikan? Tidak, hanya saja... Ini hanya rata-rata.

Tae Pyeong memberikan foto itu pada Nona Lee, lalu pergi.

Nona Lee memasukkan fotonya lagi ke dalam amplop. Tiba2, Tae Pyeong balik lagi dan mengambil foto itu, lalu pergi.


Joon Young, Kang Jae dan Bong Soo beranjak menuju mobil.

Bong Soo : Benar, tentang foto itu... Kematian tidak disengaja, tenggelam, asfiksia... Ada berbagai jenis kematian. Mana yang kau pilih?

Joon Young : Rahasia.

Bong Soo : Kau memilih yang paling mengerikan ya?


Mereka masuk ke mobil.

Kang Jae : Maksudku... dia terlihat seperti orang gila.

Joon Young : Bisa saja, atau dia hanya berpura-pura.

Kang Jae : Pura-pura?

Joon Young : Sudah jelas kita tidak akan percaya, lebih baik dia berpura-pura itu tidak benar.

Kang Jae : Maksudmu kau benar-benar percaya kemampuan seperti itu ada?

Joon Young : Siapa yang tahu? Aku hanya akan tahu usai dia mengetahui kematiannya.


Ketiga detektif itu kembali ke kantor polisi.

Bong Soo : Kau mau makan apa? Sebentar. Mau sup sundae?

Kang Jae : Kau selalu makan itu.

Bong Joo : Kalau begitu...


Park Han Kyu dari Hana Newspaper tiba2 muncul.

Han Kyu : Apa mereka sedang syuting film? Kudengar TKP-nya mengerikan. Kau tahu apa mereka akan bertengkar lagi? Menurut responden pertama, ada seorang penyintas. Ayolah, mari saling membantu. Siapa penyintas itu? Siapa? Dia pasti alasan pertengkaran itu terjadi. Benar?

Joon Young : Jika begini terus, kau akan mengikutiku ke toilet.

Han Kyu : Ini bukan jalan ke toilet.


Joon Young : Kau tahu ada reporter yang melanggar artikelnya, bukan?

Ketiga detektif itu beranjak meninggalkan Han Kyu.


Ketiga detektif kembali ke meja mereka, bergabung dengan Dong Woo dan Soo Hyun yang sudah terlebih dulu ada disana.

"NFS sudah memberi kita laporan autopsinya?" tanya Joon Young ke Soo Hyun.


"Tentang itu..." Soo Hyun melirik Bong Soo dan Kang Jae.

Akhirnya, Kang Jae memberitahu BIN membutuhkan waktu 4 minggu.


Joon Young pun sewot, apa? Dia lagi? Sial.

Kang Jae : Ayolah. Hasilnya bisa keluar cepat atau lambat.

Joon Young : Kenapa dia sangat terpaku pada empat pekan! Ini bukan Pengadilan Keluarga. Hei, apa dia bercerai?

Kang Jae : Dia belum memulai autopsi.

Joon Young : Tidak bisa begini. Aku tidak akan tahan dengan ini. Siapa namanya?


Joon Young pun langsung menghubungi NFS, sembari berjalan masuk ke toilet.

Joon Young : Halo, ini Detektif Seo Joon Young dari Divisi Kriminal Satu Kepolisian Seoul Pusat. Apa Pak Goo Do Kyung, dokter forensik, ada?

Do Kyung : Ini aku sendiri.

Joon Young : Halo.

Do Kyung : Percuma saja memburu-buruku.

Joon Young : Apa?


Do Kyung : Akan kuberi tahu jadwalnya pada akhir pekan ini dan hasilnya akan keluar dalam empat pekan.

"Itu sebabnya aku menelepon. Bisakah kau membantuku? Atasanku terus mendesakku. Jadi, kumohon kepadamu. Bisakah kau mempercepatnya?" mohon Joon Young dengan suara yang dimanis-manisin.


Seorang wanita, Oh Ye Ji, dari Hana Newspaper keluar dari bilik toilet, membuat Joon Young kaget.

Ye Ji lalu pergi.


Do Kyung mendengar suara air kloset.

Do Kyung : Bukankah tidak sopan memohon sambil buang air besar?

Joon Young : Tidak, bukan aku yang buang air besar. Ada orang lain.

Do Kyung : Kututup teleponnya.


Joon Young kesal.

Do Kyung tersenyum. *Aaaaw, manis banget senyumnya.


Sekarang kita ke Hana Newspaper...

Lee Joon Hee tanya ke Han Kyu, apa Han Kyu sudah tahu siapa penyintas itu.

Han Kyu : Agak sulit karena dia warga negara Amerika.

Joon Hee : Dia warga negara Amerika?

Han Kyu : Ya, dia orang Korea-Amerika. Kami berusaha sebaik mungkin, tapi tidak ada yang bicara.

Joon Hee : Kudengar detektif yang bertugas seorang wanita. Mungkin karena itu.

Han Kyu : Ini Detektif Seo Joon Young. Dia berada di Divisi Kriminal Satu. Tidak banyak wanita bisa melakukan itu. Dia punya mejanya sendiri sekarang. Aku sungguh berusaha, tapi dia tidak menyerah.

Joon Hee : Siapa namanya tadi?

Han Kyu : Seo Joon Young.

Joon Hee : Bawa mereka kemari.


Joon Hee masuk ke sebuah ruangan besar.

Han Kyu memanggil seseorang.

Han Kyu : Hei, masuklah. Bawakan file di mejaku.

Han Kyu lalu menyusul Joon Hee.


Tae Pyeong ada di kantor polisi. Dong Woo mengurus Tae Pyeong.

Tae Pyeong terus menunduk. Tangannya memegang amplop yang ditinggalkan Joon Young tadi.

Dong Woo : Baiklah, kalau begitu. Biar kuperiksa kesaksianmu. Namamu Kim Tae Pyeong Pada tanggal 14 Oktober, kau diculik oleh Oh Sung Min dan dibawa ke sebuah gudang kosong di Seoul satu jam sebelum penembakan terjadi. Kau bilang tidak tahu apa pun soal penembakan itu, bukan?

Tae Pyeong : Ya.

Dong Woo : Kau juga tidak tahu kenapa itu terjadi.

Tae Pyeong : Aku tertembak di awal, jadi, tidak sempat melihat-lihat.

Dong Woo : Begitu rupanya. Terima kasih atas kesaksianmu. Tolong baca ini dan tanda tangan di sini.


Dong Woo menyuruh Tae Pyeong menandatangani surat pernyataan. Tae Pyeong celingukan mencari Joon Young,, lalu ia menandatangani surat itu.

Tae Pyeong : Apa aku sudah selesai?

Dong Woo : Ya. Jika kami membutuhkanmu lagi, kami akan menghubungi pengacaramu.


Saat hendak pergi, Tae Pyeong bertemu Joon Young yang baru masuk.

Tae Pyeong terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia mendekati Joon Young.

Joon Young : Tidak kusangka kau akan datang langsung ke kantor polisi.

Tae Pyeong : Aku diminta menulis pernyataan.

Tae Pyeong lalu mengembalikan amplop Joon Young dan berharap mereka tidak pernah bertemu lagi.


Tae Pyeong beranjak pergi. Joon Young mengejar Tae Pyeong.

Joon Young : Kim Tae Pyeong-ssi!

Tae Pyeong berhenti melangkah dan berbalik menatap Joon Young.

Joon Young : Aku yakin kau membuka amplopnya.

Tae Pyeong : Ya. Itu hanya foto.

Tae Pyeong pergi.


Joon Young kembali ke dalam dan tanya ke Dong Woo, surat pernyataan apa yang Tae Pyeong tandatangani.

Dong Woo : Lokasi penculikan, tanggalnya, dan insiden yang terjadi di TKP. Dia menyatakan dirinya diculik akibat kesalahpahaman.

Dong Woo minta Joon Young berhenti mengurusi Tae Pyeong.

Dong Woo :  Dengar. Bisa melihat kematian seseorang... kau tahu itu mustahil.

Joon Young :  Itulah maksudku.  Memiliki senjata di Korea ilegal. Ini terjadi di siang hari. Ada insiden penembakan di tengah kota. Tapi bagaimana pria yang diculik karena kesalahpahaman bisa tahu ini akan terjadi dan memakai rompi anti-peluru? Bukan hanya itu. Pria yang diculik bahkan tidak sadarkan diri, tapi pengacaranya ke rumah sakit sebelum detektif datang.


Joon Young menatap Bong Soo dan Kang Jae.

Joon Young : Kalian semua melihatnya, bukan?

Bong Soo/Kang Jae : Ya.


Joon Young : Dia bahkan menelepon rumah sakit untuk memeriksa ulang. Kau tahu apa yang dia katakan? Dia bertanya apakah ada pasien dengan luka tembak. Kau tahu? Aku tahu ini terdengar sangat tidak masuk akal. Aku membahas ini karena aku merasa mereka menyiapkan ini sebelumnya.


Tae Pyeong duduk di kafe. Seekor kucing berwarna hitam-putih menatap matanya.

Tae Pyeong resah dan teringat saat ia di kantor polisi tadi.

Flashback...


Tiba di kantor polisi, Bong Soo menyapanya.

Bong Soo : Pak Kim, kau disini?

Tae Pyeong menatap mata Bong Soo dan terdiam.


Tae Pyeong juga menatap mata Kang Jae dan terdiam. Kang Jae menyuruh Tae Pyeong duduk di depan meja Dong Woo.


Dong Woo mengenalkan dirinya ke Tae Pyeong.

"Aku Han Dong Woo, ketua Divisi Kriminal Satu."

Tae Pyeong juga diam menatap mata Dong Woo.

Flashback end...


Kucing hitam-putih itu masih memperhatikan Tae Pyeong.

Tae Pyeong teringat Joon Young dan bertanya-tanya kenapa ia tak bisa melihat kematian Joon Young.

Tae Pyeong lalu ingat kata2 Teacher Baek tentang dia dan Joon Young yang terjebak dalam karma buruk.


Tae Pyeong pun semakin keheranan.

Bersambung ke part 2....

0 Comments:

Post a Comment